About my Blog

But I must explain to you how all this mistaken idea of denouncing pleasure and praising pain was born and I will give you a complete account of the system, and expound the actual teachings of the great explorer of the truth, the master-builder of human happiness. No one rejects, dislikes, or avoids pleasure itself, because it is pleasure, but because those who do not know how to pursue pleasure rationally encounter consequences that are extremely painful. Nor again is there anyone who loves or pursues or desires to obtain pain

Showing posts with label office. Show all posts
Showing posts with label office. Show all posts

Ah Pak Dahlan,...

Sewaktu jalan pulang dari cafe ada informasi.
“Surat edaranmu, ditanyain ama XXX”.
“katanya, “saya kok gak dibilangin ya?”.
Ah, lagu lama lagi. Mulai lagi penyakit itu. Saya memang sengaja kasih edaran ke agen-agen agar mereka menertibkan lagi database mereka. Yach, seperti yang saya tulis kemarin. Tentu saja hal itu sudah seringkali kita rapatkan, dan tinggal di floor-kan aja ke lapangan.Pak Dahlan sendiri pun mendengungkan untuk memperbaiki semua database pelanggan, walau itu butuh waktu yang tidak sebentar. Saya berfikir : apakah saya harus melapor terus tiap akan melangkah?, toh jika begitu alangkah terhambatnya pekerjaan saya. Kita cukup sepakati apa yang kita lakukan, langkah-langkah dan rambu-rambunya saja kan cukup!!. Selama saya bekerja dalam aturan dan tidak melanggar rambu,hal seperti itu wajar saja kan?. Nanti saya juga pasti laporkan, lagian saya bukan orang yang suka memanipulasi data!!. ah, kapan saya kerja bisa enjoy...
Ah Pak Dahlan, andai saja semua manajer anda, juga searif anda, segigih seperti cerita anda di kolom depan Jawa Pos....kita pasti akan senang memajukan perusahaan dan ikhlas dalam bekerja.

PLEASE DEH, TERTIB ADMINISTRASI GITU LOH.


“Selamat pagi, Radar Malang ada yang bisa saya bantu?”

“Mas, koran saya jam segini kok belum diantar ya?”

“Boleh tau no. pelanggannya ibu?”

“wah saya gak tau tuh!”

“Dari kuitansi resmi kami bu.”

“kuitansi resmi??.. saya taunya cuma nerima taip hari dan membayar tiap bulan, itu saja.”

Capek deh...tapi demi kepuasan pelanggan tetap saja saya catat nama, alamat dan no. telp yang bisa dihubungi.

Tik..tik.. enter..masukkan nama.. NIHIL!!

Tik...tik..enter masukkan alamat...NIHIL!!

Kenapa sih orang tak mau bersusah payah sedikit saja untuk tertib.
Toh, jika dipikir itukan gratis (di tempat saya kerja).
Dan tentunya jika ada masalah seperti ini, cepat diatasi.
Sudah 1 bulan lebih saya mulai dari NOL, menata kembali database pelanggan. Karena data terbaru yang diupdate adalah tahun 2003 an. Mungkin tiap hari ditambah, tetapi dengan seiring waktu, yang sudah tidak lagi berlangganan, pindah alamat, pindah agen, atau bahkan data fiktif yang diberikan makin menumpuk. Masak oplah 100, pelanggannya200. Malah ada yang oplah cuma 800, eh kuitansi pelanggannya 1600!!!!. Bagaimana hemat tuh kertas!!!!

Kerjasama dan keterbukaan, dan terutama “kesadaran” para costumer kita masih sangat lemah. Untuk tertib administrasi saja kita sering cari jalan pintas, karena memang tak semuanya efektif dan masih terlalu berbelit sehingga bisa memunculkan korupsi. Akan tetapi, sebagian besar perusahaan swasta sudah melakukan tertib administrasi, itupun juga sudah didukung kecepatan dan kenyamanan bagi anda. Semisal saja registrasi kartu prabayar anda.

Tertib administrasi bisa saja dimulai dengan menyimpan struk semua pengeluaran anda, cukup yang besar-besar (diatas Rp.20.000,-), kemudian anda lihat lagi akhir bulan. Itu bisa membuat anda sadar apa yang telah anda lakukan selama 1 bulan kebelakang dan bisa merencanakan pengeluaran bulan berikutnya.

“wah agen saya gak pernah memberi kuitansi resmi tuh, gimana ya?”
Capek deh.....