14 April 2024
NZDF to Deploy P-8A Poseidon to Korea for UN Mission
11 April 2024
Kenderaan Perisai 4x4 PANTHERA Siap Menyertai Pasukan MALBATT 850-11 di Negara Lubnan
11 April 2024
Kereta Perisai 4x4 Panthera adalah nama lokal untuk kendaraan Nurol Makina Ejder Yalçın buatan Turkiye (photos: MYJointForce)Lawatan kerja rasmi hari kelima Ketua Staf Markas Angkatan Bersama ke MALBATT 850-11
SELATAN LUBNAN – Lawatan Mejar Jeneral Dato' Hj Fazal bin Hj Abdul Rahman, Ketua Staf Markas Angkatan Bersama (KS MK AB) serta delegasi pada hari kelima dimulakan dengan sesi taklimat pengoperasian Kenderaan Perisai (KP) 4x4 PANTHERA bertempat di Padang Kawad, Kem Marakah.
Panthera 4x4 dilengkapi dengan RWS Aselsan STAMP 12,7mm (photos: MYJointForce)
Taklimat ini telah disampaikan oleh Kapten Muhammad Wahi bin Mohd Khir selaku Battle Captain. Sejurus selepas taklimat, KS MK AB serta delegasi merasai pengalaman joy ride KP 4x4 PANTHERA di sekitar kawasan Kem Marakah. Sebanyak 3 buah KP 4x4 PANTHERA terlibat dengan acara ini.
Sejurus selepas taklimat, KS MK AB dan delegasi melaksanakan lawatan ke semua kemudahan dan fasiliti yang terdapat di Kem Marakah sebelum meneruskan lawatan ke semua elemen. KS MK AB diperkenalkan kepada Pegawai dan Anggota di setiap elemen disusuli dengan taklimat berkaitan perkara gerak, tadbir dan logistik elemen. KS MK AB juga telah ditaklimatkan maklum balas penemuan semasa proses serah menyerah bersama MALBATT 850-10.
KS MK AB berkesempatan untuk memberi amanat sebagai panduan, antaranya adalah sentiasa fokus dan menjaga diri dalam melaksanakan penugasan di bumi Lubnan.
See full article MYJointForce
09 April 2024
KRI Diponegoro-365 Laksanakan Advance Maneuvering Exercise Bersama Seluruh Unsur MTF 448 UNIFIL
23 Januari 2024
Penuhi Persyaratan dari PBB, Heli HS-1305 Siap Melaksanakan Tugas dalam MTF 448 UNIFIL
15 Maret 2023
Satgas TNI AL KRI FKO-368 Sukses Gelar Passage Exercise UNIFIL
05 Juli 2018
Indonesia Withdraws BO-105 Helos from UN Task Force after Concerns Raised Over Capabilities
Indonesia will no longer deploy the BO-105 helicopter for subsequent UNIFIL duties in Lebanon. Country will dispatch aircraft from its search-and-rescue agency as an interim measure for next deployment (photo : Jane's)
The Indonesian Navy (Tentara Nasional Indonesia – Angkatan Laut: TNI-AL) will cease subsequent deployments of its BO-105 utility helicopters in the Middle East after concerns were raised over the aircraft’s ability to undertake further United Nations Interim Force in Lebanon (UNIFIL) operations.
The matter has been confirmed by various sources within the TNI-AL, each of whom have cited various technical issues with regards to the BO-105’s capabilities.
These include the aircraft’s general inability to produce a “recognised maritime picture” (RMP) that can be shared with other participating assets in the UNIFIL patrols, and issues attaining endurance, and load parameters required for the multinational patrols.
Indonesia has been taking part in the Maritime Task Force (MTF) UNIFIL patrols, which seeks to prevent unauthorised entry of arms or related materials by sea into Lebanon, since 2009.
As part of its involvement, the TNI-AL has rotationally deployed either a Diponegoro (Sigma)-class, or a Bung Tomo-class corvette to conduct anti-proliferation patrols in the Mediterranean Sea.
For each of these past and current deployments, a BO-105 helicopter has been embarked on the vessels. The aircraft are deployed to augment the host corvette’s maritime surveillance capabilities, and hail merchant vessels that would otherwise not be within range the warship.
The TNI-AL operates a fleet of six BO-105 airframes, the first of which was delivered in 1980. The aircraft are based with the 400 Skadron Udara (Air Squadron) in Juanda, Surabaya.
(Jane's)
23 September 2017
9 Armoured Security Vehicles For Malbatt
IAG Guardian (photo : Army Recognition)
BEIRUT (Bernama) -- The Malaysian Peacekeeping Mission (Malbatt) in Lebanon will receive a reinforcement of nine units of Guardian armoured security vehicles (ASV) in mid December.
Defence Deputy Minister Datuk Seri Mohd Johari Baharum said the assets which would be mobilised in January reflected the Malaysian government's commitment in the peacekeeping mission in Lebanon.
"Malbatt's assets have been upgraded to suit current needs and circumstances," he told Bernama and RTM on Thursday.
According to him, Malbatt presently has 46 RPZ Condor 4x4 armoured personnel carriers at its operation centre at Marakah Camp, located about 100km from Beirut.
He said members of the peacekeeping team had also been provided with digital camouflage uniform made of good textile, bullet proof and although thick, is light and therefore comfortable to wear.
"The government is concerned for the problems and welfare of our team in Malbatt. My last visit to Lebanon was three years ago and since then there had been many changes including relations between Malbatt and the local community," he said.
Mohd Johari said Malaysia was in the process of completing the 'Malaysian bazaar' which would provide a site and opportunity for local traders here to earn their livelihood.
"Malaysia's endeavour to help improve the economy of the local community has gained the attention and support of the people in Lebanon," he added.
(Bernama)
06 Maret 2017
Enam “SHERPA 2” Perkuat Indobatt
Renault Sherpa 2 YonMek Indobatt (photos : Indobatt)
(Penerangan Yonmek Konga 23-K) - Indobatt menerima kendaraan tempur SHERPA Light Scout untuk memperkuat alutsista prajurit Garuda. Sebanyak enam kendaraan tempur SHERPA kini dimiliki Indobatt untuk melaksanakan tugas operasi di wilayah Lebanon.
Kedatangan SHERPA di Indobatt pada tanggal 17 Februari 2017 langsung mendapat pengawasan dari Wakil Komandan (Wadan) PMPP TNI Kolonel Pnb Engkus Kuswara, S.IP., M.Tr (Han) beserta tim SHERPA yang telah tiba sebelumnya di Lebanon. Sebelum dioperasikan para personel yang akan mengawaki kendaraan tempur tersebut terlebih dahulu mendapat pelatihan dari tim yang didatangkan khusus dari Renault Defence tempat pembuatan SHERPA. Pelatihan secara marathon dengan waktu singkat diberikan kepada prajurit Indobatt, mulai dari cara mengemudi, perawatan, pemeliharaan hingga pemasangan alat komunikasi serta pemasangan sistem senjata.
Selain itu para awak SHERPA diharuskan mengerti spesifikasi dan karateristik kendaraan tersebut. Kendaraan tempur SHERPA ini berpenggerak roda 4×4 dengan bobot di rentang 7,9 sampai 11 ton, berperan multi fungsi ditenagai mesin Renault 215-hp sampai 265-hp dengan perseneling otomatis 6 percepatan. SHERPA masih aman untuk melintasi medan genangan sedalam 1,5 meter. Bicara soal perlindungan, awak kendaraan sudah dilengkapi fasilitas proteksi nubika (nuklir, biologi dan kimia). Awak kendaraan pun dilengkapi proteksi dari bahaya api. Sebagai kendaraan lapis baja, SHERPA dilengkapi perlindungan balistik di level B6 dan ancaman ledakan ranjau juga telah diantisipasi, SHERPA dapat dengan mudah dibawa pesawat angkut berat sekelas C-130 Hercules atau Airbus A400M.
Sherpa 1 yang dioperasikan oleh pasukan Kostrad (photo : kaskus militer)
Setelah selama kurang lebih empat hari melaksanakan pelatihan, mulai dari personel yang akan mengawaki, pemeliharaan hingga tes performance kendaraan. Pelatihan ditutup sekaligus serah terima kendaraan SHERPA dari Wadan PMPP TNI kepada Komandan Indobatt Letkol Inf Yudi Gumilar, S.Pd. Selain itu SHERPA Indobatt telah mendapat pemeriksaan dan sertifikasi dari tim COE ORI UNIFIL, sehingga secara langsung SHERPA siap operasi untuk mendukung tugas-tugas prajurit Garuda.
(Indobatt)
28 Januari 2011
RPZ Condor - Pasukan Tempur Saling Melengkapi
Pasukan Malaysia dengan Condor dalam misi PBB di Somalia (photo : Militaryphotos)
MENJEJAKKAN kaki ke dalam kenderaan pengangkutan infantri (APC) jenis RPZ Condor dianggap pengalaman paling bermakna, terutama apabila mengimbau kembali kesulitan dihadapi 60 tentera Malaysia ketika berdepan serangan hendap bertubi-tubi kumpulan militia di kawasan Pasar Bakara di Mogadishu, Somalia, dalam tragedi `Black Hawk Down’ pada Oktober 1993.
Walaupun hanya seketika, ia sudah cukup untuk memberikan gambaran betapa sengsaranya keadaan perajurit negara yang terpaksa berkubukan hanya dinding jentera RPZ Condor dalam usaha menangkis peluru militia, termasuk senjata antikereta kebal dan pelancar grenade yang menghujani mereka tanpa henti.
Namun, saat menjejakkan kaki ke tempat duduk pemandu, perasaan tiba-tiba menjadi sebak terutama mengenangkan di situlah mayat wira negara, Allahyarham Koperal Mat Aznan Awang, terkujur layu selepas RPZ Condor dengan nombor pendaftaran ZA9341 dipandunya ketika tragedi itu musnah akibat terkena serangan tepat senjata anti kereta kebal.
Selain Mat Aznan, sembilan lagi rakan setugasnya yang juga dari Batalion 19 Rejimen Askar Melayu Diraja (RAMD) Mekanis berpangkalan di Sungai Petani, Kedah, turut dilapor parah akibat serangan sama.
Namun, di sebalik keperitan itu, timbul rasa bangga dan kagum dengan keupayaan jentera RPZ Condor berkenaan, yang menjadi perisai utama kepada 60 perajurit negara ketika berkhidmat di bawah panji Pertubuhan Bangsa-bangsa Bersatu (PBB) melalui Operasi UNOSOM II antara 18 Jun 1993 hingga 11 Januari 1994.
Justeru, tidak hairanlah RPZ Condor yang menjadi kebanggaan warga 19 RAMD Mekanis, terutama ZA 9341 yang dipandu Koperal Mat Aznan dinobat sebagai Ragaan Utama batalion berkenaan dengan nama `AZNAN’, sekali gus membuktikan keupayaan tinggi serta jasa besar jentera terbabit dalam setiap misi disertai pasukan.
Condor APC 4x4 buatan Rheinmetall German (photo : kolonel)
Condor adalah kenderaan jenis APC keluaran Jerman dan direka khusus untuk menyediakan pertahanan menyeluruh daripada sebarang serangan senjata ringan, pecahan peluru meriam atau pun periuk api kecil. Malah, ketika berkhidmat bersama Malaysia di Somalia melalui UNOSOM II, RPZ Condor terbukti kebal apabila berjaya menangkis serangan peluru roket RPG-7 dalam pertempuran di Pasar Bakara, walaupun seorang tentera Malaysia dilapor terkorban dan sembilan yang lain parah.
Apa pun, keupayaan RPZ Condor dalam ops berkenaan tidak akan lengkap tanpa keseragaman tindakan kru terlatih yang dikenali sebagai Pasukan Tempur Unit Infantri Batalion 19 RAMD Mekanis.
Ini diakui sendiri Pegawai Pemerintah Batalion 19 RAMD Mekanis, Lt Kol Fazal Abdul Rahman, yang menganggap kedua-duanya (RPZ Condor dan Pasukan Tempur) sebagai saling melengkapi satu sama lain.
“Setiap jentera lengkap RPZ Condor mengandungi 10 kru tempur terdiri daripada pemandu, ketua kenderaan, pasukan peninjau serta kru penembak senjata bantuan.
“Tanpa kru tempur ini, sebuah RPZ Condor tidak akan sempurna dan keberkesanan jentera juga sudah pasti terbatas. Ini sekali gus akan mengganggu gugat kesempurnaan setiap misi yang dijalankan,” katanya.
Dari segi reka bentuk, RPZ Condor dianggap APC paling fleksibel kerana bukan saja sesuai untuk kegunaan dalam serangan berbentuk amfibia, malah boleh diangkut ke lokasi tertentu secara mudah melalui udara menggunakan pesawat C-130 Hercules atau C-160.
Dalam aspek penggunaan pula, Condor yang sinonim dengan fungsinya untuk mengangkut unit infantri bersenjata, sebenarnya boleh diubah suai dengan mudah sekali mengikut keperluan penggunaan, termasuk bagi tujuan pengangkutan kargo.
Malah, Condor juga diguna pakai untuk tujuan pemantauan dan pemerhatian, pengangkutan senjata dan pertahanan udara ringan, serta sebagai kenderaan anti-rusuhan.
Selain itu, APC ini juga boleh diubahsuai sebagai jentera sokongan logistik serta ambulans seperti yang dipraktikkan Malaysia, selain dilengkapi pelbagai variasi persenjataan.
Fazal berkata, kelebihan utama RPZ CONDOR adalah dari segi perintah dan kawalan, di mana setiap arahan operasi boleh diatur secara terus dan terkoordinasi ketika jentera sedang bergerak dalam formasi ke arah sasaran.
“Ini bukan saja dapat menjimatkan masa, malah sebarang perubahan dalam sasaran misi atau haluan juga boleh dikoordinasi secara terus melalui sistem komunikasi yang ada dalam kenderaan pada bila-bila masa tanpa perlu berhenti,” katanya.
Difahamkan, selain digunakan Malaysia khususnya Batalion 19 RAMD Mekanis menggantikan kenderaan perisai jenis V150 Commando buatan Amerika Syarikat pada 1989, APC Condor turut diguna pakai beberapa negara lain seperti Kuwait, Portugal (Polis Tentera Udara), Thailand, Turki, Uruguay dan Korea Selatan.
Malah, sepanjang berbakti bersama Batalion 19 RAMD Mekanis sejak 1989, RPZ Condor banyak memberi sumbangan ke arah keselamatan dan juga pembangunan negara melalui pembabitannya dalam pelbagai operasi baik di dalam mahu pun luar negara.
Antaranya termasuk pembabitan secara langsung dalam operasi yang diatur seperti Ops Bongsu, Ops Ganas, Ops Setia VIII, Ops Kota Charlie, Ops Kancil, Ops Foxport, Ops 797, Ops Gerak Sedar, Ops Kota Echo, Ops Sedar, Ops Gubir/Lenggong, Ops Sedar 4/85, Ops Setia, Ops Kota Charlie/Delta, Ops Tak Sin 8601, Ops Kota Charlie /Delta 4/86 dan Ops Kota Echo 2/84.
Ketika operasi terbabit, katanya, selain melaksanakan tugas dan tanggungjawab diamanahkan, pasukan itu juga berjaya mencapai beberapa kemajuan. Antaranya kejayaan merampas 23 ketul candu mentah seberat 49 kilogram di Sungai Temin, Kedah melalui Operasi Kota Bravo Pagar pada Mac 1985.
Selain itu, pasukan itu juga terbabit dalam misi luar negara di bawah panji PBB, termasuk melalui Operasi UNOSOM II sebagai kumpulan utama Malbatt 1, mulai 18 Jun 1993 hingga 11 Januari 1994 yang lebih dikenali sebagai peristiwa Black Hawk Down.
APC Condor 4x4 (photo : Berita Harian)
INFO: Data Teknikal APC Condor
-Berat kosong - 9,000kg
-Berat penuh - 12,400kg
-Panjang - 6,130mm
-Tinggi (termasuk Turret) - 2,770mm
-Laju maksima - (100 km/j)
-Laju (dalam air) - 10 km/j
-Persenjataan - Pelancar grenade 76mm/ GPMG (optional mengikut keperluan)
-Keanggotaan Unit Tempur - tujuh hingga 10 orang.
(Berita Harian)
09 April 2010
TNI di Lebanon Dapat Kendaraan Tempur Baru
08 Juni 2009
KRI Diponegoro Awali Misi Perdana PBB
Indonesia menjadi negara pertama yang dipercaya PBB di luar Eropa
KRI Dipenegoro-365 (photo : Kaskus Militer)
PANGLIMA TNI Jenderal Djoko Santoso melepas keberangkatan KRI Diponegoro-365 sebagai Satuan Tugas (Satgas) Maritim TNI Kontigen Garuda (Konga) XXVIII-A untuk bergabung dalam Satgas Maritim Pasukan Pemelihara Perdamaian PBB di Libanon, Jumat (20/3).
Pelepasan dilaksanakan dalam upacara militer di Markas Komando Lintas Laut Militer (Kolinlamil) di Jakarta. Djoko mengatakan, TNI sudah puluhan tahun mengirim personel. Namun, baru kali ini ada permintaan menghadirkan armada laut RI dalam suatu misi perdamaian.
Pilot dan crew heli Bo-105 (photo : Puspenerbal)
"Ini kebanggaan dan kehormatan tersendiri bagi TNI, khususnya TNI AL," kata dia dalam sambutan pelepasan. Djoko meminta, prajurit menjaga kepercayaan yang telah diberikan masyarakat internasional dengan menjalankan tugas penuh tanggung jawab dan profesional.
Tugas utama KRI Diponegoro ialah mencegah masuk dan keluarnya senjata dan material yang berhubungan dengan senjata. Kapal juga akan membantu Angkatan Laut Libanon menegakkan kedaulatan negaranya. Dengan kekuatan 99 personel, KRI Diponegoro juga dilengkapi helikopter BO-105 NV-414. Djoko meminta, keselamatan diri dan material yang telah dipercayakan menjadi perhatian.
Inspeksi ke atas kapal (photo : Media Indonesia)
Upacara pelepasan KRI Diponegoro : (photo : )