Amoroso selaku ketua RW 5 menolak permintaan warga untuk mengajukan perbaikan jalan yang melintasi di sebelah selatan RW 5 ke Pemerintahan Kota seperti yang dilakukan RW-RW lain terhadap jalan di sekitarnya. Amoroso hanya setuju mengajukan perbaikan jalan yang melintas di sebelah barat, dan sebelah utara saja. Banyak warga yang kesal terhadap Amoroso, namun ketua RW5 itu tetap bertahan pada pendiriannya. Dia punya pertimbangan lain tentang hal itu.
Jalan Selatan merupakan jalan keluar bagi banyak jalan tikus yang melintas dari dalam RW 5, sehingga di sepanjang jalan tersebut banyak terdapat pertigaan yang ramai dilalui orang. Dengan jalan dalam kondisi rusak dimana kendaraan tidak bisa ngebut-pun beberapakali terjadi kecelakaan. Apalagi jika jalan dalam kondisi mulus sehingga kendaraan yang melintas bisa ngebut. Amoroso sungguh sulit membayangkan apa yang terjadi jika jalan diperbaiki. duniashinichi.blogspot.com
Faktor lain yang membuat Amoroso enggan mengajukan perbaikan adalah di pinggir Jalan Selatan terdapat sebuah sekolah dasar, sebuah TK, play group, tempat kursus Bahasa Inggris dan sebuah mushola. Saat ini banyak murid-murid sekolah yang berjalan kaki dan bersepeda menuju sekolah. Jarang orangtua yang mengantar dengan mengendarai mobil karena kondisi jalan yang rusak berat yang menyisakan bagian mulusnya sedikit di bagian tengahnya. Jalan tanpa trotoar itu sangat berbahaya jika diperbaiki, karena kendaraan yang pada ngebut bisa saja menyerempet murid-murid sekolah yang berjalan agak ke tengah. duniashinichi.blogspot.com
^_^
Kemarahan sebagian warga terhadap Amoroso perlahan-lahan sirna tatkala mereka melihat apa yang terjadi pada RW-RW tetangga yang jalannya diperbaiki. Mobil-mobil yang hendak menuju pusat kota yang dulunya lewat jalan selatan, kini beralih lewat ke jalan RW tetangga yang lebih mulus. Jalan yang dulunya hiruk pikuk oleh motor dan mobil kini terasa lebih lenggang karena berkurang drastisnya jumlah kendaraan yang melintas. Udara yang tadinya berdebu dan pengap oleh asap, kini terasa lebih segar karena jarang kendaraan melintas. Anak-anak juga lebih nyaman belajar di kelas karena tidak terganggu bising suara kendaraan.
Di sisi jalan terdapat tanah kosong sepanjang jalan selebar dua meter yang tadinya dibiarkan menjadi semak belukar kini telah dirubah menjadi arena menanam sayur-sayuran dan bebungaan bagi siswa sekolah. Sebenarnya sudah lama para guru ingin memanfaatkan tanah itu, tapi khawatir membahayakan para murid karena padatnya kendaraan yang melintas. Kini dengan kondisi jalan yang sepi, membuat kegiatan tersebut dapat direalisasikan. Setiap jumat pagi para guru mengajak murid-murid TK berjalan beriringan sepanjang jalan sambil mengamati pohon-pohon besar yang tumbuh di kiri kanan jalan.
Belakangan setelah melihat jalan menjadi sepi, Amoroso berinisiatif membangun trotoar di salah satu sisi jalan dan membangun pagar pembatas sederhana dari kawat untuk jalur sepeda bagi anak-anak sekolah. Semua berjalan lancar tanpa hambatan karena jalan itu mulai dilupakan orang. Jalan yang sepi itu juga membuat warga RW dan RW-RW tetangga senang berolahraga saat pagi dan sore di sepanjang jalan itu. Pohon-pohon rindang sepanjang jalan, suara burung berkicau di balik dedaunan, dan tanaman sayuran & bebungaan yang tertata apik di pinggir jalan, membuat orang betah berlama-lama berolahraga (undil-2013).