Tampilkan postingan dengan label flora. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label flora. Tampilkan semua postingan

Selasa, Mei 07, 2019

KELAPA (Cocos nucifera)

Nama Umum
Inggris: coconut;
Indonesia: kelapa, nyiur, kalapa [sun], krambil [jav];
Vietnam: dua;
Malaysia: kelapa, nyiur;
Filipina: niyog, lobi, inniug, ongot, gira;
Thailand: maphrao;
China: ye zi;
Jepang: yashi no mi, kokonattsu

Klasifikasi
Kingdom: Plantae
Subkingdom: Tracheobionta
Superdivisi: Spermatophyta
Divisi: Magnoliophyta
Kelas: Liliopsida
Subkelas: Arecidae
Ordo: Arecales
Famili: Arecaceae
Genus: Cocos
Spesies: Cocos nucifera L.

sumber http://plantamor.com/species/info/cocos/nucifera

Jumat, April 26, 2019

Pohon Pembawa Kematian Bagi Ribuan Burung

Pohon bernama lengkap Pisonia brunoniana ini dikenal memiliki reputasi mengerikan. Nama indahnya itu justru membawa kematian untuk burung-burung yang hinggap di tubuhnya. Pohon   berbunga kecil ini asli dari kawasan tropis, terbentang dari Hawaii, Selandia Baru, hingga India.

Pohon ini tidak memiliki wujud ‘mengancam’, tanpa duri dan tanpa buah beracun, serta tiada pula bagiannya yang berfungsi menjebak hewan. Namun, jika diteliti dari akar hingga rantingnya, akan kita temukan ribuan tulang dan tubuh-tubuh kecil yang kaku dan mengering.

Belum ditemukan alasan jelas mengapa pohon ini begitu ‘suka’ membantai burung. Ahli ekologi menyatakan, bisa jadi ini hanya salah satu kebiasaan mengerikan evolusi.

Pisonia menghasilkan kacang berukuran panjang di mana polongnya berlapis getah tipis yang lengket. Getah inilah yang menjebak serangga dan burung saat mereka tergoda untuk memakan kacang di dalamnya.

Serangga yang terjerat, terlihat mudah dipatuk burung yang tidak menaruh curiga. Burung yang tidak hati-hati dapat dengan mudah terjerat di polong kacang yang lengket itu.

Banyak sekali bangkai burung yang terlihat terurai dengan tanah di kaki pohon. Beberapa burung malang, bahkan terjebak tinggi di cabang-cabang pohon itu. Washington Post menulis, burung-burung yang terjebak di cabang-cabang pohon tersebut seperti merupakan “hiasan pohon natal yang mengerikan.”

Alan Burger dari University of Victoria di Kanada yang telah mendengar reputasi garang Pisonia sejak 1990-an, pergi ke Pulau Cousin di Seychelles. Tujuannya, untuk melihat lebih dekat populasi pohon tersebut dan koloni-koloninya, sebagaimana dilansir dari Science Alert.

Alan E. Burger menghabiskan waktu 10 bulan pada 1999-2000 untuk meneliti dan mengetahui, manfaat apa yang diperoleh sang pohon dari membunuh ribuan burung. Alan memulainya dari area di sekitar bangkai-bangkai burung yang kaya nutrisi untuk tanah, untuk melihat apakah biji-biji dari pohon akan tumbuh lebih cepat dan subur.

Ternyata tidak. Biji-biji yang tersebar di sekitar bangkai burung sama sekali tak berbeda dengan biji di tempat lain. Mereka tumbuh biasa saja. Jadi, pada dasarnya Pisonia tidak mendapatkan manfaat dari banyaknya bangkai burung di kaki pohonnya.

Justru, di kaki pohon terlihat begitu banyak sisa kotoran burung yang dipercaya lebih bermanfaat dibanding bangkainya. Artinya, Pisonia akan lebih mendapatkan manfaat dari burung yang hidup dibandingkan yang mati.

Lalu, mengapa ada getah lengket yang membunuh banyak burung?

Alan Burger mencelupkan biji-bijian dari kacang polong tersebut ke dalam air laut untuk meneliti apakah pohon menggunakan bangkai burung sebagai rakit, untuk menyebarkan diri dari pulau ke pulau. Ternyata, polong kacang mati dalam waktu 5 hari setelah dicelupkan ke air laut, sekaligus mematahkan teori tersbeut.

Alan Burger kemudian mencoba mencelupkan bibit Pisonia di air selama beberapa minggu. Ternyata, bibit itu bertahan hidup. Sementara, bibit-bibit Pisonia yang tertinggal dapat hidup dan tumbuh menjadi pohon yang baru dimanapun bibit itu menempel.

“Burung yang hidup tampaknya tetap menjadi kunci penyebaran Pisonia. Meski begitu, ada konsekuensi yang sungguh mematikan dari memiliki bibit yang benar-benar lengket dan memproduksi banyak bibit dalam satu tandannya. Itulah yang membuat beberapa burung terjebak,” jelas Alan Burger.

Matinya burung-burung  karena terlengket getah adalah hanyalah “kerusakan yang tak disengaja”. Selama burung-burung itu hidup untuk menyebarkan bibit, Pisonia akan terus tumbuh menyebar, di tempat-tempat lain.

Bagian yang sulit dimengerti dari hal ini adalah bahwa meskipun berbahaya, burung laut suka dengan Pisonia. Di beberapa tempat, seperti di Pulau Utara dari Selandia Baru, Pisonia hampir punah sebagai akibat ditebang secara intensif demi mencegah burung terjebak.

Sementara di Pulau Cousine, Seychelles, petugas konservasi mempunyai cara berbeda. Mereka membebaskan dan membersihkan burung yang terjebak demi menyelamatkan hewan tersebut. 

sumber
https://www.mongabay.co.id/2018/01/24/pisonia-pohon-pembawa-kematin-bagi-ribuan-burung/

Minggu, April 07, 2019

LANDEP (Barleria prionitis)

Nama Umum
Indonesia: landep, daun madu

Klasifikasi
Kingdom: Plantae
Subkingdom: Tracheobionta
Superdivisi: Spermatophyta
Divisi: Magnoliophyta
Kelas: Magnoliopsida
Subkelas: Asteridae
Ordo: Scrophulariales
Famili: Acanthaceae
Genus: Barleria
Spesies: Barleria prionitis L.

http://plantamor.com/species/info/barleria/prionitis

Selasa, April 02, 2019

HANTAP (Sterculia coccinea var. Jack)

Nama Umum
Indonesia: hantap;
Inggris: scarlet sterculia;
Vietnamt: trôm , sang sé, trôm lá mác, trôm thon, che van, chóc móc or tròm thon
Photo by: Lynn Lin

Klasifikasi
Kingdom:  Plantae
Subkingdom:  Tracheobionta
Superdivisi:  Spermatophyta
Divisi:  Magnoliophyta
Kelas:  Magnoliopsida
Subkelas:  Dilleniidae
Ordo:  Malvales
Famili: Sterculiaceae
Genus:  Sterculia
Spesies:  Sterculia coccinea var. Jack Gentry & J.Z. Weber (pro sp.)

sumber http://plantamor.com/species/info/Sterculia/coccinea/Jack

Selasa, Maret 26, 2019

Mengenal Pohon Cendana

Di Indonesia, nama cendana memang selalu dikaitkan dengan propinsi yang terletak di sebelah timur pulau Bali yaitu Nusa Tenggara Timur (NTT) ) terutama di Pulau Sumba, karena diyakini pohon ini berasal dari Pulau Sumba. Pohon cendana wangi merupakan penghasil kayu cendana dan minyak cendana. Jika kayu cendana dalam kondisi yang sangat baik maka kayu ini bisa menyimpan aroma selama berabad-abad.

Menurut Willis (1999), Santalum L. Yang merupakan salah satu marga dari suku Santalaceae, mempunyai 25 jenis yang penyebarannya cukup luas, dimulai dari kawasan Malesia bagian Timur, Australia sampai di sebelah Timur kepulauan Polynesia di kawasan Pasifik. Cendana (Santalum album L.) merupakan jenis yang tumbuh alami di kawasan Asia. Contoh jenis-jenis yang lain seperti, S. macgregorii F. Muell. dan S. Papuanum Summerh. dijumpai di Papua Nugini. Jenis S. spicatum (R. Br.) A. DC. menyebar luas di Australia barat dan selatan, dan jenis ini merupakan penghasil minyak cendana di Australia.

Sinonim
Ada beberapa nama sinonim dari Santalum album L. (cendana) yaitu 
Sirium myrtifolium L., 
Santalum ovatum R. Br. dan 
Santalum myrtifolium (L.) Roxb.

Nama-nama Lokal

Nama-nama daerah untuk Santalum album L., selain cendana yang merupakan nama sangat umum di Indonesia, di antaranya adalah 
hau meni (Timor), 
ai nitu, ai salun, ai sarun, ai kamelin (Sumba). 

Nama pohon cendana di luar Indonesia, antara lain 
East Indian sandalwood, white sandalwood, dan yellow sandalwood (Inggris, Amerika Serikat), 
Bois santal (Perancis), 
sandalo (Spanyol, Italia), 
sandalhout, echte sandal (Belanda), 
echtes sandelholz (Jerman), 
chendana (Malaysia), 
san-taku (Myanmar atau Burma), 
chantana (Thailand), 
bach (Vietnam), 
sandal, chandal, chandam, gundala dan suket (India).

Klasifikasi
Klasifikasi Tananam Cendana Dalam sistematika atau taksonomi tumbuhan, pohon cendana selengkapnya dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

Divisi : Spermatophyta
Anak divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledoneae
Bangsa : Monochlamideae
Suku : Santalaceae
Marga : Santalum L.
Jenis : Santalum album L.

Cendana (Santalum album L.) umumnya dijumpai pada daerah-daerah dengan kisaran curah hujan tahunan antara 600-2.000 mm; cendana dapat tumbuh optimal pada kisaran curah hujan 850-1350 mm per tahun, dan masih toleran sampai curah hujan 2500 mm per tahun, akan tetapi harus dengan sistem drainase yang baik. Cendana tumbuh alami sampai ketinggian 1500 m di atas permukaan laut, dan mutu kayu terbaik dapat diperoleh jika cendana hidup pada ketinggian antara 600-900 m. Hasil kayu yang terbaik diperoleh dari pohon cendana yang tumbuh di hutan-hutan terbuka pada tanah kurang subur dan berbatu. Pada tanah Hat (loam) yang subur, pohon cendana tumbuh baik dan cepat menjadi besar, tetapi kandungan minyaknya sangat rendah dan kualitasnya juga kurang baik. Pohon cendana tidak mempunyai toleransi terhadap tanah-tanah yang mengandung garam dan kapur yang tinggi, akan tetapi dapat toleran terhadap tanah yang mengandung natrium (sodic soils).

disadur dari
https://www.atobasahona.com/2016/07/pohon-cendana-ekologi-dan-penyebarannya.html

Minggu, Maret 24, 2019

PETAI CINA (Leucaena leucocephala)

Sinonim
Leucaena glauca Linn
Mimosa leucocephala Lam.

Nama Umum
Indonesia: petai cina, (klandingan, kemlandingan, lamtoro, lamtorogung [jav]), peuteuy selong [sun];
Filipina: ipil ipil;
China: yin he huan;
Inggris: lead tree

Klasifikasi
Kingdom: Plantae
Subkingdom: Tracheobionta
Superdivisi: Spermatophyta
Divisi: Magnoliophyta
Kelas: Magnoliopsida
Subkelas: Rosidae
Ordo: Fabales
Famili: Fabaceae
Genus: Leucaena
Spesies: Leucaena leucocephala (Lam.) de Wit

http://plantamor.com/species/info/leucaena/leucocephala

Sabtu, Maret 23, 2019

GAMBAS (Luffa acutangula)

Nama Umum
Indonesia: gambas, oyong, kimput; 
Filipina: patola

Klasifikasi
Kingdom: Plantae
Subkingdom: Tracheobionta
Superdivisi: Spermatophyta
Divisi: Magnoliophyta
Kelas: Magnoliopsida
Subkelas: Dilleniidae
Ordo: Violales
Famili: Cucurbitaceae
Genus: Luffa
Spesies: Luffa acutangula (L.) Roxb.

http://plantamor.com/species/info/luffa/acutangula

Kamis, Maret 14, 2019

SARANG SEMUT (Myrmecodia tuberosa)

Nama Umum
Indonesia: sarang semut; Inggris: ant plant

Klasifikasi
Kingdom: Plantae
Subkingdom: Tracheobionta
Superdivisi: Spermatophyta
Divisi: Magnoliophyta
Kelas: Magnoliopsida
Subkelas: Asteridae
Ordo: Rubiales
Famili: Rubiaceae
Genus: Myrmecodia
Spesies: Myrmecodia tuberosa

sumber http://plantamor.com/species/info/myrmecodia/tuberosa

Rabu, Maret 06, 2019

CEREMAI (Phyllanthus acidus)

Sinonim
Cicca acidua (L.) Merr.
Cicca disticha L.
Phyllanthus distichus (L.) Mull. Arg.
Ceremai

Nama Umum
Indonesia: ceremai, cereme;
Malaysia: cermai;
Thailand: ma-yom;
Inggris: otaheite gooseberry, malay gooseberry

Klasifikasi
Kingdom:                 Plantae
Subkingdom:            Tracheobionta
Superdivisi:             Spermatophyta
Divisi:                     Magnoliophyta
Kelas:                     Magnoliopsida
Subkelas:                Rosidae
Ordo:                     Euphorbiales
Famili:                   Euphorbiaceae
Genus:                   Phyllanthus
Spesies:                 Phyllanthus acidus (L.) Skeels

sumber http://plantamor.com/species/info/phyllanthus/acidus

Rabu, Februari 20, 2019

Kamboja Jepang (Adenium obesum)

KAMBOJA JEPANG (Adenium obesum)
Kamboja Jepang

Nama di beberapa negara
Inggris: desert rose;
Indonesia: kamboja jepang, adenium obesum;
Thailand: choa chuem

Klasifikasi
Kingdom:                          Plantae
Subkingdom:                    Tracheobionta
Superdivisi:                      Spermatophyta
Divisi:                              Magnoliophyta
Kelas:                               Magnoliopsida
Subkelas:                         Asteridae
Ordo:                               Gentianales
Famili:                              Apocynaceae
Genus:                              Adenium
Spesies:                           Adenium obesum (Forssk.) Roem. & Schult

Senin, Februari 18, 2019

Pohon Puspa (Schima wallichii)

PUSPA (Schima wallichii)

Nama Umum: puspa, seru, ceheru, cihu, parakpak

Kingdom                  : Plantae
Subkingdom             : Tracheobionta
Superdivisi               : Spermatophyta
Divisi                       : Magnoliophyta
Kelas                        : Magnoliopsida
Subkelas                   : Dilleniidae
Ordo                         : Theales
Famili                       : Theaceae
Genus                       : Schima
Spesies                     : Schima wallichii (DC.) Korth.

Jumat, Februari 15, 2019

MILAS (Parastemon urophyllum)

MILAS (Parastemon urophyllum)

Nama Umum Indonesia: milas, ilas, malas

Klasifikasi
Kingdom               : Plantae
Subkingdom          : Tracheobionta
Superdivisi            : Spermatophyta
Divisi                    : Magnoliophyta
Kelas                     : Magnoliopsida
Subkelas                : Rosidae
Ordo                      : Rosales
Famili                    : Rosaceae
Genus                   : Parastemon
Spesies                 : Parastemon urophyllum A. DC

Rabu, Februari 13, 2019

Rumput Teki (Cyperus rotundus L)

Rumput Teki (Cyperus rotundus L)

Rumput Teki Ladang sumber wikipedia

Rumput teki adalah rumput liar yang tumbuh di tempat terbuka, tanaman ini sangat adaptif dan mampu untuk tumbuh hampir dikondisi apapun dan sangat sulit untuk diberatas.

Kingdom                              : Plantae
Sub Kingdom                       : Viridiplantae
Infra Kingdom                      : Streptophyta
Super Divisi                          : Embryophyta
Divisi                                     : Tracheophyta
Sub Divisi                              : Spermatophytina
Kelas                                      : Magnoliopsida
Super Ordo                             : Lilianae
Ordo                                        : Poales
Famili                                      : Cyperaceae
Genus                                       : Cyperus L.
Spesies                                     : Cyperus rotundus L.

Kayu Raru (Cotylelobium melanoxylon)

Dibalik manfaat kulit Pohon Giam (Cotylelobium melanoxylon) atau lebih dikenal dengan nama Pohon raru. Pohon Raru saat ini merupakan tanaman yang termasuk dalam kategori hampir punah sejak tahun 1998. Untuk itu perlu adanya perhatian dalam upaya konservasi untuk mencegah punahnya Pohon raru ini. 

Senin, Februari 11, 2019

Buah Lapiu buah khas Kalimantan Yang Makin Langka

Tidak berlebihan bila beberapa pakar mengatakan bahwa Indonesia sebagai Negara kepulauan dengan 17.244 buah pulau, yang memiliki Rain Forest terbesar kedua di dunia kaya akan Biodiversity Fauna dan Flora, terlebih dengan posisinya yang terletak antara dua benua membuatnya memiliki keragaman Biota yang tinggi dari kedua benua tersebut.

Salah satunya buah khas Kalimantan terutama didaerah  sepanjang tepi sungai yang ada di Kalimantan Utara yaitu Buah Lapiu yang mirip dengan jengkol. Pohon Lapiu menempel dan merambat dari pohon ke pohon, menurut beliau pohon ini kalau di potong batangnya akan mengeluarkan air, Daun berbentuk segi empat memanjang (sprt trapesium), dalam satu daun terdapat empat tulang daun dari pangkal daun, satu tangkai terdapat dua lembar daun dari satu tangkai pada cabang pohon merambat dan berwarna Hijau,  batang yang berwarna kayu (Kuning kecoklatan) buah berbentuk polongan (biasa) antara 4 – 6 polong  dan bila telah tua akan berwarna Coklat kehitaman serta merekah terbelah dua maka  buah biji-biji akan berjatuhan  ketanah.    

Buah Lapiu

Bentuk buah Lapiu merupakan biji agak pipih  berbentuk  bundar (diameter 3-7 Cm) terbungkus kulit ari yang tipis dan licin berwarna Coklat kemerahan, sedang isinya berwarna putih kekuningan terbelah dua.  Buah Lapiu mungkin masih se Famili dengan buah Jengkol yang termasuk buah polong-polongan (bentuk sprt terpelintir) dengan nama latin Archidendron panviflorum (Benth), Famili Fabaceae namun buah Jengkol lebih tebal, bundar,  besar dan tumbuhan pohon namun dari rasa buah Lapiu lebih berasa gurih dan efek bau setelah memakannya tidak ada. Cara memasaknya pun sangat mudah yaitu hanya dengan direbus sampai empuk dan matang ditambah sedikit garam lalu di dinginkan lalu di kupas dan lepiu pun siap dimakan. Warna buahnya kuning pudar dan dagingnya agak sedikit berminyak ketika direbus Rasa buah ini seperti umbi-umbian manis dan makanan ini cocok untuk ngemil dan bersama keluarga. Pohon Lapiu ini hanya dapat berbuah sekali dalam 3-5 tahun. 

Buah Lapiu sangat dekat dengan kehidupan  Masyarakat Dayak pesisir seperti Tidung yang banyak mendiami daerah pantai Kalimantan Utara utamanya di daerah sepanjang sungai besar.  Buah Lapiu juga termasuk tanaman lokal daerah berau dan mereka menyebutnya buah Ginalang Leppiu.   Musim berbuahnya hampir bersamaan dengan musim buah-buahan Kalimantan lainnya yaitu Kapul, Durian, Ellai, Langsat, dan Mangga.

Daun Lapiu


Rabu, Juli 13, 2011

Jenis-jenis mangga

Meskipun bukan buah asli Indonesia, tetapi keberadaan mangga yang tersebar luas di penjuru Nusantara membuatnya populer sebagai salah satu buah tropis kebanggaan kita.
Aslinya, mangga berasal dari India. Di sana, mangga telah dibudidaya sejak lebih dari 6.000 tahun lalu. Berdasarkan cerita lisan di India, mangga merupakan penjelmaan dari Dewa Prajapati (Tuhan, atau pelindung hidup manusia). Istilah mangga sendiri berasal dari Bahasa Tamil, mangkay atau mangas.
Selain kelezatannya, mangga menjadi demikian populer karena mengandung antioksidan yang dapat menetralisasi radikal bebas. Tak hanya itu, mangga mengandung zat besi tinggi yang baik bagi pengidap anemia. Mangga juga dapat dikonsumsi untuk memperbaiki masalah pencernaan karena mengandung enzim yang membantu mencerna protein.
Untuk menghargai varietas mangga di Indonesia, kali ini kami tampilkan beberapa jenis mangga beserta karakteristik khasnya. Selain nama, gunakan aroma, rasa, dan tekstur sebagai patokan untuk membedakan varietas mangga. Mulai dari masam ke harum, kecut ke manis, hingga lembut ke renyah.
Apel Australia. Daging buahnya lembut, bahkan hampir tidak berserat sama sekali. Namun, berbeda dengan jenis mangga apel Indonesia yang manis, jenis ini terasa hambar, meski sudah masak sekalipun.
Arumanis. Bentuknya bulat panjang, sedikit berparuh, dengan ujung meruncing. Pangkal buahnya merah keunguan, sedangkan bagian lainnya hijau. Kulitnya tipis tetapi berlapis lilin. Daging buahnya tebal, berwarna kuning mulus, lunak, tidak berserat, dan tidak terlalu banyak mengandung air. Saat masak, rasa arumanis kadang-kadang meninggalkan aroma nanas di ujung lidah.
Podang lumut. Salah satu hasil utama Kediri, Jawa Timur, ini memiliki warna kulit kuning kehijauan, dengan rasa manis-agam masam. Selain enak disantap segar, mangga podang banyak diolah menjadi pure, sirup, dodol, jeli, manisan, dan keripik.
Budiraja. Di daerah asalnya, Jawa Timur, nama mangga ini hanya Raja. Tidak pakai Budi. Namun, di supermarket besar di Indonesia, entah mengapa namanya berubah menjadi Budiraja. Mangga ini memiliki tektur daging buah yang lembut dan aroma yang harum, dengan sari buah sangat banyak.
Golek. Panjang buah dapat mencapai 30 cm dengan bentuk pipih agak melengkung. Aroma dan rasanya tidaklah setajam arumanis atau gedong gincu. Kulit buahnya hijau muda dan akan berubah menjadi kuning kemerahan saat masak.
Bunder. Bentuknya bulat kecil seperti mangga apel. Namun, rasanya tidak semanis itu. Bunder termasuk mangga berserat halus dengan rasa manis cenderung masam. Biasanya, bunder menjadi salah satu buah pelengkap rujak.
Bapang. Bapang sering diolah menjadi campuran sambal. Entah itu saat masih muda atau ketika masak. Fisik buahnya memang menggemaskan; mengkal tetapi ranum. Rasanya manis, cenderung masam dengan air buah banyak.
Kuweni. Kuweni belum pernah ditemukan tumbuh liar di Indonesia. Ini merupakan hibrida antarspesifik alami, antara mangga dan bacang, yang memiliki aroma harum dan tajam, seperti terpentin (minyak untuk mengencerkan cat). Daging buahnya lembut, memiliki konsistensi lebih padat daripada bacang, dan berserat lebih halus. Kulitnya hijau sampai kekuningan, dengan bintik-bintik lentisel berwarna kecoklatan. Kulit buahnya tebal, 3-4 mm, dengan daging kuning sampai agak jingga. Rasanya manis-asam.
Harum bali. Mirip arumanis probolinggo, tetapi varietas ini berkulit lebih tebal -tetap dengan lapisan lilin. Daging buahnya tebal, sekitar 3 mm, berwarna kuning mulus, dan agak kering. Rasanya perpaduan antara arumanis dengan indramayu.
Kopyor. Dinamakan demikian karena bentuk pangkal buahnya mirip dengan kopyor. Saat masak, daging buahnya berwarna kuning terang, berserat kasar, dan berair, dengan aroma terpentin serta rasa manis sedikit masam.
Gedung gincu. Bentuk buahnya bulat, sedang, dengan warna kulit kuning merah-keunguan. Saat matang, daging buahnya berwarna kuning cerah dengan rasa manis legit, disertai bau harum. Mangga gedong gincu merupakan "trademark" dari Cirebon, Jawa Barat.
Manalagi. Secara fisik, bentuk mangga ini lebih kecil dibandingkan arumanis atau golek. Warna kulitnya hijau cerah dengan bintik-bintik putih. Rasanya sangat manis, bahkan saat belum terlalu masak sekalipun. Saat masak, warna kulitnya akan berubah hijau tua dengan warna daging buah putih kekuningan hingga oranye.
Indramayu. Berukuran besar dan memiliki serat yang rapat. Saat matang, rasa mangga indramayu manis dan kering, sehingga terasa gurih di mulut.


Jangan Simpan Buah Ini di Kulkas

Buah yang segar memang paling enak dimakan saat cuaca panas. Namun sebaiknya Anda memilih jenis buah yang akan dimasukkan ke kulkas karena ada beberapa buah yang justru lebih enak dan bernutrisi jika dibiarkan dalam suhu ruangan. Apa saja buah itu?
1. Semangka
Buah yang kaya akan air ini memiliki kandungan anti-kanker yang disebut likopen. Uniknya, kadar likopen dalam semangka akan meningkat hingga 40 persen jika diletakkan di dalam suhu ruangan. Menurut studi yang dimuat dalam Journal of Nutrition, kandungan asam amino arginine, yang bisa membantu penurunan berat badan, dalam buah ini juga akan bertambah banyak jika tak disimpan dalam kulkas. Selain itu, kelebihan lain buah ini adalah bisa berfungsi seperti "viagra alami" karena mengandung citrulline.
2. Tomat
Buah yang bisa dikonsumsi dalam kondisi segar, menjadi campuran bumbu masak atau campuran salad, dan dijus ini kaya akan antioksidan likopen serta vitamin A, C, dan K. Makin merah buahnya, makin tinggi kandungan likopennya. Oleh karena itu, buah ini disarankan disimpan dalam suhu ruangan dan langsung dimakan saat buahnya matang.
3. Buah persik
Simpan buah persik dalam suhu ruangan tanpa menghilangkan batangnya untuk mencegah busuk. Buah persik atau peach memiliki kandungan serat yang tinggi, vitamin A dan C, serta mineral niasin dan potasium yang bisa meningkatkan kolesterol baik. Begitu buah ini matang, segera konsumsi atau simpan dalam kulkas. Nikmati buah persik dengan kulitnya untuk mendapatkan lebih banyak vitamin, fitokemikal, dan serat.
4. Mangga
Buah yang kaya vitamin C ini sebaiknya disimpan dalam keranjang buah, bukan di dalam kulkas, agar cepat matang. Buah mangga juga mengandung enzim usus alami sehingga bisa membantu mengatasi gangguan pencernaan.


sumber 

Manfaat Lidah Buaya

Aloe vera atau lebih dikenal dengan sebutan lidah buaya adalah tanaman tropis sukulen yang memiliki bentuk seperti daun berdaging. Daun ini memiliki banyak manfaat, baik sebagai obat maupun untuk kosmetik.
Lidah buaya merupakan tanaman yang cukup unik karena mengandung berbagai senyawa biologis aktif, seperti mannans asetat, polymannans, antrakuinon, dan berbagai lektin. Lidah buaya juga mengandung sekitar 75 jenis zat yang telah dikenal bermanfaat dan lebih dari 200 senyawa lain yang membuatnya layak digunakan dalam pengobatan herbal.
Zat-zat tersebut termasuk enzim yang membantu pencernaan dan mengurangi peradangan, semua jenis vitamin terkecuali vitamin D, mineral yang diperlukan untuk fungsi enzim, gula rantai panjang untuk menyeimbangkan kembali sistem pencernaan; saponin yang berfungsi sebagai anti-mikroba, dan 20 dari 22 jenis asam amino.
Berikut ini adalah sejumlah manfaat yang dapat Anda peroleh dari lidah buaya :
1. Detoksifikasi. Jus lidah buaya adalah peluruh racun alami, tetapi juga mengandung beragam vitamin dan mineral yang membantu tubuh kita mengatasi stres dalam kehidupan sehari-hari.
2. Gangguan pencernaan. Lidah buaya berguna terutama pada kasus panas perut serta iritasi usus dan tukak lambung. Lidah buaya diketahui dapat menenangkan esofagus dan mengatasi refluks asam.
3. Kesehatan mulut. Lidah buaya sangat bermanfaat untuk masalah mulut dan gusi, terutama dalam memperbaiki gusi yang memburuk.
4. Perawatan kulit. Fungsinya juga menghilangkan jerawat, melembabkan kulit, detoksifikasi kulit, penghapusan bekas luka dan tanda, mengurangi peradangan, serta perbaikan dan peremajaan kulit.
5. Diabetes. Setengah sendok jus lidah buaya yang diberikan selama 14 minggu terbukti mengurangi kadar gula darah sebesar 45 persen.
6. Membantu gerakan usus. Aloe lateks mengandung antrakuinon glycosidesaloin A dan B yang bermanfaat sebagai obat pencahar yang kuat.
7. Menjaga berat badan. Jus lidah buaya telah digunakan selama bertahun-tahun untuk menurunkan berat badan.
8. Kekebalan. Lidah buaya merupakan antioksidan yang penuh kontra radikal bebas untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh.
9. Luka bakar. Gel lidah buaya dapat menyembuhkan dan memperbaiki kulit yang terkena luka bakar, termasuk luka bakar akibat paparan sinar matahari.
10. Ketombe. Lidah buaya dapat membantu mengurangi gatal dan ketombe. Lidah buaya juga bisa digunakan untuk perawatan rambut sebelum keramas.


Selasa, Juli 12, 2011

Waru (Hibiscus tiliaceus)

1. Nama tumbuhan
Imdonesia : waru
2. Klasifikasi tumbuhan
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Bangsa : Malvales
Suku : Malvaceae
Marga : Hibiscus
Jenis : Hibiscus tiliaceus
3. Deskripsi Tumbuhan
Pohon ini cepat tumbuh sampai tinggi 5-15 meter, garis tengah batang 40-50 cm; bercabang dan berwarna coklat. Daun merupakan daun tunggal, berangkai, berbentuk jantung, lingkaran lebar/bulat telur, tidak berlekuk dengan diameter kurang dari 19 cm. Daun menjari, sebagian dari tulang daun utama dengan kelenjar berbentuk celah pada sisi bawah dan sisi pangkal. Sisi bawah daun berambut abu-abu rapat. Daun penumpu bulat telur memanjang, panjang 2.5 cm, meninggalkan tanda bekas berbentuk cincin.
Bunga waru merupakan bunga tunggal, bertaju 8-11. Panjang kelopak 2.5 cm beraturan bercangap 5. Daun mahkota berbentuk kipas, panjang 5-7 cm, berwarna kuning dengan noda ungu pada pangkal, bagian dalam oranye dan akhirnya berubah menjadi kemerah-merahan. Tabung benang sari keseluruhan ditempati oleh kepala sari kuning. Bakal buah beruang 5, tiap rumah dibagi dua oleh sekat semu, dengan banyak bakal biji. Buah berbentuk telur berparuh pendek, panjang 3 cm, beruang 5 tidak sempurna, membuka dengan 5 katup (Syamsuhidayat dan Hutapea, 1991).
4. Habitat dan Penyebaran
Waru banyak terdapat di Indonesia, di pantai yang tidak berawa, ditanah datar, dan di pegunungan hingga ketinggian 1700 meter di atas permukaan laut. Banyak ditanam di pinggir jalan dan di sudut pekarangan sebagai tanda batas pagar. Pada tanah yang baik, tumbuhan itu batangnya lurus dan daunnya kecil. Pada tanah yang kurang subur, batangnya bengkok dan daunnya lebih lebar (Syamsuhidayat dan Hutapea, 1991).

 info lengkapnya klik disini

Rumput Kipas (Selaginella tamariscina)

Rumput Kipas atau Selaginella tamariscina (Beauv) Spring
1. Nama tanaman
Di Indonesia, tanaman Selaginelle tamariscina mempunyai nama daerah rumput kipas (Hutapea, 1994).
2. Klasifikasi tanaman
Divisi : Pteridophyta (paku-pakuan)
Kelas : Lycopodiinae
Bangsa : Selaginellales
Suku : Selaginellaceae
Marga : Selaginelle
Jenis : Selaginella tamariscina
(Hutapea, 1994)
3. Morfologi tanaman
Batang berbentuk bulat, liat, percabangan menggarpu atau membentuk kipas tanpa pertumbuhan sekunder dan berwarna hijau. Daun berupa tunggal, berhadapan, bersusun berbaris sepanjang batang bentuk jarum dengan panjang 1-2 mm dan berwarna hijau. Tumbuhan ini mempunyai sporangium yang tereduksi, terdapat di ketiak daun, berwarna putih kehijauan sedangkan serabutnya muncul dari batang seperti akar lekat dan berwarna coklat. Rumput Kipas mempunyai habitus terna, merayap, sedikit tegak. Batang bulat, liat, bercabang-cabang menggarpu, tanpa pertumbuhan sekunder dan putih kecoklatan. Daun tunggal, tersusun dalam garis sepanjang batang, berhadapan, panjang 1-2 mm, halus dan hijau. Spora berupa sporangium tereduksi diketiak daun dan berwarna putih. Akar serabut, muncul dari batang yang berdaun dan berwarna coklat kehitaman (Hutapea, 1994).
4. Habitat Penyebaran
Merupakan tumbuhan liar di pinggir-puiggir hutan atau dibudidayakan sebagai tanaman hias, pada ketinggian 10 m sainpai 1.500 m di atas permukaan laut. Pengumpulan bahan dapat dilakukan sepanjang tahun (Hutapea, 1994).


info lengkapnya klik disini