Showing posts with label Abu Yazid. Show all posts
Showing posts with label Abu Yazid. Show all posts

Friday, October 1, 2010

Kisah Para Wali (Abu Yazid dan selubung keakuan)


Abu Yazid berkata: "Dunia telah kutalak tiga. Kemudian seorang diri aku berjalan kepada Yang Esa. Aku berdiri dihadapan Nya dan berkata:
"Ya Allah, tiada sesuatupun yang kuinginkan kecuali Engkau. Apabila Engkau telah kuperolehi, maka semuanya turut kuperolehi"

"Setelah Allah Mengetahui keikhlasan hatiku maka kurnia pertama yang diberikan Nya kepada ku adalah membukakan selubung keakuan dari depan mataku"

Kisah Para Wali (Sedutan dari kisah mikraj Abu Yazid)


..."Tidak ada seorang manusia pun yang pernah mencapai kemuliaan yang lebih tinggi daripada apa yang telah kucapai ini. Tidak mungkin tingkatan yang lebih tinggi dari ini"

Tetapi kuperhatikan betulbetul ternyata kepalaku masih berada di tapak kaki seorang Nabi. Maka sedarlah aku bahawa tingkatan terakhir yang dapat dicapai oleh orang-orang soleh hanyalah tingkatan awal dari kenabian. Mengenai tingkat terakhir dari kenabian tidak dapat ku bayangkan.


Kemudian rohku tembus ke segala penjuru di dalam kerajaan Allah. ...Ketika rohku menemui roh kesayangan Allah, Nabi Muhammad SAW aku melihatnya seratus ribu lautan api yang tiada bertepi dan seribu tirai cahaya. Seandainya kusuakan kaki ke dalam antara lautan-lautan api itu, nescaya aku akan hangus binasa. Aku merasa takut kehairanan. Tetapi betapa besar pun keinginanku, aku tidak berani memandang tiang perkhemahan Muhammad Rasulullah. Walaupun aku telah berjumpa dengan Allah, tetapi aku tidak berani berjumpa dengan Muhammad.

Kemudian Abu Yazid berkata:

"Ya Allah, segala sesuatu yang telah terlihat adalah diriku sendiri. Bagiku tiada jalan yang menuju kepada Mu selama aku ini masih ada. Aku tidak dapat menembus keakuan ini, apakah yang harus kulakukan?"

Maka terdengarlah perintah: "Untuk melepaskan keakuanmu itu ikutilah kekasih Kami, Muhammad. Sapulah matamu dengan debu kakinya dan ikutilah jejaknya"

Thursday, August 26, 2010

Kisah Para Wali (Abu Yazid memberi jalan kepada anjing)



Suatu hari Abu Yazid berjalan-jalan dengan beberapa orang muridnya. Jalan yang sedang mereka lalui itu sempit dan dari arah hadapan datanglah seekor anjing. Abu Yazid mengelak ke tepi untuk memberi jalan kepada binatang itu.
Salah seorang muridnya tidak menyetujui perbuatan Abu Yazid ini dan berkata: "Allah Yang Maha Besar telah memulikana manusia di atas segala makhluk-makhluk Nya. Abu Yazid adalah raja di antara di antara kaum sufi, tetapi dengan ketinggian martabatnya itu beserta murid-muridnya yang lain memberi jalan kepada seekor anjing. Adakah perbuatan seperti itu sangat elok?"



Abu Yazid menjawab:"Anak muda, anjing tadi secara diam-diam telah berkata kepadaku: "Apakah dosaku dan apakah pahalamu pada awal kejadian sehingga aku berpakaian kulit anjing dan engkau memakai jubah kehormatan sebagai raja di antara para sufi?"
Oleh sebab itulah aku memberi jalan kepadanya"

Kisah Para Wali (Abu Yazid belajar dari anjing)

"Pelajaran itu ada di mana-mana..."
Pada suatu hari Abu Yazid sedang menyusuri sebuah jalan dan ketika itu seekor anjing berlari-lari di sampingnya. Melihat hal ini Abu Yazid segera mengangkat jubahnya tetapi anjing itu berkata:

"Tubuhku kering dan aku tidak melakukan kesalahan apa-apa. Jika tubuhku basah, engkau akan menyucikannya dengan air yang bercampur tanah tujuh kali, selesailah persoalan di antara kita. Tetapi apabila engkau mengangkat jubah seperti seorang Parsi, dirimu tidak akan bersih walaupun engkau membasuhnya dengan tujuh lautan."

Abu Yazid menjawab: "Engkau kotor secara lahiriah tetapi aku kotor secara batiniah. Marilah kita bersama-sama berusaha agar kita berdua menjadi bersih"

"Tetapi anjing itu menyahut: "Engkau tidak elok berjalan bersama-sama dengan diriku dan menjadi sahabatku, kerana semua orang menolak kehadiranku dan menyambut kedatanganmu. Siapa pun yang bertemu denganku akan membalingku dengan batu tetapi siapa pun yang bertemu denganmu akan menyambutmu sebagai raja di antara sufi. Aku tidak pernah menyimpan seketul tulang tetapi engkau memiliki seguni gandum untuk makanan esok hari"

Abu Yazid berkata: "Aku tidak boleh berjalan bersama seekor anjing! Bagaimana aku dapat berjalan bersama Dia Yang Abadi dan Kekal? Maha Besar Allah yang telah memberi pengajaran kepada yang termulia di antara makhluk Nya yang terhina di antara semuanya!"

Kisah Para Wali (Abu Yazid dengan Nabi Khidir terkantoi)

Pada suatu hari seseorang berkata kepada Abu Yazid; "Sewaktu orang meninggal dunia di Tabaristan, kulihat engaku di sana bersama Khidir a.s, dia memeluk lehermu sedang engkau meletakkan tanganmu di punggungnya. Ketika orang ramai kembali dari kubur, kulihat engkau terbang ke angkasa"

"Ya, segala yang engkau katakan itu benar-benar terjadi" jawab Abu Yazid.

Kisah Para Wali (Abu Yazid dan perjuangannya)

Hatim Tuli berkata kepada murid-muridnya: "Barangsiapa di antara kamu yang tidak memohon keampunan bagi penduduk neraka di Hari Kebangkitan nanti, ia bukan muridku." Perkataan Hatim ini disampaikan kepada Abu Yazid. Kemudian Abu Yazid menambahkan:


"Barangsiapa yang berdiri di tebing neraka dan menangkap setiap orang yang dimasukkan ke dalam neraka, kemudian menghantarkannya ke syurga lalu kembali ke neraka sebagai pengganti mereka, maka ia adalah muridku"

Kisah Para Wali (Abu Yazid dengan aku)


Pada suatu hari seorang aku yang tidak mempercayai Abu Yazid datang mengujinya.
"Berikan kepadaku jawapan satu masalah," katanya kepada Abu Yazid.
Abu Yazid mengetahui bahawa aku tidak mempercayainya. Maka berkatalah Abu Yazid: "Di atas sebuah gunung itu ada sebuah gua dan di dalam gua itu ada seorang sahabatku. Mintalah padanya untuk menjelaskan masalah itu kepadamu"


Aku segera pergi ke gua yang dikatakan Abu Yazid. Tetapi yang kujumpai adalah seekor naga yang besar dan sangat menakutkan. Menyaksikan hal ini, aku pun jatuh pengsan dan pakaianku menjadi kotor. Apabila sedar cepat-cepat aku meninggalkan tempat itu, tetapi kasutku tertinggal. Aku kembali kepada Abu Yazid, sambil bersujud di kaki Abu Yazid aku bertaubat lalu Abu Yazid berkata kepadaku:

"Maha Besar Allah! Engkau tidak berani mengambil kasutmu hanya kerana takut kepada makhluk Nya. Apabila engkau takut kepada Allah, bagaimanakah engkau berani mengambil 'rahsia' yang engkau cari dalam keingkaranmu?"

Lain-lain cerita berkaitan:

Related Posts with Thumbnails