Tampilkan postingan dengan label Pesawat Tanker. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Pesawat Tanker. Tampilkan semua postingan

26 Februari 2025

Australia, Japan and USA Joined its Tanker Fleet in Exercise Cope North 2025

26 Februari 2025

A RAAF KC-30A Multi-Role Tanker Transport aircraft departs (photo: Aus MoD)

Tankers band together

Australian, Japanese and American refuelling aircraft have joined forces to feed thirsty fast jets in the skies above Guam. 

As part of Exercise Cope North, a task force of 10 tankers, including a Royal Australian Air Force KC-30A Multi-Role Tanker Transport, have refuelled 64 fighter jets from the three nations. 

The biggest test of working together, however, was the two-week period known as the large force employment (LFE).

Over the LFE, the KC-30A had more than 100 visits to its refuelling strobes and boom, sharing more than 300 tonnes of fuel and sustaining 240 fast-jet flying hours. This is the equivalent effort of flying a 737 from Sydney to Melbourne, 80 times. 

A Japan Air Self-Defense Force KC-46A Pegasus departs for a refuelling mission (photo: Aus MoD)

KC-30A and 33 Squadron pilot Flight Lieutenant Sara explained how important working with the United States Air Force (USAF) and Japan Air Self-Defense Force (JASDF) was to developing and perfecting her skills.

“We have been working alongside both the USAF and JASDF tankers closely since day one, including flying, mission planning and supporting one another,” she said. 

“It has been a good opportunity to identify inefficiencies and streamline multinational operations.

“Participating in Exercise Cope North 25 has been particularly rewarding due to the number of assets involved in the mission planning and execution. It is uncommon to exercise with up to eight tanker aircraft in a single flight, yet we have proven with good communication and coordination it can be achieved seamlessly between all three nations.”

The standard crew for the KC-30A on Exercise Cope North 25 has five members – one captain, one co-pilot, two air-refuelling operators and one crew attendant. While one crew was flying, another crew was integrated into the planning cycle, assisting with the allocation of ground and airborne assets to successfully conduct the following day’s mission. 

A United States Air Force KC-135 Stratotanker aircraft departs (photo: Aus MoD)

Crew attendant Leading Aircraftwoman Chelsea explained how the exercise was key to developing her understanding of trilateral operations and how the KC-30A fitted into an integrated force.

“As a crew attendant on the KC-30A, my role is to provide high-quality service whilst ensuring the safety of passengers and crew on board,” she said.

“Exercise Cope North 25 has been a great opportunity for me to further develop my skillset, all while building connections that enhance our collective readiness and global partnership.”

The KC-30A, it’s crew and their trilateral partners are the key to long-range fast jet operations, a capability that is vital to ensuring stability and enhancing regional security in a vast Indo-Pacific region. 

(Aus MoD)

01 Desember 2024

Dua Pesawat C-130 Hercules Selesai Menjalani Banharlap di Sathar 15

01 Desember 2024

KC-130B Tanker Hercules milik TNI AU (photos: Sathar 15)

Serah Terima Pesawat KC-130B Tanker Hercules Setelah Melaksanakan Banharlap di Sathar 15

Komandan Satuan Pemeliharaan 15, Letkol Tek Yanwar Nur Maulidi S.T.,M.M. melaksanakan serah terima pesawat KC-130B Retrofit No. Reg A-1309 setelah selesai melaksanakan Banharlap perbaikan Fuel Leak at L/H Aux Tank di Satuan Pemeliharaan 15.

KC-130B no reg A-1309 (photo: Arsa Calief Mahsyur)

KC-130B Retrofit No.Reg A-1309 merupakan satu-satu nya pesawat Hercules versi Tanker yang dimiliki TNI Angkatan Udara dan menjadi andalan Skadron Udara 32 yang ber home base di Lanud Abdurachman Saleh Malang.

Dengan kembali beroperasi nya “Herky 09” kembali ke home base nya menjadi komponen penting dalam menjaga kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia. (Sathar 15 Depohar 10)

C-130H no reg A-1331 (photo: TNI AU) 

Serah Terima Pesawat C-130 Hercules A-1331 Setelah Selesai Melaksanakan Banharlap di Sathar 15

Komandan Satuan Pemeliharaan 15, Letkol Tek Yanwar Nur Maulidi S.T.,M.M. melaksanakan serah terima pesawat C-130H Hercules No.Reg A-1331 setelah melaksanakan Banharlap LH Brace Support Assy Outer Wing Flap Track FS 173 dan LH Fitting Rib Assy Outer Wing Flap Track FS 241 di Satuan Pemeliharaan 15.

C-130H no reg A-1331 (photo: Arsa Calief Mahsyur)

Dengan selesai nya Unicorn 31 melaksanakan Banharlap maka pesawat tersebut akan kembali memperkuat TNI AU dalam mendukung dan menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Kembali Beroperasi nya Unicorn 31 menjadi kebanggan Satuan Pemeliharaan 15 yang telah berhasil melaksanakan perbaikan dengan baik dan menjadi bukti kemampuan Satuan Pemeliharaan 15 yang semakin handal dalam mendukung Satuan Pengguna C-130 Hercules di TNI Angkatan Udara.  (Sathar 15 Depohar 10)

24 September 2024

A400M Pertama Indonesia Akan Diterima Pada Akhir Tahun 2025

24 September 2024

Pod dibawah sayap A400M untuk air-to-air refueling (image: Airbus)

Airbus Defence & Space memperkirakan pesawat angkut taktis A400M pertama dari Indonesia akan dikirimkan pada akhir tahun 2025.

Menurut Ed Horne, penasihat produk senior – mobilitas udara – di Airbus, versi Indonesia akan dilengkapi dengan pod di bawah sayap untuk mengisi bahan bakar pesawat tempur.

Adapun pesawat kedua akan menyusul pada tahun 2026, tak lama setelah yang pertama.

08 Agustus 2024

Persaingan Boeing dan Airbus di Pasar Pesawat Tanker Indonesia

08 Agustus 2024

Pesawat tanker TNI AU saat ini adalah C-130B Hercules (photo: TNI AU)

Persaingan Boeing dan Airbus sudah terjadi sejak 1990-an saat Airbus berhasil menandingi Boeing di pasar pesawat lorong tunggal lewat A320 dan pesawat lorong kembar melalui A330. Kompetisi keduanya semakin sengit saat memasuki abad ke-21 di mana B777 dan B787 berhadapan dengan A380 dan A350, walaupun pada akhirnya Airbus terpaksa menutup lini produksi A380 karena perubahan karakter pasar dan biaya bahan bakar bagi quad jet.

Saat ini Boeing mempunyai order backlog sebanyak 5.660 pesawat, sedangkan order backlog Airbus tercatat 8.600 pesawat yang mayoritas berasal dari pesawat lorong tunggal B737 MAX dan A320neo. Hal demikian dapat dipahami sebab kebutuhan pesawat untuk rute-rute jarak pendek ke jarak menengah jauh lebih besar daripada rute jarak menengah ke jarak jauh, apalagi ultra jarak jauh.

Di samping mempunyai lini bisnis pesawat komersial, Boeing dan Airbus memiliki pula lini niaga pertahanan dan ruang angkasa. Boeing sejak sebelum Perang Dunia Kedua sudah bergerak di lini bisnis pertahanan, kemudian akuisisi terhadap McDonnell Douglas membuat kepemilikan F-15 dan AH-64 beralih ke firma itu.

Sedangkan portofolio pada lini niaga pertahanan dan ruang angkasa di antaranya adalah C212, CN235, C295, A400M dan A330 MRTT serta secara tidak langsung Eurofighter Typhoon. Walaupun Airbus juga melakukan manufaktur helikopter yang digunakan untuk kepentingan militer, namun lini bisnis helikopter terpisah dari lini niaga pertahanan dan ruang angkasa.

Persaingan Boeing dan Airbus di lini pertahanan dan ruang angkasa merambat pula ke Indonesia. Kompetisi terjadi pada pesawat tanker, di mana pada MEF 2020-2024 terdapat program Pesawat Multirole Transport Tanker (MRTT) senilai US$560 juta yang ternyata diisi oleh A400M.

Kemhan telah membeli pesawat dua pesawat angkut A400M dengan kemampuan tanker (photo: French MoD)

Untuk pembangunan kekuatan pertahanan periode 2025-2029, TNI Angkatan Udara mengusulkan program Pesawat Jet MRTT kepada Kementerian Pertahanan. Usulan demikian kini tengah dikaji oleh Kementerian Pertahanan sebelum diusulkan kepada Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas guna dicantumkan dalam Daftar Rencana Pinjaman Luar Negeri Jangka Menengah (DRPLN-JM) 2025-2029.

Meskipun pada MEF 2020-2024 Kementerian Pertahanan telah menandatangani kontrak dengan Airbus untuk akuisisi dua A400M dan opsi empat unit lainnya, Indonesia tetap memerlukan pesawat tanker merangkap angkut yang ditenagai oleh mesin turbofan.

A400M hanya bisa melakukan pengisian ulang bahan bakar di udara menggunakan mekanisme hose and drogue yang cocok untuk Rafale, Hawk 100/200 dan Su-27/30. Sedangkan F-16 membutuhkan mekanisme boom untuk melaksanakan isi ulang avtur, di mana KC-46 buatan Boeing dan A330 MRTT produksi Airbus dapat memenuhi kebutuhan tersebut. Kedua pesawat tanker mampu melaksanakan isi ulang bahan bakar di udara dengan mekanisme hose and drogue maupun boom.

Untuk program pesawat MRTT, Boeing dan Airbus akan berkompetisi di pasar Indonesia apabila Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas menyepakati usulan Kementerian Pertahanan. Bagaimana peluang kedua pabrik pesawat terbang untuk memenangkan pasar pesawat MRTT di Indonesia?

Firma manakah yang memiliki kesempatan lebih besar mendapatkan kontrak pesawat tanker merangkap angkut? Terkait hal tersebut, terdapat beberapa aspek yang perlu diperhatikan oleh Kementerian Pertahanan dalam mengambil keputusan apabila program tersebut tercantum dalam Blue Book 2025-2029.

Pertama, rekam jejak. A330 MRTT mempunyai rekam jejak yang lebih bagus dibandingkan dengan KC-46, di mana pesawat itu tidak memiliki masalah-masalah teknis yang menghambat operasi. Meskipun lebih dari 70 unit KC-46 sudah diserahkan oleh Boeing kepada US Air Force, akan tetapi sejumlah permasalahan masih melingkupi pesawat yang mengadopsi dua engine buatan Pratt & Whitney PW4062, seperti wing aerial refuelling pods, boom dan Remote Vision System (RVS).

Detail pesawat tanker Airbus A330 MRTT (image: Airbus)

Sebaliknya, sekitar 60 A330 MRTT yang telah dioperasikan oleh para konsumen tidak memiliki masalah-masalah teknis signifikan, sehingga secara obyektif A330 MRTT ialah pesawat yang sudah matang dan terbukti dibandingkan KC-46.

Kedua, populasi pengguna. Selain Amerika Serikat, pengguna atau calon pengguna KC-46 adalah Jepang dan Israel. 15 negara saat ini tercatat sebagai pemakai dan atau pemesan A330 MRTT, termasuk Singapura, Australia dan Korea Selatan di kawasan Asia Pasifik.

Hal demikian menunjukkan bahwa A330 MRTT lebih disukai oleh sejumlah negara dibandingkan KC-46, di mana sebagian besar operator pesawat jet yang ditenagai oleh dua engine Rolls-Royce Trent 772B justru adalah sekutu Amerika Serikat.

Ketiga, populasi airframe di kawasan Asia Pasifik. KC-46 dan A330 MRTT adalah varian pesawat lorong kembar B767 dan A330, di mana populasi A330 di kawasan cukup banyak karena menjadi pilihan maskapai-maskapai penerbangan untuk dioperasikan pada rute jarak menengah.

Hanya Japan Airlines yang tercatat sebagai pemakai B767 terbanyak di kawasan ini, sedangkan maskapai-maskapai besar lainnya lebih memilih menggunakan A330. Dibandingkan dengan produk Boeing lainnya seperti B777 dan B787, B767 bersama B757 tidak populer di pasar penerbangan niaga berjadwal di kawasan Asia Pasifik.

Keempat, dukungan Maintenance, Repair and Overhaul (MRO). Populasi airframe B767 dan A330 di kawasan Asia Pasifik perlu diperhatikan karena hal demikian akan terkait dengan MRO KC-46 dan A330 MRTT di Indonesia.

Detail pesawat tanker Boeing KC-46 (image: Boeing)

Firma-firma MRO domestik seperti PT GMF AeroAsia memiliki approve certification untuk A330 seperti engine dan airframe maintenance, namun tidak mempunyai approve certification bagi B767. Ketersediaan perusahaan nasional yang memegang sertifikat MRO pesawat tanker merangkap angkut dibutuhkan agar Indonesia tidak tergantung pada firma MRO asing untuk menjaga kesiapan operasional pesawat yang dipilih.

Mengacu pada keempat aspek yang telah diulas, di atas kertas A330 MRTT memiliki keunggulan atas KC-46. Airbus dalam waktu dekat akan segera meluncurkan varian terbaru yaitu A330 MRTT+ yang berbasis pada airframe A330-800 dengan sayap yang diperkuat dan mengadopsi dua engine Rolls-Royce Trent 7000.

A330 MRTT+ memiliki efisiensi delapan persen lebih bagus daripada A330 MRTT. Indonesia berpeluang mendapatkan A330 MRTT+ apabila memilih airframe baru daripada airframe A330-200 bekas pakai firma penerbangan niaga.

Masih menjadi pertanyaan apakah keempat aspek tersebut masuk dalam pertimbangan Kementerian Pertahanan atau tidak, sebab pengambilan keputusan dalam akuisisi sistem senjata bukan semata aspek teknis.

Jika Indonesia menganugerahkan kontrak kepada Airbus, apa keuntungan industri yang akan diberikan kepada Indonesia? Apakah Airbus akan memperbesar porsi pekerjaan aerostructure kepada sejumlah perusahaan Indonesia yang selama ini sudah menjadi global supply chain-nya? Pertanyaan serupa diajukan pula kepada Boeing seandainya Indonesia menetapkan KC-46 sebagai pemenang kontrak. (Alman Helvas Ali)

29 Juli 2024

Airbus A330 MRTT Completes Aerial Refueling at Night

29 Juli 2024

Air-to-air refuelling at night with the RSAF F-16, F-15, and A330 MRTT (photos: Airbus Defence)

The Airbus A330MRTT has achieved a world first aviation milestone by completing an automatic air-to-air refuelling (A3R) flight test campaign in night conditions - a key step towards certification in 2025.

Between May and June this year, The RSAF A330 MRTT embodying the latest A3R system configuration, conducted ten flights with Portuguese F-16s and Singapore F-16s, F-15SGs fighters and another Singapore MRTT as receiver. 

As part of these night tests, contacts were carried out in different night illumination conditions and receiver external configurations. This milestone was achieved by following the development of new A3R night operation algorithms and new camera system standards.

(Airbus Defence)

27 Juli 2024

Airbus Tawarkan Pesawat Tanker A330 MRTT ke TNI AU

27 Juli 2024

Pesawat tanker A330 MRTT (photo: Airbus)

Produsen pesawat asal Prancis, Airbus menawarkan pesawat tanker A330 Multi Role Tanker Transport (MRTT) kepada TNI Angkatan Udara (AU).

Airbus Chief Representative Indonesia, Dani Adriananta, mengatakan pesawat tempur teranyar ini bisa meningkatkan kekuatan udara TNI AU. Pasalnya, Indonesia memiliki kebutuhan krusial untuk memastikan kekuatan udara dapat beroperasi secara terus menerus.

"Ini penting bagi kesiapan Indonesia menghadapi misi pertahanan nasional maupun berbagai misi internasional. Kemampuan A330 MRTT dalam pengisian bahan bakar di udara, transportasi strategis, dan evakuasi medis akan menjadi aset berharga bagi TNI-AU," kata Dani dalam konferensi pers di Hotel Pullman Jakarta, Kamis (25/7).

Dani menjelaskan, A330 MRTT memiliki kapasitas penampung bahan bakar terbesar. Pesawat ini bisa mengangkut hingga 111 ton bahan bakar.

Dalam misi berdurasi selama empat jam, pesawat ini mampu menyalurkan 50.000 kilogram bahan bakar ke berbagai pesawat penerima pada jarak lebih dari 1.000 nm dari titik lepas landasnya. Kemampuan ini memberikan dampak strategis dan keunggulan teknologi untuk misi-misi dengan durasi lebih panjang dan jarak operasional yang lebih jauh.

“Selain itu, Pesawat A330 MRTT dapat mendukung berbagai misi pengangkutan udara strategis. Termasuk pengerahan pasukan dan peralatan dengan cepat, dengan kapasitas hingga 300 penumpang atau 45.000 kg kargo,” ungkapnya.

Lebih lanjut, pesawat ini dapat segera dikonfigurasikan untuk misi evakuasi medis. Kabinnya dapat mengakomodasi hingga 130 tandu dan menyediakan fasilitas perawatan medis penting. Kemampuan ini memastikan pengangkutan personel yang terluka dapat dilakukan dengan cepat dan aman.

Pesawat A330 MRTT dirancang untuk terintegrasi dengan armada militer yang ada, kompatibel dengan berbagai pesawat penerima dan sistem pendukung. Sehingga meningkatkan fleksibilitas operasional angkatan udara.

Impesi seniman jika A330 MRTT masuk ke jajaran TNI AU (image: macaskeel)

Automatic to Autonomous Air-to-Air Refueling
Pada tahun 2022, A330 MRTT menjadi pesawat tanker pertama di dunia yang mendapatkan sertifikasi untuk operasi pengisian bahan bakar dari udara ke udara secara otomatis (Automatic Air-To-Air Refuelling/A3R). Sistem ini disertifikasi oleh Spanish National Institute for Aerospace Technology (INTA) dan mampu mengurangi beban kerja operator, meningkatkan keselamatan, serta mengoptimalkan efisiensi pengisian bahan bakar di udara.

A3R merupakan bagian dari pengembangan SMART MRTT oleh Airbus yang juga tengah mengembangkan teknologi masa depan yakni pengisian bahan bakar udara otonom (Autonomous Air-to-Air Refueling/A4R). Teknologi A4R dapat lebih jauh lagi meningkatkan efisiensi pengisian bahan bakar di udara.

"Ketertarikan Indonesia terhadap A330 MRTT sejalan dengan upaya besarnya dalam memodernisasi militer dan meningkatkan keamanan di wilayah sekitar. Sebagai negara terbesar di Asia Tenggara, Indonesia berperan penting dalam menjaga stabilitas kawasan,” kata Dani.

“Masuknya A330 MRTT akan memperkuat kemampuan Indonesia dalam hal proyeksi kekuatan, respons terhadap keadaan darurat, dan dukungan misi kemanusiaan, baik domestik maupun internasional. Airbus berkomitmen untuk mendukung kemampuan pertahanan Indonesia dan menantikan diskusi lebih lanjut dengan pemerintah Indonesia,” imbuhnya.

Sebanyak 82 pesawat A330 MRTT telah dipesan oleh Australia, Kanada, Prancis, Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO), Arab Saudi, Singapura, Korea Selatan, Spanyol, Uni Emirat Arab, dan Inggris. Armada pesawat ini telah mencatat lebih dari 300.000 jam terbang untuk mendukung misi militer dan kemanusiaan.

09 Juni 2024

Persiapan dan Penyesuaian Doktrin TNI AU yang Adaptif Seiring Modernisasi Alutsista (2)

09 Juni 2024

A400M yang dibeli Kemhan adalah pesawat cargo dengan kemampuan air-to-air refueling (photo: Airbus Military)

Kemudian untuk kedatangan drone ANKA dari Turkiye, TNI AU berencana menambah dua skadron, yakni Skadron 53 di Tarakan, Kalimantan Utara dan Skadron 54 di Malang, Jawa Timur. 

Saat ini, TNI AU memiliki skadron khusus drone yaitu Skadron 51 di Pontianak, Kalimantan Barat dan Skadron 52 di Natuna, Riau. 

“Saat ini baru ada dua, tapi akan ditambah (sehingga) menjadi empat skadron,” kata Marsekal Pertama (Purn) R Agung Sasongkojati saat masih menjadi Kepala Dinas Penerangan TNI AU (Kadispenau), di sela-sela rapat pimpinan TNI AU, 29 Februari 2024. 

Penyesuaian doktrin 

Namun demikian, kedatangan sejumlah alutsista baru tersebut juga perlu diimbangi penyesuaian doktrin. 

Komandan Komando Pembina Doktrin, Pendidikan, dan Latihan (Dankodiklat) TNI Laksamana Madya Maman Firmansyah mengatakan, penyesuaian doktrin menjadi tantangan TNI, terlebih dengan banyaknya peperangan yang berbasis artificial intelligence (AI) saat ini.

Maman menuturkan, doktrin harus mengacu pada alutsista yang dimiliki TNI. 

"Doktrin itu harus bisa dilaksanakan. Doktrin itu harus bisa dipakai saat terjadi apa-apa, sehingga doktrin itu mengacu kepada alutsista yang kita miliki sekarang," kata Maman dalam paparannya saat pembekalan kepada para perwira siswa (pasis) di Markas Sekolah Staf dan Komando TNI AL (Seskoal) Cipulir, Kebayoran Lama, 8 Mei 2024. 

Selain itu, lanjut Maman, pengoperasionalan dan penguasaan teknologi alutsista juga penting. "Perlu pelatihan tidak? Kan perlu, sehingga tidak semudah itu. Nah ini menjadi tantangan kita, tantangan betul," ujar Maman.

Pengisian bahan bakar A400M dengan sistem probe-and-drogue cocok untuk Rafale (photo: RAF)

Senada dengan Maman, Dosen Magister Hukum Internasional Universitas Hang Tuah Surabaya Laksamana Muda (Purn) Agung Purnomo mengatakan bahwa penguasaan teknologi pada alutsista adalah hal yang mutlak. 

“Kalau kita beli kapal perang X, pesawat tempur Y, teknologinya itu korelasi dengan eksisting kita. Pangkalannya harus besar, workshop-nya harus meningkat, dan seterusnya,” kata Agung dalam webinar yang diselenggarakan Seminar Sentinel bertajuk 'Revolutionising Military Affairs: Revisiting Indonesia's Defence Doctrine', 28 Mei 2024. 

Agung juga menyarankan doktrin harus dikembangkan dengan pendekatan collaborative combat. 

"Intinya di teknologi, real time, dan sinergi. Teknologi mutlak, penguasaan pada level tertentu," tutur Agung. 

Lebih lanjut, Agung mengatakan, pembangunan kekuatan TNI harus diprioritaskan pada sistem pengawasan dan deteksi lewat command, control, communications, computers, intelligence, surveillance, and reconnaissance (C4ISR). 

"Kita harus membangun mata dulu. (Untuk) C4ISR, meskipun sering kita canangkan, sampai hari ini belum terealisasi. Kalimat 'network centric warfare' itu juga sehari-hari kita keluarkan, tetapi itu belum berjalan," kata Agung yang merupakan mantan Tenaga Profesional Bidang Pertahanan dan Keamanan Lemhannas. 

Kemudian, untuk pengadaan alutsista TNI AU juga harus disesuaikan keterpaduan dan integrasi dengan matra lain. Agung mendorong doktrin konsep operasi gabungan antar-angkatan, baik itu operasi kecil maupun besar. 

Ia mengambil contoh soal alutsista baru TNI AU yang akan datang, seperti pesawat tanker A400M dan jet tempur Rafale. 

Konsol pengisian bahan bakar pada pesawat A400M (photo: RAF)

"(Pesawat) A400M (misalnya), itu konteks dengan laut apa? Konteks dengan darat apa? Rafale itu konteks dengan laut apa? Dengan darat apa? Nah ini yang disebut interoperabilitas, ini yang disebut keterpaduan. Ini yang disebut collaborative combat. Apakah itu sudah terjalin? Itu juga menjadi pertanyaan," kata Agung. 

Menurut Agung, perencanaan dari hulu hingga hilir perlu dilakukan terpadu dan bersama-sama, dalam hal ini oleh Kementerian Pertahanan RI dengan ketiga matra, termasuk TNI AU. 

"Tentu collaborative combat sangat bermanfaat dalam rangka mewujudkan efektivitas pertempuran, karena ini adalah teknologi dan prioritasnya di pengawasan, deteksi atau surveillance. Nah tantangan untuk kita apa? Yaitu pengawasan teknologi, kita tidak bisa tawar lagi," ujar Agung. 

Selain itu, Agung mengatakan, doktrin harus berorientasi bahwa Indonesia merupakan negara kepulauan. Oleh karena itu, taktik dan strategi harus dibangun. 

"Bagaimana kita deploy (kekuatan) ke zona ekonomi ekslusif (ZEE) sampai laut lepas, sementara taktik dan strategi kita belum ada," kata Agung. 

Dalam diskusi yang sama, doktrin yang berorientasi kondisi geografis juga diwanti-wanti oleh Dosen Prodi Industri Pertahanan Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Pertahanan RI Jupriyanto. 

Jupriyanto mencontohkan Indonesia dekat dengan Laut China Selatan (LCS) yang merupakan titik panas konflik. Hal itu bisa berdampak ke Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). 

"Bagaimana merancang doktrin pertahanan ke depan berkaitan dengan flash point yang ada di sekitar kita," kata Jupriyanto.

See full article Kompas

28 Mei 2024

Ini Profil Pesawat Tanker KC-130B Milik TNI-AU

28 Mei 2024

Pasca jatuhnya pesawat A-1310 di Medan kini tinggal satu pesawat tanker A-1309 yang masih beroperasi (photo: TNI AU)

Beberapa waktu yang lalu akun twitter/X Kementerian Pertahanan Republik Indonesia (Kemhan RI), memposting 2 video yang memperlihatkan latihan TNI-AU dengan menggunakan pesawat tempur kelas berat asal Rusia, yakn Sukhoi SU-27. Uniknya, dalam latihan kali ini juga diperlihatkan pesawat tanker legendaris milik TNI-AU, yakni Lockheed-Martin KC-130B yang juga turut digunakan dalam latihan tersebut.

Pesawat tanker A-1309 dengan peralatan drogue yang dipasang di kedua ujung sayap (photo: TNI AU)

“Para Penerbang Skadron Udara 11 Lanud Sultan Hasanuddin, Makassar, melaksanakan Latihan Air Refueling (Pengisian Bakan Bakar di Udara) pada siang hari dan malam hari di langit Makassar beberapa waktu lalu. Latihan melibatkan beberapa pesawat, antara lain pesawat Tempur Sukhoi Su-27/30 Skadron Udara 11, dan pesawat Tanker KC-130 Hercules dari Skadron Udara 32 Lanud Abdulrachman Saleh,” tulis dalam unggahan akun twitter/X resmi milik Kementerian Pertahanan Republik Indonesia (@kemhan_RI).

Tabung bahan bakar stainless steel yang dimuat di dalam ruang kargo A-1309 untuk mengalirkan bahan bakar dengan peralatan drogue (photo: TNI AU)

Latihan ini sendiri bertujuan untuk menjaga kesiapan awak pesawat tempur, khususnya para pilot agar tetap menjaga kecapakan dalam mengoperasikan alutsista milik TNI-AU dan demi menjaga kesadaran situasional dalam berbagai kondisi. Salah satunya adalah saat misi pengisian bahan bakar pesawat di udara.

Air refueling dengan drogue dapat digunakan untuk pesawat Sukhoi Su-27/Su-30 TNI AU (photo: TNI AU) 

Sudah Dioperasikan Sejak Dekade 1960-an

Melansir dari laman indomiliter.com, pesawat KC-130B Hercules yang dioperasikan oleh TNI-AU sudah mulai berdinas sejak dekade 1960-an ataua saat masa-masa awal TNI-AU atau kala itu yang bernama AURI mengoperasikan pesawat angkut C-130 Hercules. Varian KC-130B sendiri sejatinya merupakan hasil modifikasi dari C-130 standar yang dikonfigurasi agar mampu membawa tabung bahan bakar dan alat pengisian bahan bakar di udara.

Pesawat KC-130B TNI AU bersiap melakukan air refueling pada pesawat Hawk 109/209 TNI AU (photo: TNI AU)

Meskipun telah diubah menjadi pesawat tanker, namun KC-130B tetap mampu melayani misi penerjunan pasukan dan misi angkut logistik sesuai keperluan. Hal ini dikarenakan komponen pengisian bahan bakar tersebut dapat dibongkar-pasang sesuai kebutuhan. Tentunya hal ini karena pesawat C-130 memang menjadi pesawat multi-role yang mampu mengemban banyak misi.

Air refueling dengan drogue dapat digunakan untuk pesawat Hawk 109/209 TNI AU (photo: TNI AU)

Pesawat KC-130B sendiri mampu membawa bahan bakar cadangan sebanyak 25.000 kg dan mampu mengisi 2 pesawat bersamaan. Pesawat yang dioperasikan oleh 2 orang pilot dan 2 orang kru pesawat ini mampu terbang dengan kecepatan 670 km/jam dan memiliki jarak jangkauan sekitar 6.000 km. Hal ini dikarenakan pesawat ini ditenagai oleh 4 mesin Allison T56 Turboprop.

Pesawat KC-130B TNI AU juga mampu melaksanakan air refueling di malam hari (photo: TNI AU)

Indonesia sendiri memiliki 1 unit pesawat KC-130B yang masih berdinas bersama TNI-AU. Sejatinya pesawat ini memiliki jumlah 2 unit, akan tetapi salah satu unitnya jatuh saat melakukan penerbangan di tahun 2015 silam. Kini, pesawat ini direncanakan akan digantikan oleh Airbus A400 yang dibeli dari Prancis dan direncanakan mulai beroperasi pada kurun waktu 2026-2027 nanti. (Zahir Zahir)

(Suara)

27 April 2024

Skadron Udara 32 Mendukung Latihan Pengisian Bahan Bakar Udara Siang dan Malam di Skadron Udara 11

27 April 2024

Pengisian bahan bakar di udara dari pesawat KC-130B TNI AU ke pesawat Su-30MK2 (photos: Skadron Udara 32)

Skadron Udara 32 mendukung latihan pengisian bahan bakar udara siang dan malam di Skadron Udara 11.


Latihan yang dilaksanakan pada 22-25 April 2024 di wilayah Makassar, Sulawesi Selatan ini bertujuan untuk meningkatkan dan mempertahankan kemampuan pilot Skuadron 11 Sukhoi dalam melakukan pengisian bahan bakar di udara.


Skadron Udara 32/Angkut Berat disingkat (Skadud 32) Adalah Skadron Angkut Berat dibawah kendali Wing Udara 2 dan bermarkas di Lanud Abdul Rachman Saleh, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Tugas Pokok Skadron Udara 32 adalah untuk melaksanakan Operasi Angkutan Udara Strategis, Angkutan Udara Taktis, Operasi Udara Khusus dan Angkutan Udara Militer. Pada tahap awalnya dilengkapi dengan Pesawat C-130 B Hercules dengan jenis C-130 Standard (body). Pada tahun 1982 Skadron Udara 32 mendapat tambahan kekuatan dua unit pesawat Hercules C-130H Standar.


Skadron Udara 11 (atau Skadud 11) adalah sebuah skuadron udara yang merupakan salah satu unsur pelaksana operasional Wing Udara 5, Lanud Sultan Hasanuddin yang juga bagian dari Komando Operasi Angkatan Udara II (Koopsau II). Skadud 11 juga merupakan bagian integral dari kekuatan udara yang dimiliki TNI Angkatan Udara. Skadud ini pernah bermarkas di Lanud Sultan Hasanuddin, Makassar, Sulawesi Selatan. Skadud ini diperkuat dengan pesawat-pesawat Su-27SK, dan Su-30MK/MK2 yang dibeli dari Rusia, hingga saat ini. 

05 Maret 2024

Wamenhan Mempertegas Pemenuhan Pengadaan Pesawat MRTT

05 Maret 2024

F-16 TNI AU dan RSAF MRTT (photo: Blackphoenix_dt)

Wamenhan M. Herindra Hadiri Rapim TNI AU, Tekankan Program Pembangunan Kekuatan Udara

Jakarta – Wakil Menteri Pertahanan RI M. Herindra menghadiri Rapim TNI AU didampingi Kabaranahan Kemhan Marsda TNI Yusuf Jauhari di Gedung Puri Ardya Garini Halim, Jakarta Kamis (29/2). Rapim TNI AU 2024 ini secara resmi dibuka oleh Kepala Staf Angkatan Udara (Kasau) Marsekal TNI Fadjar Prasetyo dengan tema “TNI AU Sebagai Angkatan Udara Yang Disegani di Kawasan, Siap Mewujudkan Pertahanan Udara Yang Tangguh Dalam Rangka Mengamankan Wilayah Udara Nasional Untuk Indonesia Maju”.

Penyelenggaraan Rapim TNI AU 2024 merupakan salah satu wujud komitmen TNI AU untuk terus meningkatkan profesionalisme, efisiensi, dan efektivitas dalam menjalankan tugas-tugas strategisnya. Kehadiran Wamenhan dalam acara Rapim TNI AU memberikan paparan mengenai Pertahanan Udara yang Tangguh Dalam Rangka Mengamankan Wilayah Udara Nasional.

“Program pembangunan kekuatan udara kita menempatkan modernisasi alutsista sebagai prioritas utama, memahami bahwa keberlanjutan operasional adalah kunci dalam pemeliharaan armada udara,” tegas Presiden.

F-16 TNI AU dan RAAF MRTT (photo: TNI AU)

Pesawat Multi Role Tanker Transport (MRTT)
Wamenhan juga mempertegas bahwa Kemhan tidak hanya memperbaharui dan menambah jumlah pesawat tempur untuk memenuhi kebutuhan pertahanan saat ini, tetapi juga meningkatkan kemampuan dengan pengadaan pesawat Multi Role Tanker Transport (MRTT) yang mendukung operasi penerbangan jarak jauh. Di samping itu, peningkatan kualitas sumber daya manusia menjadi fokus paralel untuk menjamin bahwa keterampilan dan keahlian kru serta operator tetap terdepan dalam teknologi dan strategi militer terkini.

Sementara itu dalam sambutan Kasau, beliau menyampaikan rasa terima kasih dan memberikan penghargaan tertinggi kepada seluruh TNI Angkatan Udara karena telah melakukan pengabdian terbaik untuk bangsa dan negara.

Menurutnya, Tema Rapim TNI AU 2024 ini adalah sebagai penekanan kepada seluruh perwira TNI AU bahwa pertahanan udara yang tangguh sebagai komponen penting menjaga kedaulatan negara.

“Sebagaimana disampaikan Presiden Republik Indonesia pada Rapim TNI-Polri kemarin, bahwa saat ini kita menghadapi tantangan global yang sangat kompleks; diwarnai dengan geopolitik dunia yang sulit dikalkulasi; kelangkaan pangan akibat perubahan iklim; hingga berdampak pada negara-negara maju yang berpotensi jatuh ke dalam jurang resesi,” kata Kasau.

Oleh karena itu, Kasau menambahkan akan berupaya untuk menyamakan persepsi dan cara pandang dalam melanjutkan tugas kedepan, sehingga TNI Angkatan Udara senantiasa mampu memberikan kontribusi positif yang selaras dengan tujuan nasional dan cita-cita bangsa Indonesia.

13 Desember 2023

Australia Received First KC-30A with Comms-Cyber Upgrade

13 Desember 2023

Australia's fleet of Airbus A330 (KC-30A) MRTTs is receiving improved communications, tactical datalink, and encryption systems (photo : Aus DoD)

Aircraft's full potential unleashed

The first KC-30A Multi-Role Transport Tanker to receive a significant communications and cyber upgrade returned home from Spain in November.

Its secure high frequency and very high frequency radios, encryption device, and tactical data link were enhanced under the Crypto Remediation Project (CRP).

These improvements aim to provide safer and more efficient communication, and improve command, control and situational awareness.

Additionally, upgrades will increase KC-30A data throughput by 300 per cent.

Officer Commanding 86 Wing Group Captain Brent Taylor described the boost in combat air mobility capability this represented.

“The modernisation and system upgrades will ensure the RAAF KC-30A fleet can better integrate with other Defence aircraft and those of our coalition partner forces,” Group Captain Taylor said.

RAAF KC-30A MRTT (photo : Airbus)

The two-year process was led by the Heavy Airlift Systems Program Office (HALSPO).

According to Noorin Popat, director of the HALSPO Project Management Unit, the project harnessed expertise and skills across the KC-30A enterprise.

“Success required effective collaboration between HALSPO, other Air Force agencies, Airbus Defence and Space, Northrop Grumman Australia, CAE and others,” Mrs Popat said.

“CRP has delivered on the Defence Strategic Review’s directive of ‘speed to capability’.”

Officer Commanding HALSPO Group Captain Russell Barton said the biggest challenge the project overcame was integrating and adapting US technology to a European platform.

“CRP has leveraged HALSPO's long-standing industry partnerships and ensures the capability is relevant, reliable and state-of-the-art to stand the test of time,” he said.

“I’m proud of the feat of acquisition CRP has accomplished.”

The remainder of the RAAF KC-30A fleet is scheduled to receive the upgrades by 2025, with the modifications being undertaken by Northrop Grumman Australia in Brisbane.

(Aus DoD)

10 Desember 2023

KSAU Marsekal TNI Fadjar Ungkap Rencana Pengadaan Pesawat Tanker Baru

10 Desember 2024

Pengisian bahan bakar di udara air-to-air refueling (AAR) sistem flying boom (photo : TNI AU)

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal Fadjar Prasetyo mengungkap rencana pengadaan pesawat tanker baru untuk memperkuat jajaran TNI AU.

Ia mengatakan saat ini, TNI AU telah memiliki beberapa pesawat tanker yakni Hercules C-130 B/H/BT.

Namun demikian, kata dia, TNI AU saat ini belum memiliki Military Aerial Refueling Boom System (ARBS).

Hal tersebut disampaikannya dalam acara Sambung Rasa KSAU dengan Pemimpin Redaksi Media Massa di Markas Besar TNI AU Cilangkap Jakarta pada Senin (4/12/2023).

Pengisian bahan bakar di udara air-to-air refueling (AAR) sistem probe and drogue (photo : TNI)

"Yang memang kita belum miliki yang sistem BOOM untuk beberapa pesawat seperti F16, F15. Ke depan kita akan pengadaan," kata dia.

Pesawat tanker, kata dia, memiliki peran yang khas sebagai kekuatan pengganda.

Saat ini, kata dia, TNI AU telah memiliki pengalaman dalam melakukan pengoperasian pesawat tanker dengan Hercules C-130 B/H/BT.

"Kita sudah memiliki pengalaman cukup lama dalam mengoperasikan pesawat tanker dan masih ada saat ini pesawat C130 BT. Dan mampu untuk mendukung penerbangan pengisian bahan bakar di udara untuk pesawat Sukhoi dan Hawk kita," kata dia.

05 September 2023

Kemhan Sebutkan PesawatTanker Airbus A330 MRTT Sudah Dalam Kontrak Efektif

05 Agustus 2023

Pesawat tanker Airbus A330 MRTT (photo : Airbus Military)

Wamenhan M. Herindra Terima Delegasi Airbus, Bahas Perkuatan Alutsista TNI

Jakarta – Wamenhan M. Herindra menerima kedatangan delegasi Airbus yang dipimpin oleh President Airbus Asia-Pasific, Anand Stanley, pada Selasa (5/9). Pertemuan tersebut dimaksudkan untuk membahas berbagai aspek yang berkaitan dengan kebijakan pengadaan alutsista yang sesuai dengan kebutuhan pertahanan negara.

Adapun produk alutsista buatan Airbus yang saat ini sudah dalam kontrak efektif dengan Pemerintah Indonesia adalah Heli Antikapal Selam (AKS); Helikopter angkut kelas berat, H225M; pesawat kargo bermesin Turboprop A-400 M; serta Airbus A330 Multi Role Tanker Transport (MRTT). Kesemua moda alutsista ini dengan disertai juga instrumen pendukung dan suku cadang.

“Kerja sama ini bertujuan untuk memperkuat alutsista TNI dan meningkatkan kemampuan TNI dalam menjaga keamanan dan pertahanan serta keutuhan NKRI,” ujar Wamenhan M. Herindra, yang dalam pertemuan tersebut juga didampingi oleh Dirjen Renhan Kemhan Laksda TNI Supo Dwi Diantara, Kabaranahan Kemhan Marsda TNI Yusuf Jauhari, dan Kapus Alpalhan Baranahan Kemhan Marsma TNI Yusran Lubis.

Turut hadir dalam pertemuan tersebut adalah sejumlah pejabat dari Airbus, yaitu Airbus Chief Representative for Indonesia, Dani Adriananta; Director of Business and Development Airbus Indonesia Regis,Antomarchi; Director of Operations Airbus Indonesia, Albert Ishak; Key Account Manager for Defense and Space, Eka Ilham; serta Key Account Airbus Indonesia for Helicopters, Klemens Davevyan. 

27 Juli 2023

Spesifikasi Unik Pesawat Tanker A-330 MRTT Idaman TNI AU

27 Juli 2023

Pesawat tanker A-330 MRTT France Air and Space Force (photo : TNI AU)

KILAT.COM - Belasan pesawat Angkatan Udara Prancis (FASF – France Air and Space Force) akan mendarat secara bertahap di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta.

Marsekal Madya TNI A. Gustaf Brugman, Wakil Kepala Staf Angkatan Udara (Wakasau) menyambut rombongan di Apron Terminal Selatan Lanud Halim Perdanakusumah, 24 Juli 2023.

Beberapa jenis pesawat yang akan mendarat diantaranya adalah enam janis pesawat tempur Rafale, lalu empat pesawat angkut Airbus A-400M, terakhir tiga pesawat tanker A-330 MRTT.

Ketiga jenis pesawat tersebut sengaja didaratkan sebab merupakan bagian dari kerjasama antara TNI AU dan AU Prancis.

Pesawat tanker A-330 MRTT France Air and Space Force (photo : TNI AU)


Airbus A330 Multi Role Tanker Transport (MRTT) merupakan pesawat dengan pengisian bahan bakar bermesin ganda berdasarkan pesawat sipil Airbus A330.

Sebanyak 13 negara sudah memesan untuk sekitar 60 pesawat jenis ini, 51 di antaranya telah dikirim per tanggal 30 November 2020.

A330 MRTT memiliki versi lain yaitu EADS/Northrop Grumman KC-45 yang diusulkan ke Angkatan Udara Amerika Serikat untuk program penggantian tanker udara, namun dibatalkan.

Pesawat tanker A-330 MRTT Prancis sedang melakukan air refueling pesawat tempur Rafale (photo : Swarajyamag)

Airbus A330 MRTT juga merupakan turunan militer dari pesawat A330-200 yang dirancang sebagai pesawat pengisian bahan bakar dan transportasi udara ke udara peran ganda.

Tanpa menggunakan tangki bahan bakar tambahan, A330 MRTT memiliki kapasitas bahan bakar maksimum sebanyak 111.000 kg (245.000 lb), lalu menyisakan ruang untuk 45.000 kg (99.000 lb) kargo tambahan.

Sayap MRTT A330 memiliki struktur yang sama dengan A340-200/-300, lokasi pemasangan empat mesin yang diperkuat lalu penyediaan pipa bahan bakar untuk mesin tempel A340.

Maka dari itu, sayap A330 MRTT memerlukan sedikit modifikasi untuk menggunakan cantelan ini agar pod pengisian bahan bakar sayap.

Pesawat tempur Rafale sedang mendapatkan air refueling dari pesawat A330 MRTT (photo : Kompas)

Agar bisa mengangkut hingga 380 penumpang dalam konfigurasi satu kelas, kabin A330 MRTT ternyata dapat dimodifikasi .

Sehingga hal ini membuat rangkaian konfigurasi lengkap seperti transportasi pasukan yang dimaksimalkan hingga penyesuaian kompleks yang cocok untuk misi VIP juga tamu.

Konfigurasi yang tersedia mencakup 300 penumpang dalam satu kelas dan 266 penumpang dalam dua kelas.

A330 MRTT juga disebut bisa dikonfigurasi untuk melakukan misi Evakuasi Medis (Medevac) bahkan dapat membawa hingga 130 tandu standar.

26 Juli 2023

Terbang Bersama Pesawat F-16 TNI AU dan Rafale AU Prancis di Langit Madiun Jawa Timur

26 Juli 2023

Simulasi air-to-air refueling pesawat tempur F-16 TNI AU dan Rafale dengan pesawat A-330 MRTT Angkatan Udara Prancis (photos : TNI AU)

Tiga pesawat Tempur F-16 TNI AU dan satu pesawat tempur Rafale, serta satu pesawat tanker  A-330 MRTT Angkatan Udara Prancis (FASF – France Air and Space Force) melaksanakan terbang bersama di langit kota Madiun, Jawa Timur, Selasa (25/7/2023).

Di Madiun, tepatnya di Selatan Training Area Lanud Iswahjudi, pesawat-pesawat tempur F-16 TNI AU dan Rafale FASF melaksanakan simulasi latihan pengisian bahan bakar di udara (dry Air to Air Refueling exercise) menggunakan pesawat tanker A-330 MRTT.

Keempat pesawat tempur secara bergantian melaksanakan dry Air to Air Refueling pada ketinggian 2.000 feet. Saat join flight, pesawat Rafale diawaki oleh penerbang Angkatan Udara Prancis dan Mayor Pnb Dedi "Kingbee" Andres S ( back seat), dari Skadron Udara 1 Wing 7 Lanud Supadio, Pontianak.

Join flight dan pelaksanaan dry Air to Air Refueling exercise TNI AU dan FASF ini, merupakan bagian dari misi Pegase Angkatan Udara Prancis di Indonesia. Sebanyak 13 pesawat (6 Rafale, 4 A-400M dan 3 A-330 MRTT) Angkatan Udara Prancis dilibatkan pada misi Pegase yang akan berlangsung selama sepekan tersebut.

Di Indonesia, delegasi Prancis akan melaksanakan sejumlah pertemuan bilateral. Selain itu, Angkatan Udara Prancis dan TNI AU juga melaksanakan subject matters experts briefing untuk saling berbagi pengalaman dan pengetahuan, antar penerbang kedua angkatan udara.

Agenda lainnya adalah melaksanakan static dan flying show sejumlah pesawat Angkatan Udara Prancis di Terminal Selatan, Lanud Halim Perdanakusuma Jakarta. Angkatan Udara Prancis juga mengundang awak media massa Indonesia untuk melihat secara langsung pesawat dan berinteraksi dengan penerbang mereka.

Prancis dan Indonesia telah menjalin kemitraan strategis sejak tahun 2011, yang diperkuat dengan penandatanganan kesepakatan kerja sama di bidang pertahanan pada tanggal 28 juni 2021. Kedua negara mempunyai komitmen dan kepentingan yang sama, baik dalam hal tantangan keamanan kawasan, yaitu perdamaian, stabilitas dan kemakmuran kawasan, kepatuhan pada hukum internasional, maupun tantangan global, seperti penangkapan ikan ilegal dan perubahan iklim. 

(TNI AU)

13 November 2022

Australia and Republic of Korea Air Forces Formalise Aerial Refuelling Arrangement

13 November 2022

RAAF KC-30A Multi-Role Tanker Transport and a ROKAF KF-16U Fighting Falcon aircraft conduct air to air refuelling (photo : Aus DoD)

The Royal Australian Air Force (RAAF) and the Republic of Korea Air Force (ROKAF) have signed an arrangement formalising their cooperation in air-to-air refuelling.

Air Vice-Marshal Darren Goldie, AM, CSC, Air Commander Australia and Lieutenant General Park Ha Sik, Commander, ROKAF Operation Command signed the agreement in September 2022.

The arrangement acts as an opportunity for alignment in procedures for air-to-air refuelling and to help further promote interoperability between the forces of Australia and the Republic of Korea.

RAAF regularly conducts training and exercise activities with ROKAF, with the conduct of aerial refuelling a key component of collaboration between the two.

Air Vice-Marshal Goldie said the agreement was an important step forward in enhancing the partnership between the two air forces.

RAAF KC-30A Multi-Role Tanker Transport and RAAF F-35A Lightning II and ROKAF KF-16U Fighting Falcon aircraft conduct air to air refuelling (photo : Aus DoD)

“This helps further ensure that our two air forces can support one another in the skies, during exercises and training activities and on any future operations,” Air Vice-Marshal Goldie said.

“The transfer of fuel when required to sustain and prolong our presence in the air is critical to our aircraft being able to successfully project air power.”

Lieutenant General Park Ha Sik said the agreement would contribute to the expansion of the two air forces’ area of air operations and to the enhancement of the combined operational capability.

“As strategic partners, various collaboration between the two countries should take place in the future,” Lt Gen Park said

“This implementing arrangement will be the ironclad foundation for the development of the military cooperation between Australia and the Republic of Korea.”

The deployment of a ROKAF KC-330 tanker to Australia for Exercise Pitch Black was the most recent refuelling interaction between RAAF and ROKAF.