26 Maret 2025
First Boeing AH-64E Apache for Australia Enters Final Assembly
19 Maret 2025
Boeing: Australia Siap Menerima Apache Akhir 2025
28 Februari 2025
Boeing Akan Hentikan Produksi AH-6i Setelah Pesanan Thailand Selesai
30 Desember 2024
Decommissioning of the OV-10 Bronco and AH-1S Cobra in the Philippine Air Force
30 Desember 2024
Decommissioning of OV-10 Bronco and AH-1S Cobra (photos: PAF)On 28 December 2024, the 15th Strike Wing conducted the Decommissioning Ceremony of the AH-1S Cobra and OV-10 Bronco headed by the Wing Commander, BGEN JULIANO C LLARENAS PAF, at the Four-Bay Hangar, Major Danilo Atienza Air Base, Sangley Point, Cavite City. Graced by MGEN ARAUS ROBERT F MUSICO PAF, Commander of the Air Combat Command, MGEN DENNIS G ESTRELLA PAF, Commander of the Air Logistics Command, as well as active and retired pilots and crew of both aircraft - the event marked the end of an era for these venerable aircraft that have served the Philippine Air Force with distinction.
The AH-1S Cobra, the Philippine Air Force's first dedicated attack helicopter, arrived on 26 November 2019, donated by King Abdullah II of Jordan to support internal security and counter-terrorism efforts. Before its arrival, pilots and maintenance crew were trained both locally and abroad. The Cobra played a vital role in various combat missions, providing Close Air Support (CAS) during the “Oplan Polaris II” operation in Baggao, Cagayan, and participating in Battlefield Air Interdictions during the “Oppord Kilo Uno” operation in Pantabangan, Nueva Vizcaya. The Cobra also carried out additional CAS missions in the regions of Abra and Cagayan, aiding ground troops in counter-insurgency operations. From its first mission to its final flight, the Cobra symbolized strength and resilience, playing a crucial part in defending peace and security in the Philippines.
Meanwhile, the North American Rockwell OV-10 Bronco, a twin-turboprop, multi-role aircraft, served the Philippine Air Force for nearly four decades, having been introduced on 12 November 1991. The Bronco played a key role in CAS, counterinsurgency operations, and campaigns against insurgent groups like the NPA, MILF, and Abu Sayyaf. The OV-10 was instrumental in pursuing the objective of Operation Thunder Bolt in 2000, helping dismantle the MILF's stronghold, and in subsequent campaigns, including the 2001 Basilan mission and the 2006 Sulu Archipelago offensive. One of its very significant contributions came during the 2017 Battle of Marawi, where it carried out 88 surface strikes, providing vital close air support to ground troops. The OV-10 Bronco’s 33 years of service, adaptability, and precision made it a symbol of resilience and dedication, remembered for its critical role in defending our nation.
The service of the Bronco and Cobra is marked by countless missions and operations, this firmly stands as a testament to the dedication and bravery of the pilots and crew who flew and maintained them. As they end their era in the skies of the Philippine Air Force, we positively move forward, building on the lessons learned and the successes achieved during the distinguished careers of these reputable platforms. They will remain symbols of resilience, adaptability, and unwavering commitment to the nation’s defense.
(PAF)
29 Agustus 2024
US Approves Possible Sustainment Support Services for Australian Apaches
08 Agustus 2024
Australia's Tiger ARH is Interested by Ukraine
25 Juni 2024
Helikopter AH-6i Pertama untuk Thailand Memasuki Uji Terbang Sebelum Pengiriman
10 Juni 2024
Malaysia Ada Cadangan Lengkapkan Armada Pertahanan Dengan Helikopter Tempur
10 Juni 2024
Kunjungan Menteri Pertahanan Khaled Nordin ke TAI melihat dari dekat helikopter tempur T129 ATAK (photos: Kosmo)ANKARA, Turkiye – Malaysia mempunyai cadangan untuk melengkapkan armada pertahanan negara dengan pemilikan helikopter tempur, namun ketika ini masih belum memuktamadkan sebarang keputusan berhubung perolehan aset itu.
Menteri Pertahanan, Datuk Seri Mohamed Khaled Nordin berkata, buat masa ini, pihaknya mengambil pendekatan untuk melihat dan membuat perbandingan produk dikeluarkan oleh pelbagai negara itu terlebih dahulu.
“Sebagai sebuah angkatan yang disegani, memang kalau tengok dalam Kajian Kertas Putih Pertahanan, kita memerlukan helikopter sedemikian.
“Ia bukan sahaja (perolehan aset) bagi mengangkut barang dan anggota, tetapi helikopter tempur dan helikopter pengawasan juga.
“Saya percaya ia mengikut kemampuan negara, baru kita dapat lakukan perolehan itu,” katanya selepas ketika mengadakan lawatan kerja rasmi ke Turkish Aerospace Industries di sini hari ini.
Sementara itu, ketika ditanya mengenai cadangan untuk memiliki aset itu, Mohamed Khaled bagaimanapun tidak mahu mengulas lanjut perkara berkenaan.
Dalam perkembangan sama, Mohamed Khaled berkata, Turkiye menjadi antara negara yang sedia bekerjasama dan membantu Malaysia bagi memulakan industri pertahanan.
“Jadi, dalam sektor udara, kita meninjau perkara yang boleh mendapat sumbangan dan penyertaan daripada Turkish Aerospace.
“Untuk itu, kita telah bincang dan Turkish Aerospace mengambil peluang menunjukkan kepada kita mengenai peralatan dikeluarkan oleh Turkiye termasuk pesawat pejuang, pesawat pelatih dan helikopter tempur,” ujarnya.
Jelasnya, Turkiye juga mempunyai kelebihan menerusi aspek bagaimana membantu Malaysia dalam beberapa segmen khususnya berkaitan dengan peralatan di udara.
“Pendekatannya ialah tidak semestinya kita Malaysia mengeluarkan produk ataupun peralatan perang lengkap, tetapi main peranan jadi pembekal kepada komponen atau bangunkan tenaga untuk menjadi pereka dalam pelbagai komponen kapal,” jelasnya.
(Kosmo)
21 Mei 2024
PAF Gets 2 More T-129 Attack Helicopters
14 April 2024
Australian Apache Contract to Grow Support Workforce
06 Maret 2024
China Meluncurkan Helikopter Serang Z-10ME untuk Pasar Ekspor
24 Februari 2024
Singapura Akan Memulai Program Life Extension Programme (LEP)
24 Februari 2024
Helikopter AH-64D Apache Longbow Singapura (photos: RSAF)Armada helikopter serang Boeing AH-64D Apache Longbow Singapura akan segera menjalani program perpanjangan umur (LEP).
Hal ini dikonfirmasi oleh Panglima Angkatan Udara Republik Singapura (RSAF), Mayor Jenderal Kelvin Khong, dalam pernyataan menjelang Singapore Airshow 2024, yang diadakan pada 20 hingga 25 Februari.
“Helikopter Apache AH-64D terus menjadi pesawat multimisi serbaguna yang efektif baik siang maupun malam, melawan ancaman dari udara, darat, dan laut, dan dalam segala kondisi cuaca,” kata Mayjen Khong, yang akan mundur dari jabatannya. kepala RSAF pada Maret 2024.
“RSAF telah mengoperasikan AH-64D sejak tahun 1999 dan terus memainkan peran penting bagi SAF [Angkatan Bersenjata Singapura]. RSAF akan memulai program perpanjangan umur AH-64D kami untuk memastikannya tetap siap beroperasi setelah tahun 2030,” tambahnya.
Singapura membeli delapan AH-64D pada tahun 1999 dan opsi untuk menambah 12 unit diselesaikan pada tahun 2001. Pesawat ini dioperasikan oleh Skuadron 120 RSAF yang berbasis di Sembawang, namun operasinya terkait erat dengan unit Angkatan Darat Singapura.
AH-64D RSAF dilengkapi dengan rudal berpemandu laser AGM-114K Hellfire 2 dan senapan rantai Orbital ATK M230.
Pada tahun 2017 Kementerian Pertahanan Singapura (MINDEF) mengungkapkan bahwa pesawat ini akan ditingkatkan dengan sistem peperangan elektronik terintegrasi helikopter (HIEWS) untuk meningkatkan kemampuan bertahan hidup, dan rangkaian komunikasi satelit.
(Jane's)