'Ini Fenomena Asia
20.18 Diposting oleh Herry Bong
Namanya juga SMS. Jadi, layanan ini memang sengaja dirilis operator untuk memudahkan pengguna dalam berkomunikasi. "Jadi tidak hanya bicara melainkan lewat tulisan singkat," papar juru bicara PT Excelcomindo Pratama, Fritz Simanjuntak. |
Untuk urusan pencet-pencet SMS, Indonesia tergolong pelari cepat. Bahkan di negara-negara Asia, republik ini sangat cepat dibandingkan Eropa. "Di Indonesia sekitar 25% revenue seluler datang dari SMS," katanya. |
Pasalnya orang Asia sering sungkan untuk berbicara langsung, dan lebih senang melalui tulisan. Apalagi ke atasannya, mereka lebih baik lewat SMS. |
Respon pasar juga sangat hangat. Di Spanyol, kata Fritz, dalam kongres bahasa dunia pernah dibahas mengenai fenomena kata-kata dan kalimat lewat SMS. Akhirnya disimpulkan bahwa fenomena menarik ini malah memperkaya perbendaharaan bahasa, bahkan kalimat bisa jauh lebih singkat. |
Memang pemasaran lewat SMS ternyata cukup efektif dan efesien. Tingkat responnya dibandingkan dengan lewat telepon biasa bisa lima kali lebih baik. "Kalau pengusaha tidak siap dalam memenuhi pelanggan, itu di luar tanggung jawab dan wewenang operator," kata eksekutif Excelcomindo yang juga Sekjen Indonesia Marketing Association itu.v |
Selain SMS bisa juga dipakai untuk produk-produk yang dikategorikan value added services (VAS). Seperti bisa pesan tiket, cek saldo atau transasksi di bank, layanan ramalan bintang, kalimat-kalimat khusus yang diambil dari kitab suci, atau pernyataan-pernyataan orang terkenal |
Namun tingkat efisiensi penggunaan SMS sangat tergantung dari pemakainya. "Kalau setiap ada pesan masuk direspon atau di-forward ke banyak orang, ya...tidak efisien juga. Yang pasti sangat mudah dalam berkomunikasi dan bahasanya juga bisa juga diringkas. Itukan artinya efisien." |
Rhenald Kasali, pakar pemasaran, juga mengakui keampuhan SMS untuk berbisnis. "SMS adalah sebuah fenomena Asia." tandasnya. |
Tak pelak lagi SMS bisa membuat segala sesuatunya lebih efisien. Dimana pun berada orang bisa mengaksesnya. Sekarang, kata Rhenald, adalah era akses, siapapun bisa melakukannya, baik perusahaan, perguruan tinggi maupun masyarakat awam |
Misalnya perusahaan ingin kirim pesan ke mitranya, pesan makanan di restoran, boss mengecek bawahan, orangtua ingin tahu keberadaan anak-anaknya, dan lainnya. Bahkan di perguruan tinggi, dosen meminta mahasiswa ujian cukul lewat SMS, begitu juga sebaliknya mahasiswa perlu konsultasi dengan dosen tinggal janjian di SMS |
Rhenald memaparkan masyarakat Indonesia dan Asia umumnya adalah orang-orang yang selalu bergerak dan tidak pernah diam. Sedang berseminar pun bisa kirim pesan lewat SMS. Atau saat menonton dibioskop. Sedang asyik berpacaran pun ber-SMS tak pernah lewat. |
Tapi kelemahannya tetap ada yaitu terutama infrastrukturnya belum bagus, dan teknologinya belum memadai. "Sering orang kirim SMS yang menurut dia sudah terkirim, tapi belum sampai di HP orang yang dituju." (yr) |