Tampilkan postingan dengan label warung. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label warung. Tampilkan semua postingan

27 Desember 2019

Rekomendasi 10 Kuliner Enak di Ponorogo


rekomendais kuliner ponorogo
sumber foto: youtube radarmadiun, karena foto di HP udah keburu dipindah ke HD (lol)

Bismillahirrokhmanirrokhim...

Alhamdulillah, setelah menikah saya mempunya kampung halaman baru bernama Ponorogo. Selain terkenal dengan reyognya, kota ini sangat kami rindukan karena makanan khasnya yang enak-enak.

30 Oktober 2019

Berbelanja Tanpa Sampah di Bulkstore Bintaro


Belanja Tanpa Sampah,
Emang bisa? Kan tetep ada bungkusnya, yang bakalan jadi sampah plastik.

Ternyata Bisa!

29 Juli 2016

Fish Streat


Postingan ini sudah dibuat judulnya sejak menjelang bulan Ramadhan. Apa daya baru bisa disentuh lagi hari ini, haha...

Jadi, ceritanya kalau pulang kerja pas mampir sholat maghribnya di masjid dekat rumah Ahmad dhani di Pondok Indah, selalu melihat pemandangan seberang masjid. Apa itu? Warung makan a.k.a. resto seafood yang selalu ramai padahal tempatnya nggak begitu besar.

Rasanya ingin mampir ya, tapi selalu tertunda karena berbagai alasan. Akhirnya suatu malam kami berkesempatan mencicipi makanan resto itu di lokasi berbeda. Restonya bernama "Fish streat" dan

03 Februari 2015

Hari pertama FC, makan-makan di Telaga Sampireun

Hari pertama FC, jadwal makan bersama dengan rekan-rekan seruangan. Godaan berat, mau ngga ikut, saya yang pegang uang *alesan. Belum pernah pun ke Telaga Sampireun Bintaro meski dekat dari rumah. Akhirnya bismillah ikut aja sambil berdoa tahan godaan. Sampai sana hujan, adem deh. Cuma jalanan agak becek karena lokasi cenderung diluar (ada ruang makan di dalam dengan menu prasmanan). 
Oke, mau setor foto-foto aja buat referensi yang belum pernah ke Telaga Sampireun Bintaro. Saya sendiri akhirnya makan dengan sepiring penuh menu sayuran dan lauk, namun tergoda mengambil secuil nasi, bener deh cuma secuil. Hehe... Jus terong belanda pun karena tak kunjung datang akhirnya saya bungkus untuk disantap sore di kantor. 
Untuk lokasi, strategis karena berada di dekat pintu tol keluar Pondok Aren (pintu tol untuk ke Bintaro). Nyaman, bisa memilih tempat makan: saung tanpa AC, saung beraAC, ruangan berAC dengan menu prasmanan, dan ruang makan outdoor. Tersedia playground untuk anak-anak, info dari teman ada biaya terpisah untuk playground-nya. Pelayanan tergolong oke, hanya kemarin agak lama nunggu mungkin karena banyak pesanan. Menunya standar seafood, yang faforit sih katanya patin bakar bambu, memang enak sih. Untuk harga, bagi saya tergolong mahal. Berikut saya kutip daftar harga makanan di sana (per januari 2015)

15 Desember 2014

Kupat Tahu Magelang

Selama ini saya sering kali melewati warung makan nuansa kuning oranye berjudul Kupat Tahu Magelang. Yang Ada dipikiran saya, ya kupat ini sama seperti kupat lain dengan kuah santan, entah opor atau sayur. Baru tahu pas dua pekan yang lalu saya diajak suami makan diseberang Bintaro Jaya Exchange. Ealah ternyata kuahnya bening. Kata mama mertua sih pakai petis, tapi bagi say a ngga begitu krasa kok petisnya. Beda dengan tahu campur dkk. Saya yang kali pertama itu mengecap rasa Kupat Tahu Magelang, ealah ternyata enak rasanya. Segerrrrr kalau kata saya. Alhamdulillah diberi kesempatan dan rezeki untuk merasakan salah satu masakan khas Indonesia.

05 November 2014

Tahu Campur, Rujak Cingur, Tahu Telor

Saya bukan orang Jawa Timur, tapi saya istri dari orang Jawa Timur. Terus? Ya ngga apa-apa sih. Eh, apa-apa. Kami beda, iya beda, tapi seru. Sebagai orang Jawa Timur, suami saya suka sekali dengan makanan berbahan petis seperti tahu campur, tahu telor, tahu tek, rujak cingur, dsb. Saya? Sama sekali belum mengenal yang namanya petis. Adapun petis yang saya kenal selama ini adalah makanan olahan dari gembus (tempe gembus, yg empuk itu) yang dihancurkan dan dimasak bebarengan dengan tulang ayam/ daging/ ceker ayam/ iga kambing. Di Tegal menyebutnya dengan Glotak. Kenapa glotak? karena pada saat dimasak dan dimakan akan terdengar suara glotak-glotak yang berasal dari suara tulang ayam pada makanan ini. Hihihi...
Nah, karena beda itulah suami saya ingin sekali saya menyukai makanan jawa timuran itu. Supaya asik kali ya bisa berbagi makanan dalam satu piring :D

22 Mei 2014

Pondok Bakso Pak Joko

Tempat makan yang satu ini juga letaknya sejalan dengan jalan pulang kami dari kantor. Letaknya tidak jauh dari rumah (mungkin kalau dari rumah cuma sepuluh menit saja). Tepatnya di sektor 2 Bintaro. Awalnya, setiap lewat, kami curiga kok ramai, jangan-jangan enak. Ternyata pas nyobain memang enak baksonya. Cuma harganya menurut saya tergolong mahal untuk makanan sejenis bakso. Ana rega ana rupa, memang.
Yang sudah-sudah sih harganya berkisar 14 ribu sampai 22 ribu per porsinya. 

kabarnya, awalnya bakso gerobak keliling
bakso urat isi

Kerang Kiloan Pak Rudi

Sebetulnya setiap pulang kantor kami ngelewatin tempat makan yang satu ini. Dan setiap lewat selalu nggumun kayaknya asik makan di situ. Cuma karena satu dan lain hal barulah kami mampir ke sana awal bulan lalu. Ternyata dugaan kami benar kalau makan disana itu asik. Sama-sama berjuang menghabiskan kerang sekeranjang (lebay) dengan garpu super kecil (yang buat makan kue itu). 

Jadi memang kerangnya dipesan per kilo (kg). Saya awalnya berpikir kalau per kg artinya bisa beli seperempat kilo untuk masing-masing kerang, jadi bisa beli semua jenis kerang yang dijual di sana. Ealah ternyata aturannya beli minimal sekilo, kecuali untuk kerang bambu yang minumal beli boleh setengah kilo. Kerangnya ada berbagai jenis, saya lupa tepatnya ada jenis apa saja. Diantaranya kerang hijau, kerang bambu, kerang dara, dan kerang bulu. Sausnya sendiri juga ada bermacam-maca, mulai dari saus tiram, saus padang, saus kacang, sampai dengan mushroom sauce. Untuk harga berkisar antara 30-40an ribu.
Penyajiannya sendiri menggunakan wadah yang sering saya sebut dengan sebutan cepon yang bahannya baja nirkarat (seperti wadah nasi di rumah-rumah, bolong-bolong gitu deh). Tapi kalau kerang bambu kemarin sih pakai piring ceper saja. Selidik punya selidik, makin malam ternyata makin ramai. Karena sepertinya baru buka jam lima sore.

Sebelum memesan, tentunya kami tanya dulu yang favorit apa. Jawabannya adalah kerang hijau goreng. Akhirnya kami memutuskan untuk memesan kerang hijau goreng dan kerang bambu rebus yang jumlahnya satu setengah kilo saja (mengingat sudah menjelang maghrib). Ternyata waktu tunggu dari order sampai datang pesanan lumayan lama. Dan melahapnya hanya dalam waktu sekian menit saja. Hihihi...

Overall, rasanya enak, terutama yang kerang hijau goreng. Harganya juga tidak terlalu mahal, sebanding dengan kepuasan yang didapat, hehe.. Tempatnya lumayan besar (tidak terlalu kecil tidak juga terlalu besar). Dan letaknya amat sangat strategis karena memang itu searah sama jalan pulang sih ya :) 
(tepatnya di Jl. Bumi yang kalau dari pakubuwono ada di kanan jalan, sebelum sampai pasar Mayestik).
Lain kali mungkin bakal nyobain kerang jenis lain dan tentunya jenis saus yang lain juga. 

credit
kerang hijau goreng

kerang bambu, mushroom sauce, saus padang