Showing posts with label Ketan. Show all posts
Showing posts with label Ketan. Show all posts

Tuesday, 29 March 2016

Songkolo/Sokko aka Ketan Serundeng




Seperti biasa kami ibu ibu kompleks di sini rajin jalan/jogging keliling kompleks. Kadang sendiri sendiri kadang juga bareng biar seru sambil ngobrol. Hehehe dasaar ya ibu ibu. Tapi jangan kawatir bu ibu ngobrolnya ngga aneh aneh kok, palingan tentang makanan atau hobbi atau anak anak. Alhamdulillah teman teman di sini baik baik semua. Pada gak suka gosip. Kalau cuaca mendung sesekali kami berenang di danau. Kadang kadang ya bawa makanan juga. Makan ringan aja gak berat berat. Bahaya kalau berat entar pulangnya gak bisa mendaki. Keberatan perut....wakakakakakaaaa. Ibu ibu ya gak bisa jauh jauh dari makanan. Ya makanan itu kan hiburan bu ibu. Bikin hari hari tambah happy ^^. Masalahnya, niat olahraga biar sehat dan langsingnya jalan nggak ya. Jangan jangan malah tambah ndut >,<

Di sini alhamdulillah fasilitas mendukung kalau mau olahraga. Danaunya sepi kalau pagi pagi. Para bapak bapak kan kerja ya. Anak anaknya sekolah. Nah tinggallah ibu ibunya. Bebas menggunakan danau seluas itu. Kalau kami berenang jarang ada orang lain lagi di sana. makanya kami suka berenang rame rame. Nah kemarin itu aku bawa nasi sokko buat bekal berenang. Atau kalau orang Makassar bilang songkolo yaitu nasi ketan. Yaaa kalau Betawi ketan serundeng biasanya pakai ebi...kalau yang ini serundengnya biasa aja cuman pakai bumbu. Proteinnya ada di ikan asin pendampingnya. Paling nikmat ditemani ikan asin sunu/kerapu. MasyaAllah nikmaaatnya dinikmati bersama sambel terasi tumis....
Untuk resep sudah pernah kuposting dulu di songkolo bagadang ya. Yang ini versi ketan putih saja.

Di bawah ini adalah teman temanku yang sopan baik hati dan tidak sombong....hehehe love u all!! Stay healthy ya...

Wednesday, 23 March 2016

Putu Ayu Ketan


Aku kalau sehari ngga makan kue rasanya ada yang kurang. Apalagi kalau gak ada kegiatan, cuman di rumah aja kayaknya mau ngapain ya...buntut buntutnya pasti pingin ngemil. Nah berhubung aku mengurangi gluten, sekarang mulai sering lagi praktekkan resep tradisional. Karena kita tau kan kue tradisional itu umumnya pake bahan bahan alami dan tepungnya pun biasanya tepung beras dan ketan. Banyak juga sih yang pakai terigu. Contohnya putu ayu. Biasanya kan putu ayu pakai tepung terigu atau ketan hitam. Nah kali ini aku coba pakai tepung ketan putih. Resepnya lihat di instagramnya mba Silvia Pratiwi. Makasih ya mba kuenya enaaak...

Hasilnya ternyata ngga kalah enak. Bedanya putu ketan ini ngga terlalu lembut mengembang ringan. Tapi lembut legit agak kenyal kenyal gitu. Perpaduan antara cake dan mochi ^^

berikut ini bahannya dari mba Silvia ya...

Bahan : 
- 125 gr tepung ketan putih
- 100 gr gula pasir
- 2 butir telur
- 1/4 sdt garam
- 8 lembar daun pandan blender bersama 100 ml santan

Taburan (aduk rata) :
- 1/4 butir kelapa setengah tua, dikupas lalu parut
- 1/4 sdt garam halus

Cara membuat :
  1. Tata kelapa parut di dasar cetakan putu ayu yang sudah dioles sedikit minyak. Panaskan kukusan.
  2. Kocok telur, gula, garam hingga kental mengembang. Masukkan tepung ketan bergantian dengan santan dalam 3 tahap sambil dikocok kecepatan rendah.
  3. Tuang adonan di atas kelapa. Kukus selama 15 menit. Angkat. Setelah agak dingin keluarkan dari cetakan.



Saturday, 26 September 2015

Ketan Duren Lumer



Gambar kue ini selalu wara wiri di internet. Sudah pasti bikin mupeng kan ya teman teman.  Baru membayangkan aja udah ileran. Aiiiiiiisssh harus bikin juga ini. Stok duren di kulkas pun sudah memanggil manggil untuk diberdayakan, hehehe.

Resep durennya lihat di blognya mba Wardani cuma dimodif dikit. Untuk ketannya aku pakai resep sendiri. Hasil vla durennya ini cenderung lembek ya mba ngga sepadat isian vla kue sus. Makanaya dibilang ketan lumer karena begitu disantap durennya lumer tanpa perlawanan. Kalau ditaruh di loyang ngga bisa dipotong. Tapi kalau suka yang lebih kokoh tepungnya bisa ditambahkan lagi. Disesuaikan aja. 

Rasanya....jangan ditanya. Rasa nambah terus. Sluuurrpphhh^^

Wednesday, 27 August 2014

Serimuka Jagung





Benar benar berhasil Kak Ita "Masam Manis" ngimingin kue serimuka jagungnya. Judulnya aja pake kata "yang sangat sedap" di belakangnya. Lhaaa siapa yang tidak penasaran. Langsung belanja bahan setelah baca resepnya. Tadi eksekusi dah hasilnya????

Lembuuuut dan harum aroma jagung plus gurih ketannya. Enaaaak...ini tipe jajanan favoritku. Kak Ita pun pandai sekali mengakali resep. Supaya lebih efisien beliau menggunakan rice cooker tuk memasak ketannya. Ternyata lembut dan nggak beda dengan yang dikukus/diaron menggunakan dandang. Malah ini hanya sekali masak aja dah beres. Jempol dah kak Ita. Resep aslinya silahkan lihat di blog kak Ita Masam Manis ya. Aku cuman nambahin gula pasir sesuai selera manisku. Yang lainnya pas deh pokoknya.
Sekedar tips saja...lapisan atas jagungnya teksturnya sangat lembut. Kalau mau versi lebih padat bisa ditambahkan sedikit tepungnya ya. Tapi kalau aku sudah pas dengan yang lembut ini. Hmmm yummiiii...tengkiuuu kak Ita sayang!

Sebagai pengukur Kak Ita menggunakan cawan yang dalam bahasa Indonesia dikonversi ke cup atau cangkir teh standar ya. Bukan mug. Gambar step by stepnya bisa dilihat di blog Kak Ita.

Saturday, 8 March 2014

Lopis





Minggu yang lalu aku senang sekali. Dapat kiriman lopis buatan mamaku. Memang sudah lama kangen...pingin makan lopis. Kebetulan bapak sudah selesai masa cutinya di Makassar. Mau balik ke tempat kerja transit dulu di rumahku sekalian bawakan titipan mama. Nggak tanggung tanggung...8 buah lopis utuh. Masih dalam keadaan beku. Jadi nanti ketika akan disajikan di simpan dulu di suhu ruang lalu dipanaskan kembali. Caranya didihkan air dalam dandang, masukkan lopisnya dan masak sampai sekitar 1-20 menitan. Air harus dalam keadaan mendidih. Volume air rebusan sebaiknya setinggi lopis pada saat posisinya dibaringkan dalam dandang jadi bukan dalam posisi berdiri.

Nikmatnyaaaa...aku tinggal menambahkan cenil saja dan lopis campur pun siap disajikan. Larutan gulanya aku buat dengan tambahan duren. Nikmaaaaat. Lopis mamaku tidak ada duanya. Legit, lembut, matang sempurna. Hehe ya iyalah...semua anak anak pasti mengidolakan masakan mamanya ya kan. Tapi memang buatan mamaku is the best. Kesukaanku memasak dan membuat kue adalah warisan beliau ^^






Di bawah ini aku sertakan step by step pembuatan lopis yang sempat diabadikan bapakku. Gambarnya agak kabur karena menggunakan kamera HP. Supaya bentuknya seragam mama menggunakan cetakan dari kayu seperti di gambar. Daunnya dibentuk dan diikat di satu sisi dengan tali rafia kemudian setelah membentuk tabung kayunya dilepas. Daunnya dibentuk semua sampai habis lalu beras ketan yang sudah dicuci diisikan ke dalamnya. Berasnya diisi hampir penuh dengan menyisakan space sekitar 3 jari di ujungnya yang memberi ruang untuk ketan mengembang. Setelah diisi beras ketan lopisnya ditutup dan diikat kembali dengan tali rafia.

Lopis ini dimasak selama 5 jam dengar air yang banyak setinggi lopisnya supaya tahan lama. Lopis mamaku tahan sampai seminggu di suhu ruang. Dimasukkan ke dalam dandang dalam keadaan air rebusan dah mendidih. Kalau dalam keadaan beku bisa tahan berbulan bulan. Tipsnya agar tak mudah basi, selain dimasak selama 5 jam, setelah matang segera angkat dari dandang dan cuci sekejap di bawah air keran supaya licin licin dari air kukusannya hilang. Segera lap dan posisikan dalam keadaan berdiri sambil diangin anginkan.






Thursday, 11 July 2013

Timphan...lagi...



Timphan lagi....jangan bosan yaaaaaa. Ini asli enak. Aku dah coba 3 macam timphan. Labu, ubi ungu dan pisang. Ternyata yang jadi juara adalah timphan pisang. Nggak bisa dijelasin, harus coba sendiri baru tau maksudku. Karena enaknya itulah aku bolak balik bikin dengan beberapa variasi. Daftar berikutnya timphan durian. Next time aja kalau musim durian....sabaaar yaaaa

Resepnya kulit timphannya aku dapat dari Mbak Yeni NCC. Silahkan lihat di sana biar lebih jelas ya. Isinya sisa sarikaya dari timphan ubi ungu kemarin. Yang pakai nangka enak dan wangi.

Tuesday, 9 July 2013

Timphan Ubi Ungu




Masih ingat labu yang aku buat dulu? nah karena aku suka hari ini aku bikin versi ubi ungunya. Rasanya sama enaknya dan sama wanginya. Bentuknya dah aku perbaiki. Dulu bikinnya langsing banget. Sekarang agak agak langsung deh, hehe ^^

Resep silahkan lihat di sini ya. Cuma labu diganti sama ubi ungu.

Wednesday, 19 June 2013

Kue Palu (Makassar)




Namanya kue palu, sama sekali bukan karena berasal dari daerah Palu ataupun dibuat menggunakan palu, hehe ^^. Aku yakin masih banyak teman yang belum pernah mencicipi kue yang satu ini. Aku juga makannya dulu waktu masih kecil. Kalau nenek datang biasanya beliau membawakan kue ini dan satu lagi favoritku, kue jipang. Suka sekali semuanya. Dua duanya dari beras ketan sangrai. Untuk kue palu, aromanya wangi khas ketan sangrai, ditambah kelapa parut dan gula pasir/merah. Teksturnya sedikit legit, tapi kalau dimakan harus hati hati karena beremah. Yang unik ya tekstur ketan dan kelapanya itu menurutku. Kalau menggunakan gula merah usahakan serut sehalus mungkin. Kalau menggunakan gula pasir cari yang butirannya halus seperti kastor. Ini nanti yang menyumbang sensasi krenyes krenyes ketika dikunyah. Dibentuk dengan cara dipadatkan dalam cetakan kue mangkok menghasilkan kue yang kelihatan kompak tapi begitu dikunyah langsung lumer di mulut.

Walaupun berasal dari Sulawesi Selatan kue ini jarang dijumpai di kota kota besar. Biasanya di daerah atau di kampung kampung saja orang suka membuatnya. Bukan karena kue ini kurang enak loh...tapi justru karena proses pembuatannya lumayan ribet . Bahannya cukup simpel. Cuma beras ketan, kelapa, dula pasir dan sedikit garam.

Aku bangga termasuk salah satu yang berhasil membuatnya. Bagaimana tidak...jangan dikira kalau kita punya gadget dapur yang lumayan canggih seperti blender atau food processor bisa dengan mudahnya membuat kue ini. No...no..no... . Aslinya beras ketan yang sudah disangrai kecoklatan ditumbuk menggunakan alu atau digiling dengan gilingan khusus. Setelah itu diayak. Begitulah dilakukan berulang ulang sampai beras ketannya habis menjadi bubuk semua. Walaupun bubuk nggak berarti halus seperti tepung terigu ya karena saringan yang digunakan bukan saringan halus. Masih terasa bulir bulir ketika dikunyah. Setelah itu dicampur dengan kelapa parut yang sudah dikukus supaya bisa tahan agak lama. Gulanya yang lumayan banyak merupakan pengawet alami dan membuat kue ini bisa bertahan sampai beberapa hari.

Nah karena aku nggak punya alu/gilingan, jadilah aku pake blender. Tau apa yang terjadi?? 10 kalipun aku blender berasnya nggak mau halus bener, pasti ada beras yang masih kasarnya tertinggal. Banyak lagi. Jadinya kue yang berhasil tercetak cuman jadi separuh dari resepnya. Tapi yang penting sudah tahu proses pembuatannya. Jadi lebih menghargai kue kue tradisional kita. Rasa capeknya hilang seketika ketika anak anak antusias makannya dan suka sekali sama kuenya. Kata mereka, kok bikinnya dikit sekali padahal kue ini enak sekali. Maaf ya anak anak...ibumu kurang telaten. Sebenarnya masih ada sisa tepung beras ketan yang masih kasar di dalam blender. Nanti mau coba lagi siapa tau bisa halus kalau aku sabar nungguin...hehe *mengharap keajaiban*




Friday, 31 May 2013

Legit Putih Telur (Lampung)





Seperti janjiku kemarin, hari ini aku praktek bikin lapis yang lain dari daerah Lampung. Berbeda dengan lapis legit biasa yang menggunakan banyak kuning telur, yang satu ini menggunakan putih telur. Kebetulan aku punya banyak sekali putih telur di kulkas sisa bikin lapsur kemarin. Bukan berarti kalau pakai putih telur lapis ini tidak legit dan enak lho. Salaaaaah. Kayaknya yang bikin resepnya memang pandai dan cermat. Tekstur kue putih telur biasanya kurang legit dan rasanya cenderung plain...maka resep ini menggunakan ketan supaya dapat legitnya dan menggunakan gula merah tuk wangi dan gurihnya. Benar benar seperti makan lapis legit biasa. Nggak nyangka juga aku. Ternyata enak. Anak anak langsung habis banyak. Mungkin besok besok aku masih mau bikin lagi...soalnya masih banyak stok putih telurku.

Resep aku dapat dari Majalah Sedap 2005. Resepnya cuman sedikit aku modifikasi. Dikurangi sedikit gula karena manis sekali. Aku tambahkan sedikit bumbu speku biar wangi kayak lapis legit asli. Menurutku gula merah dan spekku adalah pasangan serasi. Mirip mirip kue ontbijtkoek.

Setelah beberapa kali membuat resepnya aku revisi supaya manisnya pas ya...

Saturday, 13 April 2013

NCC- JTIW : Jaje Batun Bedil (Bali)




Laporan ketigaku untuk NCC JTIW. Sebenarnya ini adalah resep tuk Majalah Rasa Indonesia tapi sekalian aja aku setoran juga buat ajang ini. Karena temanya cocok. 
Namanya jaja (baca: jaje) batun bedil dari daerah Bali. Mirip mirip gempol tapi ini disajikan dengan taburan kelapa parut. Jaje artinya adalah kue/jajan sedangkan batun bedil adalah biji peluru. Koreksinya ya temen temen dari Bali yuhuuuu *Sashy* ....

Apa hubungannya dengan peluru?? hehe aslinya kue ini adonan ketannya dibentuk bulat dengan ujung runcing seperti peluru tapi yang populer memang dibentuk seperti di atas. Kalau di Makassar ini namanya katiri mandi. 

Tuk resep tunggu Majalah Rasa Indonesia edisi 5 terbit yaaaaaa....*biar penasaran*

Friday, 12 April 2013

NCC JTIW : Kue Kembang Seruni (Makassar)



Ini kali kedua aku posting kue kembang seruni. Pingin juga ikutan ajang NCC JTI (jajanan tradisional Indonesia). Orang orang udah pada setoran ke 4 ke 5 dan seterusnya, aku malah baru setor. Gemes juga karena jajanan Makassar atau Sulawesi Selatan masih kurang terekspose. Orang hanya mengenal pisang hijau. Padahal banyak sekali kue kue tradisional lainnya yang belum terekspose. Contohnya bolu peca', ka'dong bo'dong, cucur bayao, siri manis, biji nangka dan masih banyak puluhan lainnya...

Beberapa kue ini memang bukanlah jajan pasar yang umum. Jarang dijumpai di pasar. Biasanya dibuat pada saat acara acara besar saja seperti pernikahan. Disusun dalam piring  sedemikian rupa dan ditempatkan dalam piring saji bertutup yang dinamakan 'bosara'. Cirinya satu. Maniiiiiis dan menggunakan banyak telur. Untuk sebagian orang dianggap kemanisan dan berbau telur tapi begitulah adanya. Justru ternyata banyak yang suka malahan kalau acara acara besar selalu dicari.

Kue kembang seruni ini mirip kue ku dari Jawa. Tapi isiannya terbuat dari kentang dan dimakan bersama saus santan. Aslinya kue ini tidak menggunakan pinset bergerigi membentuknya. Cukup menggunakan ujung jari jempol dan telunjuk dijepit jepi sampai terbentuk motifnya. Mulai dari arah tengah ke luar. Kalau punyaku kayaknya lebih mirip mawar deh daripada seruni. Tapi gak papalah...setidaknya ada gambaran seperti apa rupanya kue yang satu ini.


Tuesday, 2 April 2013

Bubur Candil Labu




Bubur candil labu??? dimana-mana candil kan ketan ya. Memang iya sih tapi aku pingin variasi aja kebetulan aku ada labu kukus yang udah kuhaluskan di freezer. Ternyata teksturnya lebih lembut. Ada kenyal kenyalnya tapi nggak terlalu. Aroma labunya tipis aja. Justru durennya yang kerasa, hihi. Memang aku tambahkan duren sih. Yang jelas kandungan gizinya lebih banyak daripada ketan aja kan??

Tuesday, 18 December 2012

Kue Pare Asin (Palembang)




Jajanan tradisional yang satu ini berasal dari Palembang. Disebut pare karena bentuknya memang menyerupai sayur pare/paria. Memang masih kurang populer dibanding empek empek. Mungkin karena cara bikinnya yang relatif rumit. Di Palembang sendiripun yang lebih populer adalah kue pare versi manis. Kalau yang asin isinya ayam mirip mirip isian lemper, sedangkan versi manisnya isinya enten kelapa. Thanks to sahabatku Yessi dan teman temannya yang udah mau sharing resepnya. Super lengkap resep dan step by stepnya sekalian konsultasinya juga, hehe *peluuuuk*. 

Penasaran kan gimana bikinnya dan gimana rasanya?? yuuuuuk silahkan download Majalah Rasa Indonesia edisi Desember 2012. Selain dapat resep menarik, bisa belajar ilmu food photography juga lho...


 

Monday, 3 December 2012

Mochi with Red Bean Filling



Akhirnya rasa penasaranku terbayar sudah. Pembuatan mochi beda metode menghasilkan mochi yang beda pula. Terutama di teksturnya. Dulu aku sudah pernah bikin mochi dengan cara mudah yaitu seperti membuat klepon. Bahan tepung tidak dikukus dan langsung saja dibentuk baru kemudian dikukus. Sedangkan metode yang baru aku pakai yaitu mengukus adonan mochi sempai matang lalu dibentuk dan diisi nggak perlu dikukus lagi. Teksturnya sama sama kenyal tapi cara yang terakhir menghasilkan mochi yang lebih lembut dan chewy dan bertahan lama walaupun dah dingin.
Aslinya kan memang pake cara yang kedua tapi dulu itu karena mau gampang dibikin kayak klepon. hehe...

Thursday, 15 November 2012

Putu Cangkir vs Putu Ambon




Sudah lama penasaran pengen bikin kue ini tapi selalu terkendala alat. Bahannya hanya ada di Makassar dan di toko khusus. Cetakan ini berbentuk bulat seperti setengah lingkaran yang ada corong kecilnya. Sedangkan kukusannya hanya mempunyai sedikit lubang dan ukurannya agak besar. Nanti setelah diisi tepung, bagian corongnya dimasukkan ke dalam lubang kukusan sehingga distribusi panasnya hanya ke lubang tersebut...makanya matangnya cepat. 

Putu cangkir dan putu ambon adalah jajanan khas Sulawesi Selatan. Jarang dibuat sendiri di rumah. Hanya biasa dijajakan oleh penjual di pinggir jalan. Keduanya menggunakan bahan yang sama cuman beda di jenis gula dan cara membuatnya. Kalau putu cangkir bahannya tepung ketan putih yang disiram air gula merah/putih diberi isian kelapa+ sedikit garam lalu dikukus. Sedangkan putu ambon bahannya tepung ketan putih campur kelapa dan garam, diisikan gula merah lalu dikukus. Yang khas adalah adonannya tepungnya berbutir butir halus khas hasil pengayakan.

Kali ini tanpa menggunakan cetakan dan kukusan yang semestinya, aku tetap niat bikin. Nekat beneeer walaupun gak ada resepnya. Pokoknya pake feeling aja. Dikit dikit aja biar kalo gagal nggak mubazir. Dengan menggunakan cetakan pie mini jadi juga putu cangkirnya. Hihi...walaupun beda bentuk rasanya tetap yummi. Cuma pada percobaan pertama gambar di atas, putu cangkirnya agak berat dan padat. Kan harusnya ringan. Aku tanya mama katanya adonannya tidak boleh ditekan tekan sambil dipadatkan. Karena nanti ketika dikukus tepung akan mengembang sedikit kena uap panas. Oaaaalahh...ternyata!! hihi...







Kelapa yang digunakan untuk isian putu cangkir sebaiknya diparut sendiri mengikuti serat agar hasilnya panjang panjang dan cantik. Dan cara parut ini cocok untuk bikin isian enten atau cangkuning. Kalau kelapa parut halus yang cara parutnya melawan serat cocoknya tuk dicampurkan ke dalam adonan seperti untuk membuat putu ambon di bawah.





Akhirnya aku bikin lagi batch kedua dengan mengikuti saran mama. Hasilnya sukseeeesss...ringan.
Dan satu lagi yang khas adalah cara menyantapnya yang dikepal kepal supaya padat dan isian kelapanya tidak berhamburan. Paling enak dan afdol dinikmati hangat sambil menyeruput teh panas. Nyamannaaaaa...!




Yang di atas aku bikin 2 versi. Putu cangkir cokelat dan putih. Yang membedakan adalah satu menggunakan gula merah dan satu gula pasir. Lebih enak yang merah dong...berikut resepnya ya,

Bahan (untuk sekitar 8 buah) :
- 75 gr tepung beras putih
- 50 gr tepung ketan putih
- 100 gram gula merah dimasak bersama 100 ml air dan pandan, saring
- secubit garam

Bahan filling (aduk rata) :
- 1/4 butir kelapa setengah tua, kupas dan parut
- secubit garam

Cara membuat :
  1. Siapkan kukusan. Panaskan dengan api tinggi.
  2. Aduk tepung tepung beras, tepung ketan dan garam halus sampai rata. Tambahkan air gula merah sedikit sedikit sambil diaduk sampai berbutir kasar dan lembab. Larutan gula merahnya tidak harus habis. Jangan sampai basah karena akan susah diayak. Ayak sampai keluar butiran halus.
  3. Masukkan sedikit tepung dalam cetakan. Jangan ditekan tekan. Beri isi kelapa lalu tutup lagi dengan tepung.
  4. Tata cetakan dalam dandang. Kukus selama kurang lebih 35 menit (kalau memakai kukusan khusus hanya sekitar 5 menit) atau lebih lama kalau cetakannya besar. Kalau belum matang lepaskan dari cetakan lalu kukus lagi tanpa cetakan.
  5. Angkat, biarkan uap panasnya hilang, simpan dalam wadah tertutup agar tidak kering.



Nah...yang di atas ini adalah putu ambon. Bahannya sama dengan putu cangkir. Tepung ketan diberi air secukupnya yang sudah diberi garam sampai berbutir butir lalu ayak. Tambahkan kelapa parut lalu aduk asal rata. Padatkan dalam cetakan beri gula di tengahnya lalu tutup lagi dengan adonan lalu kukus sampai matang. Rasanya legiiiit, gurih dan manis...



Tuesday, 6 November 2012

Ka'do Bo'dong





Ka'do Bo'dong adalah jajanan khas dari daerah Sulawesi Selatan. Semacam kue dadar dari ketan. Rasanya khas legit ketan dan manis dari isian kelapanya. Hubby dan anak anak suka sekali, tapi sayangnya jarang yang menjual. Makanya aku mencoba tuk bikin sendiri. Tapi kue ini betul betul bikin penasaran. Bayangkan...sudah tiga kali bikin gagal terus. Sebenarnya sudah hampir menyerah. Tapi tak disangka-sangka bala bantuan datang, hihi. Aku diperkenalkan dengan adiknya teman yang pintar bikin kue ini namanya Rahmi dari Bone. Sehari hari memang Rahmi jualan kue. Nggak heran jadinya. Segera aku konsultasi, walaupun hanya lewat telepon. Semua pertanyaanku dijawab dengan jelas. Aku jadi tau selama ini aku salahnya di mana. Aku selalu pake ayakan biasa yang notabene terlalu halus. Jadinya adonan susah keluar dan kalaupun keluar lama baru bisa menutupi permukaan teflon. Adonan yang sudah turun duluan keburu mengering sementara aku belum selesai mengayak.

Tuesday, 30 October 2012

Lappa' Lappa'







Assalamualaikum...

Apa kabar duniaaaa? semoga pada sehat semuanya ya...kangeeeen eeeuy ! Tuk teman teman muslim semoga belum terlambat tuk mengucapkan Selamat Idul Adha yaaaa.

Alhamdulillah, senangnya bisa ngeblog lagi. Mungkin ada teman yang bertanya kok cutinya lama sekali. Beberapa minggu ini aku memang off ngeblog. Bukan karena malas ataupun baking blue...tapi memang ada urusan keluarga yang butuh perhatian khusus. Jadi semoga dimengerti ya...sebenarnya akupun sendiri udah gak sabaran. Tangan kiri kanan gatal pingin posting hehe...kalo baking and cookingnya sih teteup tapi gak ada waktu buat foto, ngedit dan ngeblog. So, bulan ini rekor deh postingannnya paling dikit, heuw heeew "~"

Thursday, 27 September 2012

IDFB Challenge #6 : Festive Rice





Posting ini aku buat dalam rangka mengikuti IDFB (Indonesian Food Blogger) challenge #6 . Karena bertepatan dengan ulang tahun pertama IDFB, temanya kali ini seru. Festive Rice. Aku mengangkat menu "Kaddo' Minynyak" khas Sulawesi Selatan.

Friday, 31 August 2012

Cake Tepung Ketan Campur



Senaaaaaang bisa balik lagi ke dapurku. Dua minggu sudah usai masa liburan. Sekarang waktunya balik lagi sibuk sibuk di dapur. Udah balik dari malang dari hari senin kemarin, tapi masih sisa capeknya. Cucian dan setrikaan bertumpuk...rumah berdebu, aiiiiiiihhhh...


Hari ini aku sempatkan bikin cake tepung ketan campur. Tepung ketan campur ??? apa maksudnya? maksudnya campuran tepung ketan hitam dan tepung ketan putih. Hehe...ribet banget ya. Niat awalnya emang mau bikin cake tepung ketan hitam...ngiler ama postingannya Ummu Fatima dan reviewnya yang bilang kalo semua pada suka karena kelegitannya. Tapi apa daya...dulu waktu pesan sama ibu penjual di pasar...kayaknya dicampur ama ketan putih karena warnanya emang nggak hitam. Dibilang putih enggak, hitam enggak, abu abu juga enggak....hwaaaaaa.....

Dulu malah tepung ini udah pernah aku bikin kue ku ketan hitam dan putri ayu ketan hitam...tapi ya seperti diduga warnanya kurang cantik laaaahhh. Kalo rasa sih ya tetep endang lah yawww...

Makasih ya ummi resepnya...cakenya jadi favorit keluargaku juga. Tetap ngembang kayak cake biasa tapi dengan tendangan rasa legit ketan hitam...resep aslinya dari Sajian Sedap. Aku bikinnya setengah resep aja ngikutin Ummu Fatima heheeeeee...

Bahan :
- 3 butir telur ayam
- 120 gr gula pasir halus 
- 1/4 sendok teh garam
- 1/2 sendok teh emulsifier (mis : sp/tbm)
- 125 gr tepung ketan hitam
- 1/2 sdt vanili bubuk
- 100 gr margarin dilelehkan (aku pake minyak jagung)
- 1 sdm susu kental manis putih


Cara membuat :
  1. Kocok telur, gula pasir halus, garam, dan emulsifier sampai mengembang.
  2. Tambahkan tepung ketan hitam, baking powder, dan vanili bubuk sambil diayak dan diaduk rata.
  3. Masukkan margarin leleh dan susu kental manis putih sedikit-sedikit sambil diaduk perlahan.
  4. Tuang di loyang brownie yang dioles margarin dan dialas kertas roti.
  5. Kukus 25 menit sampai matang dengan api sedang.


Tuesday, 3 July 2012

Lapis Ketan Sarikaya Pandan




Ini adalah salah satu jajajan tradisional...sodaraan sama katrisolo. Lapisan bawahnya sama, lapisan atasnya aja yang beda. Yang ini menggunakan pandan gula pasir, sedangkan katrisala pake gula merah. Dua duanya enak dengan rasa gurih manis yang berbeda.

Pada saat membuat resep ini aku cuman bikin setengah resep. Selalu begitu. Kalau ditanya...kenapa seringnya kue kue yang aku ujicoba cuman setengah resep...kan jadinya cuman seiprit tuh. Nah memang aku sukanya begitu. Tapi sebenarnya banyak alasannya. Aku kan terlalu sering bikin kue...kalo hampir tiap hari bikin sedangkan yang kemarin aja belum habis...lhaaa siapa yang menghabiskan kue kemarin. Selain itu juga biar bikinnya gak terlalu capek, dan efisien waktu...kalau gagal juga nggak rugi banyak. Dan yang terakhir... supaya sirkulasi perputaran kuenya lancar *udara kali pake sirkulasi segala, hihi ^^

Bikin setengah resep aja lumayan banyak. Aku sekeluarga cuman 4 orang. Jadi cukuplah...malah kadang kadang masih bisa disimpan tuk bawa bekal anak anak.



Kue ini aku bikin menggunakan 2 macam cetakan. Yang satu cetakan bentuk bunga ukuran sedang, sedangkan satu lagi cetakan cucing plastik yang imut. Di bawah ini pasta pandan homemadeku. Sisa bikin buttercake pandan dan topo map love cake kemaren. Beda kan kekentalan dan warnanya dibandingkan blenderan pandan biasa...



Berikut di bawah ini resep yang aku modifikasi dari Resep Makanan Indonesia. Aku bikin separuh dari resep aslinya...

Bahan untuk lapisan dasar :
- 250 gr ketan putih ,cuci bersih lalu rendam 2 jam
- 125 ml santan dari ½ butir kelapa
- 1/2 sdt garam halus

Bahan adonan sarikaya :
- 2 btr telur ayam
- 175 ml santan
- 150 gr gula pasir (kalau kurang suka manis bisa dikurangi)
- 2 sdm tepung terigu
- 50 ml pandan paste home made
- 1/2 sdt vanili bubuk
- 1/2 sdt garam halus

Cara membuat : 
  1. Panaskan dandang kukusan sampai airnya mendidih. Kukus beras ketan selama 15 menit hingga setengah matang. Angkat.
  2. Campur santan dan garam, rebus hingga mendidih angkat. Tuangkan beras ketan ke dalam santan rebus, aduk hingga santan terserap. Kukus lagi ketan hingga matang, sekitar 20 menit. 
  3. Angkat, ratakan dan padatkan ketan dalam loyang beralas daun pisang dan diolesi sedikit minyak atau bisa juga menggunakan cetakan cucing plastik. Agar mudah dan tidak melengket, padatkan ketan menggunakan plastik. Usahakan benar benar padat agar tidak ada space kosong diantara beras dan supaya hasil ketannya legit.
  4. Sarikaya : aduk telur dan gula hingga gula larut. Tambahkan semua bahan lainnya aduk rata. Saring.
  5. Tuang bahan sarikaya ke atas lapisan ketan. Kukus lagi sampai matang dan tengahnya mengeras selama ± 40 menit dengan api sedang. Angkat dan dinginkan.  Agar memudahkan mengeluarkan kue dari loyang atau cetakan, kikis dulu pinggirannya perlahan dengan pisau. Untuk yang menggunakan cucing, setelah dingin, cukup ditekan tekan pinggirannya nanti akan mudah keluar sendiri.

Coconut Custard Buns & Plaited Coconut Bread

Assalamualaikum. Selamat Hari Raya Qurban teman teman, semoga amal ibadah dan qurban kita diterima oleh Allah Subhanahu Wata'ala. ...