04 Januari 2025
Fully Armed Thai Gripen C/D Fighter Jet Seen at 2025 Tactical Air Operations Test and Evaluation
Pengembalian Ranpur Saracen dan Ferret ke Puspalad
03 Januari 2025
Rangkaian kegiatan diawali dengan persiapan dan pengecekan akhir kendaraan tempur di satuan Denkav5/BLC. Tim teknis memastikan setiap ranpur dalam kondisi layak jalan sebelum dimobilisasi ke pelabuhan embarkasi. Proses pemuatan ke atas kapal ADRI 51 dilaksanakan secara hati-hati dan terkoordinasi, melibatkan personel profesional untuk menjaga keamanan ranpur selama perjalanan.
Komandan Denkav 5/BLC, Kapten Kav Randi Budiwanto, S.S.T.Han., S.I.P., menyampaikan apresiasinya atas dedikasi seluruh personel yang terlibat dalam operasi pemindahan ini. Beliau menegaskan bahwa keberhasilan pengembalian ranpur ini mencerminkan komitmen satuan dalam menjaga kualitas operasional dan kerapihan administrasi logistik TNI AD.
Kapal ADRI 51, yang dirancang untuk mendukung mobilisasi logistik strategis, akan membawa ranpur Saracen dan Ferret ke Puspalad dengan jadwal yang telah direncanakan secara matang. Setibanya di tujuan, ranpur akan kembali menjalani inspeksi teknis guna memastikan kesiapan operasionalnya sebelum masuk ke dalam inventaris Puspalad.
Proses ini menegaskan pentingnya koordinasi lintas satuan dalam mendukung tugas pokok TNI AD, serta menjadi wujud nyata pelaksanaan tugas yang profesional, modern, dan adaptif.
Detasemen Kavaleri 5/Birgus Latro Cakti atau Denkav 5/BLC merupakan satuan militer dari kecabangan kavaleri organik Kodam XV/Pattimura. Markas Detasemen ini berada di Benteng New Victoria, Kota Ambon, Maluku. Nama satuan ini berasal dari kata Birgus Latro yang berarti ketam kenari, merupakan binatang khas Maluku yang memiliki kemampuan bertahan serta memiliki senjata ampuh untuk melaksanakan serangan yang indentik dengan kemampuan kendaraan lapis baja.
Alutsista Denkav 5/BLC saat ini terdiri dari ranpur Tarantula 6x6 Fire Support Vehicle (FSV) dengan kanon 90mm dan Anoa 6x6 Armoured Personnel Carrier (APC).
(Denkav 5/BLC | Wiki)
Russia Completes Delivery of Six Su-30SME Fighters to Myanmar Air Force
03 Januari 2025
Su-30SME of the Myanmar Air Force (photos: Myanmar MoI)TSAMTO -- Russia has fulfilled the contract to supply the Myanmar Air Force with all six Su-30SME multirole fighters ordered under the 2018 contract.
According to a press release from the Chief of the Myanmar Armed Forces, the Air Force held an annual ceremony on December 15 at the Aviation School at Meiktila Air Base in Mandalay, where newly acquired aircraft, including two Su-30SMEs, were officially put into operation. The ceremony to celebrate the 77th anniversary of the founding of the Myanmar Air Force was opened by the Commander-in-Chief of the Myanmar Armed Forces, General Min Aung Hlaing.
The first two vehicles arrived in Myanmar in July 2022. The official acceptance ceremony for the first pair (numbers 1904 and 1905) took place on December 15, 2022, and for the next two (numbers 1906 and 1907) on December 15, 2023.
(TSAMTO)
03 Januari 2025
Thailand Mencari Pendanaan untuk 4 Fregat Baru Berperforma Tinggi
PM Jepang Ajak Indonesia Kembali Kembangkan Kapal JMSDF Bersama
LCS 2 Completed the Blasting and First Level of Painting Process
02 Januari 2025
Marcos Signs 2025 Nat'l Budget, Vetoes Over P194-B in Line Items
Ini Dia Program Kerja PT DI Tahun 2025
02 Januari 2025
Progres pembuatan pesawat CN235 (N71) untuk TNI AL dan NC212i unit ke-7 TNI AU di hanggar Major Assembly PT Dirgantara Indonesia pada Desember 2024 (photo: PTDI)2025, PTDI Menyatakan Siap Optimalkan Kapasitas Produksi Roket untuk TNI
TEMPO.CO, Bandung - PT Dirgantara Indonesia (PTDI) menyatakan 2025 sebagai momen untuk optimasi kapasitas produksi sistem senjata untuk mendukung pemenuhan kebutuhan alat utama sistem pertahanan TNI. Salah satu produk yang disiapkan adalah sistem roket dengan berbagai platform berbekal lisensi dari Thales Belgium, bagian dari Thales Group.
Fasilitas produksi sistem roket PTDI tersebut berada di Kawasan Produksi (KP) III Tasikmalaya. Kawasan tersebut mempunyai kapasitas produksi roket 10 ribu unit per tahun dan Warhead 5 ribu unit per tahun. Termasuk dengan Firing Control System dan integrasinya.
“Tahun 2025 menjadi momentum bagi PTDI untuk membuktikan bahwa kami siap menyongsong masa depan yang lebih cerah," kata Direktur Utama PTDI Gita Amperiawan dikutip dari keterangannya dalam siaran pers PTDI, Senin, 30 Desember 2024. Menurutnya, PTDI siap memenuhi kebutuhan alat pertahanan keamanan yang dibutuhkan Indonesia tahun 2025-2029.
Gita juga menekankan cerahnya masa depan PTDI itu dengan menyebut kontrak-kontrak yang telah berhasil diperoleh tiga tahun ke belakang, serta berbagai kolaborasi strategis yang dijalin. "Tidak hanya dengan partner di dalam negeri, tapi juga dengan beberapa global key player di industri dirgantara.”
Roket buatan PT Dirgantara Indonesia (photo: PTDI)
PTDI, Gita menambahkan, juga tetap mempertahankan fokusnya pada bidang kedirgantaraan dengan menyediakan produk pesawat yang berkualitas dan kompetitif, disertai inovasi teknologi terkini juga sekaligus mengupayakan pengembangan ekosistem dirgantara.
PTDI menandatangani dokumen Non-Disclosure Agreement (NDA) dengan PT Yasa Artha Trimanunggal dan PT Semuwa Aviasi Mandiri (SAM Air) pada 22 November 2024 lalu. Kerja sama tersebut untuk penyediaan 12 unit pesawat produksi PTDI. Dua di antaranya pesawat NC212 series untuk mendukung program ketahanan pangan nasional untuk mendukung distribusi pangan ke daerah terpencil melalui rute perintis yang sulit di akses di wilayah Indonesia timur.
Dua pesawat NC212i tersebut merupakan pesawat bekas yang sudah dioperasikan oleh operator sebelumnya dan akan dilakukan refurbish oleh PTDI. Pengoperasiannya ditujukan sebagai bridging moda transportasi logistik sebelum dikirimkan unit pertama pesawat N219.
Sementara saat ini PTDI sedang menyelesaikan produksi satu unit pesawat CN235-220 Militrary Transport pesanan Kementerian Pertahanan untuk TNI AL, serta pesawat NC212i yang ke-7 dari 9 pesawat pesanan Kementerian Pertahanan untuk TNI AU. Pesawat untuk TNI AL saat ini akan memasuki fase pengerjaan Basic Airframe. Sementara pesawat untuk TNI AU ditargetkan rampung pada Februari 2025.
Disampaikan Gita apresiasi atas kepercayaan yang telah diberikan mitra strategis di sektor pemerintah, seperti Kementerian Pertahanan, Bappenas, dan BRIN. "Kami harap keberadaan PTDI dapat mendorong kemajuan dan berdampak baik bagi kebangkitan industri dirgantara tanah air,” katanya.
(Tempo)