08 Februari 2025
PH Successful Conduct of 6th Multilateral Maritime Cooperation Activity (MMCA) with US, Japan, Australia
Havelsan Successfully Upgrades Turkish CN-235 Aircraft with Advent Marti System
08 Februari 2025
The interoperability feature of Havelsan's Advent Marti C2 system integrated with Türkiye's Coast Guard Command's TCSG-553 aircraft (infographic: Havelsan)ADVENT MARTI Command and Control System Integrated into TCSG-553 Aircraft
Developed with national engineering capabilities, the ADVENT MARTI Command and Control System has been successfully integrated into the TCSG-553 aircraft of the Turkish Coast Guard Command. This integration aims to enhance the operational efficiency of critical airborne platforms used in security and defense missions.
Air platforms, equipped with advanced mission systems, play a pivotal role in intelligence, reconnaissance, and surveillance operations. They are essential tools in combating drug smuggling, migrant trafficking, human trafficking, and preventing high-risk incidents like hijackings. Advanced decision support systems like ADVENT MARTI are vital in ensuring mission success in these scenarios.
CN-235 no registration TSCG-553 of the Turkish Coast Guard integrated with Advent Marti Command and Control System (photos: Havelsan)
The ADVENT MARTI solution, part of the ADVENT CMS product family developed under the leadership of the Turkish Naval Forces Command, is specifically designed for special mission aircraft and helicopters. It provides real-time situational awareness, advanced command and control capabilities, and a flexible structure to adapt to various mission requirements.
Advanced Features of ADVENT MARTI
The ADVENT MARTI system is highly adaptable and configurable, seamlessly integrating with a wide range of sensors and equipment. It is suitable for platforms such as Maritime Patrol Aircraft, Maritime Surveillance Aircraft, Helicopters, and UAVs.
Key Capabilities:
-Intelligence, Reconnaissance, and Surveillance
-Anti-Submarine Warfare (ASW) and Surface Warfare
-Electronic Warfare
-Search and Rescue (SAR)
-Tactical Data Link Relay
-Preventing Illegal Activities like Drug Smuggling, Human Trafficking, and Hijacking
HAVELSAN’s Combat Management System (CMS) enhances mission effectiveness through real-time decision-making capabilities and seamless integration with existing defense infrastructure.
By leveraging national engineering expertise, ADVENT MARTI continues to strengthen the operational efficiency of security forces and contribute to global security initiatives.
(Havelsan)
Rapim TNI AL, KSAL Bahas Kebutuhan Sensor Bawah Laut di 8 "Choke Points"
08 Februari 2025
Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) (image: kapal dan logistik)JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Muhammad Ali mengatakan bahwa kebutuhan pemasangan sensor bawah laut di kawasan Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI), menjadi salah satu pembahasan dalam rapat pimpinan (Rapim) TNI AL 2025.
Keberadaan sensor bawah laut tersebut dianggap perlu untuk memperkuat pengamanan di 8 choke points atau titik sempit jalur pelayaran di area ALKI I, II dan III.
"Kita memiliki delapan choke points penting itu semua harus dijaga (dengan) sensor bawah air untuk mendukung pengamanan di ALKI I, II maupun III. Semua kita bahas," ujar Ali kepada wartawan di Mabes TNI AL, Kamis (6/2/2025).
Dalam kesempatan itu, Ali juga menekankan bahwa TNI AL bakal bersinergi dengan kementerian/lembaga terkait yang memiliki sensor bawah laut dan pos pengawas.
"TNI AL juga bakal bersinergi dengan kementerian dan lembaga lainnya yang memiliki juga sensor maupun pos pengawas. Kita juga akan memperkuat puskodal, harapannya bisa mengawasi seluruh perairan Indonesia, termasuk dengan (delapan) choke points tersebut," kata Ali.
Contoh penerapan Underwater Sensor Networks (UWSNs) (image: MDPI)Berdasarkan catatan Kompas.com, Jalur ALKI I difungsikan untuk pelayaran dari Laut China Selatan melintasi Laut Natuna, Selat Karimata, Laut Jawa, dan Selat Sunda ke Samudra Hindia, dan sebaliknya, serta untuk pelayaran dari Selat Singapura melalui Laut Natuna dan sebaliknya.
Adapun perairan indonesia yang termasuk dalam wilayah ALKI I adalah Selat Sunda, Selat Karimata, Laut Natuna, dan Laut Jawa.
Sedangkan pada ALKI II difungsikan untuk pelayaran dari Laut Sulawesi melintasi Selat Makasar, Laut Flores, dan Selat Lombok ke Samudera Hindia, dan sebaliknya. Jalur ALKI II meliputi jalur lintas perairan Laut Sulawesi, Selat Makassar, Selat Lombok dan Laut Lombok.
Sebagai jalur perdagangan dan pelayaran internasional, ALKI II memiliki nilai strategis karena menghubungkan lalu lintas perairan dan perdagangan internasional dari Afrika ke Asia Tenggara dan Jepang serta dari Australia ke Singapura dan Tiongkok serta Jepang, begitu pula sebaliknya.
Sedangkan jalur ALKI III pada umumnya dibagi menjadi beberapa bagian. ALKI III-A difungsikan untuk pelayaran dari Samudra Pasifik melintasi Laut Maluku, Laut Seram, Laut Banda, Selat Ombai, dan Laut Sawu.
Contoh SOSUS array mendeteksi kapal selam (image: gentleseas)ALKI III-A menghubungkan jalur perairan dan perdagangan internasional Australia bagian barat ke Filipina dan Jepang, dan sebaliknya.
Kemudian ALKI III-B difungsikan untuk jalur perairan dan perdagangan internasional yang meliputi pelayaran dari Samudra Pasifik melintasi Laut Maluku, Laut Seram, Laut Banda, dan Selat Leti ke Samudra Hindia dan sebaliknya.
ALKI III-C difungsikan untuk pelayaran dari Samudra Pasifik melintasi Laut Maluku, Laut Seram, Laut Banda ke Laut Arafura dan sebaliknya.
Sedangkan jalur ALKI III-D difungsikan untuk pelayaran dari Samudra Pasifik melintasi Laut Maluku, Laut Seram, Laut Banda, Selat Ombai, dan Laut Sawu ke Samudra Hindia dan sebaliknya.
Untuk ALKI III-E difungsikan sebagai jalur pelayaran dari Samudra Hindia melintasi Laut Sawu, Selat Ombai, Laut Banda, Laut Seram, dan Laut Maluku.
(Kompas)
PMC to Acquire Spyder SR/ER Missile System
07 Februari 2025
The Republic of Singapore Navy’s Unmanned Surface Vessels Progressively Operationalised to Enhance Maritime Security
AF-PACAF Carry Out Joint Aerial Exercises in the West Philippine Sea
TNI AL Sedang Kaji Kebutuhan Kapal Induk Untuk Kepentingan OMSP
07 Februari 2025
Kapal Induk Italia ITS Giuseppe Garibaldi setelah pensiun ditawarkan ke Indonesia (photo: Marina Difesa)Jakarta (ANTARA) - Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Muhammad Ali mengatakan bahwa TNI AL sedang mengkaji kebutuhan kapal induk.
"Kelihatannya kami memerlukan kapal induk untuk kepentingan OMSP (operasi militer selain perang), terutama ya," kata Ali dalam konferensi pers sebelum menghadiri Rapat Pimpinan TNI AL di Markas Besar TNI AL, Cilangkap, Jakarta Timur, Kamis.
Sementara itu, dia menjelaskan bahwa TNI AL telah mengusulkan sejumlah pengadaan alat utama sistem senjata (alutsista) kepada Kementerian Pertahanan (Kemhan).
"Yang akan diadakan dalam beberapa tahun ke depan, mungkin sudah mengikuti, kemarin di Italia kami mendapatkan dua PPA (kapal patroli lepas pantai/OPV), dua frigate ya. Walaupun itu OPV, tetapi itu kelasnya frigate," ujarnya.
Selain itu, dia mengatakan bahwa saat ini telah dibangun dua Frigate Merah Putih untuk menambah kekuatan TNI AL.
"Kemudian, dua light frigate dari Lampung sudah kami luncurkan. Kemudian, ada beberapa KCR (kapal cepat rudal) dari Turki," jelasnya.
Adapun TNI AL akan menerima hibah dua kapal patroli dari Jepang. Sebelumnya, Komisi I DPR RI telah menyetujui permohonan Kemhan dan TNI terkait hibah tersebut melalui Rapat Kerja di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (4/2). (Antara)
Juan Carlos class Landing Helicopter Dock (LHD) (photo: Aus MoD)
Kementerian Pertahanan Masih Mengkaji Pengadaan Kapal Induk Tipe LHD
Dikonfirmasi tentang hal ini, Kepala Biro Informasi Pertahanan Kementerian Pertahanan Frega Wenas mengatakan, rencana pembelian kapal induk ini dilatarbelakangi konstelasi geografis Indonesia yang berbentuk negara kepulauan yang sering ada bencana alam. Kapal induk menjadi sarana yang memudahkan untuk memberikan bantuan secara lebih cepat.
Ia menggarisbawahi, yang dimaksud dengan kapal induk bukanlah kapal induk berdimensi panjang yang memiliki runway untuk menerbangkan pesawat tempur. Indonesia juga tidak merencanakan kapal induk ini untuk proyeksi kekuatan ke luar wilayah Indonesia.
Akan tetapi, kapal induk ini lebih pada kapal induk yang memungkinkan untuk short take off and vertical landing (STOVL), seperti helikopter untuk mengangkut logistik ketika ada bencana. "Semua masih dalam kajian. Salah satu opsinya memang LHD, Landing Helicopter Dock," kata Frega.
See full article Kompas via Keris
06 Februari 2025
EM&E Group will Supply Two SENTINEL 30 and Two OTEOS to the Royal Thai Navy
Filipina Berencana Menambah 10 Kapal FAIC-M
KRI Brawijaya Ditugaskan di Koarmada II dan III, KRI Prabu Siliwangi Ditugaskan di Koarmada I
06 Februari 2025
KRI Brawijaya-320 dan KRI Prabu Siliwangi-321 siap bertugas menjaga perairan nusantara (photo: TNI AL)Kapal Perang Baru KRI Brawijaya Bakal Tugas di Surabaya Hingga Papua, KRI Prabu Siliwangi Beroperasi di Jakarta Sampai Natuna Utara
JawaPos.com - TNI AL telah memutuskan untuk membagi penugasan dua kapal perang baru yang mereka datangkan dari Italia. KRI Brawijaya-320 akan bertugas di wilayah Komando Armada (Koarmada) II dan Koarmada III di wilayah Timur Indonesia. Sementara KRI Prabu Siliwangi-321 bakal ditugaskan di Koarmada I yang berbasis di wilayah barat Indonesia.
Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Muhammad Ali menyampaikan hal itu saat diwawancarai di sela-sela syukuran Hari Hidrografi TNI AL pada Selasa (4/2). ”KRI Brawijaya-320 akan ditempatkan di Koarmada II tapi operasinya bisa sampai ke Koarmada III,” kata dia. Karena itu, meski berbasis di Surabaya, kapal perang itu bisa beroperasi sampai Papua.
Sementara itu, KRI Prabu Siliwangi-321 akan beroperasi di wilayah perairan yang menjadi tanggung jawab Koarmada I. Termasuk diantaranya Laut Jakarta, Selat Malaka, sampai Laut Natuna Utara. ”Sesuai namanya, KRI Prabu Siliwangi-321 dia akan di wilayah Indonesia bagian barat. Jadi, dia mengamankan perairan di wilayah barat, termasuk sampai ke Laut Cina Selatan,” ungkap Ali.
Kapal PPA menjadi kapal perang permukaan terbesar TNI AL saat ini (photo: ReportDifesa)
KRI Brawijaya-320 dan KRI Prabu Siliwangi-320 dibangun di galangan kapal milik Fincantieri, Italia. Pada Rabu pekan lalu (29/1), kedua kapal perang jenis Offshore Patrol Vessels atau Pattugliatore Polivalente d’Altura (PPA) resmi melalui fase ship naming. Kedua kapal itu didatangkan oleh Kementerian Pertahanan (Kemhan) untuk memperkuat Angkatan Laut.
Penamaan KRI Brawijaya-320 dan KRI Prabu Siliwangi-321 terinspirasi dari raja-raja Nusantara. Angkatan Laut dan Pemerintah Indonesia memilih nama tersebut dengan harapan agar kapal-kapal perang itu kelak menjadi legenda baru yang berkontribusi besar bagi kejayaan bangsa. Dari segi teknologi, kapal perang itu sudah dilengkapi sistem persenjataan modern.
”Saya yakin kapal-kapal ini akan berhasil menyelesaikan setiap misi yang diberikan kepada mereka,” ungkap Ali.
KRI Brawijaya-320 dan KRI Prabu Siliwangi-321 memiliki panjang 143 meter, lebar 16,5 meter, draft 5,2 meter, maksimum speed 32 knots dengan pendorongan combine diesel, electric dan gas turbin. Selain itu, senjata yang dimiliki terdiri atas SAM : 16 VL Sistem, SSM : 8 Teseo Mk-2E, Meriam 127 milimeter, Meriam 76 milimeter dan torpedo.
(Jawa Pos)
05 Februari 2025
Jepang Hibahkan 2 Kapal Patroli Baru Ukuran 18m
05 Februari 2025
Kebanyakan kapal patroli kecil untuk Japan Coast Guard dan Japan National Police dibuat di Sumidagawa shipyard, Kikukaze CL14 (photo: Sumidagawa)
Jepang Bantu Kapal Patroli untuk Menjaga Perairan Sekitar IKN
TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Indonesia baru saja menerima bantuan dua kapal patroli dari pemerintah Jepang. Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin mengatakan bantuan dua kapal patroli tersebut akan digunakan untuk menjaga perairan di sekitar Ibu Kota Nusantara (IKN) di Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur.
“Kami akan pergunakan untuk pengamanan laut dan juga akan diperlengkapi dengan senjata yang dimiliki oleh TNI Angkatan Laut,” kata Sjafrie usai rapat bersama dengan Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat di Kompleks DPR, Senayan, Jakarta, Selasa, 4 Februari 2025.
Sjafrie membeberkan spesifikasi kedua kapal patroli itu saat rapat di Komisi Bidang Pertahanan DPR. Sjafrie mengatakan kapal patroli tersebut memiliki panjang 18 meter, lebar 4,2 meter, dan kecepatan maksimum 40 knot. Kapasistas setiap kapal sebanyak dua orang awak kapal dan 14 penumpang.
Sjafrie mengatakan kapal patroli tersebut merupakan unit baru. Kapal-kapal itu diproduksi di Jepang dan masih perlu disesuaikan oleh tim bahasa agar TNI Angkatan Laut memahami mekanisme pengoperasiannya.
Ukuran kapal yang kecil menjadi pertimbangan rencana pengoperasian kedua kapal di sekitar IKN. Kapal itu diperkirakan dapat masuk ke area sungai-sungai besar di Kalimantan, termasuk sungai di sekitar IKN.
Urakaze boat Japan National Police (photo: Sumidagawa)
Hibah kedua kapal ini merupakan program official security assistance dari Pemerintah Jepang. Sjafrie menyebutkan, selain Indonesia, pemerintah Jepang juga memberikan hibah serupa ke negara Asia Tenggara lainnya seperti Filipina, Malaysia, dan Banglades.
Ia memastikan landasan penerimaan hibah dari Jepang tersebut adalah kepentingan nasional.
Panglima TNI Jenderal TNI Agus Subiyanto mengatakan kapal patoli tersebut mampu membantu memenuhi kebutuhan patroli TNI secara efektif dan efisien. Secara strategis, kapal itu akan mampu memperkuat pengawasan dan pengendalian terhadap keamanan laut Indonesia.
“Kapal ini diharapkan memberikan efek pengganda dalam mengamankan wilayah pesisir Indonesia,” kata Agus dalam rapat dengan Komisi Bidang Pertahanan DPR,
Dalam rapat ini, Kementerian Pertahanan meminta persetujuan Komisi I DPR untuk menerima bantuan dari Jepang tersebut. Semua fraksi di Komisi I menyetujuinya.
(Tempo)
NUSHIP Eyre`s Successful Start of Sea Trials
05 Februari 2025
NUSHIP Eyre 204. Following the Strategic Defense Review number of OPV reduced from twelve to six ships (photo: Trevor Powell)Australia`s Naval Power Expands with NUSHIP Eyre`s Successful Start of Sea Trials
Australia’s naval power is significantly expanding with the start of sea trials for the NUSHIP Eyre (OPV 204), the second Arafura-class offshore patrol vessel (OPV). Launched on November 22, 2023, at the Osborne Naval Shipyard, the ship has now entered an important phase of testing, where its critical systems—including propulsion, navigation, communications, and weapons—are being rigorously evaluated off the coast of Adelaide.
NUSHIP Eyre is part of the Arafura-class program, designed to replace the aging Armidale-class patrol boats. Its primary roles will include border security, law enforcement, and regional security operations, with the vessel offering enhanced capabilities in comparison to its predecessors. The ship’s design is based on the Lürssen OPV80 platform, which has been tailored to meet Australia’s unique operational needs.
During the sea trials, the vessel will undergo a series of evaluations to ensure it meets the Royal Australian Navy`s safety and performance standards. The trials will assess maneuverability, endurance, and seaworthiness in various scenarios, such as high-speed maneuvers, emergency stops, and weapons testing. Additionally, the vessel’s modular mission capabilities will be put to the test, highlighting its versatility for a wide range of operational missions.
The NUSHIP Eyre will serve as a key asset in strengthening Australia’s naval presence and security in the Indo-Pacific region.
KSAU Ungkap Pesawat Airbus A400M Dijadwalkan Tiba pada November 2025
05 Januari 2025
Jakarta (ANTARA) - Kepala Staf TNI Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI Mohamad Tonny Harjono mengungkapkan bahwa pesawat angkut berat Airbus A400M dijadwalkan tiba di Tanah Air pada November 2025.
“Rencana kedatangan pesawat itu kalau tidak ada perubahan, di November. Kemudian, nanti di 2026 selanjutnya,” kata Tonny menjelaskan kedatangan pesawat yang pertama dan kedua, usai menghadiri Rapat Pimpinan TNI AU di Markas Besar TNI AU, Cilangkap, Jakarta Timur, Senin.
Ditempatkan di Skuadron Udara 31 Halim Perdanakusuma
Lebih lanjut, dia mengatakan bahwa pesawat tersebut akan ditempatkan di Skuadron Udara 31/Angkut Berat di Pangkalan TNI AU Halim Perdanakusuma, Jakarta.
Oleh sebab itu, dia menjelaskan bahwa sarana dan prasarana di Lanud Halim sudah mulai direnovasi, termasuk gudang logistiknya. Dia juga mengatakan bahwa TNI AU sedang menyiapkan perangkat lunak dan personel sebagai bagian dari antisipasi kedatangan Airbus A400M.
“Hanggar sementara kami gunakan bekas Mako Wing 1. Sementara nanti kalau memang ada anggaran untuk pembuatan hanggar, Angkatan Udara akan menyiapkan hanggar tersendiri karena cukup besar hanggarnya, pesawatnya cukup besar,” ujarnya.
Sementara itu, KSAU menjelaskan bahwa pesawat tersebut akan digunakan sebagai angkut berat strategis, sehingga tidak setiap saat melaksanakan penerbangan rutin.
“Kalau memang nanti sifatnya strategis, sifatnya besar, itu akan bisa digunakan, pesawat A400M,” jelasnya.
Walaupun demikian, dia menyatakan bahwa TNI AU akan mempelajari dan mengkaji penggunaan pesawat Airbus A400M secara lebih lanjut.
(Antara)
04 Februari 2025
RNZAF C-130H Hercules Fleet Retires After 60 Years of Service
04 Februari 2025
C-130H fleet of the RNZAF (photo: NZDF)For 60 years the Royal New Zealand Air Force (RNZAF) C-130H Hercules fleet has served New Zealand at home and around the world and now the mighty workhorses are about to take their final bow.
Friday is the official retirement date for the fleet of five transport aircraft. To mark the occasion the fleet has recently carried out flypasts over Northland and the central North Island.
A flypast over the South Island is planned for Monday and Tuesday next week, and four of the aircraft will then go to RNZAF Base Woodbourne.
The RNZAF is planning on having one aircraft go to the Air Force Museum at Wigram and is currently working through the delivery options for that.
The fleet clocked up more than 155,000 accident-free flying hours and nearly 100,000 landings at home and around the world.
It’s an incredible record considering some of the challenging and often inhospitable operating environments,” says Chief of Air Force, Air Vice-Marshal Darryn Webb.
“Beyond the vast accumulation of data lies mission purpose, and for many, life-changing assistance provided by those who support, maintain and operate our C-130H aircraft.”
Air Vice-Marshal Webb said the Hercules had clocked up midwinter Antarctic rescues in minus 35 degree temperatures, many disaster-response missions across the Indo-Pacific, short-notice evacuation tasks, such as Kabul in 2021, and operated in many combat zones.
“As the crews recount these missions throughout every corner of the globe, it is the unique tasks that often get talked about the most, such as the recovery of victims from Mt Erebus aircraft disaster in Antarctica or loading 120 people out of Banda Aceh after the 2004 Boxing Day Tsunami where one survivor brought his pet monkey,” Air Vice-Marshal Webb said.
“There was air dropping a bulldozer to the remote Pitcairn Islands in the Pacific, moving crocodiles and an elephant to wildlife reserves, and my own personal experience of a live and very unhappy pig as a gift from Bougainville Islanders.”
In 2020, the Government announced the ageing fleet would be replaced by five new C-130J-30 Hercules. The last of the new aircraft arrived in December, allowing the C-130H to take a well-earned retirement.
(NZDF)
Acquisition of Used Fighter Jets from Kuwait to be Finalised This Year - Aldy
04 Februari 2025
F/A-18C/D Kuwaiti Air Force (photo: Kuwait Times)
ALOR GAJAH — The acquisition of 30 used F/A-18C/D Hornet fighter jets from Kuwait is expected to be finalised this year once all the documentation between the Kuwait Air Force (KAF) and the United States is settled soon, said Deputy Defence Minister Adly Zahari.
“So far, the procurement of the 30 aircraft is in the final stages of discussion following KAF’s green light after both parties agreed in principle with our intention to obtain the aircraft immediately,” he added.
He told reporters this after officiating the Hi-Tea ceremony and presentation of Disability Awards to Malaysian Armed Forces (MAF) Veterans at Dewan Penyayang, Ajor Gajah Social Welfare office here today.
Adly said the procurement of the fighter jets is to increase the assets owned by the Royal Malaysian Air Force (RMAF), further strengthening the country’s defence.
He said the purchase of the fighter jets would not be a waste as they could still be used for a long time.
“There is an urgent need for the acquisition of the used fighter jets from KAF compared to buying new ones, which will require an uncertain amount of waiting period,” he said.
(Bernama)
KSAU: Enam Pesawat Tempur Rafale dari Perancis Akan Tiba Pada 2026
04 Februari 2025
Enam pesawat Dassault Rafale akan datang tahun depan (photo: GregoPlane)
JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU), Marsekal Tonny Harjono, menuturkan bahwa ada enam unit jet tempur Rafale yang bakal tiba di Indonesia pada tahun 2026.
Tonny mengatakan, enam pesawat tempur Rafale dari Perancis itu akan datang secara bertahap. Tiga pesawat akan datang pada Februari 2026.
"Di tahun depan, sekitar bulan Februari atau Maret, kita sudah mulai datang pesawat Rafale, tiga pesawat, dan tiga bulan kemudian itu tiga pesawat lagi," kata Tonny usai memimpin Rapim TNI AU di Mabesau Cilangkap, Jakarta Timur, Senin (3/2/2025).
Nantinya, enam pesawat Rafale yang akan tiba di Indonesia pada tahun 2026 ini bakal ditempatkan di Lanud Rusmin Nuryadin, Pekanbaru.
"Kami laksanakan di Pekanbaru, karena memang nanti homebase-nya akan ada di sana. Di Pekanbaru kita sudah membangun simulator, kemudian hanggar-hanggar yang kita bilang smart building," jelasnya.
Tonny menyampaikan bahwa TNI AU akan terus menyiapkan kemampuan personel serta fasilitas pendukung untuk pesawat Rafale.
"Fasilitas-fasilitas penerbangan di sana pun kita perbaiki, sistem logistik juga sedang berproses kita bangun, kemudian software, peranti lunaknya juga sudah kami siapkan," ucapnya.
Tonny mengatakan, personel penerbang juga sudah siap dipilih untuk melaksanakan pendidikan calon penerbang pesawat Rafale.
"Tentunya dilihat dari berbagai background penugasan di pesawat-pesawat yang sekarang kita punya," ucap dia.
Selain Rafale, TNI AU bakal diperkuat pesawat angkut jenis Airbus A400 yang akan datang pada November tahun ini dan ditempatkan di Lanud Halim Perdanakusuma.
"Rencana kedatangan pesawat itu, kalau tidak ada perubahan, di bulan November, kemudian nanti di 2026 akan selanjutnya. Sementara kami alokasikan di Halim, di bawah Skadron 31," imbuhnya.
Tonny menyebut, saat ini penempatan pesawat angkut tersebut ada di Mako Wing 1.
"Nanti kalau memang ada anggaran untuk pembuatan hanggar, Angkatan Udara akan menyiapkan hanggar tersendiri, karena cukup besar hanggarnya, pesawatnya cukup besar," tandasnya.
(Kompas)
03 Februari 2025
Thai Gripen Successfully Tested a Taxiway Using Half Width of Normal Runway
03 Februari 2025
Refuelling, take-off and landing of RTAF Gripen (photos: RTAF)Gripen successfully tested the take-off and landing of a taxiway that is only "half" the width of a normal runway.
Squadron 701, Wing 7, prepared to bring the fighter aircraft JAS-39 Gripen to practice taking off and landing on a taxiway that is only 22 meters wide compared to the runway that is 45 meters wide, using a landing distance of only 2,000 feet, along with refueling and installing weapons, and running up to perform the mission again quickly.
This training is in line with the Air Force's strategy to increase the capability of fighter aircraft to be flexible in deploying forces and performing missions from all airports and suitable areas throughout Thailand.
(RTAF)
Australia Menerima Kendaraan AS9 Huntsman Pertama dari Korea Selatan
Target Kontrak PT PAL Tahun 2025 Rp 42,32 Triliun
03 Februari 2025
Kegiatan MRO 2 KRI di PT PAL (photo: PAL)
Surabaya – Target kontrak tahun 2025 PT PAL Indonesia meningkat 7,01% dari prognosa tahun 2024, atau sebesar Rp42,32 Triliun. Capaian ini tertuang dalam Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) 2025 yang telah disahkan oleh Kementerian BUMN dan Defend ID dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) di Jakarta, Kamis (30/1).
“Dengan peningkatan 7,01% dari prognosa 2024, PT PAL telah bersiap untuk menyambut proyek baru dan penyelesaian proyek eksisting. Baik dari fasilitas, tekonologi, restrukturisasi keuangan, serta SDM yang unggul untuk dapat mendorong pertumbuhan ekonomi nasional melalui penguatan dan kemandirian industri pertahanan,” terang Direktur Utama PT PAL Indonesia, Kaharuddin Djenod, Jumat (31/1).
Kaharuddin menegaskan bahwa pencapaian ini mencerminkan kepercayaan pasar terhadap kemampuan PT PAL dalam menyelesaikan proyek-proyek strategis, baik di dalam negeri maupun di tingkat internasional. Saat ini, kata dia, PT PAL tengah menggarap berbagai proyek strategis, termasuk alutsista pesanan Kementerian Pertahanan RI dan TNI Angkatan Laut, produk non-alutsista untuk eksplorasi energi pesanan PT PLN dan PT Pertamina, serta kapal ekspor pesanan Uni Emirat Arab dan Filipina.
“Keberhasilan ini membuktikan bahwa produk PT PAL mampu bersaing dengan produsen global. Hal ini tidak lepas dari dukungan pemerintah dan kepercayaan yang semakin besar dari pasar internasional,” tegasnya.
Pendapatan PT PAL pada 2025 diproyeksikan berasal dari berbagai sektor, termasuk proyek pertahanan dalam dan luar negeri, pembangunan kapal selam sebagai bagian dari program strategis nasional, serta sektor non-pertahanan seperti pemeliharaan dan perbaikan (Harkan), rekayasa umum, dan elektrifikasi.
“Sektor pertahanan tetap menjadi tulang punggung utama pendapatan kami. Namun, kami juga terus mengembangkan sektor non-pertahanan untuk memperkuat daya saing dan mendiversifikasi sumber pendapatan,” ujar Kaharuddin.
Dalam mencapai target RKAP 2025, tambah dia, PT PAL telah menyiapkan strategi bisnis yang komprehensif, meliputi peningkatan kapabilitas SDM, optimalisasi teknologi dan inovasi guna meningkatkan daya saing global, serta pengembangan produk pertahanan berteknologi tinggi yang memenuhi standar internasional.
Selain itu, PT PAL juga memperkuat kolaborasi strategis dengan berbagai pemangku kepentingan untuk mendukung ekosistem industri pertahanan nasional. “Target kami tidak hanya berfokus pada pertumbuhan bisnis, tetapi juga kontribusi aktif dalam pembangunan sosial, khususnya melalui pemberdayaan masyarakat di sekitar wilayah operasional PT PAL,” tandas Kaharuddin.
RUPS Defend ID yang dipimpin oleh Direktur Utama PT Len Industri (Persero), Bobby Rasyidin, turut dihadiri jajaran direksi dari PT PAL Indonesia, PT Pindad, PT Dahana, dan PT Dirgantara Indonesia.
Agenda utama mencakup penetapan klasifikasi risiko perusahaan, rencana kerja dan anggaran Program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL), serta Key Performance Indicator (KPI) Direksi dan Dewan Komisaris tahun 2025. Dengan strategi yang solid dan sinergi antar-BUMN pertahanan, PT PAL optimistis mencapai target bisnis sekaligus memperkuat kemandirian industri pertahanan nasional.
(PAL)