Sunday, 14 July 2013

Ekspedisi Ilmiah Ramadhan III: Membangun Bangsa dari Desa

Menghidupkan Kembali Semangat Ekspedisi Ilmiah
Ibnu Batutah, [أبوعبدﷲ محمد إبن بطوطة, Abu Abdullah Muhammad ibn Bathuthah] dari Tangiers Maroko, lebih dahsyat lagi, ekspedisi ilmiahnya melebihi 120 ribu kilometer di abad 14, seorang diri. 
Ia jelajahi Afrika, bagian selatan dan timur Eropa, Timur Tengah, Asia Tengah, Asia Selatan, Cina, hingga Aceh di Nusantara. 

 
Untuk meneliti berbagai tipe budaya, karakteristik umat manusia, fenomena alamnya, corak peradabannya, yang di hari ini menjadi sumber terpenting dalam ilmu Anthropologi, bahkan hingga divisualisasikan dalam film ‘Journey to Mecca’

Jika al-Idrisi di abad 12 mampu meneliti dataran bumi ini hingga bisa menggambar peta dunia yang relatif mirip peta modern, generasi muda muslim abad 21 ini belum tentu mampu memahami peta yang mudah di akses di google earth, terlebih untuk mengeksplorasinya. 

Metodologi yang Allah ajarkan ini memang sesuai dengan kaidah peradaban. 

Pengetahuan menunggu di datangi bukan ditunggui kedatangannya.

Oleh karena itu ilmuwan-ilmuwan barat berlomba dalam ekpedisi dan eksplorasi. 

Lihatlah para Researcher Orang Utan dan para pakarnya di Kalimantan sana! 

Apakah anak negeri kita sendiri? 

Atau amatilah liputan National Geographic, berapa jauh jarak rumah nyaman mereka dan lapangan penelitian para researcher itu? 

Kemudian adakah korelasi antara produktivitas ilmiah seorang Sarjana, Master dan Doktor tanah air sebelum mendapat jabatan dosen yang nyaman dan setelahnya? 

Apakah ada keterputusan antara ekspeditor muslim seperti Ibnu Batutah dan al-Idrisi dan sarjanawan muda muslim hari ini? 

Apa yang terputus? 

Padahal Qur’an yang dibaca mereka dan memberikan arah pengetahuan itu sama dengan yang dibaca hari ini. 

Membangun Bangsa dan Peradaban Dari Desa


Visi Desa Bangunharja:

AMANAH: Asri, Makmur, Aman, Nyaman, Agamis, Harmonis.

Jum'at 5 Juli 2013 Allhamdulilah penulis dapat kembali merasakan shalat berjamaah Jum'atan di Mesjid Jami Al-Ikhlas Kampung Sukaharja, Desa Bangunharja dengan Khatib-Imam Bpk. Kalwan, S.Pd. Guru penulis semasa Sekolah Dasar.

Sampai sekarang beliau sangat fasih dan begitu indah dalam membawakan khutbah dan bacaan shalat, beliau adalah salah satu Guru Spiritual penulis sejak kecil.

Mesjid tempat kami menimba ilmu pengetahuan sedari "Leutik Keneh" sempat bertemu dengan para sahabat-sahabat sejak kecil dan tentunya bersalam-silaturahmi.

Hmmmm inilah mesjid pertamaku yang mengajarkan kami banyak hal.

Mari kita kenali desa kami yang Indah ini.

Gambaran Umum

Desa Bangunharja berada di wilayah Kecamatan Cisaga Kabupaten Ciamis Provinsi Jawa Barat ,dengan luas wilayah sekitar 1.225  Ha, secara geografis letaknya berada pada koordinat 108^o 33’ 10” Bujur Timur dan 7^o 17’ 79” Lintang Selatan  yang terdiri dari 4 dusun, 10  Rukun Warga (RW) dan 37 Rukun Tetangga, dengan batas-batas wilayah sebagai berikut :

-         Sebelah Utara       : Desa Karangpaningal Kec. Tambaksari

-         Sebelah Barat       :  Desa Girimukti Kec. Cisaga

-         Sebelah Timur       : Sungai Cijolang Prov. Jawa Tengah

-         Sebelah Selatan     :  Desa/Kec.Purwaharja Kota Banjar


Jarak ke pusat pemerintahan Kecamatan Cisaga yaitu 14 km, jarak ke pusat pemerintahan Kabupaten Ciamis yaitu 34 km. Berdasarkan letak geografisnya desa Bangunharja mempunyai posisi strategis yaitu lahan pertanian dengan komoditas andalan dari sektor Tanaman pangan dan kehutanan yaitu  padi dan kayu-kayuan.

Luas wilayah Desa Bangunharja secara keseluruhan mencapai lebih dari 1.225 Ha

Kunjungi Juga:

http://desabangunharja.blogspot.com/

http://persandesbangunharja.blogspot.com/


Ucapan Terima Kasih Kepada:

A Aditiana Nursukma, S. Kep. Konsultan Kesehatan Masyarakat dan Founder Persandes Bangunharja, sahabat yang senantiasa mengingatkan penulis akan pentingnya pembangunan desa, pencetus Visi Bangunharja Sehat 2015.

Kang Uyat Ruhiyat, Sekertaris Desa Bangunharja

Dari Desa kita Bekerja, dari Desa kita Berkarya, dari Desa kita Sejahtera

Membangun Bangsa dari Desa

To Be Continued

Cara Membuat Kapal Terbang Terbesar di Dunia

"Bandung memang mempunyai arti dan peran yang khusus bagi bangsa Indonesia. Bukan saja sebagai kota pendidikan, kota pariwisata atau kota perjuangan, namun Bandung juga kota yang menampung dan membina pusat‐pusat keunggulan Iptek, sebagai penggerak utama proses nilai tambah industri yang memanfaatkan teknologi tinggi (high tech)."
*Prof. Habibie*

BIG BIGGER BIGGEST: aircraft




Civilian

Aircraft First flight Note
Antonov An-225 Mriya 21 December 1988 Generally acknowledged as the largest airplane in the world, the Antonov An-225 is the world's heaviest aircraft ever (max. takeoff weight greater than 640 tons) and the largest aerodyne (in length and wingspan) ever entering operational service.
Airbus A340-600 23 April 2001 World's second longest passenger aircraft at 75.36m.
Airbus A380 27 April 2005 Largest mass-produced aircraft in the world and the highest-capacity passenger aircraft
Antonov An-124 1982 The second largest mass-produced aircraft in the world until the Airbus A380 was produced. Remains the World's largest military aircraft.
Antonov An-22 27 February 1965 World's largest turboprop-powered airplane
Boeing 747 9 February 1969 Highest-capacity passenger aircraft until surpassed by Airbus A380
Boeing 747-8 8 February 2010 (F variant) World's longest passenger aircraft at 76.4m.
Boeing 747 LCF (Dreamlifter) 9 September 2006 747 with enlarged fuselage for 787 parts transport (65,000 cubic feet)
Tupolev Maxsim Gorki 19 May 1934 Physically the largest aircraft, and heaviest land-based aircraft of the 1930s era (63 meter/206.7 ft wingspan, 53 tonne MTOW), required eight 900 hp Mikulin V12 engines for flight
Dornier Do X 12 July 1929 Largest successful flying boat and heaviest aircraft in the world from 1929 until 1942 when the even heavier Boeing B-29 Superfortress first flew.



General characteristics
  • Crew: 6
  • Length: 84 m (275 ft 7 in)
  • Wingspan: 88.4 m (290 ft 0 in)
  • Height: 18.1 m (59 ft 5 in)
  • Wing area: 905 m2 (9,740 sq ft)
  • Aspect ratio: 8.6
  • Empty weight: 285,000 kg (628,317 lb)
  • Max takeoff weight: 640,000 kg (1,410,958 lb)
  • Fuel capacity: 300000 kg
  • Cargo hold – volume 1,300m3, length 43.35m, width 6.4m, height 4.4m
  • Powerplant: 6 × ZMKB Progress D-18 turbofans, 229.5 kN (51,600 lbf) thrust each
Performance
  • Maximum speed: 850 km/h (528 mph; 459 kn)
  • Cruising speed: 800 km/h (497 mph; 432 kn)
  • Range: 15,400 km (9,569 mi; 8,315 nmi) with maximum fuel; range with maximum payload: 4,000 km (2,500 mi)
  • Service ceiling: 11,000 m (36,089 ft)
  • Wing loading: 662.9 kg/m² (135.8 lb/sq ft)
  • Thrust/weight: 0.234



Menurut Prof. Habibie Fakta sejarah mencatat bahwa urutan pesawat penumpang sipil yang menerapkan teknologi canggih untuk pengendalian dan pengawasan terbang dengan “fly by wire” adalah sebagai berikut: 

1. A‐300 hasil rekayasa dan produksi Airbus Industri (Eropa)   

2. N‐250 hasil rekayasa dan produksi Industri Pesawat Terbang Nusantara IPTN, 
sekarang bernama PT. Dirgantara Indonesia (Indonesia)   

3. BOEING 777 hasil rekayasa dan produksi BOEING (USA)

Indonesia harus bertekad, berjuang dan bekerja sama untuk dapat membangun pesawat-pesawat super canggih pada tahun 2025 - 2030.

Insha Allah

Kita Bisa!

Kunjungi Juga:

1. http://www.antonov.com/
2. http://www.airbus.com/
3. http://www.boeing.com/boeing/
4. http://www.indonesian-aerospace.com/
5. http://www.lockheedmartin.com/