DARIPADA Abu Hurairah katanya, bersabda Rasulullah SAW bermaksud:
"Luas telagaku pada Hari Kiamat lebih dari jarak Ailah dan Adan, airnya lebih jernih daripada salju, lebih manis daripada madu bercampur susu, bejananya lebih baik daripada bintang di langit; Aku melarang umat selain umatku datang minum di situ, seperti mana seorang yang menjaga unta orang lain akan minum dari telaganya;
Ditanya Rasulullah SAW: Dapatkah tuan mengenal kami ketika itu? Jawab Rasulullah SAW: Ya, ialah dengan bekas wuduk yang gilang-gemilang di mukamu sebagai tanda diistimewakan dari umat lain.
Allah SWT berfirman maksudnya:
Allah SWT berfirman maksudnya:
“Pada hari ketika kamu melihat orang mukmin lelaki dan perempuan, sedang cahaya mereka bersinar di hadapan dan di sebelah kanan mereka, (dikatakan kepada mereka): Pada hari ini ada berita gembira untukmu, iaitu syurga yang mengalir di bawahnya sungai yang kamu kekal di dalamnya. Itulah keberuntungan yang banyak.” (Surah al-Hadid, ayat 12)
Sesungguhnya bekas air wuduk di wajah kita menjadi penyeri wajah. Begitu juga setiap amal salih yang kita lakukan adalah penyeri akhlak. Semua himpunan cahaya ini adalah lambang keserian iman yang akan menerangi hidup seseorang di dunia dan akhirat.
Syurga indah sedia menanti mereka di sana. Maka alangkah ruginya jika kita terkecuali daripada golongan yang disebutkan Rasulullah SAW. Namun manusia lazimnya selalu leka dalam mengejar nikmat dunia sementara di depan mata berbanding nikmat akhirat indah dan kekal abadi.
Sesungguhnya janji Allah SWT tetap benar dan hanya orang yang sabar saja akan dapat mengecap nikmat kebahagiaan yang dijanjikan-Nya itu.
Sumber: e-hadith JAKIM
Sesungguhnya janji Allah SWT tetap benar dan hanya orang yang sabar saja akan dapat mengecap nikmat kebahagiaan yang dijanjikan-Nya itu.
Sumber: e-hadith JAKIM