Cari

Kontak Kami

Untuk Pemesanan atau Informasi Tentang Benih & Bibit Tanaman Silakan Hubungi
HP/WA:
0852-2848-4369
PIN BB: 5E7B82B4
Email: Pengelola@MitraBibit.com

Alamat:

Jl. Kemiri-Karangduwur, Ds. Karangduwur,
Kec. Kemiri,
Kab. Purworejo, Jateng

Segera pesan biji atau bibit tanaman disini, dan dapatkan harga yang kompetitif dari kami.

Partner

Sahabat Mitra Bibit

Showing posts with label Budidaya Tanaman Gaharu. Show all posts
Showing posts with label Budidaya Tanaman Gaharu. Show all posts

Proses Pembentukan Gaharu Adalah Penentu Kesuksesan Anda Dalam Membudidayakannya

Di pasar internasional kayu gaharu adalah komoditi kayu termahal dan memiliki permintaan  tertinggi di dunia. Permintaan kayu Gaharu di negara - negara Eropa seperti Amerika, Cina dan Arab mendorong harga Kayu gaharu ini berada hingga dikisaran ratusan juta. Kayu Gaharu adalah kayu hasil mekanisme kimia dari tanaman pohon keras Aquillaria sp. terhadap masuknya suatu mikroba kedalam batang. Berkat mikroba yang juga kerap disebut kapang Gaharu, bagian batang yang terinfeksi kemudian akan menghitam sebagai reaksi antibody pohon dengan mengeluarkan zat kimia resin yang harum dan kehitaman. Cairan resin yang mengeluarkan aroma harum dan kehitaman inilah yang kemudian dikenal dengan kayu gaharu. Jadi artinya bahwa kayu gaharu yang selama ini harganya mahal tidak begitu saja terbentuk setelah di tanam. Sehingga perlu adanya perlakuan khusus dan buatan untuk membentuk kayu gaharu. Gaharu sendiri dihasilkan dari tanaman, sebagai respon dari masuknya mikroba yang masuk ke dalam jaringan yang terluka. Luka pada tanaman berkayu dapat disebabkan secara alami karena adanya cabang dahan yang patah atau kulit terkelupas, maupun secara sengaja dengan pengeboran dan penggergajian. Masuknya mikroba ke dalam jaringan tanaman dianggap sebagai benda asing sehingga sel tanaman akan menghasilkan suatu senyawa fitoaleksin yang berfungsi sebagai pertahanan terhadap penyakit atau patogen. Senyawa fitoaleksin tersebut dapat berupa resin berwarna coklat dan beraroma harum, serta menumpuk pada pembuluh xilem dan floem untuk mencegah meluasnya luka ke jaringan lain. Namun, apabila mikroba yang menginfeksi tanaman dapat mengalahkan sistem pertahanan tanaman maka Gaharu tidak terbentuk dan bagian tanaman yang luka dapat membusuk. Pembentukan Gaharu ini biasanya dilakukan dengan mengebor batang tanaman penghasil gaharu dan memasukkan inokulum cendawan ke dalamnya atau cara ini biasa disebut dengan proses inokulasi. Jika Anda belum mengetahui cara menginokulasi Gaharu berikut akan saya jelaskan apa saja yang perlu dilakukan untuk membentuk gaharu :
Bahan dan alat yang dibutuhkan :

Bor kayu dengan ukuran minimal 10 mm, sesuai dengan diameter batang semakin besar diameternya maka ukuran bor semakin besar, ukuran bor yang biasa digunakan berukuran 13 mm.
Genset kapasitas 450 watt atau 900 watt dan alat bor listrik.
Spidol permanent sebagai penanda titik bor.
Alat ukur meteran untuk mengukur keliling batang dan jarak titik bor satu dengan lainnya.
Pinset dan suntikan sesuai ukuran bor.
Alkohol 70 % untuk sterilkan alat dan lubang hasil bor kayu.
Masker, gunting serta kapas.
Lilin lunak, plester atau lakban, untuk menutup lubang bor.
Sarung tangan karet dan Inokulan Gaharu.
Proses pengerjaannya dengan mengikuti prosedur dibawah ini:
Ukur titik pengeboran awal 1 meter dari permukaan tanah. Beri tanda dengan spidol. Kemudian buat lagi titik pengeboran diatasnya dengan mengeser kearah horizontal sejauh 15 cm dan vertical 15 cm. dengan cara yang sama buatlah titik berikutnya hingga setelah dihubungkan membentuk garis spiral.
Ukur lingkaran batang untuk mendapatkan diameter batang. Misalkan lingkaran batang 60 cm, hitung diameternya dengan rumus : Keliling Lingkaran = diameter x 3,14. contoh 60 cm = diameter x 3,14 berarti diameter batang = 60 cm : 3,14 = 19,11 cm.
Buat lubang sedalam 1/3 diameter batang pada titik pengeboran yang sudah ditanda dengan spidol. Contoh : Kedalaman lubang bor = diameter batang x 1/3 = 19,11 x 1/3 = 6,4 cm.
Bersihkan lubang bor dengan kapas yang sudah dibilas dengan alcohol.
Masukkan inokulan dengan pinset kedalam suntikan yang ujungnya sudah dipotong, kemudian masukkan inokulan kedalam lubang sampai penuh.
Tutup lubang yang telah terisi penuh inokulan dengan lilin agar tak ada kontaminan dari mikroba yang lain. Untuk mencegah air merembes permukaan lilin ditutup kembali dengan plester atau lakban.
Cek keberhasilan penyuntikan setelah 3 bulan, caranya buka plester dan lilin kemudian kupas sedikit kulit batang, jika batang tampak berwarna coklat kehitam hitaman berarti penyuntikan berhasil. Tutup kembali lubang dengan lilin dan plester.
7 (tujuh) bulan setelah penyuntikan ambil sample dengan mengebor lubang baru 5 cm diatas lubang sebelumnya, jika serbuk hasil bor sudah hitam atau wangi atau sesuai dengan ciri-ciri yang diinginkan maka pohon sudah dapat dipanen jika belum sesuai tutup kembali lubang dengan lilin. Tanda hasil mulai maksimal jika daun gaharu sudah mengering 50 % hal ini biasanya terjadi pada 1,5 tahun sampai 2 tahun setelah penyuntikan tergantung dari besarnya diameter batang, semakin besar diameter batang maka proses mengeringnya daun semakin lama.
Produksi gubal gaharu akan terbentuk setelah perlakuan berjalan 3 bulan. Hal ini dimulai dengan berubahnya warna kayu sekitar penyuntikan menjadi cokelat dan bertekstur keras kemudian kulit batang menjadi lunak, berbau wangi, tajuk tanaman menguning dan rontok, serta terjadi pembengkakan, pelekukan, atau penebalan pada batang dan cabang tanaman.  Pemanenan dapat dilakukan mulai dari 1 tahun setelah penginokulasian dengan cara menebang pohon.
Adapun untuk mendapatkan tanaman yang tahan terhadap hama agar proses pertumbuhan dan pembentukan Gaharu nantinya dapat berjalan secara optimal, perlu adanya bibit yang mempunyai kualitas baik agar menghasilkan tanaman yang bermutu nantinya. Untuk itu kami CV.Mitra Bibit telah menyediakan bibit-bibit tanaman gaharu yang siap tanam dan pastinya dengan kualitas baik, tahan terhadap serangan hama.


Cara Budidaya Tanaman Gaharu

Investasi gaharu kini makin banyak diminati. Untuk menanam bibit gaharu langkah-langkahnya sebagai berikut:
 
1. Pemilihan Benih
kita harus benar-benar memilih biji gaharu yang sudah tua dan berkualitas baik agar buah tersebut bisa tumbuh secara maksimal. Foto dibawah ini adalah gambar biji gaharu sebelum dikupas, proses pengupasan biji gaharu, dan hasil biji gaharu yang telah di kupas.
 



 
2. Proses Penyemaian
Setelah kita mendapatkan biji gaharu yang baik langkah seterusnya adalah penyemaian biji, proses penyemaian sebaiknya di tempat yang teduh karena bibit gaharu tidak tahan dengan suhu udara panas. Langkah penyemaian bisa juga di lakukan langsung di media polibek bisa juga dengan media lain pada intinya di tempat yang teduh. Untuk penyemaian di lahan terbuka dapat dipasang paranet untuk mengurangi panas matahari. Gambar dibawah ini adalah lahan penyemaian bibit gaharu yang dipasang paranet untuk mengurangi cahaya matahari agar tidak terlalu panas.


3. Pemupukan dan perawatan pada lahan semai
Hama yang paling sering menyerang tanaman ini dalah ulat daun yang dapat menyebabkan tanaman mati atau tidak dapat tumbuh dengan baik.Untuk itu sebaiknya di lakukan penyemprotan 2-3 minggu sekali agar hasilnya lebih maksimal serta pemupukan bisa di laksanakan 1 bulan sekali. 
 
4. Pemindahan Lahan / Penanaman
Setelah ketinggian tanaman mencapai 50cm barulah tanaman dipindah ke lahan penanaman. Sebelum penanaman sebaiknya dipersiapkan lahan terlebih dahulu. Buat lubang pada lahan dan di isi dengan pupuk kompos, diamkan hingga 2 minggu agar hasilnya lebih baik. Jarak tanam yang ideal untuk poho ini minimal 2x3 meter. Karena tanaman ini tidak tahan dengan udara yang panas, maka lahan harus ditutup atau diberi peneduh hingga tanaman benar2 kuat. Agar lebih efektif, tanaman ini dapat ditanam pada lahan tumpang sari. Tanaman ditanam pada sela-sela tanaman peneduh seperti karet, pepaya, pisang atau tanaman lainnya yang dapat digunakan sebai peneduh. Sebaiknya penanaman atau pemindahan lahan ini dalakukan pada awal musim penghujan.
5. Pemeliharaan
Pemupukan dapat dilakukan sekali 3 bulan, namun dapat juga setiap 6 bulan dengan kompos. Penggunaan pupuk kimia seperti NPK dan majemuk dapat juga ditambahkan setiap 3 bulan dengan dosis rendah (5 gr / tanaman) setelah tanaman berumur 1 tahun, kemudian dosisnya bertambah sesuai dengan besarnya batang tanaman.
Hama tanaman / pohon penghasil gaharu yang perlu diperhatikan adalah kutu putih yang hidup di permukaan daun bawah, bila kondisi lingkungan lembab. Pencegahan dilakukan dengan pemangkasan pohon pelindung dan pruning agar terkena cahaya matahari diikuti penyemprotan pestisida seperti Tiodane, Decis, dan Reagent. Pembersihan gulma dapat dilakukan sekali 3 bulan atau pada saat dipandang perlu.