Saturday, 22 June 2013

Kuliah Umum: Hulk dan Energi Hijau

Mark A. Ruffalo, Marco Krapels and Mark Z. Jacobson:

Power the World with Wind, Water and Sunlight



What happens when you put a movie scientist in the room with a real scientist? 

You hope to inspire millions to take part in an energy revolution!

Mark Ruffalo, known for his portrayal of Dr. Banner and the Incredible Hulk, will speak with Mark Jacobson of the Stanford Atmosphere/Energy Program and Marco Krapels of Rabobank about powering the world with wind, water and sunlight. 

Global warming, environmental pollution, and energy insecurity are three of the most significant problems facing the world today. 

This talk discusses a technical plan to solve these problems by powering 100% of the United States' and world's energy for all purposes, including electricity, transportation, industry, and heating/cooling, with wind, water, and sunlight (WWS) within 20-40 years. 

As part of the plan, we consider transmission infrastructure, resources, reliability, catastrophic risk, materials, costs, health effects, job creation, revenue streams, and policies needed. We discuss a detailed version of the plan for New York State and its potential application to California and other states. 

We also discuss the public engagement needed and how social media can help to implement the plan on the state, national, and international levels.

About the Speakers:

Mark A. Ruffalo is an Oscar-nominated actor and advocate of addressing climate change and renewable energy. In March 2011, Mark co-founded Water Defense to raise awareness about energy extraction impact on water and the public health.


A regular contributor to the Guardian and the Huffington Post, Mark is a recent recipient of the Global Green Millennium Award for Environmental Leadership, and the Meera Gandhi Giving Back Foundation Award. He was named one of Time Magazine's "People Who Mattered" in 2011. Most recently, he played Dr. Banner and the Incredible Hulk in the box-office hit, The Avengers. 

Marco Krapels is the Executive Vice President of Rabobank N.A,,where he runs the commercial banking product groups including its capital markets and renewable energy finance divisions.

He co-chairs the bank's Corporate Social Responsibility (CSR) committee, where he's initiated notable sustainability efforts, including a Rabobank solar/Tesla electric car project featured in the New York Times.

Marco is co-founder and board member of Empowered by Light, which promotes renewable energy solutions for 1.6 billion people living without electricity.



Prof. Mark Z. Jacobson is Director of the Atmosphere/Energy Program and Professor of Civil and Environmental Engineering at Stanford University. He is also a Senior Fellow of the Woods Institute for the Environment and Senior Fellow of the Precourt Institute for Energy.

He is on the Energy Efficiency and Renewables Advisory Committee to the U.S. Secretary of Energy. He co-authored a 2009 cover article in Scientific American and two more recent articles in Energy Policy with Dr. Mark DeLucchi of U.C. Davis on how to power the world with renewable energy.



 


Professor of Civil and Environmental Engineering

Director, Atmosphere/Energy Program
Senior Fellow,  Woods Institute for the Environment
Senior Fellow, Precourt Institute for Energy

Education: 

B.S. Civil Engineering B.A. Economics and M.S. Environmental Engineering(1988) Stanford University
M.S. (1991) and Ph.D. (1994) Atmospheric Science, University of California at Los Angeles

Kunjungi Web Pribadinya di:

http://www.stanford.edu/group/efmh/jacobson/

https://twitter.com/mzjacobson 

"Bahan bakar fosil suatu saat PASTI AKAN HABIS, dan kita harus mempersiapkan diri sebelum itu terjadi. Konservasi Energi, Hemat Energi, Energi Terbarukan dan Energi Hijau adalah pilihan-pilihan yang harus kita ambil, mari kita mulai hari ini."
*A.N.*

Semoga Bermanfaat

Sumber: 

1. Google Talk
2. The Avengers
3. Stanford University
4. Empowered by Light
5. http://www.meti.or.id/
[Masyarakat Energi Terbarukan Indonesia]

Bisakah Kita Melahirkan Superman dengan Rekayasa Genetika?

“Human genetic engineering has the potential to change human beings' appearance, adaptability, intelligence, character, and behaviour. It may potentially be used in creating more dramatic changes in humans”.

~Wikipedia, Genetic Engineering~



 Nothing comes between a mother and her child, even if he did come from another planet!

Manusia telah berhasil memetakan gennya dalam proyek raksasa “The Human Genome Project”. Dengan data ini manusia mempunyai peta informasi untuk mengeksplorasi fungsi dan potensi dari tiap gen dalam tubuh manusia. 

Mulai dari gen yang menentukan bentuk fisik manusia, gen penyebab kanker, gen yang membentuk ingatan, gen yang menciptakan kecerdasan, bahkan gen khusus yang mengatur proses penuaan. 

Ini nantinya akan memungkinkan dilakukannya rekayasa genetika untuk menciptakan manusia-manusia masa depan yang sangat unggul. 

Manusia dengan kesehatan sempurna, terbebas dari penyakit, berumur lebih dari 100 tahun dan mempunyai kecerdasan mendekati genius. 

Bayangkan bila manusia menemukan gen spesial yang membuat Einstein menjadi genius. Lalu gen itu bisa ditransfer ke seluruh umat manusia. Atau keunggulan fisik David Beckham, atau bahkan kharisma John F. Kennedy.

Atau bagaimana bila Gen Keshalihan Teh Ninih, Gen Kecerdasan Prof. Marie Curie, Gen Keanggunan Teh Oki Setiana Dewi dan Kesexsian Anne Hathaway digabungkan dalam satu tubuh?
 
Amazing.,.,., 

Tapi rekayasa genetika tidak hanya untuk manusia, tapi juga bisa untuk tumbuhan dan hewan ternak. Rekayasa genetika bisa menciptakan padi dan gandum jenis baru dengan hasil panen yang berkali-kali lipat. 

Kita juga bisa menciptakan daging sapi yang lebih empuk dan gurih. Kita bahkan juga bisa menciptakan tanaman dan hewan konsumsi dengan nilai gizi yang unggul.


Sejarah Genetic Engineering

Rekayasa genetika kini telah berkembang pesat, segala hal yang nampaknya mustahil dilakukan dimasa lalu kini sudah bisa dilakukan. Rekayasa genetika tidak hanya dilakukan pada hewan dan tumbuhan namun juga pada Manusia. Rekayasa genetika pada manusia tentunya memiliki batasan-batasan etika, selain itu rekayasa genetika pada manusia juga menemukan berbagai macam kendala seperti umur manusia yang cukup panjang. 

Rekayasa genetika adalah sebuah istilah yang pertama kali digunakan di Pulau Dragon, sebuah novel fiksi ilmiah oleh Jack Williamson pada tahun 1951. Dengan penemuan 'deoxyribonucleic acid' atau DNA mitokondria oleh Prof. James Watson dan Prof. Francis Crick, kata Rekayasa Genetika ini mulai berubah menjadi kenyataan. 

Prof. Watson dan Crick, dengan percobaan mereka, bisa membuktikan bahwa DNA adalah materi genetik yang dipindahkan generasi ke generasi, dengan informasi genetik. Informasi genetik ini ditentukan semua karakteristik dari makhluk hidup.

DNA mikroskopis berisi semua informasi genetik yang berhubungan dengan orang tersebut, seperti warna mata, rambut, warna kulit, tinggi badan, berat badan, IQ, EQ, penyakit, gangguan, dll, dan bahkan dapat menentukan senyum atau bentuk hidung seseorang. Ini cetak biru kehidupan adalah bahan yang paling penting dari rekayasa genetika.


Prof. James Watson dan Prof. Francis Crick Ketika Masa Muda
Mereka Berdua Adalah Peraih Nobel dalam Bidang Biologi-Medis


Langkah-langkah Rekayasa Genetika: 

1. Isolasi gen 

2. Vektor transfer dimasukkan ke dalam gen. 

3. Vektor ditransfer ke organisme yang akan dimodifikasi. 

4. Sel-sel dari suatu organisme berubah. 

5. Organisme yang dimodifikasi secara genetik (GMO) yang dipilih dan dipisahkan dari orang-orang yang tidak bisa diubah. 

Bioteknologi ini pertama kali diterapkan untuk memproduksi insulin manusia sintetis. Teknologi ini secara bertahap digunakan untuk menerapkan sejumlah vaksin dan obat-obatan yang akan terbukti bermanfaat bagi umat manusia. Itu diterapkan untuk tanaman untuk menghasilkan makanan yang dimodifikasi secara genetik, dengan ketahanan lebih tinggi terhadap infeksi dan nilai gizi yang tinggi. 

Dengan kemajuan teknologi dan terobosan besar dalam rekayasa genetika, semakin banyak ilmuwan bereksperimen dengan gen manusia. Penyelesaian Proyek Genom Manusia pada tahun 2006 telah memberikan pembukaan besar untuk perusahaan medis, melakukan eksperimen dan tes menggunakan rekayasa genetika.

Semoga Ilmu Pengetahuan Kita Semakin Bertambah dan Berkembang



"Genius is one percent inspiration and ninety-nine percent perspiration."
*Thomas A. Edison*

Sumber:

1. Men of Steel
2. Imperium Indonesia
3. Tantri Alim Biologi-Sel
4. http://www.genome.gov/ [Human Genome Project]
5. http://www.ornl.gov/sci/techresources/Human_Genome/home.shtml
[Human Genome Project]


Friday, 21 June 2013

Astrofisika dan Filsafat Man of Steel

Malam kemarin berkesempatan mengajak keponakan Muhammad Ihsan yang masih SMP menonton Film Man of Steel alias sang Super Hero Legendaris Superman di Paris Van Java Bandung. Banyak pelajaran kehidupan yang di dapat dalam kisah ini.


Adegan pertama ditayangkan bagaimana pengorbanan seorang Ibu dalam melahirkan anak, begitu sangat kepayahan, di sini saja kita akan melihat sebuah perjuangan yang Maha Besar dari seorang Ibu atau kedua orang tua kita.

Digambarkan bahwa Planet Krypton rumah Superman adalah sebuah peradaban tingkat tinggi yang mungkin dalam Skala Peradaban Kardashev adalah Peradaban Planet Tipe III, yaitu:

Type III
"A civilization in possession of energy on the scale of its own galaxy, with energy consumption at ≈4×1044 erg/sec." Lemarchand stated this as "A civilization with access to the power comparable to the luminosity of the entire Milky Way galaxy, about 4 × 1037 Watts."

Sebuah Peradaban Planet yang telah berusia Ratusan Ribu Tahun, dimana para penghuninya telah melakukan perjalanan dan pembangunan di sekitar Galaksi mereka.

Peradaban ber-ilmu pengetahuan super tinggi, berteknologi Maha Canggih yang dapat menundukan alam raya, namun akibat kecerobohan tata kelola masyarakatnya dalam bidang Energi dan Sosial akhirnya Planet itu hancur.

Sedikit Kisah Man of Steel
Superman kali ini diperankan Henry Cavill, orang Inggris pertama yang memerankan superhero kebanggaan Amerika ini. Dengan tubuh yang begitu atletis pasti menggetarkan setiap kaum hawa yang menyaksikannya.

So Hot

Duuhhh mesti banyak olah raga dan sit up nich untuk meratakan sang perut wkwkkwkw.

Kisah Superman Man of Steel dimulai ketika Jor-El dan Lara Ilmuwan Paling Cemerlang di Planet Krypton (Russell Crowe) sebagai ayah kandung Clark Kent hendak menyelamatkan anaknya, Kal-El (yang juga Clark) dengan menerbangkannya ke bumi.

Jenderal Zod (Michael Shannon) ingin mencegah hal itu, tapi terlambat. Dia mengerahkan pemberontakan di Krypton, ayah Clark pun dibunuhnya. Namun, jenderal Zod berhasil diringkus, dan dipenjara pengadilan Krypton dalam sebuah tempat penahanan dinamakan "Phantom Zone".

Kisah kemudian berlanjut saat planet Krypton hancur, dan semua isinya musnah. Jenderal Zod dan pengikutnya yang berada dalam penahanan ternyata selamat, dan memburu Clark hingga ke bumi untuk membunuhnya.

Setelah adegan di Krypton, Man of Steel langsung meloncat pada sosok Clark Kent dewasa. Di sini, Clark bukan seorang wartawan lugu seperti kisah Superman sebelumnya, dia justru menjadi seorang pengelana yang tengah mencari jati diri.

Menjadi seorang nelayan amatir di lautan dekat kilang minyak lepas pantai yang terbakar.

Tentu saja kisah kasih sang Super Hero ini pun tak ketinggalan dengan Jurnalis peraih Pulitzer Louis Lane. he.,he.,he., sebuah bagian hidup yang sangat sulit dilepaskan dari kehidupan manusia.

Penghargaan Pulitzer (bahasa Inggris: Pulitzer Prize) adalah penghargaan yang dianggap tertinggi dalam bidang jurnalisme cetak di Amerika Serikat. Penghargaan ini juga diberikan untuk pencapaian dalam bidang sastra dan gubahan musik. 

Kisah kasih Clark, dan Louis dibuat sedikit berbeda. Jika dalam serial Smallville atau kisah Superman lainnya, mereka adalah sahabat sejak kecil dan berada dalam satu kantor di Daily Planet. Namun, dalam Man of steel kisahnya sedikit berbeda, justru Clark menjadi objek hunting Louis dalam mencari berita.


Antara Kryptonite dan Kripton
  
Kristal Kryptonite memang adalah fiksi namun unsur Kripton adalah asli. Kripton adalah suatu unsur kimia dalam sistem periodik yang memiliki lambang Kr dan nomor atom 36. Gas tak berwarna, tak berbau, dan tak berasa.

Sifat -sifat kripton

Nomor Atom : 36

Perioda : 4

Blok : p

Penampilan : Tak Berwarna

Massa Atom : 83,798(2) g/mol

Konfigurasi elektron : [Ar] 3d10 4s2 4p6

Jumlah elektron di tiap kulit : 2 8 18 8

Struktur Kristal : Kubus

Elektronegativitas : 3,00 (skala Pauling)

Energi Ionisasi (detil) : 1350,8 kJ/mol

Jari-jari Atom : 88 pm

Kovalen : 110 pm

Van der Waals : 202 pm

Fase : Gas,

Massa Jenis : (0 °C; 101,325 kPa) 3,749 g/L

Titik Lebur : 115,79 K

Titik Didih : 119,93 K

Titik Kritis : 209,41 K, 5,50 Mpa

Kapasitas Kalor : (25 °C), 20,786 J/(mol·K)

Tekanan uap

P / Pa 1 10 100 1 K 10 K 100 K
Pada T / K 59 65 74 84 99 120

Pengolahan

Kripton didapat dari hasil destilasi udara cair. Kripton akan ditemukan terpisah dari gas-gas lain.

Kegunaan Kripton

  • Pengisi bola lampu blitz pada kamera.
  • Kripton dapat digabungkan dengan gas lain untuk membuat sinar hijau kekuningan yang dapat digunakan sebagai kode dengan melemparkannya ke udara.
  • Dicampurkan dengan Argon untuk mengisi lampu induksi

Mikroskop Sinar-X Setajam Mata Superman

Menciptakan peralatan untuk membantu manusia melihat setajam Superman bukan lagi mimpi. Ashish Tripathi, mahasiswa pascasarjana University of California di San Diego, AS menciptakan mikroskop sinar-X dengan kemampuan melihat sangat tajam, hingga ketelitian sepersatu miliar meter.

Mikroskop ini tidak membutuhkan lensa. Untuk mencitrakan suatu objek, mikroskop menggunakan program komputer yang bisa mengubah pola pantulan sinar X menjadi gambar objek yang mudah diinterpretasikan, menyajikan citra dalam skala atom.

Prof. Oleg Shpyrko, fisikawan yang menjadi pembimbing penelitian mengatakan, mikroskop berperan dalam nanoteknologi. “Kita bisa membuat sesuatu dalam skala nano, tapi kita tidak bisa melihat dengan baik. Mikroskop memungkinkan karakterisasi material nano,” kata Prof. Shpyrko.


http://oleg.ucsd.edu/
 SHPYRKO RESEARCH GROUP
Department of Physics
University of California, San Diego



Kemampuan mikroskop ini telah diuji. Peneliti membuat film berbahan besi dan gadolinium. Setelah dilihat dengan mikroskop, gabungan kedua elemen itu berhasil terlihat sebagai pola medan magnet yang berkelok-kelok, menyerupai sidik jari.

Shpyrko mengatakan, mikroskop ini bisa dipakai untuk melihat bagaimana material satu dan lainnya bergabung sehingga bisa mengupayakan efisiensi produksi material skala nano. Aplikasi lain ialah melihat karakter magnetik material untuk mengupayakan magnetic data storage lebih baik.

Mikroskop ini juga bisa memecahkan beberapa misteri. Misalnya, kemampuan baterai selalu menurun karena degenerasi interface antara elektroda dan elektrolit, tapi tak ada yang tahu pasti prosesnya. Dengan mikroskop ini sebab dan solusi mengatasinya bisa diamati.

Memahami Falsafah Superman

Di dalam bukunya Thus Spoke Zarathustra, Friedrich Wilhelm Nietzsche [a German philosopher, poet, composer, cultural critic, and classical philologist. He wrote critical texts on religion, morality, contemporary culture, philosophy, and science, displaying a fondness for metaphor, irony, and aphorism.] mengatakan: 

“Aku mengajarkan kamu Ubermensch (superman). Manusia adalah realitas yang harus diatasi. Kamu telah melewati perjalanan dari ulat kepada manusia dan masih banyak dalam dirimu ulat. Suatu saat dulu kamu adalah kera, tetapi manusia masih lebih kera dari pada kera mana pun…. Manusia adalah seutas tali yang terbentang antara hewan dan Ubermensch – tali di atas jurang. Berbahayalah menyeberang, berbahayalah jalan, berbahayalah menengok ke belakang, berbahayalah rasa gemetar dan berhenti di jalan. 

Manusia adalah besar, karena ia jembatan, bukan tujuan. Manusia dapat dicintai, tetapi manusia yang mencintai itu adalah suatu transisi dan akan lenyap.” Bagi Nietzsche kemanusiaan adalah bentuk sementara dan akan hilang serta ditransformir.

Manusia sekarang harus dilihat sebagai suatu peralihan dari binatang ke “Superman” (Ubermensch). Menurut Nietzsche manusia sekarang harus diatasi oleh “Superman”. “Superman” merupakan titik akhir dan perkembangan ke arahnya diperlukan. “Superman” berkuasa atas manusia lemah dan bodoh. Nietzsche mengatakan bahwa:

“But now God is died! You Higher Man, this God was your greatest danger. Only since he has lain in the grave have you again been resurrected. Only now does the great noontide come, only now does the Higher Man become – lord and master!… Come on, you Higher Man! Only now does the mountain of mankind’s future labour. God has died: now we desire – that the Superman shall live”


Nietzsche berharap bahwa orang-orang harus mempersiapkan diri untuk menjadi “Superman” untuk berkuasa. Itulah motivasi dan tujuan hidup manusia: Manusia adalah pengganti Allah. Manusia adalah pencipta nilai yang baik dan buruk. 

Tetapi, menurut Nietzsche, perjuangan itu tidak terarah kepada tujuan yang akan tercapai secara definitive. Perjuangan itu akan selalu terulang kembali, suatu “perjuangan kekal”. Perjuangan menuju “Superman” terulang terus-menerus secara siklis.

Cara pandang Nietzsche bersifat individualistis. Filsafat Nietzsche tentang “Ubermensch” bukanlah manusia yang menuju suatu kesatuan dalam cinta. “Superman” terlalu sombong dan egois. Manusia dalam pandangan Nietzsche adalah manusia yang berada dalam proses “the struggle for life”. 

Ia hanya dapat menang dengan menjadi “Ubermensch” dengan kehendak untuk berkuasa. Manusia yang berbelas kasih, rendah hati, lembah lembut dan murah hati akan kalah. Tidak ada tempat di masa depan untuk manusia yang bermoral “budak”.

Pengetahuan (episteme) adalah salah satu kemampuan khas manusia yang membentuk peradaban global dan membawa akibat-akibat besar terhadap kodrat kemanusiaan sekaligus yang membedakannya dengan binatang. Manusia mempunyai tiga aspek yang berbeda dengan binatang: terikat pada indera, pada bahasa, dan pada praksis.

Manusia pun terikat pada Kasih, Sayang, Cinta dan rasa Iba terhadap sesama.

Terpatri pada kekuatan rasa spiritual pada Yang Maha Kuasa.

Dalam hal ini kita harus sangat berhati-hati dalam mempelajari falsafah Nietzsche.

Diolah Dari Berbagai Sumber:

Semoga Bermanfaat.