Tampilkan postingan dengan label Kapal Tanker. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Kapal Tanker. Tampilkan semua postingan

18 Desember 2024

KRI Balongan-908 Perkuat Koarmada III

18 Desember 2024

KRI Balongan-908 kapal tanker baru TNI AL (photos: TNI AL)

TNI AL/ Koarmada III -- Pada hari ini, Selasa (17/12/24) KRI Balongan -908 resmi memulai penugasannya di Koarmada III, penyambutan kedatangan KRI Balongan - 908 setelah selesai melaksanakan sea trial dipimpin oleh Kepala Staf Koarmada III Laksamana Pertama TNI Singgih Sugiarto, S.T.,M.Si.,mewakili Panglima Koarmada III Laksamana Muda TNI Hersan,S.H.,M.Si., di Dermaga Lantamal XIV, Sorong.

Pada sambutan Pangkoarmada III yang di bacakan Kas Koarmada III mengatakan selamat datang kepada Komandan beserta seluruh Prajurit KRI Balongan-908 di Sorong Papua Barat Daya, KRI Balongan-908 akan memperkuat jajaran Satuan Kapal Bantu (Satban) Koarmada III dalam turut menjaga perairan di wilayah NKRI terkhusus di wilayah Maluku dan Papua

Lebih lanjut Kas Koarmada III mengatakan, KRI Balongan-908 merupakan kapal Bantu Cair Minyak (BCM) Atau Oiler / Tanker Replenishment memiliki ruang dengan panjang 127 meter, lebar 16 meter serta tinggi 30 meter. kapal perang ini mampu membawa muatan dengan kapasitas angkut hingga 5.500 ton dan memiliki kecepatan jelajah 16 knot serta mampu mengangkut sebanyak 100 ABK.

“Kapal ini merupakan unsur yang sangat penting bagi sebuah Armada karena dengan kemampuannya memberikan dukungan bahan bakar, minyak lincir,air tawar, serta matrial logistik lainnya yang sangat dibutuhkan oleh unsur-unsur lain sehingga armada dapat mempertahankan keberlangsungan operasi laut tanpa harus melaksanakan bekal ulang di pangkalan.” jelas Kas Koarmada III

KRI Balongan-908 dikomandani oleh Letkol Laut (P) Priyanto Widodo, dengan jumlah ABK 98 personel merupakan produksi dalam negeri, dan nama KRI Balongan - 908 diambil dari nama kota di provinsi Jawa Barat yaitu Balongan

(Koarmada 3)

04 Agustus 2024

HMNZS Aotearoa Refuels of US Wasp-class Amphibious Ship

04 Agustus 2024

HMNZS Aotearoa refuels US Wasp-class amphibious ship during Rimpac 2024 (photos: dvids, NZ Navy)

Over the course of RIMPAC, HMNZS Aotearoa has played a vitally important role in the exercise by refuelling 13 participating naval vessels.

But their biggest job came recently when the ship was tasked to replenish a U.S. Navy Amphibious Assault Ship sailing to Asia for an operational deployment.

USS BOXER LHD 4 had just completed a ten-day transit from San Diego to Hawaii carrying Ground Elements of the U.S. Marine Corps 15th Marine Expeditionary Unit and V-22 Osprey Tilt Rotor aircraft, a variety of helicopter types, and F-35 jets.

On the transit from the mainland, USS Boxer had conducted numerous aviation serials and both ship and aircraft were in need of refuelling before carrying on across the Pacific.

But when a US Navy tanker suddenly became unavailable for the task, Aotearoa stepped up to the plate and carried out the job with professionalism, care and attention.

And what a job - the 44,000 tonne USS Boxer had to be stationed 45m off Aotearoa’s port beam for 8.5hrs while close to 3,000,000 litres of diesel fuel and 350,000 litres of aviation fuel were pumped across.

Not only was it the longest replenishment Aotearoa had ever undertaken, it was also the largest ship they had replenished since commissioning four years ago.

The opportunity to provide ‘real world’ operational support was a great motivator for the crew and an excellent example of demonstrating the main theme of RIMPAC24 – ‘Partners: integrated and prepared’

(NZ Navy)

11 Januari 2023

HTMS Similan AOR 871 Conduct Exercise with HTMS Chakri Naruebet and RTN Frigates

11 Januari 2023

HTMS Similan-871 has 171.4 meters in length and a displacement of 23,369 tons (full load) (photos : RTN)

Royal Thai Navy's CVH-911 HTMS Chakri Naruebet helicopter carrier; FFG-422 HTMS Taksin, the Naresuan-class missile frigate; FF-457 HTMS Kraburi, the Chao Phraya class frigate; and AOR-871 HTMS Similan replenishment ship have involved 2nd Frigate Squadron (FS2), Royal Thai Fleet (RTF) exercise during 6-7 December 2022 at Gulf of Thailand.

During December 2022, which was December 4, 2022, HMS Chakri Naruebet found sailed in the Singapore Strait, and during December 6-7, 2022, they trained with the 2nd Frigate Fleet, EGAT 2, Royal Thai Navy Fleet, along with HTMS Similan.

HTMS Similan-871 (photo : Global Security)

Including the Royal Naresuan frigate series HTMS Taksin and a frigate of the HTMS Chao Phraya series HTMS Kraburi. Although the latest images can be seen that the flight deck of HTMS Chakri Naruebet. Currently in the cycle that needs to be repaired and painted a new deck. But can sail when ordered all the time.

HTMS Similan (871) is a replenishment oiler (AOR) of the Royal Thai Navy. She intended to support the aircraft carrier HTMS Chakri Naruebet and its escorts. Similan was constructed in the People's Republic of China at the Hudong Shipyard through a 1993 contract with the China State Shipbuilding Corporation. The ship was commissioned in 1996. At the time, Similan was the largest ship in the Thai navy and the largest naval ship exported by China.


The design is a flush-decked development of the Chinese Type 905 AOR resembling the French Durance; the builder referred to the design as Type R22T. Similan was a sister ship or the precursor to the later Chinese Type 903.

Similan has two refueling stations on each side. Solid cargo is transferred by helicopter.


The ship was planned to be armed with Chinese weapons; four Type 76 twin 37 mm naval guns and the Type 341 radar were not fitted.

Similan deployed together with HTMS Pattani in 2010 and HTMS Narathiwat in 2011 to combat piracy off the coast of Somalia as part of Combined Task Force 151.

(AAG | Wiki)

05 September 2022

Kapal BCM 4 Akan Ditugaskan ke Koarmada 3

05 September 2022

BCM 4 akan diberinama KRI Balongan 908 (photo : BatamClick)

PT Batamec Shipyard – TNI AL Resmi Luncurkan Kapal BCM 127 M

Batamclick.com, Batam – Tentar Nasional Infonesia Angkatan Laut (TNI AL) bersama dengan PT Batamec Shipyard meluncurkan 1 unit kapal jenis BCM (Bantu Cair Minyak) dengan panjang 127 Meter di Slipway PT Batamec Shipyard, Tanjung Uncang, Kota Batam, Jumat (2/9/2022), yang diluncurkan langsung oleh  Asisten Logistik Kepala Staf Angkatan Laut (Aslog KASAL), Laksmana Pertama (Laksma) TNI Agus Santoso. 

Kapal BCM buatan anak bangsa yang nantinya akan diberi nama KRI Balongan, akan diperuntukkan untuk pengangkutan BBM di Komando Armada III (Koarmada III) di wilayah Papua. Dan kapal ini merupakan kapal BCM keempat yang dimiliki oleh TNI AL, yakni KRI Bontang, KRI Tarakan, dan KRI Balongan. 

Laksamana Muda TNI A.R. Agus Santoso menjelaskan bahwa kapal BCM yang telah dimulai pembangunannya sejak tahun 2020 lalu ini memiliki kapasitas tangki Kargo total sebesar 5500 ton yang digunakan untuk membawa bahan bakar, dan Air tawar. 

Akan ditugaskan di Koarmada 3

“Kapal BCM atau tanker ini akan menyuplai kapal-kapal operasi di Armada 3 Papua, kapal ini memiliki kapasitas angkut hingga 5500 ton,” ujar Agus kepada awak media usai peluncuran kapal BCM, Jumat (2/09/2022) di Batamec Shipyard, Tanjung Uncang, Batam.

Lanjut dikatakan Agus, TNI AL membutuhkan enam Kapal BCM untuk melayani suplai bahan bakar dan air tawar kapal-kapal patroli yang ada di laut. Saat ini baru ada 4 unit, itupun satu kondisinya tidak memungkinkan lagi, sehingga akan digantikan oleh kapal BCM buatan PT. Batamec Shipyard.

KRI Balongan 908 merupakan kapal BCM 127M rancangan Terafulk (photo : Navy Recognition)

”Saat ini TNI AL terus melakukan modernisasi Alutsista, salah satunya adalah KRI. Dalam proses pembangunan kapal, TNI AL mempercayakan pada perusahaan dalam negeri seiring dengan semakin menggeliatnya industri galangan kapal nasional, salah satunya PT Batamec Shipyard.

“Kami berharap PT Batamec mampu meningkatkan mutu serta kemampuan dalam membangun kapal perang produksi dalam negeri yang berteknologi tinggi sehingga PT Batamec bisa menjadi referensi TNI AL untuk menjalin kerjasama di masa mendatang,” tutur Agus.

Ditempat yang sama President Direktur PT Batamec Shipyard, Maya Miranda Ambarsari, yang diwakilkan Dr. Dolly A Prameswari, Direktur Keuangan PT Batamec Shipyard menjelaskan bahwa Kapal BCM 127 meter ini merupakan kapal BCM kedua yang dibuat Batamec, dan secara total pihaknya sudah mengerjakan 12 kapal pemerintah. 

”Kapal BCM ini merupakan kapal kedua yang kami bangun untuk kebutuhan TNI AL. Kami akan menjaga kepercayaan ini, semoga semua berjalan lancar, tepat waktu, dan tepat mutu sehingga dapat mendukung kegiatan operasional TNI AL, ujar Dolly.

Dijelaskan Dolly, kapal BCM 4 ini merupakan kapal bantu yang memiliki fungsi untuk megirimkan dan mengisi bahan bakar minyak (BBM) serta akomodasi lainnya seperti Air Tawar dan Kebutuhan makanan termasuk hal-hal yang diperlukan oleh kapal-kapal TNI AL yang sedang bertugas menjaga keamanan laut nusantara.

KRI 905 Tarakan 905 (photo : TNI AL)

”Kapal ini memiliki fungsi RAS atau Replenishment at Sea yang memungkinkan untuk mentransfer bahan bakar, Air tawar dan kebutuhan yang berbentuk solid ke kapal lain sambil berlayar beriringan. Selain itu, kapal ini juga memiliki stasiun pengisian bahan bakar Helicopter yang memungkinkan untuk melakukan pengisian bahan bakar helicopter di laut. Kapal ini memiliki dimensi panjang keseluruhan 127 m, Lebar 16 m, Tinggi sekitar 30 m dan Draft 6.15 m,” jelas Dolly.

Secara rinci, kapal ini memiliki kapasitas tangki Kargo total sebesar 5500 m3 yang digunakan untuk membawa bahan bakar, dan Air tawar serta 2 kontainer berpendingin yang digunakan untuk membawa suplai makanan dan 1 kontainer untuk membawa suplai bahan makanan kering. Kapal ini dapat mengakomodasi total 102 personel dengan rincian 80 personel awak kapal utama, 6 personel Awak Helicopter dan 16 personel pasukan tambahan. Kapal ini memiliki 2 buah mesin berkapasitas 7577 hp, kapal ini didesain untuk dapat mencapai kecepatan hingga 18 Knot. Selain itu, kapal ini juga memiliki 3 set generator listrik dengan kapasitas 550 ekW untuk memenuhi seluruh kebutuhan listrik operasional kapal.

Penyempurnaan Desain

Pada Kapal BCM 4 kali ini dilakukan beberapa pennyempurnaan desain dari generasi sebelumnya yakni pada bagian lambung (Hull), Sistem Penggerak (Propulsion system) dan Ruang Kemudi (Wheelhouse), pada bagian Lambung kapal BCM 4 ditambahkan Bulbous bow atau pemecah ombak di bagian depan sehingga membuat kapal dapat bergerak lebih stabil di laut lepas yang memiliki gelombang laut yang tinggi.

KRI Bontang 905 (photo : Tempo)

Kapal ini dapat meningkatkan Efisiensi Konsumsi Bahan Bakar saat beroperasi di laut, dimana pada bagian system penggerak kapal ini mendapatkan penyempurnaan di bagian Propeller yang mana digenerasi sebelumnya menggunakan Fixed Pitch Propeller (FPP) namun pada BCM 4 ini menggunakan Controllable Pitch Propeler (CPP).

Penyempurnaan ini memungkinkan kapal untuk merubah sudut kemiringan dari daun baling-baling (Pitch Propeller) Kapal. Sehingga kapal dapat beroperasi dengan kecepatan yang lebih bervariasi tanpa harus merubah kecepatan putaran (RPM) mesin yang diharapkan memperpanjang usia mesin kapal dan meminimalisir kerusakan mesin yang dapat terjadi karena naik turunnya putaran dan daya mesin.

Terakhir, peningkatan dilakukan pada Ruang kemudi atau anjungan kapal yang dapat melihat dengan sudut pandang 360 derajat dimana di kapal generasi sebelumnya hanya memiliki sudut pandang 180 derajat, sehingga memungkinkan para juru mudi dan petugas di anjungan untuk bisa memantau area sekeliling kapal dari anjungan.

03 September 2022

Batamec Rampungkan Pembuatan Kapal Tanker KRI Balongan 908

03 September 2022

Kapal tanker KRI Balongan 908 (photo : Boy Akbar Wirawan)

Batampos – Batamec, salah satu galangan kapal di Pulau Batam berhasil merampungkan proyek pembuatan kapal pesanan TNI AL.

Jumat (2/9/2022) KRI Balongan 908 diluncurkan dari dok PT Batamec.


KRI Balongan 908 ialah kapal Bantu Cair Minyak (BCM). Kapal ini mulai dibikin pada 5 Agustus 2020 ditandai dengan first steel cutting atau pemotongan plat pertama.

KRI Balongan 908 memiliki panjang 127 meter dengan lebar 16 meter. Kapal ini disiapkan untuk 100 personel dengan kecepatan jelajah 16 knots.


Adalah Asisten Logistik (Aslog) Kasal Laksmana Pertama (Laksma) TNI Agus Santoso yang melepas kapal baru ini ke laut.

31 Juli 2022

RAS at RIMPAC : What a Fine Formation!

31 Juli 2022

Five tanker ships formation at RIMPAC 2022 (photos : RAN)

HMAS Supply II sails in formation with friends from U.S. Navy replenishment ships USNS Pecos, USNS Henry J. Kaiser and USNS Washington Chambers and Royal New Zealand Navy HMNZS Aotearoa.


The CapableAdaptivePartners were conducting a consolidation replenishment as part of the sea phase of RIMPAC 2022.

Check out the aerial shots from the cloudy day in Hawaii.

(RAN)

18 Juli 2022

HMCS Vancouver Conducts RAS with HMNZS Aotearoa During RIMPAC 2022

18 Juli 2022

Replenishment at sea between HMNZS Aotearoa and Royal Canadian Navy frigate HMCS Vancouver (FFH 331) (all photos : DVIDS)

PACIFIC OCEAN -- Royal Canadian Navy frigate HMCS Vancouver (FFH 331) conducts a replenishment-at-sea with Royal New Zealand Navy auxiliary oiler replenishment ship HMNZS Aotearoa (A 11) during Rim of the Pacific (RIMPAC) 2022, Jul 14.


HMNZS Aotearoa (A 11), is an auxiliary ship of the Royal New Zealand Navy. Builder Hyundai Heavy Industries delivered the ship to the Navy in June 2020, and she was commissioned into service on 29 July 2020. Full operational capability was expected to be achieved in 2021. It will serve as a replenishment oiler, and has replaced HMNZS Endeavour, the Navy’s last fleet oiler, which was decommissioned in December 2017.


Twenty-six nations, 38 surface ships, four submarines, nine national land forces, more than 30 unmanned systems, approximately 170 aircraft and more than 25,000 personnel will train and operate in and around the Hawaiian Islands and Southern California, June 29 to Aug. 4. 


The world’s largest international maritime exercise, RIMPAC provides a unique training opportunity while fostering and sustaining cooperative relationships among participants critical to ensuring the safety of sea lanes and security on the world’s oceans.


RIMPAC 2022 is the 28th exercise in the series that began in 1971.

17 Juli 2022

KRI Bontang-907 Latihan Menembak (Gunex) di Laut Natuna

17 Juli 2022

KRI Bontang kapal tanker TNI AL (photo : Pab-Indonesia)

Koarmada I -- KRI Bontang-907 unsur BKO Guspurla Koarmada I melaksanakan Latihan Menembak (Gunex) dalam mendukung Ops Siaga Arnawa-22.di Perairan Kayu ara Laut Natuna, Kamis (7/7/2022).

Awak KRI Bontang mengasah ketrampilan dan kemampuan tempur (photos : KRI Bontang)

KRI  Bontang-907 melaksanakan latihan penembakan guna terus mengasah ketrampilan dan kemampuan tempur para personil dan sistem persenjataan KRI Bontang-907 yang tentunya akan mendukung keberhasilan tugas operasi yang diemban KRI Bontang-907.


Latihan penembakan yang di laksanakan adalah meliputi penembakan Meriam serta senjata ringan.

Tujuan  dan sasaran dari latihan : Melatih  dan Meningkatkan Profesionalisme_ prajurit KRI Bontang-907 baik operator senjata maupun maintenance persenjataan kapal serta SOP penerapan prosedur  komunikasi penembakan. Ungkap "Komandan Gugus Tempur Laut Koarmada I (Danguspurla Koarmada I), Laksma TNI H. Krisno Utomo, PSC (J)., MA., MMS., CHRMP.,".


Latihan ini juga sesuai instruksi dari Pangkoarmada I Laksda TNI Arsyad Abdullah terkait program prioritas KASAL Laksamana TNI Yudo Margono dibidang pembangunan SDM TNI Angkatan Laut yang unggul.

HMAS Supply Ready for International Debut

17 Juli 2022

HMAS Supply departs Pearl Harbour to begin the at-sea phase of Exercise Rim of the Pacific (RIMPAC) 2022 (photo : Aus DoD)

The recently commissioned HMAS Supply is ready to play its role as a range extender for an array of international war ships as the sea phase of Exercise Rim of the Pacific (RIMPAC) 2022 commences in the waters off Hawaii.

RIMPAC will be the first time that Supply-class auxiliary oiler replenishment ship Supply will engage in replenishments at sea with multiple international navies and will be an important milestone for the ship and crew.

Replenishment ships are a critical enabler to support war fighting, search and rescue and humanitarian and disaster relief for long distances and large areas. For maritime nations like Australia, this ability to project its maritime forces far from our shores is particularly important.

For Supply’s Commanding Officer Commander Cindy Jenkins, RIMPAC provides an opportunity to demonstrate that one of the Royal Australian Navy’s newest ships is up to the tasks it was designed for.

“Transferring hundreds of tonnes of fuel and supplies between ships underway, themselves weighing thousands of tonnes each, is a task that is not always easy,” Commander Jenkins said.

“But as a maritime nation, our ability to deliver this capability is essential to maintaining Australia’s national interests.

“We’re very excited to work with multiple partner navies over the next few weeks and look forward to strengthening partnerships and enhancing interoperability.

“Our participation in RIMPAC is a great achievement and reflective of a lot of hard work by the ship’s company and those ashore to get Supply to where she is now.”

26 Mei 2022

New Australian Tanker Begins Operational

26 Mei 2022

HMAS Stalwart conducts first replenishment at sea to HMAS Parramatta (photos : Aus DoD)

HMAS Stalwart 'open for business'

The crew of HMAS Stalwart recently achieved a major milestone in the ship’s short time in service when they successfully conducted the ship's first replenishment at sea.

HMAS Parramatta was the receiving ship.

Commanding Officer of Stalwart, Commander Steve McCracken, said the evolution signalled that Stalwart was “open for business”.

“There’s been a lot of hard work and training leading up to this point and the entire ship’s company is incredibly proud of what we have achieved,” Commander McCracken said.


“Today, we have successfully proved a number of vital systems that all come together in performing a replenishment at sea, from ship-handling to the actual transfer of supplies, and it’s a credit to all involved that the evolution went so well."

Stalwart is the second of Navy’s Supply-class auxiliary oiler replenishment ships, which have the primary role of providing logistics replenishment to naval combat units at sea. 

Commander McCracken said conducting a replenishment at sea was just one of the many tasks the ship must complete as part of its progress towards operational capability and integration into the fleet.

“Since commissioning, we have undergone a number of sea trials and training that test and evaluate the entire range of systems used to keep a ship at sea and at the top of its game,” Commander McCracken said.

“I’m pleased to report that Stalwart has risen to each of these challenges in admirable fashion and I thank my ship’s company for all their hard work over the past few months.”


The new ships represent a generational shift from the capability provided by previous support ships as they are equipped with a combat management system that improves the sharing of information with other ADF and allied assets.

This allows the ships to integrate more fully in a task group, both Australian and international.

They can also increase the joint force endurance by providing fuel, water, food, parts and dry cargo.

HMAS Stalwart’s home port is Fleet Base West, Rockingham, Western Australia.  

08 Mei 2022

RAN Conducts Fleet Certification Period 2022

08 Mei 2022

HMAS Supply A-195 (photo : Aus DoD)

Supply critical to keeping ships at sea

It is crucial for ships to be at sea and just as important to keep them there.

Replenishment ship HMAS Supply is one of Navy’s key enablers for keeping the fleet in the fight.

Supply carries fuel, water, food, dry cargo, ammunition, equipment and spare parts to provide operational support to other ships or combat forces based far from ports for extended periods.

Completing successful replenishments at sea (RAS) in varying weather conditions showcases Navy’s capabilities in refuelling and resupplying at sea, which is critical to extending time at sea for other ships.

Supply’s navigation officer Lieutenant Jackie Rushford said the successful completion of a RAS was a strong indicator of the auxiliary oiler replenishment ship’s criticality and versatility.

“Supply’s key role in exercises and operations is as a combat support ship – when we operate as a task group, to keep the task group in the fight, we need fuel, we need stores and we need to be able to keep the ships at sea for as long as possible,” Lieutenant Rushford said.

“We will often come together the day before and walk through the evolution. Any specific requirements the ship may encounter are discussed – the key is preparation.

“The relationship between Supply and the other ships is crucial – we can’t do our job without them and they can’t do their job without us.”

A RAS involves Supply’s various departments working together. 

Both technical and non-technical expertise are required for the transfer of fuel, water and solid cargo to other ships while both ships are underway. 

HMAS Parramatta FFH-154 prepares to conduct a replenishment at sea with HMAS Supply (photo : Aus DoD)

Lieutenant Jackie Rushford said Supply’s crew engaged with other ships frequently to find out when they needed to be resupplied to ensure Supply could provide supplies in a timely manner.

“In a RAS, there are a lot of moving parts – a lot of things need to happen and come together for it to be successful,” Lieutenant Rushford said.

“The way we do it on Supply is through regular communication and planning as well as pre-briefing all of the things we need to do.

“On the day, it really comes down to people’s experience and knowledge – that’s the way we build together to make sure the replenishment goes as well as possible.”

Leading Seaman Percy Traill said there were many people involved in a RAS.

“The boatswains in the dump party on deck are controlling ropes and lighter duties,” Leading Seaman Traill said.

“My current job is in the RAS hut controlling the probe across to the other ship. 

“I have also been trained to work aft of the ship. This is the secondary RAS control option for Supply.”

Leading Seaman Traill said a highlight of completing a RAS was seeing the look on everyone’s faces.

“It’s great knowing that the job was completed safely and it was so well done,” he said.

“My job is awesome. Sitting in the RAS hut controlling the probe to the other ship gives me this big responsibly. That feels really cool and I love doing it.”

01 Mei 2022

Spesifikasi KRI Bontang-907, Kapal Perang TNI AL yang Bisa Isi BBM dari Tengah Laut

01 Mei 2022

Kapal tanker KRI Bontang 907 melakukan Replenishment at Sea kepada fregat KRI I Gusti Ngurah Rai 332 (photo : TNI AL)

KOMPAS.com - TNI Angkatan Laut (AL) memiliki alat utama sistem senjata (alutsista) KRI Bontang-907 yang merupakan kapal jenis bantu cair minyak (BCM).  

Dilansir dari Majalah Cakrawala Edisi 448 Tahun 2020 terbitan Dinas Penerangan Angkatan Laut, KRI Bontang-907 memperkuat jajaran Satuan Kapal Bantu Koarmada I. 

Peran TNI AL yang sangat krusial dalam pertahanan negara di laut membutuhkan kemampuan dan kekuatan alutsista yang memadai. 

Jumlah kapal tanker TNI AL sesuai MEF adalah 6 unit (infographic : Kompas)

Suplai logistik bahan bakar 

Kemampuan dan kekuatan tersebut diwujudkan dalam bentuk kesiapan kondisi teknis alutsista yang selalu siap dalam melaksanakan tugas operasi. 

Kesiapan kondisi teknis hanya dapat terwujud melalui dukungan logistik yang optimal salah satunya adalah bahan bakar cair. 

Mengingat pentingnya logistik dalam hal ini bahan bakar cair dalam suatu pertempuran atau operasi pertahanan laut dalam rangka mengamankan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), maka TNI AL meluncurkan KRI Bontang-907 untuk menjadi perkuatan dalam melaksanakan tugas-tugas operasional. 

Hal itu dikarenakan kapal-kapal TNI Angkatan Laut yang sedang beroperasi dan tetap berada di laut tanpa harus kembali ke pangkalan untuk mengisi bahan bakar dan mengangkut kebutuhan lainnya.

Kapal tanker KRI Bontang 907 melakukan Replenishment at Sea kepada fregat ringan KRI Usman Harun 359 (photo : TNI AL)

Spesifikasi KRI Bontang-907 

KRI Bontang-907 memiliki spesifikasi panjang mencapai 125,5 meter, mempunyai tinggi 30 meter, dan dirancang sanggup berlayar selama 30 hari non-stop. 

Kapal perang ini mampu melaju dengan kecepatan maksimal dapat mencapai 18 knot serta membawa 109 orang awak. 

KRI Bontang-907 dibekali persenjataan untuk pertahanan terbatas, antara lain dua pucuk kanon kaliber 20 mm dan 2 pucuk senapan mesin berat kaliber 12,7 mm.   

Lebih lanjut, KRI Bontang-907 merupakan kapal perang produksi anak bangsa, yakni dari PT Betamec Shipyard, Batam. 

Dari segi desain, KRI Bontang-907 dirancang sanggup melaksanakan pengisian bahan bakar di tengah laut, sembari kapal sedang melaju, yakni lewat sistem Replenishment At Sea (RAS). 

Sementara itu, dari segi kapasitas angkut bahan bakar, KRI Bontang-907 mempunyai punya kapasitas angkut 5.500 meter kubik BBM.

Kapal tanker KRI Bontang 907 (photo : RNZN)

Tugas KRI Bontang-907 

Guna mendukung misi operasi, KRI Bontang-907 dilengkapi dengan geladak untuk didarati helikopter ukuran sedang, namun sayangnya tidak ada fasilitas hangar. 

Kehadiran KRI Bontang-907, menambah daftar kapal tanker TNI AL yang kini terdiri dari KRI Tarakan-905, KRI Balikpapan-901, KRI Sambu-902, KRI Arun-903, KRI Sungai Gerong -906, dan KRI Sorong-911. 

Kepala Staf TNI Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Siwi Sukma Adji (pada saat itu) mengatakan, pembangunan KRI Bontang adalah suatu program pembangunan kekuatan TNI yang telah dirancang dalam program lima tahunan. 

Teknisnya, KRI Bontang-907 akan membantu ketahanan kapal-kapal TNI AL yang sedang beroperasi di laut. 

Jika selama ini KRI yang beroperasi kembali dulu ke pangkalan untuk mengisi bahan bakar dan mengangkut kebutuhan lain, kini dengan adanya KRI Bontang-907, kapal-kapal TNI AL tersebut bisa tetap berada di laut. 

KRI Bontang-907 yang akan membantu untuk menyuplai BBM. Sehingga operasi pertahanan wilayah oleh kapal-kapal TNI AL dapat bertahan lebih lama di laut.

(Kompas)

24 Maret 2022

Pelaksanaan Latihan RAS dengan KRI USH 359

24 Maret 2022

KRI Bontang-907 melaksanakan latihan RAS bersama KRI Usman Harun-359 (photos : KRI Bontang 807)

Disela-sela pelaksanaan Operasi Penegakkan Kedaulatan dan Hukum di Laut Natuna Utara, KRI Usman Harun-359 dan KRI Bontang-907 melakukan latihan prosedur RAS dengan metode Station Keeping By Distance Line.


RAS (Replenishment at Sea) atau pembekalan di laut adalah suatu metode pemindahan bahan bakar, amunisi dan bahan makanan dari satu kapal ke kapal yang lain sambil berlayar di laut.


Unsur - unsur BKO Guspurla Koarmada I, melaksanakan latihan Setingkat L-3 di daerah Operasi Laut Natuna Utara.


KRI Bontang 907 adalah kapal tanker TNI AL buatan PT Betamec Shipyard yang diserahterimakan pada bulan Februari 2020. Saat ini masuk jajaran dinas Satuan Kapal Bantu (Satban) di Koarmada 1 TNI AL.  

08 Maret 2022

KRI Dumai Calon Kapal Tanker TNI AL

08 Maret 2022

Gambar GCI kapal tanker KRI Dumai (image : ABM)

Di tengah kesuksesan Kementerian Pertahanan membina galangan kapal dalam negeri untuk melayani pembuatan kapal perang untuk TNI AL tercatat telah muncul nama-nama galangan PT. PAL, PT. Dok Kodja Bahari, PT. Dok dan Perkapalan Surabaya, PT. Daya Radar Utama, PT. Lundin Industry Invest, PT. Palindo Marine, PT. Batamec, PT. Bandar Abadi, PT. Tesco Indomaritim, PT. Caputra Mitra Sejati, PT. Infinity Global Mandiri, PT. Karimun Anugrah Sejati, PT. Steadfast Marine, dan PT. Citra Shipyard. Dua diantara galangan ini mendapatkan kontrak untuk membangun kapal tanker Tarakan Class, total yang sudah dibangun sebanyak 3 buah.

Apabila kita menengok kontrak pengadaan kapal oleh Kementerian Pertahanan, sebelum Tarakan class ada satu kontrak pengadaan kapal tanker kecil (small tanker) yang diteken pada bulan Desember 2011, keel laying dilakukan pada bulan April 2012 di galangan kapal PT. Anugrah Buana Marine, Banten. Kapal ini semestinya selesai dalam 18 bulan atau sebelum Juli 2014 dan selesai komisioning pada Oktober 2014. Karena sampai sekarang belum selesai, maka menjadi pekerjaan rumah tersendiri bagi Kementerian Pertahanan yang harus diselesaikan.

Lambung kapal KRI Dumai 904 terlihat sudah selesai (photo : Google Street View)

Rupanya kapal tanker pertama yang dipesan Kemhan RI ini akan diberi nama KRI Dumai 904, kapal dengan ukuran panjang 99,5m, lebar 17,5m, tinggi 6,25m dan bobot kosong 1.300 ton tanpa heli deck ini relatif lebih kecil dibandingkan dengan Tarakan class yang dibuat di galangan kapal DKB dan Batamec (panjang 122,4 meter, lebar 16,50m, tinggi 9,0m dan bobot kosong 2.400 ton) yang menurut Terafulk sebagai perancangnya memiliki bobot penuh 6.274 DWT dan kapal ini dilengkapi dengan fasilitas heli deck.

Bila kita melihat rencana pemenuhan alutista khususnya TNI AL yang tertuang dalam kebijakan Minimum Essential Force 2024 maka kita dapat melihat bahwa proyeksi kekuatan TNI AL adalah memiliki 6 (enam) buah kapal tanker. Dengan memperhatikan jumlah Komando Armada sebanyak 3 buah maka masing-masing Armada akan mendapatkan 2 kapal tanker.

Maket kapal tanker KRI Dumai 904 (photo : istimewa)

Armada kapal tanker TNI AL kemungkinan akan mengoperasikan kapal baru semuanya yang terdiri dari KRI Tarakan 905 (buatan PT DKB), KRI 907 Bontang (buatan PT Batamec) dan KRI 908 (buatan PT Batamec yang belum ada namanya) yang merupakan kapal tanker armada (fleet tanker), sedangkan untuk kapal tanker kecil adalah KRI Dumai 904 yang  kemungkinan akan disusul 2 tanker lainnya.

Kapal-kapal tanker tersebut akan menggantikan kapal tanker tua yang sebagian sudah dipensiunkan yang terdiri dari KRI 901 Balikpapan (1965), KRI 902 Sambu (1959), KRI Arun 903 (1968) dan KRI Sorong 911 (1964), juga KRI Sungai Gerong 906 (1963) yang saat ini masih digunakan. Apabila KRI Arun 903 dibuat oleh galangan Swan Hunter Shipbuilders Ltd di Inggris, maka KRI Sorong dan KRI Sungai Gerong dibuat di Trogir, Yugoslavia (sekarang masuk Kroasia) oleh galangan Brodogradiliste Jozo Lozovina-Mosor shipyard.

Lambung kapal BCM KRI Dumai 904 (photo : istimewa)

Apabila pada awal tahun 2021 Kabinet Indonesia Maju telah berhasil menyelesaikan 2 kapal LST yaitu KRI Teluk Kendari 518 dan KRI Teluk Kupang 519 yang terlambat diserah-terimakan sejak kontrak tahun 2012, maka tidak berlebihan rasanya bila publik berharap kembali bahwa kabinet sekarang dapat juga menyelesaikan kapal tanker KRI Dumai 504 yang kontraknya setahun lebih tua dari kedua LST tersebut.

(Defense Studies)

20 Desember 2021

HMAS Sirius Farewelled after 15 Years of Service

20 Desember 2021

HMAS Sirius A266 (photos : RAN)

A Royal Australian Navy support ship that holds the record for Navy’s biggest fuel replenishment at sea and played a key role defending Australia’s border has been decommissioned at Fleet Base West in Western Australia.

HMAS Sirius was farewelled today at a traditional ceremony in Perth after 15 years’ service.

Minister for Defence Industry Melissa Price said the big vessel had a big and proud history.

“The ship’s motto is ‘to serve and provide’ and I am very proud to say it has done exactly that,” Minister Price said.


“Sirius broke the previous Navy record for the biggest fuel replenishment at sea in 2013, passing almost 10,000 cubic metres of fuel to US Naval Ship Yukon over 13½ hours.

“And in 2013 and 2014, Sirius also played an important role in protecting our borders as a key part of Operation Resolute, doing patrols as part of Navy’s contribution to our Government’s effort to protect our borders.

“There is no doubt today’s decommissioning ceremony marks the end of an outstanding servant for our Navy.”

The decommissioning completes the Navy’s transition to the new Supply class vessels, Supply and Stalwart, which represent an almost $1.4 billion Morrison Government investment in Australia’s naval capability.


HMAS Stalwart was commissioned into service at a ceremony at Fleet Base West last month.

“The Morrison Government’s investment in Supply and Stalwart will enable the joint force to deploy further for longer, ensuring a peaceful and prosperous Indo-Pacific region,” Minister Price said.

“The new replenishment ships enhance operational support to Navy combat units at sea and increase the ADF’s ability to support operations in the region.


“Australian industry played a key role in the development of both vessels and I know industry will continue to play an important part in the ships’ longevity, with through-life sustainment of both ships projected to be at least $875 million.”

Since commissioning in 2006, Sirius has conducted more than 770 replenishments at sea and sailed almost 900,000km.