Showing posts with label sesat. Show all posts
Showing posts with label sesat. Show all posts

Wednesday, November 28, 2012

Inilah Bukti-bukti Kesesatan Pesta Duka Berdarah Asyura Ala Syiah Rafidhah




10 Muharram, adalah hari yang sangat fenomenal. Bagaimana tidak, pada hari ini manusia terbagi menjadi dua kelompok; PERTAMA, pengikut sejati Rasulullah, pada hari ini mereka berpuasa, ditambah satu hari sebelum atau sesudahnya, sesuai dengan petunjuk Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam.

KEDUA, mereka yang membangkang kepada Rasulullah, pada hari ini mereka menyiksa diri dengan memukul-mukul muka, dada, bahkan melukai kepala dan pundak hingga berdarah-darah.

Golongan Pertama, adalah Ahlus sunnah wal jama'ah, mereka adalah As-sawaad al-A'zham, merekalah mayoritas dengan persentase 80 s/d 90 % dari seluruh jumlah kaum muslimin dunia yang mencapai 1,57 Miliar pada 2009.

Golongan kedua adalah Syi'ah dengan berbagai sektenya; Imamiyah-Rafidhah, Isma'iliyah, Nushiriyah,Ibadhiyah, Houtsiyah, dll, dengan persentase + 5,5 %.

Bukti Kesesatan Pesta Duka Berdarah Ala Syi'ah Rafidhah Majusi :

1. Pembangkangan Terhadap Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam.

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah melarang menyiksa diri atas peristiwa musibah yang menimpa seseorang, dalam hadits beliau bersabda:

لَيْسَ مِنَّا مَنْ ضَرَبَ الْخُدُودَ وَشَقَّ الْجُيُوبَ وَدَعَا بِدَعْوَى الْجَاهِلِيَّةِ

“Tidak termasuk golongan kami orang yang memukul-mukul muka, merobek-robek baju dan berteriak-teriak seperti orang-orang jahiliyah” [HR. al-Bukhari dan Muslim]

Kemudian beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam menambahkan:

“Wanita yang meratapi mayat apabila tidak bertaubat sebelum meninggal, ia akan dibangkitkan pada hari kiamat dengan memakai mantel dari tembaga panas dan jaket dari penyakit kusta.” [HR. Muslim]

PERTANYAAN : Jika Rasulullah menyatakan mereka bukan 'golongan kami' (Golongan Rasulullah), maka Syi'ah Imamiah RAFIDHAH termasuk golongan siapa ?

2. Tasyabbuh (menyerupai) Kaum Kuffar Dalam Ritual Ibadah Mereka.

Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

مَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُم

“Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum, maka ia termasuk golongan mereka”. ( HR. Abu Dawud,no 4031, dan Ahmad : 2/50, 2/92 ).

Dalam hal ini mereka menyerupai Kristen, lihat di sini : (http://www.facebook.com/media/set/?set=a.390415370981603.88412.221268711229604&type=3 )

Kecuali jika mereka mengklaim bahwa hak paten ritual ini adalah inovasi dan temuan mereka. Tapi, dalam hal ini, biarlah mereka yang berkompromi dengan Kristen.

3. Al-qur'an Menegaskan Mereka Telah Ditipu Dan Tertipu.

Allah Ta'ala berfirman dalam Surat Al-Kahfi ; 103-104 , yang artinya :
Katakanlah: "Apakah akan Kami beritahukan kepadamu tentang orang-orang yang paling merugi perbuatannya" .(103)
" Yaitu orang-orang yang telah sia-sia perbuatannya dalam kehidupan dunia ini, sedang mereka menyangka bahwa mereka berbuat sebaik-baiknya." (104)

Inilah faktanya; mereka kira ritual ini adalah ibadah terbaik, dan bukti cinta sejati mereka terhadap Ahlul Bait. Namun kasian, mereka tertipu.

4. Ritual Duka Berdarah-Darah Ini, Ajaran Siapa ?

Imam Husein Radhiyallahu 'anhu dan Anak-cucnyau tidak pernah melakukan hal ini, apalagi menyuruhnya, bahkan Imam Husein melarangnya dengan tegas. Di akhirat kelak Imam Husein akan berlepas tangan dari mereka.

Maka kelak mereka akan menyesal, sesuai firman Allah, yang artinya :
(Yaitu) ketika orang-orang yang diikuti itu berlepas diri dari orang-orang yang mengikutinya, dan mereka melihat siksa; dan (ketika) segala hubungan di antara mereka terputus sama sekali.
Dan berkatalah orang-orang yang mengikuti: "Seandainya kami dapat kembali (ke dunia), pasti kami akan berlepas diri dari mereka, sebagaimana mereka berlepas diri dari kami". Demikianlah Allah memperlihatkan kepada mereka amal perbuatannya menjadi sesalan bagi mereka; dan sekali-kali mereka tidak akan keluar dari api neraka. (QS.Al-Baqarah:167).

5. Cinta Palsu Yang Zhalim.

Jika bukti cinta Ahlul bait, adalah dengan merayakan pesta kematiannya dengan ritual syaithaniyah ini, maka Ali bin Abi Thalib ayah Husein lebih berhak dengan ritual ini.

Sesungguhnya ayah Husain (‘Ali bin Abi Thâlib Radhiyallahu ‘anhuma) jauh lebih afdhal (utama) darinya. Beliau juga meninggal dalam keadaan terbunuh. Akan tetapi, mereka tidak menjadikan hari kematiannya sebagai hari berkabung layaknya hari kematian Husain Radhiyallahu ‘anhuma (yang diperingati).

Bukankah ini kezhaliman yang besar, saat mereka memuja-muji Husein melebihi ayahnya, sang Khalifah ?

6. Dan Bukankah Rasulullah Lebih Pantas Dan Berhak Untuk Diperingati ?

Allah Azza wa Jalla telah memanggil Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, penghulu anak Adam di dunia dan akhirat, sama seperti para nabi sebelumnya. Namun, tidak ada seorang pun menjadikan hari wafat beliau sebagai hari bela sungkawa, atau melakukan perbuatan orang-orang dari sekte Syiah pada hari kematian Husain.

Tidak seorang pun menyebutkan bahwa terjadi sesuatu sebelum atau sesudah hari kematian mereka, seperti apa yang disebutkan Syiah pada hari kematian Husain. Seperti terjadinya gerhana matahari, adanya cahaya merah di langit dan lain-lain”.

Bahkan Al-Qur'an telah menegaskan bahwa iman, takwa, dan kecintaan tidaklah terikat dengan kelahiran atau wafatnya Rasulullah. Allah berfirman yang artinya :
" Muhammad itu tidak lain hanyalah seorang rasul, sungguh telah berlalu sebelumnya beberapa orang rasul . Apakah jika dia wafat atau dibunuh kamu berbalik ke belakang (murtad)? Barangsiapa yang berbalik ke belakang, maka ia tidak dapat mendatangkan mudharat kepada Allah sedikitpun; dan Allah akan memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur." ( Aali Imran :144)

7. Ayatus-Syi'ah Telah Mendustai Dan Mempermainkan Mereka.

Bukankah cinta Husein dibuktikan dengan menyiksa diri, maka kita tantang Ayatusyi'ah mereka melakukan ritual ini.Ayo Ali Khamane'i( Iran), Ali Sistani (Irak), Hasan Nashrallat(Lebanon), Muqtadha Shadr(Irak), silahkan lakukan ritual siksa diri yang dilakukan pengikut kalian, jika kalian adalah orang-orang yang benar !

8. Harga Sebuah Pengkhianatan.

DUSTA SEJARAH TERBESAR YANG DIREKAYASA SYI'AH adalah : bahwa Husein Bin Ali dibunuh oleh Yazid.

Lantas SIAPA PEMBUNUH HUSEIN ? Kami tidak perlu menjawab, cukup ayatusyi'ah yang menjawabanya :

Marji' Syi'ah Ayatullah Al-Uzhma Muhsin Al-Amin menuliskan : " … Kemudian Husein dibai'at oleh 20.000 orang dari penduduk Irak, dan mereka semua menipunya, mereka keluar sedang bai'at ada di leher mereka, maka mereka pun membunuhnya." (A'yaan Al-Syi'ah : juz I, hal 34)
.
IMAM HUSEIN berwasiat kepada saudarinya Zainab : "Wahai saudariku tercinta, saya bersumpah di depanmu, maka tunaikanlah sumpahku ! janganlah kau merobek-robek baju ( karena kematian ku ), janganlah kau memukul wajah, jangan pula berteriak-teriak dengan kata-kata (sungguh celakalah kami..merugilah kami). ( Mustadrak Al-Wasa'il : juz I, hal 144).

Kemudian Imam HUSEIN mendo'akan kehancuran untuk Syi'ahnya : " Ya Allah, jika Engkau beri mereka kenikmatan sampai waktu yang telah ditentukan, maka pecahkanlah mereka menjadi sekte-sekte, jadikanlah jalan mereka berbeda-beda, dan janganlah Engkau jadikan para pemimpin manapun ridha terhadap mereka. Sesungguhnya mereka mengundang kami untuk membela kami, kemudian mereka berkhianat dan memerangi kami." ( Kasyf-Al-Ghummah, juz II, hal 18 dan 38, I'lam Al-Waraa, karya Al-Thabrasi, hal 949, dan Al-Irsyad karya Al-Mufid, hal 241).

INTINYA, Imam HUSEIN mengakui syi'ahnya lah yang mengkhianati dan membunuhnya, dan beliau sangat yakin bahwa beliau akan syahid saat itu, lantaran itu beliau berwasiat dan bersumpah agar wafatnya beliau jangan diperingati dengan cara2 bertentangan dengan Syari'at Islam. Dan akhirnya, beliau mendo'akan kehancuran bagi Syi'ah.

9. Tipuan, Penyesalan, Atau Hukuman ?

Lantas kita bertanya, jika ini hakikatnya, mengapa Syi'ah masih saja menyiksa diri dalam memperingati wafatnya Imam HUSEIN ?

Jawaban : Hanya ada tiga kemungkinan :

PERTAMA : Perbuatan tersebut adalah tipuan; mereka sadar bahwa nenek moyang Syi'ah mereka adalah pengkhianat dan pembunuh Husein, maka hal ini perlu ditutupi dengan ritual bersedih dan menyiksa diri.

KEDUA : Mereka tau bahwa merekalah yang mengkhianati dan membunuh Husein, maka perbuatan ini adalah bentuk penyesalan tingkat tinggi atas dosa mereka terhadap Husein.

KETIGA : Allah Subhanahu wa Ta'ala menghukum mereka karena pengkhianatan mereka kepada Ali, Hasan , dan Husein, dengan siksaaan yang mereka lakukan terhadap diri mereka sendiri.


S A U D A R A K U !

BUKTIKAN CINTA KITA dengan mengikuti Rasulullah dalam sunnah beliau, yang sampai kepada kita melalui sahabat-sahabat beliau yang jujur dan terpercaya.

Allah Ta'ala berfirman yang artinya :
Katakanlah: "Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu". Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. Aali Imran:31)

WAHAI SYI'AH INDONESIA, jika dalil-dalil dari Al-Qur'an , hadits, dan logika juga tidak kalian terima, lantas dengan apa lagi kalian beragama ?

WAHAI SYI'AH INDONESIA, agama siapa yang sebenarnya kailian ikuti ?!

------

Beberapa video Ritual Sesat Siksa Diri :

http://www.youtube.com/watch?v=gIeHjhC8w1U
http://www.youtube.com/watch?v=dXCoQho16e8&feature=related
http://www.youtube.com/watch?v=z5jR5VkNl8o&feature=related
http://www.youtube.com/watch?v=d53fhLw2lJM
http://www.youtube.com/watch?v=-a6EBYIEkTY&feature=related
http://www.youtube.com/watch?v=id9FE37gAlA&feature=fvwrel

Perbandingan tatacara Ibadah empat Agama : Yahudi, Nashrani, Syi'ah, dan Islam :
http://www.youtube.com/watch?v=BPdDPg0vesU&feature=related

Oleh: Dukung MUI Keluarkan Fatwa Syiah Sesat dan Haram diIndonesia

http://www.lppimakassar.com/2012/11/inilah-bukti-bukti-kesesatan-pesta-duka.html
 — 

Tuesday, November 27, 2012

Kelakuan Sesat Syi'ah di Hari Asyuro




Di antara kelakuan sesat Rafidhah (baca: Syi’ah) adalah memukul dada, menampar pipi, memukul bahu, mengiris-ngiris kepala mereka dengan pedang sampai menumpahkan darah. Semua ini dilakukan pada hari ‘Asyura, 10 Muharram. Hal ini dilatarbelakangi karena kecintaan mereka pada Husain bin ‘Ali bin Abi Tholib. Mereka sedih atas kematian Husain, cucu Rasulullah sha
llallahu ‘alaihi wa sallam yang mati terbunuh.


Kenapa Kelakuan Mereka Dikatakan Sesat?

Karena setiap perkara muhdats yang tidak pernah dicontohkan dalam Islam, tentu saja sesat. Hal-hal semacam di atas jelas suatu kemungkaran dan telah dilarang oleh Nabi kita Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Karena dalam Islam tidak boleh melakukan semacam itu baik karena kematian seorang yang dianggap mulia atau kematian seorang yang syahid di jalan Allah. Kita tahu bahwa di masa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam banyak di antara para sahabat yang mendapati syahid seperti Hamzah bin Abdul Muthollib (paman Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam), Zaid bin Haritsah, Ja’far bin Abi Tholib, ‘Abdullah bin Rowahah. Namun tidak pernah di masa beliau melakukan seperti yang dilakukan oleh Rafidhah. Law kaana khoiron, la-sabaqunaa ilaih, seandainya perkara tersebut baik, tentu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang lebih dahulu melakukannya.

Coba lihat pula bagaimana ketika Nabi Ya’qub ‘alaihis salam tertimpa musibah dengan hilangnya Yusuf ‘alaihis salam, apakah beliau sampai memukul-mukul dada? Apakah Nabi Ya’qub sampai menampar wajahnya sendiri? Apakah sampai ingin menumpahkan darahnya sendiri dengan mengores-ngores badan? Apakah sampai dijadikan ‘ied (perayaan) atau hari berduka seperti yang dilakukan Rafidhah? Amalan yang dilakukan Rafidhah tidak lain hanyalah warisan dari Jahiliyah, masa suram sebelum Islam. Islam dengan sangat jelas telah melarangnya.

Hadits yang Membicarakan Tentang Berduka yang Terlarang
Dari ‘Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
لَيْسَ مِنَّا مَنْ لَطَمَ الْخُدُودَ وَشَقَّ الْجُيُوبَ وَدَعَا بِدَعْوَى الْجَاهِلِيَّة
“Tidak termasuk golongan kami siapa saja yang menampar pipi (wajah), merobek saku, dan melakukan amalan Jahiliyah.” (HR. Bukhari no. 1294 dan Muslim no. 103).

Namun lihatlah bagaimana yang dilakukan oleh Rafidhah di hari ‘Asyura. Yang mereka lakukan jelas bukan ajaran Islam. Nabishallallahu ‘alaihi wa sallam begitu pula para sahabat radhiyallahu ‘anhum tidak pernah melakukannya. Mereka tidak pernah melakukannya ketika ada yang meninggal dunia. Padahal wafatnya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam lebih daripada kematian Husain radhiyallahu ‘anhu.



Sedih Atas Kematian Husain …

Al Hafizh Ibnu Katsir rahimahullah berkata,
“Setiap muslim seharusnya bersedih atas terbunuhnya Husain radhiyallahu ‘anhu karena ia adalah sayyid-nya (penghulunya) kaum muslimin, ulamanya para sahabat dan anak dari putri Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yaitu Fathimah yang merupakan puteri terbaik beliau. Husain adalah seorang ahli ibadah, pemberani dan orang yang murah hati. Akan tetapi kesedihan yang ada janganlah dipertontokan seperti yang dilakukan oleh Syi’ah dengan tidak sabar dan bersedih yang semata-mata dibuat-buat dan dengan tujuan riya’ (cari pujian, tidak ikhlas). Padahal ‘Ali bin Abi Tholib lebih utama dari Husain. ‘Ali pun mati terbunuh, namun ia tidak diperlakukan dengan dibuatkan ma’tam (hari duka) sebagaimana hari kematian Husain. ‘Ali terbenuh pada hari Jum’at ketika akan pergi shalat Shubuh pada hari ke-17 Ramadhan tahun 40 H.

Begitu pula ‘Utsman, ia lebih utama daripada ‘Ali bin Abi Tholib menurut Ahlus Sunnah wal Jama’ah. ‘Utsman terbunuh ketika ia dikepung di rumahnya pada hari tasyriq dari bulan Dzulhijjah pada tahun 36 H. Walaupun demikian, kematian ‘Utsman tidak dijadikan ma’tam (hari duka). Begitu pula ‘Umar bin Al Khottob, ia lebih utama daripada ‘Utsman dan ‘Ali. Ia mati terbunuh ketika ia sedang shalat Shubuh di mihrab ketika sedang membaca Al Qur’an. Namun, tidak ada yang mengenang hari kematian beliau dengan ma’tam (hari duka). Begitu pula Abu Bakar Ash Shiddiq, ia lebih utama daripada ‘Umar. Kematiannya tidaklah dijadikan ma’tam (hari duka).

Lebih daripada itu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau adalah sayyid (penghulu) cucu Adam di dunia dan akhirat. Allah telah mencabut nyawa beliau sebagaimana para nabi sebelumnya juga mati. Namun tidak ada pun yang menjadikan hari kematian beliau sebagai ma’tam (hari kesedihan). Kematian beliau tidaklah pernah dirayakan sebagaimana yang dirayakan pada kematian Husain seperti yang dilakukan oleh Rafidhah (baca: Syi’ah) yang jahil. Yang terbaik diucapkan ketika terjadi musibah semacam ini adalah sebagaimana diriwayatkan dari ‘Ali bin Al Husain, dari kakeknya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, ia bersabda,

ما من مسلم يصاب بمصيبة فيتذكرها وإن تقادم عهدها فيحدث لها استرجاعا إلا أعطاه الله من الأجر مثل يوم أصيب بها

“Tidaklah seorang muslim tertimpa musibah, lalu ia mengenangnya dan mengucapkan kalimat istirja’ (innalillahi wa inna ilaihi rooji’un) melainkan Allah akan memberinya pahala semisal hari ia tertimpa musibah” Diriwayatkan oleh Ahmad dan Ibnu Majah. Demikian nukilan dari Ibnu Katsir dalam Al Bidayah wan Nihayah, 8: 221.

Demikian kesesatan Syi’ah pada hari ‘Asyura. Kematian seseorang tidaklah dengan perayaan sesat seperti yang dilakukan oleh orang Syi’ah. Moga kita terlindung dari kesesatan semacam itu.
Wallahul muwaffiq.

Referensi: Fatwa Syaikh Sholih Al Munajjid dalam Al Islam Sual Jawab no. 74449.

Diselesaikan di Maktab Jaliyat Bathaa’, Riyadh-KSA, 9 Muharram 1434 H
Sumber : www.rumaysho.com

http://inilah-bukti-kesesatan-syiah.blogspot.com/2012/11/kelakuan-sesat-syiah-di-hari-asyuro_25.html
 

Friday, October 5, 2012

9 Kesesatan Syi’ah Imamiyah Menurut Syaikh Al Qardhawi



DR Yusuf Al Qardhawi dalam Fatawa Mu'ashirah, menjelaskan 9 perbezaan tajam antara Ahlus Sunnah yang sederhana dengan Syiah Imamiyah Itsna Asy'ariah / 12 Imam. Berikut ini fatwa beliau:

1. Sikap Syiah terhadap Al Qur `an.

Sikap mereka terhadap Al Qur `an seperti yang telah saya jelaskan berulang-ulang kali bahawa mereka tetap percaya dengan Al Qur` an yang kita hafal. Mereka berkeyakinan bahawa Al Qur `an adalah firman Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Mushaf yang dicetak di Iran dengan mushaf yang dicetak di Mekah, Madinah dan Kaherah adalah sama. Al Qur `an ini dihafal oleh anak-anak Iran di sekolah-sekolah agama (madrasah / sekolah pondok) di sana. Para ulama Iran juga memetik dalil-dalil Al-Qur `an di dalam masalah pokok-pokok dan furu di dalam ajaran Syi'ah yang telah ditafsirkan oleh para ulama mereka di dalam kitab-kitabnya. Namun masih tetap ada di antara mereka yang berkata, "Sesungguhnya Al Qur` an ini tidak lengkap. Kerana ada beberapa Surah dan ayat yang dihilangkan dan akan dibawa oleh Al Mahdi pada saat dia muncul dari persembunyiannya. "

Mungkin saja sebahagian besar ulama mereka tidak mempercayai hal ini. Malangnya mereka tidak mengkafirkan orang yang telah mengatakan hal di atas. Inilah sikap yang sangat berbeza dengan sikap Ahlu Sunnah, iaitu barangsiapa yang meyakini telah berlaku penambahan dan pengurangan terhadap Al Qur `an, maka dengan tidak ragu lagi, kami akan cap dia sebagai orang kafir.

Padahal keyakinan seperti ini terdapat di dalam kitab-kitab rujukan mereka, seperti Al Kaafiy yang setanding dengan kitab Shahih Al Bukhari bagi Ahlu Sunnah. Kitab ini telah dicetak dan diterjemahkan lalu didistribusikan ke seluruh dunia tanpa ada penjelasan apa-apa di dalamnya. Ada pepatah di masyarakat, "Orang yang diam terhadap kebatilan, sama dengan orang yang memperkatakannya."

2. Sikap Syiah terhadap As Sunnah

Definisi As Sunnah menurut Ahlu Sunnah adalah sunnah Rasulullah Shalallahu 'Alaihi wa Sallam yang telah dimaksum oleh Allah Subhanahu Wa Ta'ala dan Dia perintahkan umat Islam untuk mentaati beliau di samping taat kepada-Nya.

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman, "Katakanlah," Taatlah kepada Allah dan taatlah kepada Rasul; jika kamu berpaling, maka sesungguhnya kewajipan Rasul (Muhammad) itu hanyalah apa yang dibebankan kepadanya, dan kewajipan kamu hanyalah apa yang dibebankan kepadamu. Jika kamu taat kepadanya, nescaya kamu mendapat petunjuk, "(Surah An-Nur [24]: 54). "Dan taatlah kepada Rasul (Muhammad), agar kamu diberi rahmat," (Surah An-Nur [24]: 56). "Wahai orang-orang yang beriman! Taatilah Allah dan taatilah Rasul (Muhammad), dan Ulil Amri (pemegang kuasa) di antara kamu. Kemudian, jika kamu berbeza pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah kepada Allah (Al Qur'an) dan Rasul (sunnahnya), "(Surah An-Nisa [04]: 59). "Katakanlah (Muhammad)," Taatilah Allah dan Rasul. Jika kamu berpaling, ketahuilah bahawa Allah tidak menyukai orang-orang kafir, "(QS Ali Imran [03]: 32). "Barangsiapa mentaati Rasul (Muhammad), maka sesungguhnya dia telah taat kepada Allah. Dan sesiapa berpaling (dari ketaatan itu), maka (ketahuilah) Kami tidak mengutusmu (Muhammad) untuk menjadi penjaga mereka, "(Surah An-Nisa [04]: 80). "Dan tidaklah yang diucapkannya itu (Al-Quran) menurut keinginannya. Tidak lain (Al-Quran itu) adalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya), "(Surah An-Najm [53]: 3-4) dan ayat-ayat yang lain.

Akan tetapi batasan As Sunnah menurut Syiah adalah sunnah Rasulullah Shalallahu 'Alaihi wa Sallam dan para imam mereka yang maksum. Maksudnya, sunnah merangkumi bukan hanya sunnah Rasulullah Shalallahu 'Alaihi wa Sallam melainkan juga sunnah kedua belas imam mereka. Imam mereka yang 12 orang tersebut wajib ditaati sebagaimana taat kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala dan Rasul-Nya yang dikuatkan dengan wahyu. Mereka telah menambah perintah Al Qur `an untuk taat kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala dan Rasul-Nya iaitu agar taat kepada makhluk yang Allah Subhanahu Wa Ta'ala sendiri tidak memerintahkannya. Lebih dari itu, kita mengkritik Syiah kerana telah meriwayatkan sunnah dari orang-orang yang tidak tsiqah (dipercayai) kerana tidak memenuhi unsur keadilan dan kesempurnaan hafalan.

Oleh kerana itu, kitab-kitab rujukan Ahlu Sunnah tidak diterima oleh mereka. Mereka tidak mahu menerima kitab Shahih Bukhari, Muslim dan Kutub Sittah yang lain, tidak mahu menerima kitab Al Muwatha, Musnad Ahmad dan kitab-kitab yang lain.

3. Sikap Syiah terhadap Para Sahabat

Pandangan negatif mereka terhadap para sahabat merupakan pokok dan dasar ajaran Syiah. Sikap mereka itu adalah keturunan dari pokok ajaran mereka yang meyakini bahawa, Rasulullah Shalallahu 'Alaihi wa Sallam telah berwasiat jika beliau wafat, maka Ali bin Abi Talib adalah pengganti beliau. Akan tetapi para sahabat menyembunyikan wasiat ini dan mereka merampas hak Ali ini secara zalim dan terang-terangan. Para sahabat telah berkhianat terhadap Rasulullah Shalallahu 'Alaihi wa Sallam yang menjadi wasilah mereka mendapatkan petunjuk dan mereka hidup di zaman beliau untuk menolongnya walaupun dengan nyawa dan segala yang mereka miliki.

Yang menghairankan, apakah mungkin para sahabat bersekongkol untuk melakukan hal ini, sementara Ali Radhiyallahu 'Anh-sang pemberani-hanya boleh diam sahaja tidak berani mengumumkan haknya ini. Justeru Ali malah ikut membaiat Abu Bakar, Umar dan kemudian Uthman. Ali tidak berkata kepada salah seorang dari mereka itu, "Sesungguhnya aku mempunyai wasiat dari Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wa Sallam. Akan tetapi, mengapa kamu bersikap seolah-olah tidak tahu? Mengapa kamu hanya berbincang dengan enam orang sahaja dan kamu menyibukkan diri kamu sendiri? Siapakah orangnya yang harus memilih sedangkan umat Islam telah menetapkan hal ini dengan wasiat Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wa Sallam? "Mengapa Ali tidak mahu menjelaskan hal ini? Kemudian, jika memang Al Hasan bin Ali benar-benar telah tercatat sebagai khalifah selepas Ali kerana ada wasiat Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wa Sallam, tapi mengapa justru Al Hasan mengalah dan memberikan jawatan khalifah ini kepada Mu'awiyah? Mengapa Al Hasan melakukan hal ini, padahal ini merupakan perintah dari Allah Subhanahu Wa Ta'ala? Dan mengapa justeru Rasulullah Shalallahu 'Alaihi wa Sallam di dalam hadisnya (hadis ramalan Rasulullah Shalallahu' Alaihi Wa Sallam) memuji sikap Al Hasan ini?

Soalan ini tidak boleh dijawab sama sekali oleh mereka.

Inilah tuduhan palsu mereka terhadap para sahabat yang tidak terbukti. Keterangan mereka ini sangat bertentangan dengan keterangan yang Allah Subhanahu Wa Ta'ala sebutkan di dalam beberapa Surah Al Qur `an. Seperti di akhir Surah Al Anfal, Surah At-Taubah, Surah Al Fath di pertengahan di akhirnya, Surah Al Hasyr dan Surah-Surah yang lain.

Demikian pula As Sunnah telah memuji para sahabat baik secara umum mahupun secara khusus. Juga zaman mereka itu dianggap sebagai sebaik-baik zaman setelah Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wa Sallam.

Juga apa yang dicatat oleh sejarah tentang mereka. Mereka adalah orang-orang yang telah menghafal Al Qur `an dan dari mereka lah umat menukilnya. Mereka juga adalah orang-orang yang telah menukil As Sunnah dan menyampaikan apa yang mereka nukil dari Rasulullah Shalallahu 'Alaihi wa Sallam baik perkataan, perbuatan mahupun persetujuan beliau kepada umat ini.

Mereka juga adalah orang-orang yang telah melakukan futuh (pembebasan negeri lain dengan damai) dan membimbing umat ini menuju tauhid Allah Subhanahu Wa Ta'ala dan risalah Islam. Mereka juga telah mempersembahkan kepada bangsa-bangsa yang dibebaskannya contoh-contoh teladan Qur'an yang dijadikan sebagai panduan.

4.Imamah Ali dan Keturunannya yang Berjumlah 12 Imam Adalah Pokok Ajaran Syiah. Barangsiapa yang menolak, maka Dia dicap kafir.

Di antara masalah akidah Syiah Imamiyah Itsna 'Asyariyah yang bertentangan dengan Ahli Sunnah adalah, keyakinan Syi'ah bahawa kepimpinan Ali dan keturunannya dari garis Husein merupakan pokok-pokok keimanan, seperti beriman kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala, beriman kepada para malaikat -Nya, beriman kepada kitab-kitab-Nya, beriman kepada para rasul-Nya dan beriman kepada hari akhir. Tidak sah dan tidak akan diterima oleh Allah Subhanahu Wa Ta'ala iman seorang muslim, jika dia tidak beriman bahawa Ali adalah khalifah yang dilantik oleh Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Demikian juga halnya dengan 11 imam keturunan Ali bin Abi Talib. Sesiapa yang berani menolak hal ini atau doubt, maka dia adalah kafir yang akan kekal di neraka. Seperti inilah riwayat-riwayat yang terkandung di dalam Al Kaafiy dan kitab-kitab lain yang mengupas masalah akidah mereka.

Atas dasar inilah, sebahagian besar kaum Syiah mengkafirkan Ahli Sunnah secara umum. Hal ini kerana akidah Ahlu Sunnah berbeza dengan akidah mereka (Syi'ah). Bahkan Ahlu Sunnah tidak mengiktiraf akidah seperti ini dan menganggap bahawa akidah ini adalah batil dan dusta atas nama Allah Subhanahu Wa Ta'ala dan Rasul-Nya.

Bahkan Syi'ah juga mengkafirkan para sahabat yang tidak mengakui imamah Ali Radhiyallahu 'Anh. Mereka juga mengkafirkan tiga orang khulafa rasyidin sebelum Ali iaitu Abu Bakar, Umar dan Uthman dan para sahabat lain yang menyokong ketiga orang khalifah ini. Kita ketahui bahawa semua para sahabat telah meridhai tiga khulafa rasyidin, termasuk Ali bin Abi Talib yang pada ketika itu Ali lah orang terakhir membaiat Abu Bakar. Kemudian Ali berkata, "Sesungguhnya kami tidak mengingkari keutamaan dan kedudukan anda wahai Abu Bakar. Akan tetapi kami dalam hal ini mempunyai hak kerana kami adalah kerabat (keluarga) Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wa Sallam. "Akan tetapi Ali tidak menyebutkan bahawa Dia mempunyai nash wasiat dari Allah Subhanahu Wa Ta'ala dan Rasul-Nya.

Sedangkan kami Ahlu Sunnah menganggap bahawa masalah imamah dan yang berkaitan dengannya termasuk ke dalam furu 'dan bukan termasuk pokok-pokok akidah Islam. Masalah ini lebih baik dikaji di dalam kitab-kitab fiqh dan muamalah dan bukan dikaji di dalam kitab-kitab akidah dan pokok-pokok agama. Walaupun dengan sangat terpaksa para ulama Ahlu Sunnah membicarakan masalah ini di dalam kitab-kitab akidah untuk membantah seluruh ajaran Syiah di dalam masalah ini.

Syaikh Muhammad 'Arfah, seorang anggota Lembaga Ulama Senior Al Azhar pada zamannya, telah menukil dari kitab-kitab akidah milik Syiah Imammiyah Itsna' Asyariyyah sebagai penguat apa yang kami ucapkan tentang mereka. Beliau berkata,

"Jika kita mahu mengkaji kitab-kitab akidah milik orang-orang Syiah, maka kita akan mendapati adanya kesesuaian atas riwayat-riwayat yang mereka sampaikan. Kita pun boleh langsung menukil ajaran mereka yang kita anggap sebagai ajaran yang sangat berbahaya iaitu masalah imamah, ajaran mengkafirkan para sahabat dan tiga orang khulafa rasyidin. Mereka terus mengkafirkan kaum muslimin sejak Rasulullah Shalallahu 'Alaihi wa Sallam wafat sampai hari ini. Hal ini disebabkan kaum muslimin tidak pernah mengakui imamah Ali dan 12 imam mereka. Hal ini seperti yang kami kutip dari penghulu ahli hadis Abi Ja'far Ash-Shaduq Muhammad bin Ali bin Husein bin Babawaih Al Qummi yang meninggal dunia pada tahun 381 Hijrah yang merupakan ahli hadis kedua dari tiga ahli hadis (Syiah) yang juga dia itu adalah pengarang kitab yang berjudul, "Man La Yahdhuruh Al Faqih", salah satu kitab dari empat kitab rujukan Syiah di dalam masalah pokok-pokok ajaran mereka. Dia berkata, "Kami berkeyakinan pada orang-orang yang menolak imamah Ali bin Abi Talib dan seluruh imam selepas beliau adalah seperti orang-orang yang menolak nubuwah (kenabian) para nabi. Kami juga berkeyakinan bahawa orang-orang yang mengakui imamah Ali dan menolak satu dari imam selepas Ali adalah seperti orang-orang yang mengakui / beriman kepada para nabi akan tetapi mereka menolak Nabi Muhammad Shalallahu 'Alaihi Wa Sallam. "Dia juga berkata di dalam" Risalat al I'tiqadat ", bahwasanya Rasulullah Shalallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda," Sesiapa yang menolak imamah Ali selepas aku (Rasulullah Shalallahu' Alaihi Wa Sallam), ertinya dia telah menolak kenabianku dan barangsiapa yang menolak kenabianku, ertinya dia telah menolak rububiyah Allah Subhanahu wa Ta'ala. "

Rasulullah Shalallahu 'Alaihi wa Sallam telah bersabda, "Wahai Ali, sesungguhnya kelak setelah aku wafat, engkau itu akan dizalimi. Barangsiapa yang menzhalimimu, sama dengan dia telah menzalimi aku; sesiapa yang bersikap adil terhadapmu, sama dengan dia telah bersikap adil terhadap aku, dan sesiapa yang menentang, sama dengan menolak aku. "

Imam Shadiq AS berkata, "Orang yang menolak imam terkini kami, sama dengan menolak imam pertama kami."

Nabi Muhammad Shalallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda, "Para imam selepas aku ini ada berjumlah dua belas orang. Imam yang pertama adalah Amirul Mukminin Ali bin Abi Talib AS, dan imam yang terakhir adalah Al Mahdi. Mematuhi kehendak mereka sama dengan mentaati aku dan bermaksiat kepada mereka sama dengan bermaksiat kepada aku. Barangsiapa yang menolak salah seorang dari mereka, sama dengan menolak aku. "Imam Shadiq berkata," Sesiapa yang meragukan tentang kekufuran musuh-musuh kami dan sikap zalim mereka terhadap kami, maka dia dianggap telah kafir. "[1]

5. Dakwaan Wasiat dari Rasulullah Shalallahu 'Alaihi wa Sallam untuk Ali

Dakwaan adanya wasiat dari Rasulullah Shalallahu 'Alaihi wa Sallam untuk Ali menjadi khalifah selepas beliau meninggal dunia-seperti keyakinan syiah-sungguh telah merampas hak kaum Muslimin untuk memilih pemimpin dari kalangan mereka sendiri. Itulah wujud pengamalan terhadap perintah musyawarah yang telah dijadikan oleh Allah Subhanahu Wa Ta'ala sebagai ciri khas kaum muslimin, "Sedang urusan mereka (diputuskan) dengan musyawarah antara mereka," (QS Asy Syura [42]: 38).

Seolah-olah dengan adanya wasiat itu, umat Islam mundur selamanya, sehingga Allah Subhanahu Wa Ta'ala harus menentukan siapa orangnya yang berhak mengurus dan memimpin umat Islam. Juga diharuskan orang yang memimpin umat Islam ini datang dari rumah tertentu dan dari keturunan tertentu dari keluarga rumah ini. Padahal semua manusia adalah sama. Yang jelas bahawa yang berhak memimpin umat Islam adalah orang yang diterima (diredhai) oleh umat Islam dan dia mampu untuk memikul amanah ini dan menakhodai umat ini.

Saya yakin jika Negara Islam yang dipersepsikan oleh Ahlu Sunnah adalah bentuk Negara Islam ideal yang telah digambarkan oleh Al Qur `an dan As Sunnah yang sahih. Iaitu sangat sesuai dengan yang diinginkan oleh masyarakat dunia pada saat ini bahawa rakyat berhak menentukan nasibnya sendiri, tidak menganut teori negara teokrasi atau sebuah sistem yang mana negara dikuasai oleh pemerintahan berasaskan agama (tertentu) atas nama Kerajaan Langit yang membelenggu leher masyarakat dan hati nurani mereka . Semua lapisan masyarakat tidak kuasa atas diri mereka sendiri kecuali harus mengatakan, "Kami mendengar dan kami taat!"

Keyakinan Syi'ah ini dibantah oleh takdir Allah, di mana Imam yang ke-12 mereka sedang bersembunyi, seperti yang mereka yakini. Akhirnya, umat manusia ditinggalkan tanpa imam maksum lebih dari 11 abad. Bagaimana mungkin Allah Subhanahu Wa Ta'ala akan membiarkan umat manusia tanpa imam yang akan membimbing mereka? Ternyata mereka (orang-orang Syiah) berkata, "Kami masih mempunyai Al Qur` an dan As Sunnahuntuk membimbing kami "ketahuilah, justeru kami (Ahli Sunnah) sejak dahulu sudah mengatakan hal ini.

6. Penguasaan Kumpulan Tertentu atas Seluruh Umat Manusia

Keyakinan orang-orang Syiah dibina atas dasar rasa penguasaan (merasa yang lebih) dari seluruh makhluk Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Mereka merasa mempunyai kurnia yang sangat besar jika dilihat dari penciptaannya. Mereka ini berhak untuk mengatur orang lain walaupun mereka tidak memilihnya. Hal ini kerana telah menjadi keputusan langit.

Pemikiran seperti ini sangat bertentangan dengan ajaran Islam secara umum. Hal ini disebabkan seluruh manusia adalah sama seperti deretan sisir. Hanya ada satu Tuhan bagi seluruh umat manusia dan mempunyai nenek moyang yang sama iaitu Adam 'Alaihis Salam. Mereka semua diciptakan dari bahan yang sama, iaitu sperma. Oleh kerana itu, tidak ada rasa superioriti seorang manusia atas manusia yang lain kecuali dengan taqwanya. Hal ini seperti yang telah dijelaskan di dalam Al Quran, "Wahai manusia! Sungguh, Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling mengenal. Sungguh, yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa. Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Mahateliti, "(QS Al Hujurat [49]: 13).

Sesungguhnya manusia itu diutamakan atas yang lain hanya kerana amal perbuatan, dan bukan kerana faktor keturunan. Sebab siapa yang amalnya lambat, maka titisannya tidak akan mempercepatkan langkahnya meraih redha-Nya. Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman, "Apabila sangkakala ditiup, maka tidak ada lagi pertalian keluarga di antara mereka pada hari itu (hari Kiamat), dan tidak (pula) mereka saling bertanya," (Surah Al Mu `minun [23]: 101). Kemudian Allah Subhanahu Wa Ta'ala menyebutkan bahawa yang akan menghukum umat manusia di hari Kiamat adalah Al Mizan yang tidak akan menzalimi seorang pun. Manusia lah yang memilih para pemimpin dalam rangka musyawarah. Manusia berbaiah kepada para pemimpin dengan syarat jangan melanggar batasan-batasan Allah Subhanahu Wa Ta'ala dan hak-hak manusia.

Hanya Rasulullah Shalallahu 'Alaihi wa Sallam saja satu-satunya orang yang dipilih oleh wahyu, "Allah lebih mengetahui di mana Dia menempatkan tugas kerasulan-Nya," (Surah Al An'am [06]: 124). Selain beliau, hanya manusia biasa dan tidak dipilih oleh wahyu.

Kemudian kenyataan sejarah menunjukkan bahawa orang-orang yang mengaku berhak menduduki sebuah jabatan kerajaan atas dasar nas (Al Qur `an / As Sunnah), ternyata mereka itu tidak menduduki jawatan apa-apa. Justeru mereka hidup seperti manusia pada umumnya (rakyat biasa), mendapatkan persamaan di dalam undang-undang. Kecuali Ali bin Abi Talib yang dibaiat oleh kaum Muslimin menjadi khalifah. Kerana jika dilihat dari sisi keilmuan, beberapa imam 'maksum' keturunan Ali tidak dikenali sebagai orang yang unggul kecerdasannya dan layak menjadi imam. Namun ada sebahagian dari keturunan Ali termasuk ke dalam tokoh besar di bidang fiqh, seperti Muhammad Al Baqir dan Ja'far Ash-Shadiq seperti imam-imam fiqh yang lain.

7. Penyebaran Bid'ah di Kalangan Syiah

Di antara yang harus diperhatikan dari Syi'ah iaitu berlakunya penyebaran bid'ah yang mengandung kemusyrikan di kalangan para pengikut Syiah. Mereka menyembah kubur dan laman-laman web para imam dan syaikh mereka. Mereka berani bersujud ke kuburan, meminta pertolongan kepada ahli kubur dan berdoa meminta kebaikan untuk para peziarahnya dan supaya terbebas dari segala macam marabahaya. Menurut mereka bahawa para ahli kubur tersebut boleh mendatangkan manfaat dan bahaya, boleh membuat miskin dan kaya seseorang dan boleh membuat seseorang senang mahupun sengsara.

Saya (Syaikh Yusuf Al Qardhawi) pernah melihat dengan mata kepala sendiri bagaimana para penziarah kubur Imam Ridha bersujud sambil merangkak ke arah kuburan beliau dari jarak sepuluh meteran. Tentu hal ini boleh terjadi kerana kerelaan dan anjuran dari para ulama Syiah.

Hal ini berbeza dengan perilaku orang-orang awam Ahlu Sunnah pada saat mereka melakukan ziarah ke kuburan para wali dan Ahlul Bait yang kedapatan berkelakuan menyimpang dan bid'ah. Akan tetapi, perilaku ini ditolak keras oleh para ulama Ahlu Sunnah. Inilah perbezaan yang mendasar antara kami (para ulama Ahlu Sunnah) dengan mereka (para ulama Syiah). Iaitu para ulama Ahlu Sunnah mengecam perilaku mungkar yang dilakukan oleh orang-orang awam. Bahkan ada sebahagian para ulama Ahlu Sunnah yang mengkafirkan perilaku orang-orang awam ini. Akan tetapi perilaku mungkar dan syirik yang dilakukan oleh orang-orang awam Syiah adalah diredhai dan mendapat sokongan dari para ulama mereka.

8. Syi'ah Melakukan Distorsi Sejarah

Sesungguhnya Syi'ah telah memburuk-burukkan para sahabat, tabiin, dan para pengikut mereka. Juga mereka berani mengubah alur sejarah umat Islam sejak zaman yang paling baik (zaman Rasulullah Shalallahu 'Alaihi wa Sallam dan para sahabatnya dan generasi selepas ini). Iaitu zaman terjadinyafutuh (pembebasan negeri dengan cara damai) dan kemenangan gilang gemilang serta berbondong-bondongnya umat manusia masuk Islam. Juga terbangunnya kebudayaan yang merujuk kepada ilmu pengetahuan, iman dan akhlak juga umat Islam ini mempunyai sejarah yang sangat gemilang. Sekarang umat Islam cuba untuk bangkit kembali dengan cara berkaca kepada sejarahnya, menyambungkan masa sekarang dengan zaman dahulu. Menjadikan kemuliaan para pendahulu umat Islam sebagai figur untuk menggalakkan generasi muda kini untuk maju dan jaya.

Sedangkan sejarah orang-orang Syiah dipenuhi dengan kegelapan. Inilah yang mendorong saya untuk menulis sebuah buku berjudul, "Tarikhuna Al Muftara 'Alayhi"-Sejarah Kita yang diselewengkan-. Buku ini mengupas sejarah yang benar dan membantah semua tuduhan busuk orang-orang Syiah. Buku saya ini membuat orang-orang Syi'ah gerah. Kemudian salah seorang Syi'ah menulis sebuah buku membantah buku saya ini. Dia berkata, "Yusuf Al Qardhawi ini Wakil Allah Subhanahu Wa Ta'ala atau Wakil Bani Umayyah?" [2]

9. ajaran Taqiyyah

Di antara ajaran Syiah yang berkaitan dengan akhlak adalah menjadikan Taqiyyah sebagai dasar dan pokok ajaran di dalam berinteraksi dengan orang lain. Mereka selalu melakukan Taqiyyah, iaitu menampakkan sesuatu yang berbeza dengan yang ada di dalam hati. Mereka itu mempunyai dua wajah. Wajah yang pertama dihadapkan ke sekumpulan orang dan wajah yang lain dihadapkan ke kelompok yang satunya lagi. Mereka juga mempunyai dua lidah.

Mereka berdalih dengan firman Allah Subhanahu Wa Ta'ala, "Janganlah orang-orang beriman menjadikan orang kafir sebagai pemimpin, melainkan orang-orang beriman. Barangsiapa berbuat demikian, nescaya dia tidak akan memperoleh apa pun dari Allah, kecuali kerana (siasat) menjaga diri dari sesuatu yang kamu takuti dari mereka, "(QS Ali Imran [03]: 28). Akan tetapi, dengan sangat jelas ayat menerangkan bahawa dibolehkannya Taqiyyah adalah pada saat kecemasan yang memaksa seorang muslim harus melakukan hal ini (Taqiyyah) kerana takut dibunuh atau ada bahaya besar yang mengancamnya. Keadaan seperti ini masuk ke dalam pengecualian, seperti firman Allah Subhanahu Wa Ta'ala, "Barangsiapa yang kafir kepada Allah setelah dia beriman (dia mendapat kemurkaan Allah), kecuali orang yang dipaksa kafir padahal hatinya tetap tenang dalam beriman," (Surah An-Nahl [16]: 106).

Pengecualian ini tidak boleh dijadikan sebagai acuan di dalam bermuamalah. Hal ini (Taqiyyah) boleh dilakukan pada saat kecemasan, yang mana keadaan darurat boleh menghalalkan sesuatu yang terlarang. Akan tetapi tetap perlu dihitung secara cermat. Bagi orang lain yang tidak terpaksa, tidak boleh melakukan hal ini. Kerana sesuatu yang terjadi atas dasar pengecualian tidak boleh dikiaskan.

Akan tetapi Syiah Imamiyah menjadikan Taqiyyah ini sebagai asas di dalam muamalah mereka kerana para imam mereka membenarkan hal tersebut. Dari Ja'far As Shadiq bahawa dia telah berkata "Taqiyyah adalah agamaku dan agama leluhurku." Ibnu Taimiyyah berkata mengulas ucapan ini, "Allah Subhanahu Wa Ta'ala telah menyucikan Ahlul Bait dari hal ini dan mereka tidak memerlukan Taqiyyah. Kerana mereka adalah orang-orang yang paling jujur dan paling beriman. Oleh kerana itu, agama mereka adalah Taqwa dan bukan Taqiyyah. "[3]

__________________________________

[1] Padahal semua ini adalah hadis-hadis palsu yang dibuat oleh mereka sendiri.

[2] Buku ini ditulis oleh seorang Syi'ah asal Mesir yang bernama Dr. Ahmad Rasim An Nafis.

[3] Lihat kitab Al Muntaqa min Minhajil I'tidal, karya Imam Adz Dzahabi hal. 68.

Tuesday, October 2, 2012

Madrasah At-Taqwa tidak sesat




muhammad Nidzam ketika mengadakan sidang akhbar di Kuala Lumpur semalam.


KUALA LUMPUR – Rumah Anak-Anak Yatim dan Anak-Anak Hidayah At-Taqwa yang dulunya dikenali sebagai Madrasah At-Taqwa tiada kaitan sama sekali dengan ajaran sesat Juruzon sebagaimana dakwaan Jabatan Agama Islam Selangor (JAIS).
Persatuan Anak-Anak Yatim Malaysia (PAYM) yang menaungi rumah anak yatim itu menegaskan, pengasas ajaran sesat Juruzon bukan individu yang sama menubuhkan madrasah berkenaan.
Ketua Pentadbiran dan Kewangan PAYM, Muhammad Nidzam Sulaiman berkata, sejak ditubuhkan pada 2008, anak-anak yatim di rumah tersebut tidak pernah terlibat dengan ajaran sesat itu.
Beliau berkata, mereka sebaliknya berada di bawah pengawasan pengetua terdahulu iaitu guru agama yang ditauliahkan oleh Pejabat Mufti Wilayah Persekutuan.
“Segala pendidikan agama mahupun pembelajaran harian yang diterima oleh anak-anak yatim itu berdasarkan silibus dan kokurikulum Kelas al-Quran dan Fardu Ain.
“Mereka juga mengikut jadual harian yang ditetapkan oleh pihak pentadbir dan diselia oleh warden-warden yang bertugas,” katanya pada sidang akhbar di sini semalam.

Tuesday, July 10, 2012

syiah menghancurkan islam

PERHATIAN : INI ADALAH KARANGAN SYIAH...JANGAN DIAMBIL SEBAGAI PANDUAN.!!!!

Terjemahan

Syi’ah: Al-Quran Sebenar Berada Di Tangan Imam Mahdi.

Daripada Salim bin Salamah katanya: “Ada seorang membaca al-Quran kepada Abi Abdillah a.s. dan aku mendengar dengan teliti beberapa ayat al-Quran bukan sebagaimana yang dibaca oleh orang ramai, lalu Abu Abdillah a.s. berkata: “Berhentilah daripada bacaan sebegini, bacalah sebagaimana yang dibaca oleh orang ramai sehingga bangkit al-Qaim (Imam Mahdi), bilamana al-Qaim a.s. bangkit dia akan membaca kitab Allah 'azzawajalla yang sebenar dan dia akan mengeluarkan mushaf yang ditulis oleh Ali a.s.. Abu Abdillah a.s. berkata lagi: “Ali a.s. telah mengeluarkan al-Quran tersebut kepada orang ramai (sahabat-sahabat) setelah dia selesai daripada menghimpunkan dan menulisnya lalu dia berkata kepada mereka: “Ini adalah kitab Allah 'azzawajalla sebagaimana yang diturunkan-Nya kepada Muhammad s.a.w. dan aku telah menghimpunnya daripada dua lauh”. Maka mereka (sahabat-sahabat) berkata: “Ini di sisi kami telahpun ada mushaf yang terhimpun di dalamnya al-Quran, kami tidak lagi berhajat kepadanya”. Lalu dia (Ali a.s.) berkata: “Ketahuilah demi Allah! Kamu tidak akan dapat melihatnya selama-lamanya selepas hari ini, kewajipan atasku hanyalah menceritakan kepada kamu setelah aku menghimpunkannya supaya kamu membacanya”.

(Rujukan: Muhammad bin Ya’kob al-Kulaini al-Usul min al-Kafi jil. 2 hal. 633)

Kesimpulan:

Syi’ah beri’tiqad bahawa al-Quran yang ada di tangan umat Islam sekarang tidak asli kerana yang asli berada di tangan Imam al-Mahdi.

Syi’ah mengatakan Imam Mahdi mereka (Muhammad bin al-Hasan al-Askari) akan mengeluarkan al-Quran yang sebenarnya ketika kemunculannya di akhir zaman.

Syi’ah mengatakan bahawa imam mereka menyuruh supaya membaca al-Quran yang terdapat di tangan umat Islam sekarang sehingga kemunculan Imam Mahdi.

Syi’ah mengatakan golongan sahabat enggan menerima al-Quran yang asli yang dikemukakan oleh Sayyidina Ali r.a. kepada mereka.
 

syiah sudah jauh tersesat

PERHATIAN : INI ADALAH KARANGAN SYIAH...JANGAN DIAMBIL SEBAGAI PANDUAN.!!!!

Terjemahan

Syi’ah: Al-Quran Sebenar Tiga Kali Ganda Daripada Al-Quran Yang Ada Sekarang Ini

Daripada Hisyam bin Salim daripada Abu ‘Abdullah a.s. katanya: “Sesungguhnya al-Quran yang dibawa oleh Jibril a.s. kepada Muhammad s.a.w. adalah sebanyak tujuh belas ribu ayat”.

(Rujukan: Muhammad bin Ya’kob al-Kulaini al-Usul min al-Kafi jil. 2 hal. 634)

Kesimpulan:

Syi’ah beri’tikad bahawa al-Quran yang ada di tangan umat Islam sekarang ini bukan yang asli kerana bilangan ayatnya sekitar enam ribu ayat sahaja sedangkan bilangan ayatnya yang sebenar di sisi Syi’ah ialah tujuh belas ribu ayat.

Syi’ah mengatakan golongan yang bertanggungjawab menyelewengkan al-Quran dan membuang sebahagian besar isi kandungannya ialah sahabat-sahabat r.a.
 — atWhere was this photo taken?

syiah pembohong

PERHATIAN : INI ADALAH KARANGAN SYIAH...JANGAN DIAMBIL SEBAGAI PANDUAN.!!!!

Terjemahan

Imam Ali Ar-Ridha: Golongan Syi’ah Berbohong Mendakwa Cintakan Ali R.A.

Musa bin Bakr al-Wasithi katanya, Abu al-Hasan (Imam Ali ar-Ridha) a.s. berkata: “Kalau aku mengklasifikasikan Syi’ahku, pasti aku tidak akan dapati mereka kecuali orang-orang yang mendakwa sahaja (yang mereka cintakan Ahl al-Bait). Kalau aku hendak menguji mereka pasti aku tidak akan temui kecuali orang-orang yang murtad. Kalau aku mahu membersihkan mereka (daripada dakwaan mereka) tentu tidak akan tinggal walaupun seorang daripada seribu. Kalau aku mahu menyelidiki keadaan mereka (yang sebenar) pasti tidak akan tinggal dari kalangan mereka kecuali aku dapati mereka sambil berbaring di atas sofa-sofa (dengan sombong) mengatakan bahawa kami adalah Syi’ah Ali sedangkan Syi’ah Ali yang sebenar ialah orang yang perbuatannya membenarkan kata-katanya”.

(Rujukan: Muhammad bin Ya’kob al-Kulaini ar-Raudhah min al-Kafi jil. 8 hal. 228)


Kesimpulan:

> Imam Ali Ar-Ridha (Imam Ahl al-Bait yang ke 8 di sisi Syiah) di dalam kitab utama golongan Syiah (ar-Raudhah min al-Kafi) mengatakan bahawa golongan Syi’ah pada hakikatnya hanya mendakwa sahaja cintakan Ahl al-Bait tetapi sebenarnya mereka membenci Ahl al-Bait

> Imam Ahl al-Bait sendiri mengatakan bahawa Syi’ah adalah golongan yang murtad.

> Imam Ahl al-Bait sendiri mengatakan bahawa golongan Syi’ah hanya pandai berkata-kata sahaja padahal pada hakikatnya perbuatan mereka bercanggah dengan dakwaan mereka.
 — at Where was this photo taken?

syiah licik

PERHATIAN : INI ADALAH KARANGAN SYIAH...JANGAN DIAMBIL SEBAGAI PANDUAN.!!!!

TERJEMAHAN

Syi’ah: Kitab-Kitab Suci Yang Lain Selain Al-Quran

Daripada Abi Bashir katanya, aku masuk menemui Abi Abdillah (Jaa’far as-Sadiq) a.s. lalu aku berkata kepadanya: “Aku jadikan diriku sebagai tebusan kepadamu! Sesungguhnya aku ingin bertanya kepadamu satu masalah, adakah di sini ada seseorang yang mendengar kata-kataku? Dia (Abu Bashir) berkata lagi: “Lalu Abu Abdillah a.s. mengangkat di antaranya dengan rumah yang lain lalu dia memerhati ke arahnya”. Kemudian dia berkata: “Wahai Aba Muhammad, tanyalah apa yang terlintas padamu”. Aku pun berkata: “Aku jadikan diriku sebagai tebusan kepadamu! Sesungguhnya Syi’ahmu membicarakan bahawa Rasulullah s.a.w. mengajarkan kepada Ali a.s. satu bab (ilmu) yang terbuka untuknya daripada bab itu seribu bab? Maka dia (Abu Abdullah) a.s. berkata: “Wahai Aba Muhammad! Rasulullah s.a.w. mengajarkan Ali a.s. seribu bab yang terbuka daripada setiap bab seribu bab”. Perawi (Abu Bashir) berkata, aku berkata: “Ini demi Allah adalah sebenar-benar ilmu”. Perawi (Abu Bashir) berkata: “Lalu dia (Abu Abdullah) a.s. menggores-gores seketika tanah kemudian berkata: “Sesungguhnya inilah sebenar-benar ilmu dan tiada yang sepertinya”.

Perawi (Abu Bashir) berkata, kemudian dia (Abu Abdullah) a.s. berkata: “Wahai Aba Muhammad (Abu Basir)! Sesungguhnya kami mempunyai al-Jamiah, adakah mereka mengetahui apakah itu al-Jami'ah? Abu Basir berkata, “Aku jadikan diriku sebagai tebusan kepadamu! Apakah itu al-Jamiah? Abu Abdillah a.s. menjawab: “Ia adalah satu sahifah yang panjangnya tujuh puluh hasta Rasulullah s.a.w.. Ia menyampaikannya dari mulutnya dan Ali a.s. menulisnya. Di dalamnya terdapat setiap perkara halal dan haram dan setiap perkara yg diperlukan oleh manusia sehinggalah diyat luka kerana mengoyakkan kulit dan ia memukul tangannya kepadaku sambil berkata: “Adakah engkau memberi izin kepadaku wahai Aba Muhammad? Perawi (Abu Bashir) berkata, aku berkata: “Aku jadikan diriku sebagai tebusan kepadamu, sesungguhnya aku adalah untukmu maka buatlah apa yang engkau kehendaki. Perawi (Abu Bashir) berkata, “Lalu dia meramas aku dengan tanggannya dan berkata: “Sehingga diyat sebegini (dia melakukan seolah-olah marah) Perawi (Abu Bashir) berkata, aku berkata: “Sesungguhnya inilah sebenar-benar ilmu dan tiada yang sepertinya”.

Kemudian ia (Abu Abdillah) diam seketika lalu berkata: “Sesungguhnya di sisi kami ada al-Jufr, apakah mereka tahu apa itu al-Jufr? Abu Basir berkata, aku berkata: “Apakah itu al-Jufr? Abu Abdillah a.s. menjawab: “Satu bekas dari kulit di dalamnya ilmu nabi-nabi dan para wasi, ilmu ulama yang lalu dari kalangan Bani Israil. Perawi (Abu Bashir) berkata, aku berkata: “Sesungguhnya inilah sebenar-benar ilmu dan tiada yang sepertinya”.

Kemudian ia (Abu Abdillah) diam seketika lalu berkata: “Sesungguhnya di sisi kami ada Mushaf Fatimah, apakah mereka tahu apa itu Mushaf Fatimah? Abu Basir berkata, aku berkata: “Apakah itu Mushaf Fatimah? Abu Abdillah a.s. menjawab: “Satu mushaf yang di dalamnya tiga kali ganda quran kamu ini. Demi Allah tidak terdapat di dalamnya daripada quran kamu walaupun satu huruf”. Perawi (Abu Bashir) berkata, aku berkata: “Sesungguhnya inilah sebenar-benar ilmu dan tiada yang sepertinya”.


Kesimpulan:

> Syi’ah mempunyai kitab-kitab suci seperti al-Jamiah, al-Jufr dan Mushaf Fatimah dan ia bukanlah al-Quran yang terdapat di tangan umat Islam kini.

> Salah satu kitab suci Syi’ah iaitu Mushaf Fatimah merupakan satu kitab yang langsung tidak mempunyai hubungan dengan al-Quran termasuklah dari segi bahasa kerana tidak terdapat di dalamnya walaupun satu huruf al-Quran. Ini menunjukkan bahawa huruf yang terdapat di dalamnya bukanlah huruf Arab.
 — at Where was this photo taken?

PENGARUH IRAN a.k.a SYIAH di beberapa kawasan berdekatan TANAH ARAB..


PENGARUH IRAN a.k.a SYIAH di beberapa kawasan berdekatan TANAH ARAB....IRAN SEDANG CUBA MENGEPUNG ARAB SAUDI DARI UTARA, SELATAN DAN TIMUR...JUGA TIDAK TERLUPA DARI BARAT....IMPIAN MEREKA SAMA SEPERTI IMPIAN ZIONIS ISRAEL. KALAU ZIONIS, MELALUI PERKATAAN BEKAS PERDANA MENTERI MEREKA, MOSHE DAYAN MAHU MERAMPAS MADINAH DARI TANGAN UMAT ISLAM, IRAN PULA MAHU MERAMPAS KEDUA-DUA TANAH HARAM IAITU MAKKAH DAN MADINAH.
 

syiah menyeleweng

syiah tak boleh dipercayai

syiah menyeludup ke malaysia

PENDEDAHAN TERGEMPAR!!!!!

Nampaknya bila semua 'kucing' tengah sibuk bercakaran, maka 'tikus' pun ambik peluang untuk mengorek lubang! Ini info yang MyMassa dapat dari sumber yang boleh dipercayai. Penyebar fahaman Syiah tengah merancang nak buat kompleks Hauzah Ar-ridha di Gombak sebagai Centre of Syiah di Malaysia!

25 Ogos 2011 , hari Khamis, Jab. Agama Islam Melaka (JAIM) telah berjaya mengantoikan usaha nak menyebar fahaman Syiah di Melaka. Lebih kurang 35 ribu buku, CD dan risalah Syiah dijumpai kat dalam sebuah rumah kat Paya Dalam hasil dari tip-off orang ramai. Salah satu buku Syiah popular yang dijumpai ialah 'Benarkah Salafi Wahabi, Ittiba'us Sunnah, Ansarus Sunnah, Jamaah Islamiya (JI), Al-Qaeda, Taliban, Persis Muhammadiyah, Pemusnah Islam & pembunuh umatnya, Penyembah tuhan berupa berwajah berjisim, Penyebar Islam Yahudi?! Menjadi barua Zionis-Amerika, Tanduk syaitan yang muncul dari Najd?!' (pergh panjangnya tajuk!) yang telahpun disebarkan kat masjid dan surau secara percuma. Kalau korang ada nampak atau dapat buku ni, tolong ambik dan repot kat polis!

Lain-lain buku ialah 'Akhirnya Ku Temui Kebenaran' oleh Dr Ahmad Tijani, 'Dialog Mengenai Islam dan Akidah Islam Sebenar', dan jugak Memorandum Majlis Syiah Malaysia.
 —

syiah bermuka dua

PERHATIAN : INI ADALAH LUKISAN SYIAH...JANGAN DIAMBIL SEBAGAI PANDUAN.!!!!

Siapa ni??? Dari mana mereka dapat sumber muka ni?

syiah dan batu karbala

PERHATIAN : INI ADALAH PERBUATAN TIDAK BERDALIL SYIAH...JANGAN DIAMBIL SEBAGAI PANDUAN.!!!!

Batu Jemala or Batu Karbala

syiah musuh dalam selimut

PERHATIAN : INI ADALAH KARANGAN / LUKISAN SYIAH...JANGAN DIAMBIL SEBAGAI PANDUAN.!!!!

Siapa ni??? Dari mana mereka dapat sumber muka ni?

syiah memuja fatimah

PERHATIAN : INI ADALAH KARANGAN SYIAH...JANGAN DIAMBIL SEBAGAI PANDUAN.!!!!

Senarai Hadis Dari Kitab Hadis Syiah mengenai keutamaan FATIMAH

Menariknya disini ialah, macam mana hadis ini ditulis dan dibentukkan kedalam bentuk bulatan.

Sumber : Laman FB Yayasan Fatimah Indonesia
 

syiah memuja ali

PERHATIAN : INI ADALAH KARANGAN SYIAH...JANGAN DIAMBIL SEBAGAI PANDUAN.!!!!

Senarai Hadis Dari Kitab Hadis Syiah mengenai keutamaan ALI.

Menariknya disini ialah, macam mana hadis ini ditulis dan dibentukkan kedalam bentuk bulatan.

Sumber : Laman FB Yayasan Fatimah Indonesia
 —