Sunday, 12 May 2013

Absolute Winner dalam Olimpiade Fisika

"Sekali lagi saya bangga nama Indonesia kembali harum di kancah Internasional karena generasi muda kita. Himawan Wicaksono dinobatkan sebagi Absolute Winner pada Olimpiade Fisika Asia." 
*Dr. H. Susilo Bambang Yudhoyono, M.A.*


"Siswa dan Siswi Indonesia kembali menegakan merah putih diantara bangsa-bangsa di Asia"
~Prof. Yohanes Surya, M.Sc., Ph.D~

Tim Indonesia meraih prestasi gemilang dalam ajang Asia Physics Olympiad (APhO) 2013 yang dilaksanakan di Bogor, Jawa Barat. Tim pelajar Indonesia menyumbangkan 2 medali emas, 2 medali perak, 2 medali perunggu, dan 2 honourable mention. 

Dalam acara penutupan di Bogor, Sabtu (11/5/2013) malam, Himawan Wicaksono Winarto dari SMA Katolik St. Agustinus, Malang (Jawa Timur), dinobatkan sebagai absolute winner. Ia meraih satu medali emas dan juga gelar best male participant serta gelar terbaik dalam tes eksperimen

Selain itu, Josephine Monica dari SMAK Penabur Gading Serpong meraih gelar best female participant dan mendapatkan 1 medali emas. 

Dua medali perak disumbangkan oleh Kristo Nugraha Lian (SMAK Penabur Gading Serpong) dan Aryani Paramita (SMAK 3 Penabur Jakarta). 

Selain itu, dua medali perunggu diraih oleh Andramica Priastyo (SMA Taruna Nusantara Magelang) dan Justian Harkho (SMA Santo Petrus Pontianak). 

Adapun honourable mention diraih oleh Ryan Vitalis Kartiko (SMA Katolik Rajawali Makassar) dan Fidiya Maulida (SMAN 1 Pamekasan).

Rakyat dan Bangsa Indonesia bangga pada anak-anak muda hebat ini.

Terima Kasih Kawan-Kawan



Prof. David Jonathan Gross [Mengenakan Pakaian Batik] berkenan hadir dalam 
14th Asian Physics Olympiad (APhO) in Bogor, West Java, Indonesia.
 Peraih Nobel Fisika ini mendukung PT. Telkom untuk memajukan pendidikan Indonesia.
 Selaku peraih nobel di bidang fisika, tentu saja Prof. David Gross tak lepas dari apa yang disebut belajar serta mencari ilmu melalui penelitian-penelitiannya.

Prof. Gross received his bachelor's degree and master's degree from the Hebrew University of Jerusalem, Israel, in 1962. He received his Ph.D. in physics from the University of California, Berkeley in 1966 under the supervision of Geoffrey Chew

He was a Junior Fellow at Harvard University and a Professor at Princeton University until 1997. He was the recipient of a MacArthur Foundation Fellowship in 1987, the Dirac Medal in 1988 and the Harvey Prize in 2000.

In 1973, Gross, working with his first graduate student, Frank Wilczek, at Princeton University, discovered asymptotic freedom, which holds that the closer quarks are to each other, the less the strong interaction (or color charge) is between them; when quarks are in extreme proximity, the nuclear force between them is so weak that they behave almost as free particles. Asymptotic freedom, independently discovered by Politzer, was important for the development of quantum chromodynamics.

He is the former director and current holder of the Frederick W. Gluck Chair in Theoretical Physics at the Kavli Institute for Theoretical Physics of the University of California, Santa Barbara. He is also a faculty member in the UC Santa Barbara Physics Department and is currently affiliated with the Institute for Quantum Studies at Chapman University in California.
Prof. David Jonathan Gross adalah seorang fisikawan Amerika Serikat dan Teoritis String. Bersama dengan Frank Wilczek dan David Politzer, dia dianugerahi Penghargaan Nobel dalam bidang Fisika pada 2004 untuk penemuan kebebasan asimtotik.

Allhamdulilah

Indonesia Bisa Berprestasi

Semoga di masa depan para anak muda hebat ini dapat terus berkarya dan berjuang untuk kita semua, amin.

Semangat

Sumber: 

Kompas Edukasi

14th Asian Physics Olympiad (APhO) in Bogor, West Java, Indonesia.
http://apho2013.suryainstitute.org/index.php

Fisika LIPI

Wikipedia