Air ketuban sangatlah penting bagi kehamilan,
khususnya bagi perkembangan janin. Air ketuban melindungi janin saat
berusia 12 hari setelah terjadi pembuahan. Di saat minggu-minggu awal
kehamilan air ketuban ini berasal dari persedian air dalam tubuh si ibu.
Setelah mencapai 12 minggu, air ketuban ini dipenuhi sebagian besar
dari air kencing sang bayi.
Air ketuban menjaga bayi dalam janin
agar selalu aman dan juga membantu perkembangan bayi. Cairan inilah yang
dihirup sebagai udara oleh sang bayi dan makanan mereka selama dalam
rahim.
Dengan adanya cairan ini juga
memungkinkan bayi untuk bergerak dimana kegiatan ini akan membantu
perkembangan otot dan tulangnya. Air ketuban akan terus bertambah sampai
usia kandungan mencapai 28 – 32 minggu, setelah itu selama 37 – 40
minggu jumlah cairan akan stabil.
Namun hati-hatilah jika jumlah air
ketuban pada kandungan Anda berlebihan. Kelebihan air ketuban atau biasa
disebut Polyhydramnion atau hydramnion, dapat menyebabkan kelahiran
prematur, permasalahan dengan tali pusat sang bayi, pendarahan hebat
pada sang ibu setelah melahirkan, perkembangan bayi yang lamban sampai
dengan kematian pada sang bayi. Hydramnion terjadi pada 3% kehamilan dan
bisa didiagnosa setelah 16 minggu. Untuk keadaan normal air ketuban
sebanyak 1-2 liter, sedangkan kasus hidramnion melebihi batas dari 2
liter yaitu antara 4-5 liter.
Kehamilan kembar air, ujar dokter dari
Departemen Obstetri & Ginekologi RSPAD Gatot Soebroto, sebenarnya
bisa dideteksi sejak dini. Sebab, ibu yang mengalami hamil kembar air
akan mempunyai ciri-ciri ukuran fisik yang tidak sesuai. Pertama, ukuran
rahim lebih besar daripada usia kehamilannya. Misalnya, di usia
kehamilan 5 bulan, di mana rahim seharusnya baru setinggi di bawah
pusar, kalau ia menderita hidramnion maka bisa saja rahim sudah di atas
pusar yang berarti sama dengan usia kehamilan 6 bulan atau sebulan lebih
besar. Tapi, ukuran rahim yang besar tidak selalu berindikasi
hidramnion, lo. “Bisa saja karena memang bayi yang dikandungnya kembar
atau lebih dari satu. Karena itu, kalau merasa hamilnya lebih besar
dari biasanya, sebaiknya segera periksa ke dokter,” tutur Judi.
Ciri kedua, ibu juga merasakan rahimnya
cepat besar. Bila ukuran rahimnya sudah sangat besar bisa saja rahim itu
menekan diafragma sehingga mengakibatkan si ibu akan mudah sesak nafas,
walaupun kalau dilihat dari usia kehamilannya masih tergolong muda (prematur) atau belum saatnya menekan diafragma.
Ciri ketiga, ibu juga akan semakin sulit
merasakan gerakan janinnya. Sebab, gerakan janin akan semakin nyata
dirasakan bila si janin itu membentur dinding rahim. Nah, kalau jumlah
air ketubannya sangat banyak, kemungkinan janin membentur dinding rahim
akan semakin berkurang, kan?
Gejala yang timbul dari kelainan ini
adalah perasaan tidak nyaman pada perut, pemasalahan dalam pernapasan
dan kontraksi-kontraksi. Penyebab timbulnya Hydramnios belum diketahui
secara pasti tetapi ada beberapa alasan yang diketahui sebagai penyebab
kelainan ini, yaitu penyakit diabetes sang ibu, bayi yang kembar pada
kandungan di mana akan ada kemungkinan salah satu bayi yang menerima
banyak cairan ini dan bayi satunya lagi hanya menerima sedikit, kelainan
pada janin, produksi urine janin yang berlebihan, dan ketidakcocokan Rh
darah.
Efek :
1. Perut akan lebih besar dari kehamilan normal
2. Adanya tekanan pada diafragma, yang mengakibatkan ibu akan mengalami sesak nafas.
3. Nyeri pada perut akibat tegangnya uterus, mual dan muntah.
4. Bisa menyebabkan retak-retak pada kulit perut
5. Akan mengalami kesulitan dalam pemeriksaan karena terlalu banyaknya cairan
6. Janin akan semakin bebas bergerak, yang akan menyebabkan kesalahan letak janin
5. Resiko tinggi perdarahan pada saat persalinan
6. Adanya tekanan yang kuat, dapat menyebabkan kontraksi sebelum waktunya
7. Adanya resiko cacat pada janin
8. Kemungkinan lahir melalui caesar besar
Dengan pengawasan yang hati-hati,
Polyhydramnion dapat dirawat dengan mudah, tanpa harus menyakiti sang
ibu dan bayinya. Adapun jenis perawatan yang biasa digunakan untuk
mengatasi Polyhydramnion, yaitu :
- Ultrasound. Jika seorang ibu hamil telah didiagnosa mengidap
Polyhydramnion, maka ia kan menggunakan Ultrasound beresolusi tinggi
untuk mengecek apakah bayinya dalam kondisi baik. Ultrasound ini juga
tidak akan mempengaruhi perkembangan sang bayi dalam kandungan.
- Amniocentesis Jika dokter merasa air ketuban terlalu banyak, maka
salah satu cara mengatasinya dengan proses Amnioreduction. Namun proses
ini dapat menimbulkan beberapa masalah dan tidak menutup kemungkinan
untuk kembali mengalami kelebihan cairan.
- Pengobatan. Dengan pengobatan cairan yang berlebihan dapat
dikurangi, namun pengobatan ini baru dapat dilakukan setelah kehamilan
mencapai 32 minggu. Alasannya untuk mengurangi komplikasi yang lebih
lanjut. Bagi ibu hamil yang mengidap penyakit diabetes ada baiknya untuk
mengatur asupan gula agar tidak memperparah kenaikan jumlah cairan ini.
Penanggulangan
1. Diet rendah garam (harus saran dokter)
2. Pengeluaran air ketuban sebagian (harus saran dokter)
Tips Mencegah Hidramnion
* Lakukan konseling sebelum hamil.
Sehingga kalau ketahuan mempunyai penyakit diabetes, sifilis, atau
adanya ketidakcocokkan golongan darah bisa diantisipasi sebelumnya.
Kalau perlu kelainannya diobati.
* Selanjutnya, selama kehamilan lakukan pemantauan lebih teratur.
* Segera temukan segala kelainan sedini mungkin dan kalau bisa dikoreksi.
* Hati-hati jika usia ibu saat hamil
diatas 35 tahun, karena di usia tersebut kemungkinan timbul banyak
kelainan bisa terjadi. Termasuk kelainan pada bayi atau ibunya.