Inilah Akidah Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab yang dinyatakan sesat oleh sebahagian besar masyarakat kita.
Berikut ini akan kami bawakan risalah yang berisi soal-jawab tentang akidah Islam yang ditulis oleh Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahullah sendiri.
Menerusi karya beliau ini semoga lebih jelas bagi kita bagaimana sebenarnya aqidah [keyakinan] beliau yang mungkin bagi sebahagian kalangan pembaca telah mendapatkan kesan negatif mengenai diri beliau.
Silakan anda MEMBACA dan MERUMUS sendiri dengan pemikiran yang jernih dan hati yang tenang. Semoga Allah memberikan hidayahNya kepada kita semua. Bagaimana kita mampu menuduh, menolak, menyanggah dan mencaci maki seorang tokoh yang diiktiraf oleh ulama masa kini seperti Syeikh Yusuf al-Qaradhawi dan juga Syeikh Wahbah al-Zuhaili yang membuat sebuah karya mengenai diri syeikh ini yang dinyatakan oleh sebahagian masyarakat sebagai pengasas WAHABI.
Bacalah dengan hati yang tenang dan terbuka luas menginginkan rahmat ALLAH. Dipersilakan...
Soal: Siapakah Tuhanmu?
Jawab : Tuhanku adalah Allah yang telah memeliharaku dan memelihara seluruh alam dengan segala nikmat-Nya. Dia lah yang menjadi sembahanku, tidak ada bagiku suatu yang layak disembah selain-Nya. Sebagaimana yang difirmankan Allah dalam surat al-Fatihah (yang artinya), “Segala puji bagi Allah tuhan sekalian alam.”
Soal: Apakah makna kata tuhan (RABB)?
Jawab : Yang menguasai dan yang mengatur, dan hanya Dia (Allah) yang berhak untuk disembah.
Soal: Apa makna kata Allah?
Jawab : Iaitu yang memiliki sifat ketuhanan dan berhak disembah oleh seluruh makhluk-Nya
Soal: Dengan apa cara kamu mengenali Rabbmu?
Jawab : Dengan memperhatikan ayat-ayat-Nya (al-Quran dan al-Sunnah = Dalil Naqli) dan makhluk-makhluk ciptaan-Nya (Dalil 'Aqli)
Soal: Makhluk apakah yang terbesar yang boleh kamu perhatikan di antara makhluk ciptaan-Nya?
Jawab : Langit dan bumi
Soal: Apakah ayat (tanda kekuasaan)-Nya yang paling besar?
Jawab : Malam dan siang, matahari dan bulan
Soal: Apakah dalil petunjuk atas alasan itu?
Jawab : Dalilnya adalah firman Allah, “Sesungguhnya Rabb kalian adalah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, kemudian Dia bersemayam di atas Arsy. Allah menutupkan malam kepada siang dan mengikutinya dengan cepat, matahari dan bulan serta bintang-bintang semuanya ditundukkan dengan perintah-Nya. Ingatlah, sesungguhnya penciptaan dan pemberian perintah adalah hak-Nya, Maha berkah Allah Rabb seluruh alam.” (QS. al-A’raf : 54).
Soal: Untuk apakah Allah menciptakan kita?
Jawab : Untuk beribadah kepada-Nya. Firman Allah: Tidak Aku Jadikan Jin dan Manusia Melainkan Untuk Menyembah Aku (QS. al-Zariyat:56).
Soal: Apa yang dimaksud beribadah kepada-Nya?
Jawab : Mentauhidkan Allah dan metaati setiap perintah-Nya
Soal: Dalam urusan apakah, kita perlu mentaati-Nya?
Jawab : Kita taati perintah-Nya dan kita jauhi segala yang dilarang-Nya kepada kita
Soal: Apakah dalil petunjuk untuk ketaatan itu?
Jawab : Firman Allah , “Tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku.” (QS. al-Zariyat : 56).
Soal: Apa ertinya firman Allah tadi, "supaya mereka beribadah kepada-Ku"?
Jawab : Maknanya adalah agar mereka mentauhidkan Allah dan tidak mensyirikkan-Nya.
Soal: Apa yang dimaksud dengan tauhid?
Jawab : Tauhid adalah mengesakan Allah dalam beribadah kepada-Nya.
Soal: Apakah perkara terbesar yang dilarang Allah untuk kita?
Jawab : Perkara terbesar yang dilarang Allah adalah syirik iaitu berdoa dan memohon kepada selain Allah. Atau dengan cara memohon kepada selain-Nya (kubur wali, batu, berhala, pokok dll...) di samping berdoa kepada-Nya.
Soal: Apakah dalilnya?
Jawab : Dalilnya adalah firman Allah, “Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya (dalam beribadah) dengan sesuatu apapun.” (QS. an-Nisaa’ : 36).
Soal: Apa yang dimaksudkan dengan ibadah?
Jawab : Ibadah adalah segala amalan yang dicintai dan diredai Allah baik berupa ucapan mahu pun perbuatan sama ada yang tampak mahu pun yang tersembunyi.
Soal: Apakah yang termasuk dalam urusan ibadah itu?
Jawab : Ibadah itu banyak jenis, antaranya adalah: doa, takut, harap, tawakal, roghbah (keinginan), rohbah (kekhawatiran), khusyu’, khasy-yah (takut yang dilandasi ilmu), inabah (taubat), isti’anah (meminta pertolongan), isti’adzah (meminta perlindungan), istighotsah (meminta keselamatan dari bahaya), menyembelih, nadzar, dan jenis-jenis ibadah yang lainnya.
Soal: Apakah dalilnya?
Jawab : Firman Allah, “Seluruh masjid itu adalah milik Allah, maka janganlah kamu menyeru bersama-Nya dengan sesuatu apa pun.” (QS. al-Jin : 18).
Soal: Apa hukum bagi orang yang beribadah pada selain Allah?
Jawab : Orang yang melakukannya dihukumkan sebagai golongan musyrik dan kafir (engkar).
Soal: Apakah dalilnya?
Jawab : Firman Allah, “Barangsiapa yang menyeru bersama Allah dengan sembahan yang lain padahal tidak ada bukti (suruhan dan arahan oleh sesiapa pun) kepadanya, maka sesungguhnya perhitungannya di sisi Rabbnya. Sesungguhnya orang-orang kafir itu tidak akan mendapat keuntungan.” (QS. al-Mukminun : 117).
Soal: Perkara apakah yang diwajibkan pertama kali oleh Allah kepada kita?
Jawab : Iaitu mengingkari thaghut dan beriman kepada Allah.
Soalan: Apa yang dimaksud dengan thaghut?
Jawab : Segala sesuatu yang menyebabkan manusia itu melampaui batas, yang berupa benda yang disembah, orang yang diikuti (idola) atau tokoh yang ditaati, maka mereka itu adalah thaghut yang perlu dijauhi.
Soal: Ada berapakah thaghut itu?
Jawab : Jumlah mereka banyak, namun tokohnya ada lima jenis iaitu:
1- Iblis -semoga Allah melaknatnya-,
2- Orang yang disembah dan ia reda dengan hal itu,
3- Orang yang menyeru kepada orang lain agar beribadah kepada dirinya,
4- Orang yang mengaku mengetahui ilmu ghaib (bomoh, pawang, dukun, ahli sihir, tukang tilik dll), dan;
5- Orang yang berhukum dengan selain hukum yang diturunkan Allah.
Soal: Apakah dalilnya?
Jawab : Firman Allah, “Tidak ada paksaan dalam beragama, sesungguhnya telah jelas di antara petunjuk dengan kesesatan. Barangsiapa yang mengingkari thaghut dan beriman kepada Allah maka sesungguhnya dia telah berpegang dengan ikatan tali yang sangat kuat dan tidak akan putus, Allah Maha mendengar lagi Maha mengetahui.” (QS. al-Baqarah : 256).
Soal: Apa yang dimaksud dengan 'Urwatul Wutsqa (ikatan tali yang sangat kuat)?
Jawab : Maksudnya adalah kalimah Laa ilaha illaLLAH.
Soal: Apa makna kalimah Laa ilaha illaLLAH?
Jawab : Laa ilaha adalah penolakan (nafiy - menafikan kuasa lain), sedangkan illaLLAH adalah penetapan (itsbat).
Soal: Apa yang ditolak dan apa yang ditetapkan?
Jawab : Aku menolak segala sembahan selain Allah dan aku tetapkan bahawa seluruh jenis ibadah harus ditujukan kepada Allah semata, tiada sekutu bagi-Nya.
Soal: Apakah dalilnya?
Jawab : Firman Allah, “Ingatlah ketika Ibrahim berkata kepada bapa dan kaumnya; sesungguhnya aku berlepas diri dari semua sembahan kalian kecuali dari Zat yang telah menciptakanku (Allah), sesungguhnya Dia pasti menunjuki (hidayahNya) pada diriku. Dan Allah menjadikan kalimat itu tetap ada pada keturunannya (Ibrahim) semoga mereka mahu kembali (kepada kebenaran).” (QS. az-Zukhruf : 26-28).
Soal: Apakah agamamu?
Jawab : Islam adalah agamaku iaitu menyerahkan diri kepada Allah dengan mentauhidkanNya, patuh kepada suruhan-Nya dengan melakukan ketaatan dan berlepas diri dari sebarang bentuk syirik dan orang yang melakukannya (ahl al-Bidaah).
Soal: Apakah dalilnya?
Jawab : Allah berfirman, “Sesungguhnya agama yang diterima di sisi Allah hanya Islam.” (QS. Ali Imran : 19).
Dan juga firman-Nya, “Barangsiapa yang mencari agama selain Islam maka tidak akan diterima amalannya itu, dan pada hari akhirat nanti dia pasti termasuk orang-orang yang rugi.” (QS. Ali Imran : 85).
Soal: Ada berapakah rukun Islam?
Jawab : Ada lima iaitu;
1- Syahadah - Laa ilaha illaLLAH dan Muhammadur Rasulullah,
2- Mendirikan sembahyang,
3- Menunaikan zakat,
4- Berpuasa sepanjang bulan Ramadan, dan;
5- Menunaikan ibadah haji ke rumah Allah yang suci jika mempunyai kemampuan.
Soal: Apakah dalil syahadat Laa ilaha illaLLLAH?
Jawab : Firman Allah, “Allah bersaksi bahawa tidak ada sembahan yang benar selain-Nya, demikian pula para malaikat dan orang-orang yang berilmu, dengan menegakkan keadilan. Tidak ada sembahan yang benar selain Dia, Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (QS. Ali Imran : 18).
Soal: Apakah dalil syahadat Muhammadur Rasulullah?
Jawab : Firman Allah, “Sekali-kali Muhammad itu bukanlah ayah salah seorang lelaki di antara kamu, namun dia adalah utusan Allah dan penutup para nabi.” (QS. al-Ahzab : 40).
Soal: Apa makna syahadat Muhammadur Rasulullah?
Jawab : Maknanya adalah mentaati perintahnya (sunnah), membenarkan beritanya (pangkat kenabian), menjauhi segala larangannya dan beribadah kepada Allah hanya dengan syari’at yang dibawa dan dijelaskan oleh Baginda sallallahu ‘alaihi wa sallam.
Soal: Apakah dalil solat, zakat serta tafsir dari tauhid?
Jawab : Firman Allah, “Dan tidaklah mereka disuruh melainkan supaya beribadah kepada Allah dengan penuh ikhlas melakukan amal kerana-Nya (tanpa disertai kesyirikan), mendirikan solat, dan menunaikan zakat. Itulah agama yang lurus.” (QS. al-Bayyinah : 5)
Soal: Apakah dalil puasa?
Jawab : Firman Allah, “Wahai orang-orang yang beriman telah diwajibkan kepada kalian untuk berpuasa sebagaimana diwajibkan kepada orang-orang sebelum kalian agar kalian bertakwa.” (QS. al-Baqarah : 183).
Soal: Apakah dalil haji?
Jawab : Firman Allah, “Wajib bagi umat manusia untuk menunaikan ibadah haji ke Baitullah semata kerana Allah iaitu bagi orang yang mampu melakukan perjalanan ke sana. Barangsiapa yang kufur maka sesungguhnya Allah Maha Kaya dan tidak berhajatkan kepada seluruh alam.” (QS. Ali Imran : 97).
Soal: Apakah prinsip ajaran dan asas penting agama Islam?
Jawab : Pinsip asas dalam Islam ada dua perkara :
[Pertama] Adalah perintah untuk beribadah kepada Allah semata dan memotivasi manusia untuk melakukannya, membangkitkan ketaatan di atasnya dan mengkafirkan orang yang meninggalkannya (tidak beribadah kepada Allah).
[Kedua] Adalah memperingatkan manusia dari segala bentuk kesyirikan dalam hal ibadah kepada Allah yang tiada sekutu bagi-Nya, bersikap keras dalam hal itu (mengingkari syirik), membangun permusuhan di atasnya dan mengkafirkan orang yang melakukannya (kemusyrikan) agar manusia terhindar daripadanya.
Soal: Ada berapakah rukun iman?
Jawab : Ada enam perkara iaitu;
1- Iman kepada Allah,
2- Iman kepada para malaikat-Nya,
3- Iman kepada kitab-kitab-Nya,
4- Iman kepada rasul-rasul-Nya,
5- Iman kepada hari akhirat, dan;
6- Beriman kepada takdir baik dan yang buruk.
Soal: Apakah dalilnya?
Jawab : Firman Allah, “Bukanlah kebaikan itu kamu memalingkan wajahmu ke arah timur ataupun barat, akan tetapi yang disebut kebaikan adalah orang yang beriman kepada Allah, hari akhir, malaikat-malaikat, kitab, dan para nabi.” (QS. al-Baqarah : 177).
Soal: Apakah dalil iman kepada takdir?
Jawab : Firman Allah, “Sesungguhnya segala sesuatu Kami ciptakan dengan takdir.” (QS. al-Qamar : 49).
Soal: Apa yang dimaksud ihsan?
Jawab : Ihsan terdiri dari satu rukun iaitu; kamu menyembah (ibadah) kepada Allah seolah-olah kamu melihat-Nya dan jika kamu tidak mampu melihatNya, maka yakinlah bahawa Dia senantiasa melihatmu.
Soal: Apakah dalilnya?
Jawab : Firman Allah, “Sesungguhnya Allah akan bersama orang-orang yang bertakwa dan orang-orang yang berbuat ihsan.” (QS. an-Nahl : 128).
Soal: Siapakah Nabimu?
Jawab : Muhammad bin Abdullah bin Abdul Muthallib bin Hasyim, sedangkan Hasyim berasal dari keturunan Quraisy, Quraisy dari bangsa Arab, sedangkan Arab merupakan keturunan Nabi Ismail putera Ibrahim al-Khalil (kekasih Allah) semoga salawat dan salam yang paling utama tercurah kepadanya dan kepada nabi kita.
Soal: Berapakah umur Nabi sallallahu ‘alaihi wa sallam?
Jawab : Enam puluh tiga tahun (63); empat puluh (40) tahun sebelum diangkat menjadi nabi dan dua puluh tiga tahun sebagai nabi dan rasul (23).
Soal: Dengan apakah beliau dilantik menjadi Nabi? Dan dengan apa dilantik sebagai rasul?
Jawab : Beliau dilantik menjadi Nabi dengan turunnya wahyu yang pertama iaitu "Iqra’" dan dilantik sebagai rasul dengan turunnya surah al-Muddatsir.
Soal: Di manakah tempatnya?
Jawab : Beliau berasal dari Makkah lalu berhijrah ke Madinah, dan kemudian beliau wafat di sana -semoga salawat dari Allah dan keselamatan senantiasa tercurah kepadanya- setelah Allah sempurnakan agama dengan mengutus beliau (beserta ajarannya).
Soal: Apa yang dimaksud dengan hijrah?
Jawab : Hijrah bermaksud berpindah dari negara syirik menuju ke negara Islam, sementara hijrah itu tetap berlaku sehingga tibanya hari kiamat.
Soal: Apakah dalilnya?
Jawab : Firman Allah, “Sesungguhnya orang-orang yang dimatikan oleh para malaikat itu dalam keadaan menganiaya diri mereka sendiri. Maka malaikat bertanya kepadanya; Di manakah dulu kamu berada? Mereka menjawab; Kami dulu berada dalam keadaan tertindas dan lemah di muka bumi. Mereka berkata; bukankah bumi Allah itu luas, sehingga kamu dapat berhijrah di atasnya? Mereka itulah orang-orang yang tempat kembalinya adalah neraka Jahannam dan sungguh neraka itu adalah sehina-hina tempat kembali.” (QS. an-Nisaa’ : 97).
Soal: Apakah dalilnya dari Sunnah (Hadits)?
Jawab : Sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Tidaklah terputus hijrah sampai taubat terputus, dan tidak akan terputus [kesempatan] bertaubat hingga matahari terbit dari arah tenggelamnya (terbit dari arah timur).” (HR. Ahmad, Abu Dawud dan ad-Darimi).
Soal: Apakah Rasul masih hidup atau sudah wafat?
Jawab : Baginda sallallahu ‘alaihi wa sallam telah wafat sedangkan agamanya masih tetap ada hingga tibanya hari kiamat.
Soal: Apakah dalilnya?
Jawab : Firman Allah, “Sesungguhnya kamu (Muhammad) pasti mati dan mereka pun akan mati, kemudian pada hari kiamat nanti di sisi tuhanmu, maka kamu akan bertengkar dan berhujah di hadapan tuhanmu.” (QS. az-Zumar : 31).
Soal: Apakah setelah mati manusia akan dibangkitkan?
Jawab : Ya, benar!
Soal: Apakah dalilnya?
Jawab : Firman Allah, “Dari bumilah Kami ciptakan kamu, dan ke dalamnya Kami akan mengembalikan kamu, dan daripadanya pula Kami akan mengeluarkan kamu sekali lagi.” (QS. Thaha : 55).
Soal: Apakah hukum orang yang mendustakan hari kebangkitan?
Jawab : Orang yang melakukan pebuatan itu adalah kafir.
Soal: Apakah dalilnya?
Jawab : Firman Allah, “(Di antara sebab-sebab kufur) orang-orang yang kafir (ialah kerana mereka) mengatakan bahawa mereka tidak sekali-kali akan di bangkitkan (sesudah mati). Katakanlah: "Bahkan, demi Tuhanku, kamu akan dibangkitkan, kemudian kamu akan diberitahu tentang segala yang kamu telah kerjakan. Dan yang demikian itu adalah mudah bagi Allah melaksanakannya.” (QS. at-Taghabun : 7).
Diterjemahkan dari: Maa yajibu ‘alal muslim ma’rifatu wal ‘amalu bihi
Oleh Syaikhul Islam Muhammad bin Sulaiman at-Tamimi rahimahullah
Dengan pengantar Syaikh Abdullah bin Jarullah bin Ibrahim Alu Jarullah
Penterjemah: Abu Mushlih Ari Wahyudi