Masa tugas PTT saya yang menjadi lebih singkat dari yang direncanakan membuat saya sempat kalang kabut mencari tenun ikat untuk kenang-kenangan maupun oleh2 khas dari tempat saya bertugas.
Selama 1 tahun terakhir saya tinggal di Kefamenanu, Kab. Timor Tengah Utara, Nusa Tenggara Timur. Di sini ada 2 macam motif tenun ikat yaitu motif Insana dan Biboki. Keduanya menunjukkan daerah asal motif tersebut. Motif Insana cenderung berwarna cerah menggunakan benang toko (istilah para penenun untuk benang yang biasa mereka beli di toko), jenisnya ada dua yaitu sotis dan buna. Tenun sotis permulaannnya rata seperti kain pada umumnya sedangkan buna ada bagian yang menonjol seperti dibordir dan kita agak sulit menentukan mana bagian yang luar dan dalam. Tentu saja yang motif buna harganya jauh lebih mahal ketimbang yang sotis. Sedangkan motif Biboki cenderung kalem menggunakan warna2 tanah.
Tenunan ini bisa kita dapatkan di Pasar Maubesi, sekitar 15 km dari Kefa ke arah Atambua, setiap hari Kamis. Di sana kita bisa menemui para penenun membawa langsung tenunannya ke pasar dan menjualnya di sana. Jika kita beruntung kita bisa dapat mendapatkan kain dengan kualitas baik dengan harga yang murah, tapi kalau lagi apes ya barang murah dengan kualitas seadanya, sehingga diperlukan kesabaran untuk memilih berbagai macam tenun yang disodorkan oleh para penenun di tempat terbuka sambil berdiri di pasar.
Sedangkan di kota kita bisa mendapatkannya di beberapa toko yang khusus menjual souvenir khas NTT, di sana barang2nya merupakan barang pilihan sehingga harganya cukup berbeda. Beberapa tempat yang disarankan:
- Biboki Art Shop di belakang Terminal Bis Kefamenanu
- Ibu Merry Niron, di depan Gereja Naesleu
Selain tenun ikat dalam bentuk lembaran, kita juga bisa mendapatkan tenun ikat yang sudah dibuat tas, dompet, kopiah, dasi, tempat alkitab, dll. Selain itu juga ada Kipas, tasbih, dan rosario cendana.
Saturday, September 16, 2006
Tenun Ikat dari Kefa
Posted by Astri at 15:31
Labels: Perjalanan
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
1 comments:
wahh...salut! gimana rasanya tinggal di Kefa selama satu tahun? aku yang cuma dua hari ajah, udah rindu banged dan jatuh cinta sama kota ini. Orang-orangnya ramah dan baik-baik. Tapi entah yah, buat anak Jakarta, kayaknya ga betah juga kalau lama-lama di Kefa. hehehe...
tapi ya itu, kesannya paling berkesan deh sama orang Kefa.
Aku gak sampai Pasar Maubesi. sedih dech. Berhubung cuma dua hari, aku cuma sambangi Kantor Bupati dan Lopo Raja Bana ajah...Kua Popnam aja gak sempet...hiks...
jadi gak sempet deh liat liat tenunan Insana dan Biboki (eh katany ada satu jenis tenunan lagi : Miomaffo).
Salam kenal yach...:)
Post a Comment