Showing posts with label sumpah. Show all posts
Showing posts with label sumpah. Show all posts

Monday, August 6, 2012

Hukum Bersumpah Dengan Menyebut Nama Selain Allah




Oleh
Ustadz Abu Haidar As Sundawi


Bersumpah, artinya menguatkan suatu objek pembicaraan dengan menyebut sesuatu yang diagungkan dengan lafazh yang khusus. Yaitu dengan menggunakan salah satu di antara huruf sumpah ba`, wawu, atau ta` (dalam bahasa Arab) [1]. Yakni dengan mengatakan billahi, wallahi, atau tallahi, yang artinya demi Allah. 

Dengan demikian, di dalam sumpah terkandung sikap pengagungan kepada yang namanya disebut dalam sumpah tersebut. Sedangkan pengagungan termasuk jenis ibadah yang tidak boleh ditujukan, kecuali hanya kepada Allah Azza wa Jalla. Oleh kerana itu, bersumpah adalah ibadah yang hanya boleh ditujukan kepada Allah saja dengan mengatakan demi Allah saja! 

Berdasarkan hal itu, maka bersumpah dengan menyebut nama selain nama Allah adalah perbuatan syirik. Sebab dalam sumpah tersebut terkandung pengagungan kepada selain Allah, berdasarkan hadits dari Umar bin Khaththab Radhiyallahu 'anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda : 

مَنْ حَلَفَ بِغَيْرِ اللَّهِ فَقَدْ كَفَرَ أَوْ أَشْرَكَ

"Barangsiapa yang bersumpah dengan menyebut selain nama Allah, maka sungguh dia telah kafir atau musyrik" [2]. 

Yang dimaksud bersumpah dengan menyebut selain nama Allah -yang dianggap musyrik- maksudnya, mencakup segala sesuatu selain Allah, baik itu Ka'bah, rasul, langit, malaikat dan lain-lain. Misalnya, yaitu dengan mengatakan “demi Ka'bah”, atau “demi Rasulullah”, “demi Jibril”, demi cintaku kepadamu, demi langit yang luas, dan seterusnya. Tetapi, larangan ini tidak mencakup sumpah dengan menyebut sifat Allah, karena sifat itu mengikuti Dzat yang disifatinya (Allah). Oleh karena itu, kita boleh mengatakan "demi kemuliaan Allah…”[3].

Kerana besarnya dosa bersumpah dengan menyebut selain nama Allah, sehingga Abdullah bin Mas'ud Radhiyallahu 'anhu mengatakan : "Kalau aku bersumpah dengan menyebut nama Allah dengan kedustaan, maka hal itu lebih aku sukai daripada bersumpah secara jujur dengan menyebut selain nama Allah" [4]. Bersumpah dengan menyebut nama Allah untuk suatu kebohongan adalah termasuk dosa besar, akan tetapi, dosanya lebih ringan daripada bersumpah secara jujur, tetapi dengan menyebut selain nama Allah dalam sumpahnya.

Bersumpah palsu dengan menyebut nama Allah adalah diharamkan. 
Pertama : Hal itu termasuk kebohongan, dan kebohongan adalah diharamkan. Kedua : Kebohongan ini disandingkan dengan sumpah, sedangkan sumpah adalah pengagungan kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala. Apabila sumpahnya untuk suatu kebohongan, berarti di dalamnya terkandung sikap tanaqqus (penghinaan) terhadap Allah, karena menjadikan namaNya sebagai penguat kebohongan. Oleh karena itu, bersumpah dengan menyebut nama Allah untuk suatu kebohongan -menurut sebagian ulama- termasuk sumpah palsu yang menyebabkan pelakunya terjerumus kepada dosa, kemudian ke neraka.

Adapun bersumpah secara jujur dengan menyebut selain nama Allah, maka ini diharamkan karena satu alasan, yaitu syirik. Bahaya syirik lebih besar daripada keburukan dusta, dan lebih besar pula dosanya daripada keburukan bersumpah dengan menyebut nama Allah untuk kebohongan. Juga lebih besar pula dosanya daripada sumpah palsu, apabila kita katakan bahwa bersumpah dengan menyebut nama Allah untuk kebohongan termasuk sumpah palsu; karena dosa syirik dosanya tidak akan diampuni. Allah berfirman :

إِنَّ اللهَ لاَيَغْفِرُ أَن يُشْرَكَ بِهِ 

"Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik". [An Nisa` : 116].

Tidaklah Allah mengutus para rasul dan tidak pula menurunkan kitab, kecuali untuk memberantas kemusyrikan ini. Kerana syirik merupakan dosa yang paling besar. Allah berfirman :

إِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيمٌ

"Sesungguhnya syirik itu adalah kezhaliman yang paling besar". [Luqman : 13].

Disebutkan dalam salah satu hadits, Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam pernah ditanya : ”Dosa apakah yang paling besar?” Beliau menjawab :

أَنْ تَجْعَلَ لِلَّهِ نِدًّا وَهُوَ خَلَقَكَ

"Engkau membuat tandingan bagi Allah, padahal Dialah yang menciptakanmu" [5]. 

Syirik mengandung kedustaan, kerana orang yang menjadikan sekutu bagi Allah adalah pendusta, bahkan orang yang paling pendusta, kerana Allah tidak memiliki sekutu [6].

Bila seseorang yang bersumpah dengan menyebut selain nama Allah itu meyakini bahwa yang namanya disebut itu dianggap sama dengan Allah dalam hal keagungan dan pengagungan, maka dia telah melakukan syirik besar. Akan tetapi, jika tidak, maka perbuatannya tersebut termasuk syirik kecil. 

Apakah Allah mengampuni syirik kecil? Sebahagian ulama mengatakan bahwa firman Allah "Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik…” –QS An Nisa ayat 116-, maksudnya ialah syirik besar. "Dan Allah akan mengampuni selain itu", maksudnya ialah syirik kecil dan dosa-dosa besar.

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah mengatakan, sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik sekalipun syirik kecil, kerana firman Allah yang menyatakan ‘ayyusyraka bihi’ disebut sebagai mashdar muawwal (kata kerja yang bisa ditakwil menjadi kata benda). Dia adalah lafazh nakirah (umum) dalam konteks nafi (menidakan). Sehingga maknanya umum, mencakup syirik besar dan kecil.

Adapun sumpah yang Allah lakukan dengan menyebut makhlukNya, seperti : “Demi matahari” –QS Asy Syams ayat 1- atau “aku bersumpah dengan menyebut negeri ini" -QS Al Balad ayat 1- atau ayat "demi malam apabila telah gelap” –QS Al Lail ayat 1- dan ayat yang sejenis itu, maka ada dua penjelasan tentang hal ini. 

Pertama : Ini adalah termasuk perbuatan Allah, dan Allah tidak boleh ditanya tentang apa yang Dia lakukan. Dia boleh bersumpah dengan menyebut apa saja yang Dia kehendaki dari kalangan makhlukNya. Dialah yang akan bertanya, dan bukan yang akan ditanya. Dialah Hakim, dan bukan yang akan dihukumi. 
Kedua : Sumpah Allah dengan ayat-ayat ini menjadi dalil tentang keagunganNya, kesempurnaan kekuasaan serta hikmahNya, sehingga sumpah tersebut menunjukan kebesaranNya, serta ketinggian derajatNya yang mengandung pujian kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala.

Oleh kerana itu, kita tidak boleh bersumpah dengan menyebut selain nama Allah atau sifatNya. Adapun yang diterangkan dalam hadits Shahih Muslim, bahwa Rasul Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda : "Berbahagialah dia, demi bapaknya, bila dia benar" [7], terdapat beberapa penjelasan sebagai berikut :

1). Sebahagian ulama mengingkari lafazh ini dan mengatakan, bahwa lafazh ini tidak ada dalam hadits kerana bertolak belakang dengan tauhid. Bila demikian, maka tidak boleh menisbatkan hal ini kepada Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam. Jadi, hal ini adalah batil. 

2). Lafazh ini merupakan penulisan dari para perawi. Asalnya ialah “berbahagialah dia, demi Allah, bila dia benar”. Mereka (para perawi) tidak memberi syakal (harakat) pada tulisan. Padahal, tulisan abihi (ابيه) serupa dengan tulisan lafzhul jalalah, Allah (اـلـله ) apabila dibuang titik-titik di bawahnya.

3). Ucapan ini merupakan ungkapan yang keluar secara spontan dari lisan, tanpa disengaja. Allah berfirman : "Allah tidak akan menghukum kalian atas sumpah-sumpah yang kalian lakukan tanpa sengaja”, dan sumpah ini tidak diniatkan, sehingga tidak akan dihukum.

4). Sumpah ini terjadi pada diri Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam, dan beliau adalah orang yang paling jauh dari syirik, sehingga hal ini termasuk kekhususan baginya. Adapun yang lainnya, maka dilarang dari sumpah ini, karena mereka tidak sama dengan Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam dalam hal keikhlasan dan tauhid.

5). Sumpah ini dibuang mudhafnya. Kalimat asalnya ialah “berbahagialah dia, demi –Tuhan- (mudhaf) bapaknya …”.

6). Sumpah dengan lafazh ini mansukh (dihapuskan legalisasinya) dan pelarangannyalah yang diberitakan Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam sejak asal tentang masalah ini. Dan inilah pendapat yang paling dekat dengan kebenaran.

Kalau ada yang mencoba membalikkan bahwa larangan itulah yang dimansukh, karena ketika itu mereka baru saja lepas dari budaya syirik, sehingga mereka dilarang berbuat syirik sebagaimana manusia pun dilarang dari ziarah kubur di awal masa mereka bebas dari syirik, kemudian mereka diizinkan melakukannya setelah itu?

Kita jawab, bahwa sumpah ini terucap dari lisan mereka, lalu dibiarkan sehingga keimanan dalam jiwa mereka mantap, setelah itu, kemudian dilarang. Ini sama dengan dibiarkannya mereka untuk minum khamr, setelah itu mereka diperintah untuk menjauhinya.

Adapun tentang jawaban pertama di atas, maka jawaban ini lemah, karena hadits ini shahih. Oleh karena itu, selama hadits ini masih mungkin diarahkan kepada pemahaman yang shahih, maka tidak boleh diingkari.

Tentang keterangan kedua, ini pun terlalu jauh bila mungkin ditoleransi. Tidak mungkin terjadi pada ucapan Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam ketika ditanya "shadaqah apakah yang paling utama?", beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam menjawab "adapun, demi bapakmu, kamu pasti akan diberitahu……dan seterusnya" [8].

Penjelasan ketiga, juga tidak benar, karena larangan itu ada, sekalipun terucap secara spontan dari lisan, sebagaimana pernah dilakukan oleh Sa'ad, yang kemudian dilarang oleh Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam [9]. Seandainya hal ini benar, maka boleh pula kita katakan kepada orang yang biasa melakukan perbuatan syirik, bahwa ia tidak boleh dilarang karena ini sudah menjadi kebiasaannya. Dan ini merupakan kebatilan.

Adapun jawaban keempat yang mengklaim pengkhususan untuk Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam, maka hal ini membutuhkan dalil khusus. Kalau tidak ada, maka dikembalikan kepada hukum asal, yaitu umat boleh mengikuti beliau dalam masalah ini.

Keterangan kelima juga lemah, karena pada asalnya tidak ada lafazh yang dibuang. Lagi pula, adanya lafazh yang dibuang di sini bisa menimbulkan pemahaman yang batil. Tidak mungkin Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam berbicara dengan pembicaraan yang berakibat demikian, tanpa menjelaskan yang dimaksud.

Berdasarkan penjelasan-penjelasan itu, maka jawaban yang paling dekat dengan kebenaran adalah jawaban yang keenam, bahwa itu adalah mansukh (dihapuskan). Kita tidak bisa memastikan hal itu, karena ketidaktahuan kita tentang sejarah. Oleh karena itu, kita katakan, itu adalah jawaban yang paling dekat, wallahu a'lam. 

Sekalipun Imam An Nawawi rahimahullah berpendapat bahwa sumpah ini terucap secara spontan dari lisan tanpa sengaja, akan tetapi pendapat ini lemah. Tidak mungkin kita berpendapat seperti itu. Kemudian, saya melihat sebagian ulama memastikan syadznya hadits ini, karena menyendirinya Imam Muslim dalam meriwayatkan hadits ini dari Bukhari, serta berseberangannya para perawinya dengan orang-orang yang tsiqat (terpercaya) [10]. Wallahu a'lam. 

[Disalin dari majalah As-Sunnah Edisi Khusus 07-08/Tahun IX/1426/2005M. Penerbit Yayasan Lajnah Istiqomah Surakarta, Jl. Solo-Purwodadi Km.8 Selokaton Gondangrejo Solo 57183 Telp. 0271-7574821]
________
Footnote
[1]. Al Qaulul Mufid : 2/213.
[2]. Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim, seperti yang dikutip Ibnu Katsir dalam tafsrinya (1/57). Syaikh Sulaiman berkata dalam Taisirul Aziz (hal 587): ‘Sanadnya jayyid’.
[3]. Opcit.
[4]. Dikeluarkan oleh Abdur Razaq 8/469, Thabari dalam Al Kabir (8902). Al Mundziri berkata dalam At Targhib 3/607 dan Al Haitsami dalam Majma'uz Zawaid 4/177 :" Para perawinya merupakan para perawi (kitab) Shahih."
[5]. HR. Al Bukhari dalam kitab tafsir bab tentang ayat :” Dan orang-orang yang tidak menyeru kepada ilah lain selain Allah.” 3/271; . Muslim dalam kitab Iman bab Syirik adalak seburuk-buruk dosa. 1/91 dari Ibnu Mas’ud Radhiyallahu 'anhu.
[6]. Al Qaulul Mufid : 2/217
Syirik besar adalah syirik yang menyebabkan pelakunya keluar dari Islam. Sedangkan syirik kecil adalah syirik yang tidak menyebabkan pelakunya keluar dari Islam, tetapi dia telah terjerumus ke dalam dosa besar.
[7]. HR. Muslim dalam kitab Iman, bab penjelasan shalat yang merupakan salah satu rukun Islam 1/40 dari hadits Thalhah bin ‘Ubaidillah Radhiyallahu 'anhu. 
[8]. HR. Muslim bab shadaqah yang paling utama adalah shadaqah orang yang sehat dan bakhil.
[9]. Sa'd Bin Abi Waqash berkata:"Aku pernah bersumpah sekali dengan menyebut Latta dan Uzza, lalu Nabi n menimpaliku : ‘Katakan Laa ilaaha illallah wahdahu laa syariikalah. Kemudian meludahlah ke kiri 3 kali dan kemudian berlindunglah dan jangan kamu ulangi! " Hadits ini dikeluarkan oleh Ahmad (1/183,186,187), Ath Thahawy dalam Al Musykil (1/360) dan di dalamnya ada perintah untuk beristighfar sebagai pengganti dari berlindung, . dan Ibnu Hibban. Hadits ini dhaif sebagaimana dijelaskan dalam Irwaul Ghalil (8/193).
[10]. Al Qaulul Mufid (3/ 214- 217
sumber: http://almanhaj.or.id/content/2842/slash/0/hukum-bersumpah-dengan-menyebut-nama-selain-allah/

Thursday, August 18, 2011

Ummi Hafilda sumpah, tiada hubungan intim

KUALA LUMPUR 16 Ogos - Ahli perniagaan Ummi Hafilda Ali hari ini sekali lagi melafazkan sumpah laknat bagi menafikan dakwaan bahawa beliau pernah menjalin hubungan intim dengan bekas rakan perniagaannya, Nor Azman Abdullah @ Baginda Minda.
Ummi Hafilda, 43, yang ditemani Penasihat Undang-Undangnya, Mohd. Khairul Azam Abdul Aziz melafazkan sumpah tersebut ketika ditemui pihak media di lobi Kompleks Mahkamah Kuala Lumpur.
Beliau yang berbaju kaftan dan bertudung warna merah jambu dengan tegas berkata: "Wallahi, Wabillahi, Watallahi. Saya Ummi Hafilda Ali tidak pernah mengadakan apa-apa hubungan seks dengan Dayak bernama Baginda Minda. Minnal nauzubillah."
Adik Timbalan Presiden Parti Keadilan Rakyat (PKR), Azmin Ali itu menyatakan, beliau telah difitnah dan mendakwa mengetahui individu yang melakukannya.
Ummi Hafilda turut mencabar Nor Azman supaya hadir ke mahkamah bagi menjawab kes saman RM100 juta yang difailkan terhadap lelaki itu dan Mkini Dotcom Sdn. Bhd. (Mkini Dotcom) atas dakwaan menyiarkan artikel berunsur fitnah dan menjatuhkan maruahnya.
Beliau hadir di kompleks mahkamah tersebut untuk memfailkan permohonan bagi mendapatkan perintah penghakiman ingkar terhadap Nor Azman yang tidak mengemukakan sebarang respons sejak saman itu pertama kali difailkan pada 17 Mac lalu.
Permohonan tersebut difailkan melalui firma guaman Tetuan Sahrihan & Hamdan di kaunter pendaftaran Mahkamah Tinggi di sini.
Kes saman itu akan disebut di hadapan Hakim Datuk V.T. Singham, Jumaat ini.
Pada 13 April lalu, mahkamah membatalkan saman itu setelah peguam kesemua pihak yang terlibat tidak hadir sebelum ia difailkan semula oleh plaintif pada 25 April lalu.
Sementara itu, Ummi Hafilda menerusi khidmat pesanan ringkas (SMS) berkata: "Dalam setiap ceramah, saya akan sumpah laknat atas dua perkara salah satunya mengenai Baginda Minda. Dan satu lagi mengesahkan tiada unsur konspirasi dalam kes Datuk Seri Anwar Ibrahim. Tun Dr. Mahathir Mohamad dan Tun Daim Zainuddin tidak pernah mengupah atau membayar saya (walau) sesen pun seperti yang didakwa."-utusan

Sunday, May 1, 2011

Anwar patut sumpah nafi tuduhan


Kes babit video seks aibkan masyarakat Islam, perlu diselesai segera: Mufti


KUALA LUMPUR: Datuk Seri Anwar Ibrahim sepatutnya bersumpah menafikan beliau adalah pelaku dalam video seks yang didedahkan, bukan Datuk Shazryl Eskay Abdullah yang patut berbuat demikian, kata Mufti Perlis, Dr Juanda Jaya. 

Ketika dihubungi di Makkah semalam, Juanda berkata memadai bagi Anwar bersumpah dengan berkata ‘Wallahi tuduhan itu palsu’.
Beliau berkata, dalam hukum Islam, kaedah yang diamalkan dalam kes jenayah seperti ini ialah pendakwa perlu membukti pertuduhan dan yang kena tuduh bersumpah menafikan tuduhan.
“Datuk Shazryl Eskay tidak patut bersumpah, yang patut bersumpah adalah orang yang kena tuduh (Anwar) bagi menafikan tuduhan itu,” katanya kepada Berita Minggu, semalam. 

Juanda turut berkata, beliau mahu kes membabitkan video seks berkenaan diselesaikan dengan segera kerana ia memalukan umat Islam. 

“Mahkamah Syariah perlu proaktif memutuskan hal ini dengan segera untuk menutup aib umat Islam, bukan menjadi penonton saja. Semua pihak perlu menjaga imej Islam,” katanya. 

Sementara itu, Mufti Perak, Tan Sri Harussani Zakaria, berkata beliau tidak ditemui atau dihubungi Anwar bagi mendapatkan nasihat berhubung sumpah laknat untuk membuktikan ketua pembangkang itu bukan pelaku dalam video seks. 
Sebaliknya, beliau tidak menolak kemungkinan Anwar menggunakan kenyataannya yang disiarkan dalam beberapa portal berita untuk tidak bersumpah laknat seperti dilakukan Shazryl Eskay, kelmarin. 

Beliau turut menafikan ada menzahirkan kata-kata simpati terhadap Penasihat Parti Keadilan Rakyat (PKR) itu. 

“Saya tidak pernah dihubungi atau ditemui Anwar untuk mendapatkan pandangan saya mengenai sumpah laknat, mungkin dia berpandu kepada kenyataan saya baru-baru ini,” katanya ketika dihubungi di sini, semalam. 

Harussani antara tokoh agama yang didakwa Anwar memberi nasihat kepadanya untuk tidak bersumpah laknat, malah Ahli Parlimen Permatang Pauh itu mendakwa Mursyidul Am PAS, Datuk Nik Aziz Nik Mat menasihatkan beliau supaya tidak melayan desakan untuk bersumpah laknat kerana tuduhan yang dikenakan terhadapnya perlu diselesaikan di mahkamah syariah. 

Dalam ucapan di Dewan Kampung Bukit Seputeh, malam kelmarin, Anwar mendakwa beberapa bekas mufti seperti bekas Mufti Wilayah Persekutuan dan bekas Mufti Perlis menasihatkannya selain Harussani dan menyatakan simpati tuduhan zina yang dikenakan terhadapnya. 

Sementara itu, Jabatan Agama Islam Wilayah Persekutuan (JAWI) mengesahkan upacara sumpah laknat Shazryl Eskay di Masjid Amru Ibni Al-As kelmarin mendapat kebenaran pihaknya dan juga jawatankuasa kariah masjid itu. 

Ketua Pengarah JAWI, Datuk Che Mat Che Ali menegaskan pihaknya tidak menghalang mana-mana pihak atau individu Islam hendak mengadakan upacara seumpama itu di dalam masjid bawah kawal seliaan mereka. 

“Ada 140 masjid di dalam Wilayah Persekutuan dan mereka boleh pilih masjid mana mereka hendak adakan majlis itu. Pada mulanya mereka memilih Masjid Wilayah Persekutuan Jalan Duta untuk adakan majlis itu, dan kita benarkan.

“Selepas itu mereka ubah fikiran dan memilih Masjid Amru Ibni Al-As Bandar Baru Sentul. Kita benarkan. Sumpah laknat boleh dibuat di dalam atau di luar masjid. Tetapi lebih baik di dalam masjid sebab menyebut nama Allah,” katanya kepada Berita Minggu, semalam. -bharian

Jawapan saya tentang sumpah laknat Eskay: Dr Dzul



I1. Kenapa Dato Eskay terdesak untuk bersumpah laknat?
Setelah hampir dua bulan video seks ini didedahkan, rakyat Malaysia terbelah kepada 3 kelompok: yang tak percaya, yang percaya dan yang tidak kisah. Mungkin dia fikir itu cara paling baik dan berkesan untuk membuktikan bahawa dia benar. Kononnya dia bersama dua lagi rakan tahu siapa pelaku sebenar. Dia mendakwa dia bersama. Dia mahu seluruh rakyat khususnya ummat Islam percaya tuduhannya bahawa si pelaku lelaki dalam video seks yang didedah itu adalah DS Anwar Ibrahim.
Keduanya dia tahu dan kini sedar bahawa pihak berwajib tidak lagi dapat melindungi ketiga-tiga mereka kerana mereka telah melakukan kesalahan mengikut Seksyen 292 Kanun Keseksaan dan seksyen 5(1) Akta Penafisan Filem. Mereka tertekan untuk membuat sesuatu yang tergempar sebelum tindakan diambil terhadap mereka. ‘Sumpah laknat’ mahu memintas semua ini dan membuktikan mereka benar.
2.   Benarkah sumpah laknat yang mahu Eskay lakukan itu diperuntukkan dalam Islam
Perkara ini yang kita tunggu-tunggu daripada ulama dalam Majlis Fatwa Kebangsaan. Mereka membisu seribu bahasa. Namun peribadi alim seperti bekas Mufti Perlis dan Mufti Perlis sekarang ini telah menyatakan sikap mereka. Ini yang ditunggu rakyat khususnya umat Islam.
Bagi fahaman saya, prosedur sumpah, memang ada dalam peruntukan syariat Islam dalam hal mengendalikan kes pertuduhan seperti ini atau undang-undang prosedur. Prinsipnya berbunyi: Pembuktian adalah atas orang yang membuat pertuduhan, dan sumpah adalah bagi mereka yang tertuduh. Adapun “sumpah laknat” adalah khas untuk kes pertuduhan zina di antara suami isteri sahaja dan mempunyai kaedah dan cara yang khusus di sebut dalam Al-Quran (Li’an atau prosedur Mula’anah-Surah An-Nur 6-10).
Ringkasnya, kenapa Eskay ini pula yang bersumpah ini, yang membingungkan ramai pihak, terutama alim ulama. Tambahan beliau mangajak dan mencabar sama supaya ketua pembangkang itu pun bersumpah. Sumpah laknat katanya.
Apa yang perlu Eskay tahu bahawa dia dan dua rakannya sekarang ini tertakluk kepada tuduhan Qazaf kalau perundangan Islam yang dirujuk, apabila dia gagal mendatangkan 4 saksi. Undang-undang sivil tidak punya peruntukan dalam mengendalikan kes di antara dua orang dewasa yang melakukan seks di luar nikah secara rela (illicit sexs between 2 consenting adults).
3.   Apakah kesudahan semua perkara ini pada pandangan Dr?
Saya amat insaf dengan pergolakan politik jelek dan hodoh sekarang ini yang mewarnai dan menjadi budaya politik tanah air kita. Kalau ini berterusan menjadi cara dan tata-orde dan gelagat pelaku politik di negara ini, tidak mustahil rakyat seluruhnya akan benci dan bosan kepada orang politik dan politik sendiri.
Politik yang sepatutnya menjadi urusan kepimpinan, pentadbiran dan tata kelola yang baik dan berkesan di segi menyemak dan mengimbang sesebuah kerajaan, sama ada di Pusat atau Negeri, telah menjadi pentas dan ruang untuk melakukan ‘character assasination’ dan sarat perbuatan jelek dan membinasakan umat. Lebih parah lagi kerana setiap kali ia tampil semakin lebih hodoh dan jelek, khususnya yang membawa implikasi Qazaf, zina dan pelbagai perbuatan sumbang yang merosak akhlak dan budaya masyarakat, khususnya yang golongan remaja dan bahkan anak-anak yang terdedah kepada segala ini. Sekarang ini ianya didedah dalam media. Ini mengaibkan dan merosakkan akhirnya seluruh umat dan negara! Ini adalah politik yang menghancurkan – ‘destructive zero-sum game’ yang dinamakan sebagai Gutter or Smute Politics! Hentikan semua politik jelek dan keji ini.

Dipetik daripada blog Dr Dzulkefly Ahmad

Anwar patut sumpah nafi tuduhan


Kes babit video seks aibkan masyarakat Islam, perlu diselesai segera: Mufti


KUALA LUMPUR: Datuk Seri Anwar Ibrahim sepatutnya bersumpah menafikan beliau adalah pelaku dalam video seks yang didedahkan, bukan Datuk Shazryl Eskay Abdullah yang patut berbuat demikian, kata Mufti Perlis, Dr Juanda Jaya. 

Ketika dihubungi di Makkah semalam, Juanda berkata memadai bagi Anwar bersumpah dengan berkata ‘Wallahi tuduhan itu palsu’.
Beliau berkata, dalam hukum Islam, kaedah yang diamalkan dalam kes jenayah seperti ini ialah pendakwa perlu membukti pertuduhan dan yang kena tuduh bersumpah menafikan tuduhan.
“Datuk Shazryl Eskay tidak patut bersumpah, yang patut bersumpah adalah orang yang kena tuduh (Anwar) bagi menafikan tuduhan itu,” katanya kepada Berita Minggu, semalam. 

Juanda turut berkata, beliau mahu kes membabitkan video seks berkenaan diselesaikan dengan segera kerana ia memalukan umat Islam. 

“Mahkamah Syariah perlu proaktif memutuskan hal ini dengan segera untuk menutup aib umat Islam, bukan menjadi penonton saja. Semua pihak perlu menjaga imej Islam,” katanya. 

Sementara itu, Mufti Perak, Tan Sri Harussani Zakaria, berkata beliau tidak ditemui atau dihubungi Anwar bagi mendapatkan nasihat berhubung sumpah laknat untuk membuktikan ketua pembangkang itu bukan pelaku dalam video seks. 
Sebaliknya, beliau tidak menolak kemungkinan Anwar menggunakan kenyataannya yang disiarkan dalam beberapa portal berita untuk tidak bersumpah laknat seperti dilakukan Shazryl Eskay, kelmarin. 

Beliau turut menafikan ada menzahirkan kata-kata simpati terhadap Penasihat Parti Keadilan Rakyat (PKR) itu. 

“Saya tidak pernah dihubungi atau ditemui Anwar untuk mendapatkan pandangan saya mengenai sumpah laknat, mungkin dia berpandu kepada kenyataan saya baru-baru ini,” katanya ketika dihubungi di sini, semalam. 

Harussani antara tokoh agama yang didakwa Anwar memberi nasihat kepadanya untuk tidak bersumpah laknat, malah Ahli Parlimen Permatang Pauh itu mendakwa Mursyidul Am PAS, Datuk Nik Aziz Nik Mat menasihatkan beliau supaya tidak melayan desakan untuk bersumpah laknat kerana tuduhan yang dikenakan terhadapnya perlu diselesaikan di mahkamah syariah. 

Dalam ucapan di Dewan Kampung Bukit Seputeh, malam kelmarin, Anwar mendakwa beberapa bekas mufti seperti bekas Mufti Wilayah Persekutuan dan bekas Mufti Perlis menasihatkannya selain Harussani dan menyatakan simpati tuduhan zina yang dikenakan terhadapnya. 

Sementara itu, Jabatan Agama Islam Wilayah Persekutuan (JAWI) mengesahkan upacara sumpah laknat Shazryl Eskay di Masjid Amru Ibni Al-As kelmarin mendapat kebenaran pihaknya dan juga jawatankuasa kariah masjid itu. 

Ketua Pengarah JAWI, Datuk Che Mat Che Ali menegaskan pihaknya tidak menghalang mana-mana pihak atau individu Islam hendak mengadakan upacara seumpama itu di dalam masjid bawah kawal seliaan mereka. 

“Ada 140 masjid di dalam Wilayah Persekutuan dan mereka boleh pilih masjid mana mereka hendak adakan majlis itu. Pada mulanya mereka memilih Masjid Wilayah Persekutuan Jalan Duta untuk adakan majlis itu, dan kita benarkan.

“Selepas itu mereka ubah fikiran dan memilih Masjid Amru Ibni Al-As Bandar Baru Sentul. Kita benarkan. Sumpah laknat boleh dibuat di dalam atau di luar masjid. Tetapi lebih baik di dalam masjid sebab menyebut nama Allah,” katanya kepada Berita Minggu, semalam. , bharian

Friday, April 29, 2011

Eskay buat sumpah laknat dengan pakaian kalis peluru


Shazryl Eskay Abdullah (tengah) melakukan sumpah laknat berhubung isu video seks dengan ditemani Abdul Rahim Thamby Chik dan Shuib Lazim (kanan). — Foto oleh Choo Choy May
KUALA LUMPUR, 29 April — Ahli perniagaan Datuk Shazryl Eskay Abdullah melakukan sumpah laknat berhubung isu video seks — di Masjid Amru al-As, Bandar Baru Sentul sekitar 4 petang ini — selepas dibatalkan dua jam sebelum itu ekoran kekecohan.
“Datuk T” itu menyempurnakan niatnya dengan mengenakan baju kalis peluru kira-kira 4.15 petang.
Turut hadir dua lagi “Datuk T”, bekas ketua menteri Melaka Tan Sri Abdul Rahim Thamby Chik dan bekas bendahari agung Perkasa Datuk Shuib Lazim.
Dua rakannya itu juga memakai baju kalis peluru, dipercayai bimbang diserang ekoran kekecohan selepas solat Jumaat tadi.
Sebaik sahaja berada dalam ruang solat, ketiga-tiga “Datuk T” menunaikan solat sunat sebelum melakukan sumpah laknat.
Mereka yang turut memakai baju kalis peluru, dipercayai bimbang diserang penyokong Pakatan Rakyat yang turut berada dalam upacara itu tiba di Masjid Amru al-As pada pukul 4.10 petang sebelum meninggalkan masjid kira-kira 4.25 petang, sebaik sahaja upacara itu selesai.
Kesemua mereka bagaimanapun tidak memberikan komen ekoran nasihat polis yang meminta mereka beredar.
Sumpah yang dibacakan Shazryl berbunyi:
Suasana ketika mengangkat sumpah laknat oleh Shazryl Eskay Abdullah di Masjid Amru al-As, Bandar Baru Sentul petang tadi. — Foto oleh Choo Choy May
“A’uzubillahi minal syaitanirrajim. Bismillahirahma nirrahim (diucap tiga kali), Wallahi, Wabillahi, Watallah. Pada hari ini, 29 April 2011, dengan nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang, saya Shazryl Eskay Abdullah berikrar dan bersumpah seperti berikut: ‘A’uzubillahi minal syaitanirrajim, aku bersumpah bahawa aku dan Datuk Seri Anwar Ibrahim berada dalam paparan video yang dirakamkan pada 21 Februari 2011. Datuk Seri Anwar Ibrahim adalah pelaku dalam video tersebut’.”
“Sekiranya aku berlaku fitnah maka Allah akan melaknat akanku,” kata Shazryl ketika melafazkan sumpah laknat itu dengan memegang al-Quran.
Bagaimanapun proses tersebut sedikit terganggung dengan kehadiran seorang individu dipercayai penyokong Pakatan Rakyat yang menyamar sebagai imam masjid.
Individu itu meminta agar Shazryl tidak melakukan sumpah laknat itu.
“Proses angkat sumpah ini tiada dalam syariat Islam, apa yang ada proses sumpah yang membabitkan pasangan suami isteri sahaja.
“Jadi proses ini tidak ada dalam syariat Islam, jadi anda pilihlah,” kata individu itu sebelum diminta agar beredar oleh polis.
Sebaik sahaja proses itu selesai, ketiga-tiga “Datuk T” itu bergegas meninggalkan Masjid Amru al-As dengan dikejar penyokong Pakatan Rakyat yang mengecam tindakan itu.
“Tolak, tolak, tolak fitnah... ia satu fitnah... ia fitnah... kenapa tidak dikenakan tindakan qazaf? Kenapa dibenarkan mereka melakukan sumpah laknat?
“Kenapa Jawi (Jabatan Agama Islam Wilayah Persekutuan) dan polis membenarkan perkara ini berlaku? Mengapa melindung orang yang buat fitnah,” kata penyokong Pakatan Rakyat itu dipercayaai ahli PKR.
Bagaimanapun, mereka kemudiannya dibawa keluar dari ruang solat masjid itu oleh anggota polis.
Turut hadir menyaksikan upacara itu Ketua Angkatan Muda Keadilan (AMK), Shamsul Iskandar Mohd Akin, timbalannya Khairul Anuar Ahmad Zainuddin dan naib ketua Azmizam Zaman Huri.
Sepanjang proses itu berjalan, polis mengawal ketat keselamatan kerana dikhuatiri bimbang insiden yang tidak diingini.
Terdahulu, Masjid Amru al-As yang dipilih Shazryl untuk melakukan sumpah laknat, bertukar menjadi kecoh ekoran tindakan sekumpulan penyokong Pakatan Rakyat membantah tindakan “Datuk T” itu.
Sejurus selepas solat Jumaat, mereka melaungkan takbir dan mendesak Jawi mengambil tindakan qazaf terhadap “Datuk T” sebelum membenarkan sumpah laknat dilakukan.
Bagaimanapun ketika protes itu, dipercayai dilakukan oleh berpuluh-puluh orang, Shazryl tidak berada di masjid tersebut.- The malaysian insider

Eskay selesai lakukan sumpah laknat


KUALA LUMPUR 29 April - Datuk Shazryl Eskay Abdullah selesai melakukan sumpah laknat di Masjid Amru Al-As, Bandar Baru Sentul pada petang ini.

Sambil memegang al-Quran beliau memulakan sumpah dengan mengucap dua kalimah syahadah kemudian diikuti dengan wallahi wabillahi watallahi.
Di dalam sumpah laknat itu Eskay menyatakan bahawa dua individu di dalam paparan video itu adalah dia dan Datuk Sri Anwar Ibrahim.
Turut hadir dalam upacara sumpah laknat itu ialah Tbekas Ketua Menteri Melaka, Tan Sri Abdul Rahim Thamby Chik dan bekas Bendahari Pertubuhan Pribumi Perkasa Malaysia (Perkasa), Datuk Shuib Lazim. - Utusan

Eskay sumpah laknat hari ini


KUALA LUMPUR: “Saya berani bersumpah pelaku tersebut (lelaki dalam video seks yang didedahkannya bersama rakan) adalah Datuk Seri Anwar Ibrahim (Ketua Pembangkang) kerana saya sendiri berada di lokasi itu dan dalam paparan video berkenaan.
“Dengan nama Allah, Rasulullah, rakyat dan anak cucu kita, saya dan rakan bertanggungjawab sepenuhnya terhadap pendedahan ini,” kata ahli perniagaan, Datuk Shazryl Eskay Abdullah pada sidang media, semalam.

Beliau hadir ditemani rakan trio ‘Datuk T’ iaitu bekas Ketua Menteri Melaka, Tan Sri Rahim Thamby Chik dan bekas Bendahari Pertubuhan Pribumi Perkasa Malaysia (Perkasa), Datuk Shuib Lazim.

Katanya, beliau sanggup mengambil segala risiko untuk mendedahkan siapa sebenarnya pemimpin pembangkang yang dikenalinya sejak 1996 kerana percaya Anwar tidak akan berubah, malah tidak akan menyesal dan insaf terhadap perbuatan terkutuk dilakukannya.

“Sekiranya Anwar masih menafikan beliau bukan orang dalam video tersebut, saya mengundang beliau sama-sama melafazkan sumpah laknat (berhubung isu video seks itu) selepas Solat Jumaat esok (hari ini) di Masjid Amru Al-As, Bandar Baru Sentul .

“Saya juga ingin mempelawa semua pihak yang meragui kebenaran ini untuk turut hadir menyaksikan upacara berkenaan kerana kami, Datuk Trio bertanggungjawab sepenuhnya atas pendedahan ini dan demi Allah Yang Maha Mengetahui, tindakan diambil ini semata-mata bertujuan menzahirkan kebenaran.


“Bukan sekali-kali memfitnah atau bagi memenuhi kepentingan pihak tertentu atau kepentingan peribadi kami sendiri...ini lebih kepada soal maruah, agama, bangsa dan negara (kerana) kita tidak mahu anak cucu kita mempersalahkan kita kelak kerana membiarkan orang tidak bermoral memerintah dan menerajui negara,” katanya.

Shazryl Eskay berkata, mereka juga sedar apakah balasan diterima di akhirat sekiranya melakukan fitnah, namun tetap percaya berada pada pihak yang benar dan apa lebih penting adalah penduduk negara ini tahu siapa sebenarnya suami kepada Presiden Parti Keadilan Rakyat (PKR) Datin Seri Dr Wan Azizah Wan Ismail itu.
Menurutnya, hanya beliau seorang saja yang melafazkan sumpah laknat di hadapan ulama di masjid berkenaan, tetapi tidak menolak kemungkinan Rahim dan Shuib menyertainya bersama jika keadaan memerlukan.

“Ramai pihak menyuruh saya melafazkan sumpah ini dan ada juga menghubungi minta berbuat demikian, jadi saya menyahut seruan itu dan akan melafazkannya di hadapan ulama di Masjid Amru Al-As...pihak masjid tahu kami akan ke sana dan siapa ulama yang menyaksikan, hanya diketahui esok (hari ini),” katanya.

Beliau menjelaskan sekiranya Anwar tidak hadir ke upacara berkenaan beliau tetap meneruskan apa dirancang dan tidak mahu menuduh pemimpin pembangkang itu pengecut.

Mengenai sampel DNA beliau yang diserahkan kepada polis di Bukit Aman, kelmarin, Shazryl Eskay memberitahu ia hanya bertujuan membantu siasatan pihak berkuasa bagi menyelesaikan kes berkenaan.
-mymetro

Anwar dicabar bersumpah laknat



MASJID Amru Al-As, Bandar Baru Sentul, Kuala Lumpur akan menjadi tempat Shazryl melakukan sumpah laknat hari ini.


KUALA LUMPUR – Ahli perniagaan, Datuk Shazryl Eskay Abdullah iaitu salah seorang trio Datuk T menjemput Datuk Seri Anwar Ibrahim bersama-sama melafazkan sumpah laknat berhubung rakaman video seks membabitkan seorang lelaki didakwa mirip pemimpin pembangkang di Masjid Amru Al-As, Bandar Baru Sentul di sini selepas solat Jumaat hari ini.
Dua lagi trio itu, bekas Ketua Menteri Melaka, Tan Sri Abdul Rahim Thamby Chik dan bekas Bendahari Pertubuhan Pribumi Perkasa Malaysia (Perkasa), Datuk Shuib Lazim turut menunggu kehadiran Penasihat Parti Keadilan (PKR) itu di masjid berkenaan.
Sumpah laknat itu akan dilakukan oleh Shazryl dan beliau turut mewakili Rahim dan Shuib dalam melakukan sumpah laknat itu.
Jika Anwar tidak hadir, Shazryl yang mengaku mengenali Anwar secara peribadi akan melakukan sumpah laknat itu tanpa Anwar.
Shazryl berkata, beliau mahu melakukan sumpah laknat itu bagi membuktikan dakwaannya bahawa Anwar merupakan pelaku lelaki dalam video seks yang dibongkar pada 21 Mac lalu.
“Saya juga mempelawa semua pihak yang meragui kebenaran ini untuk hadir menyaksikan sumpah itu nanti.
“Saya menadah tangan ke hadrat Ilahi supaya membuka hati Anwar Ibrahim agar dapat bertaubat, insaf dan kembali ke pangkal jalan,” kata Shazryl pada sidang akhbar di Hotel Impiana di sini semalam.
Beliau berani bersumpah bahawa pelaku dalam video seks itu adalah Anwar kerana beliau sendiri berada di lokasi rakaman tersebut dan juga berada dalam rakaman berkenaan. Turut bersama Shazryl pada sidang akhbar itu ialah Rahim dan Shuib.

Tuesday, April 13, 2010

Nazri sahkan SPRM soal adik PM


KUALA LUMPUR 12 April - Adik Perdana Menteri, Datuk Mohamed Nazim Razak telah disoal oleh Suruhanjaya Pencegahan Rasuah Malaysia (SPRM) berhubung isu pertukaran akuan bersumpah oleh penyiasat persendirian, P. Balasubramaniam.
Selain itu, kata Menteri di Jabatan Perdana Menteri, Datuk Seri Mohamed Nazri Abdul Aziz, SPRM turut menyoal ahli perniagaan, Deepak Jaikishan berhubung kes sama.
''Kita sudah soal, sudah soal, cukuplah tu," katanya yang enggan mengulas lanjut bilakah SPRM menyoal kedua-dua individu berkenaan di lobi Parlimen di sini hari ini.
Pada sidang akhbar pada 2008, Balasubramaniam mengedar akuan bersumpahnya berkaitan pembunuhan wanita Mongolia, Altantuya Shaariibuu pada 2006, tetapi keesokannya menarik balik akuan itu dan mengemukakan satu akuan bersumpah lain.
Dia kemudian menghilangkan diri dipercayai ke luar negara bersama keluarga.
Balasubramaniam pernah mendakwa keluarga Perdana Menteri memintanya membatalkan akuan bersumpah pertamanya dan bersedia disiasat SPRM dengan syarat ia diadakan di luar negara.
Disember lalu, Angkatan Muda Keadilan menyerahkan rakaman temu ramah Balasubramaniam berhubung pembabitan Mohamed Nazim dalam isu pertukaran akuan sumpahnya mengenai hubungan Altantuya dengan Datuk Seri Najib Tun Razak kepada SPRM.
Balasubramaniam membuat pengakuan itu pada satu temu ramah dengan tiga peguam di Singapura, tahun lalu.
Deepak pula didakwa kenalan rapat isteri Najib, Datin Seri Rosmah Mansor.