Showing posts with label 2024. Show all posts
Showing posts with label 2024. Show all posts

Monday, 23 December 2024

[Review] 2nd Miracle In Cell No.7: Kejutan Sekuel Yang Melampaui Film Pertamanya!



#Description:
Title: 2nd Miracle in Cell No. 7 (2024)
Casts: Vino G. Bastian, Graciella Abigail, Marsha Timothy, Denny Sumargo, Muhadkly Acho, Indro Warkop, Tora Sudiro, Indra Jegel, Rigen Rakelna, Bryan Domani, Agla Artalidia, Ayushita Nugraha, Agus Kencrot, Coki Pardede, Megarita, Yati Surachman, Keanu Azka, Iedil Dzuhrie Alaudin, Della Dartyan, Rizky Hanggono, Piet Pagau, Elly D. Luthan, Restu Sinaga
Director: Herwin Novianto
Studio: Falcon Pictures


#Synopsis:
Dua tahun setelah kepergian Dodo Rozak (Vino G. Bastian) yang tetap menjalani putusan vonis hukuman mati dari pengadilan, Kartika (Graciella Abigail) kini tinggal dan dibesarkan oleh Kepala Lapas yaitu Hendro Sanusi (Denny Sumargo) beserta sang istri, Linda (Agla Artalidia). Meskipun sudah dua tahun berjalan tanpa kehadiran sang ayah, Ika selalu rutin mendatangi sel tahanan untuk bertemu dengan kelima sahabatnya yaitu Japra (Indro Warkop), Zaki (Tora Sudiro), Atmo (Indra Jegel), Yunus (Rigen Rakelna) dan Asrul (Bryan Domani). Hendro terpaksa merahasiakan untuk sementara waktu perihal vonis hukuman mati yang sudah diterima Dodo, karena ia tidak tega dan khawatir terhadap kondisi psikologis Ika jika mengetahui ayahnya sudah dihukum mati. Hendro dan Linda berjanji akan memberitahukan hal tersebut ketika Ika sudah dewasa.



Untuk melepas kerinduan ayahnya, Ika selalu rutin mengirimkan surat yang dititipkan pada Hendro. Selama dua tahun terakhir ini, Ika hanya tahu jika sang ayah dipindahkan ke lapas lain saja dan berjanji akan segera pulang setelah semuanya selesai. Surat-surat yang ditulis oleh Ika tersebut dikumpulkan dan dibalas oleh Hendro agar Ika tetap menjalani hidupnya sehari-hari. Selain menulis surat, Ika tak sengaja menemukan buku harian almarhumah ibunya yaitu Ibu Juwita (Marsha Timothy) di lemari rumah Ika yang kini sudah digusur karena perluasan jalur kereta api. Buku harian tersebut menceritakan kegiatan sehari-hari Ibu Juwita saat menjadi perawat di rumah sakit khusus penyandang disabilitas dan akhirnya dipertemukan dengan Dodo Rozak.



Suasana lapas kini jauh lebih baik. Para napi yang ada disana rutin melakukan banyak kegiatan positif dan saling membantu satu sama lain. Hubungan antara para petugas dan narapidana juga harmonis. Hendro dan kedua asistennya yaitu Amat (Coki Pardede) dan Agus (Agus Kencrot) membebaskan Ika untuk bisa mengunjungi lapas kapanpun. Mereka semua berkomitmen akan menjadi teman yang baik sekaligus pelindung bagi Ika.


Seiring berjalannya waktu, kabar mengejutkan datang menghampiri Hendro. Lapas yang ia pimpin akan kedatangan pimpinan pusat yaitu Hengky Supratman (Muhadkly Acho). Setibanya disana, Hengky mendapat tugas dari atasannya untuk menegakkan kembali kedisiplinan serta memperketat aturan lapas setelah kasus tentang Dodo Rozak ramai diperbincangkan dalam berita. Hendro pun mendapat hukuman skorsing karena terbukti dengan sengaja menyelundupkan anak kecil ke lapas dan mengizinkannya masuk ke dalam sel tahanan. Hengky sangat menentang hal tersebut dan khawatir akan memberikan dampak buruk kepada anak kecil yang bergaul dengan para kriminal di penjara. Hengky pun diutus sebagai pengganti Hendro untuk memimpin lapas.



Cobaan lain datang menghampiri Hendro dan sang istri. Mereka harus berurusan dengan dinas sosial yang mempermasalahkan hak asuh Ika. Perwakilan dari dinas sosial yaitu Kemala Wibisono (Ayushita Nugraha) secara tegas menolak permohonan hak asuh Ika yang sudah lama diajukan oleh Hendro dan Linda. Kemala dan dinas sosial menganggap Ika tidak layak diasuh oleh Hendro yang selama ini menyembunyikan fakta sebenarnya tentang kematian Dodo kepada anak kandungnya. Ika pun akhirnya dibawa oleh Kemala dan ditempatkan di panti sosial sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Semenjak ditinggal Hendro dan Ika tinggal di panti sosial, suasana lapas jadi berubah. Japra, Zaki, Atmo, Yunus dan Asrul merasa kehilangan sosok Hendro dan juga Ika yang sudah lama tak mengunjungi mereka dan napi lain di lapas. Ika yang selalu membawa keceriaan lewat buku-buku yang dibawa ke lapas membuat Japra makin rindu dengannya. Atmo dan Yunus kemudian menyusun rencana untuk menggelar acara pementasan teater menghibur tempat sekolahnya Ika. Mereka berharap, dengan pementasan tersebut Ika bisa bertemu lagi dengan Hendro dan Linda meskipun dibatasi oleh pihak dinas sosial.



Di sisi lain, Hendro dan Linda terus memperjuangkan hak asuh Ika. Hendro semakin curiga dengan sikap dari dinas sosial yang berusaha memisahkan dirinya dengan Ika. Hendro pun terpaksa mengambil langkah hukum untuk mendapat hak asuh sekaligus melindungi Ika dari pihak-pihak yang berusaha memisahkan Ika dari orang-orang yang menyayanginya. Selama masa persidangan hak asuh Ika, dinas sosial masih berpegang teguh pada prinsip mereka tentang kesalahan Hendro dan Linda yang membohongi Ika atas kematian ayahnya. Kuasa hukum dari kedua belah pihak yaitu Sarah (Della Dartyan) dan Farhan (Rizky Hanggono) pun memberikan pembelaan dengan alasan yang sama-sama kuat baik kepada keluarga Hendro maupun dinas sosial yang diwakili Kemala. Mampukah Hendro dan Linda memenangkan persidangan demi mendapatkan hak asuh Ika yang sudah mereka anggap seperti anak kandung sendiri?


#Review:
Kesuksesan remake film MIRACLE IN CELL NO. 7 (2022) produksi Falcon Pictures yang mencetak lebih dari 5.8 juta penonton selama penayangan di bioskop Indonesia menjadi bukti jika project remake atau adaptasi resmi dari film yang sudah populer pun masih bisa menuai kesuksesan yang sama dengan versi aslinya. Kejutan tak terduga rupanya sudah dipersiapkan. Akhir November kemarin, Falcon Pictures merilis first look film 2ND MIRACLE IN CELL NO. 7 (2024) yang terkonfirmasi menjadi sekuel sekaligus prekuel dari film pertamanya. Reaksiku dan mayoritas pecinta film pasti terkejut, mengingat film versi aslinya yang berasal dari Korea Selatan saja tidak ada sekuelnya. Seketika muncul banyak sekali pertanyaan dalam diri, Falcon Pictures kok berani banget melanjutkan film remake nya yang di versi aslinya saja tidak ada? Sepenting itukah film ini harus ada sekuelnya? Perasaan pesimis dan skeptis pun jadi bermunculan dibenakku.


Semalam (21/12), aku berkesempatan hadir pada acara Gala Premiere film 2ND MIRACLE IN CELL NO. 7 (2024) yang sukses digelar sangat sangat meriah di CGV Grand Indonesia, Jakarta Pusat. Sejak siang hari, bioskop yang berlokasi di lantai 8 ini sudah dipadati oleh para penonton dan tamu undangan yang sangat membludak. Puncaknya saat penonton jam 16:00 yang sudah selesai dan akan keluar area bioskop, tertahan di area lobby tengah yang berbarengan dengan acara yellow carpet menyambut seluruh cast untuk masuk ke auditorium 1. Acara tersebut menyebabkan akses dua pintu masuk utama terhalangi, ditambah lagi ribuan penonton berdesakan mendekati stage yellow carpet dan akhirnya terjadilah chaos. Penonton makin padat dan terjebak saling berhimpitan sampai susak nafas karena tidak bisa keluar area bioskop. Kejadian tadi malam harus menjadi evaluasi penting nih untuk Falcon Pictures agar kekacauan dan chaos setiap gala premiere yang digelar tidak terus terulang, khususnya saat menggunakan venue CGV Grand Indonesia sebagai lokasi gala premiere.



Untuk segi cerita, film 2ND MIRACLE (2024) ini memang menjadi sekuel sekaligus prekuel dari film pertamanya. Kursi sutradara film keduanya ini tak lagi Hanung Bramantyo dan dialihkan kepada Herwin Novianto, yang kemarin sukses dengan film remake KANG MAK (2024). Kolaborasi sang sutradara dengan penulis skenario Alim Sudio dalam menyajikan kelanjutan cerita dari karakter Dodo dan Ika beserta orang-orang disekitarnya berhasil mematahkan rasa pesimis dan skeptis penonton! Dengan durasi mencapai 145 menit, film 2ND MIRACLE (2024) sangat leluasa dalam mengembangkan cerita dari masing-masing karakter yang ada. Eksplorasi cerita bukan lagi berpusat pada karakter Dodo, Ika dan para narapidana, melainkan datang dari deretan karakter pendukung di film pertamanya dan juga karakter-karakter baru. Kisah tentang perjuangan pasangan suami istri Hendro dan Linda untuk hak asuh atas Ika tampil luar biasa. Development character dari Hendro dan Linda terasa makin kuat berkat kualitas akting yang memukau dari Denny Sumargo dan Agla Artalidia. Ketulusan dan cinta mereka kepada Ika terasa nyata dan believable.
Selanjutnya, kemunculan karakter baru yaitu Hengky Supratman yang diperankan Muhadkly Acho juga tak kalah mencuri perhatian! Sebagai villain baru dalam film ini, Acho sukses menampilkan range akting antagonis yang memuaskan! Setiap gesture dan dialog tegas yang diucapkan oleh karakter Hengky berasa banget intimidatif nya. Andai saja karakter Hengky ini dibuat 100% serius tanpa menampilkan kelucuan pasti akan lebih memorable dan akan menjadi best performance as an actor dari seorang Muhadkly Acho. Lewat karakter Hengky ini juga film keduanya ini jadi punya benang merah dengan film pertamanya yang berkaitan dengan karakter keluarga Wibisono yang diperankan dengan memuaskan juga oleh duet Ayushita Nugraha dan Iedil Putra. Aku juga suka dengan kepedulian sang sutradara dan penulis cerita untuk para karakter pendukung seperti dua petugas lapas Mamat dan Agus, Ibu Guru Poppy hingga Ibu Anik yang porsinya meskipun minor tapi tetap punya pengaruh terhadap keseluruhan cerita. Meskipun giliran para supporting character di sekuelnya kali ini mendapat porsi yang dominan, penampilan geng narapidana yang dibintangi Indro Warkop, Tora Sudiro, Indra Jegel, Rigen Rakelna dan Bryan Domani tetap berhasil dengan pesona mereka yang selalu menghadirkan gelak tawa penonton. Tektokan Indra Jegel dan Rigen Rakelna semakin ampuh memberi hiburan yang ampuh memancing tawa kencang dari penonton.



Apresiasi paling meriah harus kita berikan lagi pada trio Vino G. Bastian, Graciella Abigail dan Marsha Timothy. Ketiganya berhasil tampil sebagai sebuah keluarga kecil yang hangat dan ceria meskipun hanya sebatas di masa lalu saja. Moment-moment flashback yang disatukan dengan kejadian terkini saat Ika menghadapi problem dengan dinas sosial sukses membuatku terharu. Di bagian ini juga, sang sutradara menyelipkan narasi tentang sisi personal karakter Dodo yang meskipun mengalami keterbelakangan mental, tapi ia menjalankan kewajibannya dan bertanggung jawab sebagai seorang suami dan juga ayah. Sekali lagi, kualitas akting dari para aktor yang terlibat di film 2ND MIRACLE (2024) sudah tidak perlu diragukan. Manis, hangat, lucu, menghibur, mengharukan dan bikin nangis semuanya lengkap!
Overall, film 2ND MIRACLE IN CELL NO.7 (2024) berhasil mengembangkan dan mengeksplorasi cerita dari film pertamanya menjadi lebih luas dan semakin menarik untuk diikuti. Sebuah project sekuel yang awalnya dianggap tidak penting, ternyata tampil luar biasa dan menurutku jauh lebih baik dari film pertamanya! Keren!


[9/10Bintang]

Wednesday, 18 December 2024

[Review] Racun Sangga: Dampak Santet Paling Mengerikan Yang Berasal Dari Kalimantan!



#Description:
Title: Racun Sangga - Santet Pemisah Rumah Tangga (2024)
Casts: Frederika Cull, Fahad Haydra, Wafda Saifan, Umar Lubis, Mila Jamila, Zidan El Hafiz, Ravelra Supit, Gusti Gina, Shafa Almera, Julian Kunto, Elvito, Elly D. Luthan
Director: Rizal Mantovani
Studio: Soraya Intercine Films


#Synopsis:
Setelah lulus kuliah, Mahya (Frederika Cull) dijodohkan dengan pria pilihan orangtuanya yaitu Andi (Fahad Haydra). Sebagai anak yang baik dan tak pernah membantah keinginan Abuya (Umar Lubis) dan Uma nya, Mahya bersedia dengan rencana perjodohan tersebut dan mengakhiri hubungan asmaranya dengan Duma (Wafda Saifan) yang sudah berjalan selama mereka masih kuliah.
Acara pernikahan Mahya dan Andi digelar meriah. Kedua keluarga menggunakan adat budaya Kalimantan penuh suka cita. Kerabat, saudara dan rekan-rekan dari kedua mempelai memberikan doa yang terbaik untuk pernikahan Mahya dengan Andi. Setelah resmi menjadi pasangan suami istri, mereka memutuskan hidup mandiri. Mahya bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil dan Andi fokus bisnis coffee shop yang sudah memiliki beberapa cabang di Kalimantan.



Tak ada angin tak ada hujan, rumah tangga Mahya dan Andi dihadapkan dengan sebuah masalah. Setiap malam, Andi selalu terbangun dari tidurnya di tengah malam. Ia sering berperilaku aneh dan seolah-olah melihat sosok mengerikan di hadapannya. Saat pagi hari, kondisi kesehatan Andi mulai menurun. Ia mengalami demam tinggi, batuk berdarah dan sesak nafas. Mahya yang khawatir dengan kondisi suaminya langsung dibawa ke rumah sakit. Saat diperiksa oleh Dokter, tidak ditemukan hal-hal aneh dalam tubuh Andi. Keduanya masih berpikir positif dan menduga kondisi kesehatan Andi menurun karena faktor kelelahan saja.


Hari demi hari terus berlalu. Kondisi kesehatan Andi terus mengalami penurunan. Selain demam, batuk berdarah dan sesak nafas, kali ini sekujur tubuhnya memerah dan gatal, padahal Andi tidak memiliki gejala alergi sama sekali. Mahya yang panik kemudian membawa lagi sang suami ke rumah sakit untuk dirawat disana. Melihat kesibukan Mahya dalam pekerjaan dan merawat suaminya yang sakit-sakitan membuat rekan-rekan di balai desa khawatir. Mereka curiga jika Andi terkena kiriman santet karena gejalanya sangat mirip dan tidak terdeteksi oleh medis rumah sakit. Mendengar hal tersebut membuat Mahya ikut khawatir, karena gejala sakit dari sang suami selalu berbarengan dengan kejadian-kejadian mistis saat mereka sedang berada di rumah. Ditengah kondisi kesehatan Andi yang tak kunjung sembuh, muncul kabar bahagia tentang Mahya yang sedang hamil. Keduanya tentu sangat senang dengan kabar tersebut. Mahya dan Andi akhirnya diberi kesempatan untuk menjadi orang tua.
Memasuki bulan kehamilan pertengahan, Mahya masih disibukkan dengan pekerjaan sekaligus mencari pengobatan alternatif untuk sang suami dengan dibantu adik Safiya (Mila Jamila) dan iparnya Rashid (Zidan El Hafiz). Hingga suatu hari, saat keluarga Mahya menggelar acara syukuran dirumahnya, keluarga dari pamannya terkejut saat melihat kondisi Andi yang sakitnya itu disebabkan oleh santet. Mereka menyarankan Mahya dan juga Andi untuk mendatangi kerabat mereka yang bisa melakukan Ruqyah terhadap orang terkena santet.



Mahya, Safiya dan Rashid pun bergegas membawa Andi menuju ke kediaman orang pintar tersebut untuk Ruqyah. Namun sayang, orang-orang pintar yang ditemui mereka selalu menolak saat melihat kondisi Andi yang santetnya terlalu kuat, karena santet yang digunakan yaitu Santet Racun Sangga. Santet ilmu tingkat tinggi yang bertujuan untuk memisahkan orang sampai maut memisahkan. Satu-satunya cara untuk meringankan efek Santet Racun Sangga tersebut yaitu melakukan ritual keramat Baharagu bersama salah satu sesepuh adat yaitu Nini Bulan (Elly D. Luthan).
Akankah ritual Baharagu tersebut berhasil menyelamatkan Andi dari Santet Racun Sangga yang sangat mematikan tersebut?


#Review:
Rumah produksi Soraya Intercine Films kembali hadir di tanggal cantik penghujung tahun dengan film horror terbaru berjudul RACUN SANGGA: SANTET PEMISAH RUMAH TANGGA (2024). Film ini diadaptasi dari Thread X nya Gusti Gina yang sempat viral pada Mei 2024 lalu. Yang awalnya membuatku skeptis, Soraya Films menggandeng Rizal Mantovani sebagai sutradara untuk project film RACUN SANGGA (2024) ini. Skeptisku ini menurutku cukup beralasan, mengingat sepak terjang Rizal Mantovani menggarap film horror dalam beberapa tahun terakhir terbilang sangat produktif namun berbanding terbalik dengan kualitas cerita ataupun film yang dihadirkan. Namun rasa skeptisku sedikit memudar setelah melihat penulis skenario dari film RACUN SANGGA (2024) ini ditangani oleh sang pemilik Thread X nya langsung yaitu Gusti Gina dengan dibantu Adi Nugroho. Padahal biasanya, Soraya Films ataupun sister company nya yaitu Hitmaker Studios selalu mengandalkan Riheam Junianti sebagai penulis skenario dan cerita setiap film-film yang diproduksi.


Untuk segi cerita, film RACUN SANGGA (2024) memang tak menawarkan hal baru. Premisnya pun sudah sering sekali kita temukan di film-film horror, yaitu tentang pasutri yang terkena kiriman santet. Yang menjadi kejutan, kolaborasi Rizal Mantovani, Gusti Gina dan Adi Nugroho disini berhasil menciptakan hal baru dari premis mainstream tersebut. Film RACUN SANGGA (2024) bukan menjual parade penampakan jump scared setan, melainkan dampak buruk santet yang dirasakan oleh korban. Dengan durasi yang cukup melar sampai 118 menit, film ini tampil sangat detail menampilkan struggling pasutri asal Kalimantan untuk mencari kesembuhan dari kiriman santet tersebut. Plot terasa makin kompleks dengan menambahkan sisi psikologis dari kedua karakter yang sama-sama frustasi dalam menghadapi kiriman santet tersebut. Penonton bisa merasakan betapa lelahnya karakter Mahya dan juga Andi yang selama bertahun-tahun kesana-kemari untuk bisa sembuh. Sisi psikologis dari karakter Andi semakin bombastis berkat dukungan tata suara, scoring musik, prostetik dan efek visual yang mempertegas betapa kacaunya psikologisnya Andi selama terkena santet tersebut. Salah satu adegan paling memorable di film RACUN SANGGA (2024) yaitu saat adegan Andi di dapur. Kombinasi antara adegan, suara dan aktingnya gokil banget!


Alur cerita semakin kompleks sekaligus banyak kejutan tersembunyi saat plot memasuki babak ketiga. Siapa sangka, film ini menambahkan elemen drama rumah tangga yang kemudian dipadukan dengan unsur budaya tarian Baharagu khas Kalimantan Selatan! Ritual tarian untuk prosesi Ruqyah disini bikin merinding dan seketika mengingatkanku dengan apa yang sudah dilakukan luar biasa di film EXHUMA (2024) nya Korea Selatan. Aku juga suka dengan keputusan akhir cerita film ini yang dibuat seperti itu. Bitter nya ngena banget sama persis dengan apa yang pernah aku rasakan ketika selesai menonton film DI AMBANG KEMATIAN (2023) tahun lalu. Namun ada beberapa hal minor yang masih bisa penonton temukan dalam plot film ini. Salah satu yang paling mencolok yaitu terlalu banyak hal repetitif yang dilakukan untuk sebuah penjelasan pada suatu adegan. Hal inilah yang menyebabkan film ini terasa panjang, khas Soraya Films.


Untuk jajaran pemain, debut Frederika Cull sebagai pemeran utama wanita dalam film RACUN SANGGA (2024) ini sekilas mengingatkanku akan Pevita Pearce. Cantik bule dengan gaya bahasa daerah yang sangat kental. Kualitas aktingnya semakin terlihat maksimal saat plot berada di drama rumah tangga. Sisi emosional seorang ibu hamil yang harus menghadapi kenyataan pahit tentang suaminya tersampaikan dengan baik kepada penonton. Chemistry yang dibangun bersama aktor muda Fahad Haydra pun masih terlihat canggung, namun hal tersebut sedikit aku maklumi mengingat background story kedua karakter tersebut memang dijodohkan, bukan sebagai pasangan yang sudah lama berpacaran kemudian menikah. Fahad Haydra bisa jadi the next big thing nih di industri film, kualitas aktingnya sebagai Andi dalam film ini bisa diperhitungkan! Aksi kesurupan dan effort nya maksimal.
Untuk urusan visual, Soraya Films lagi dan lagi selalu konsisten membawa film-film yang diproduksinya berada di level teratas. Kesan mahal, megah dan elegan terpancar kuat dari film RACUN SANGGA (2024) ini dan menjadi pembeda yang sangat mencolok dari film-film karya Rizal Mantovani sebelumnya. Overall, film RACUN SANGGA: SANTET PEMISAH RUMAH TANGGA (2024) memuaskan! Meskipun punya sedikit minor, tapi tertutupi oleh point-point plus tadi. Karya Rizal Mantovani terbaik di tahun ini!


[8.5/10Bintang]

Wednesday, 4 December 2024

[Review] Cinta Tak Seindah Drama Korea: Keseruan Tak Terduga Tiga Sahabat Saat Liburan!



#Description:
Title: Cinta Tak Seindah Drama Korea (2024)
Casts: Lutesha, Jerome Kurnia, Ganindra Bimo, Dea Panendra, Anya Geraldine, Rafly Altama, Sadha Triyudha, Seong Byeong-Suk, Unique Priscilla, Gary Iskak, Miller Khan, Izabel Jahja
Director: Meira Anastasia
Studio: Imajinari Pictures


#Synopsis:
Sedari dulu, Dhea (Lutesha) dan kedua sahabatnya yaitu Kikan (Dea Panendra) dan Tara (Anya Geraldine) memiliki rencana untuk liburan bareng ke Korea Selatan. Namun yang terjadi, Dhea justru akan segera berliburan kesana bersama dengan sang pacar yaitu Bimo (Ganindra Bimo), tanpa kedua temannya itu. Disaat Dhea merasa bersalah dan punya perasaan tak enak hati, tiba-tiba saja Kikan dan Tara muncul di bandara menemui Dhea. Rupanya Bimo memberikan kejutan kepada Dhea dengan memberikan tiket liburan untuk Dhea, Kikan dan Tara ke Korea Selatan. Meskipun kaget, Dhea sangat senang akhirnya wishlist mereka untuk liburan bareng ke negara impian terwujud.
Tiba di Korea Selatan, Dhea, Kikan dan Tara langsung berteriak histeris sambil berkeliling menyusuri setiap sudut kota sambil mencicipi kuliner khas yang ada disana. Tak terasa waktu sudah malam hari. Ketiganya melanjutkan berwisata kuliner tendaan sambil minum Soju. Karena Kikan mabuk berat, mereka langsung segera pulang ke hotel. Dhea terkejut ternyata dompet miliknya tertinggal di tempat makan tadi. Saat ia kembali kesana untuk mengambil dompet, Dhea bertemu dengan Julian (Jerome Kurnia), cinta pertama semasa SMA yang sudah empat tahun hilang tanpa kabar.
Julian pun meminta waktu sebentar untuk menjelaskan apa yang terjadi saat ia terpaksa pergi tanpa memberi kabar kepada Dhea ketika mereka masih SMA. Kala itu, Julian merasa tidak pantas sebagai pacar bagi Dhea karena berasal dari keluarga yang memiliki permasalahan pelik. Pekerjaan ayahnya (Gery Iskak) yang mengharuskan pindah tempat dan sering mendapat kekerasan jika Julian dan ibunya (Unique Priscilla) tidak mengikuti perintah sang ayah. Julian pun akhirnya memutuskan untuk pergi bersama sang ibu ke Korea Selatan dan tinggal di rumah kerabat sang ibu yaitu Imo (Seong Byeong-Suk).
Pertemuan tak sengaja dengan Dhea membuat Julian sangat yakin jika mereka ditakdirkan untuk kembali menjalin hubungan asmara. Namun sayang, Dhea kini sudah memiliki pacar yaitu Bimo yang sangat menyayanginya. Julian kemudian menawarkan pada Dhea sebagai tour guide selama berliburan di Korea Selatan.
Keesokan harinya, Dhea menceritakan tentang pertemuannya dengan Julian kepada Kikan dan Tara. Dhea juga bersedia Julian jadi tour guide mereka selama disana. Mendengar hal tersebut membuat Tara kesal. Dhea seperti tidak bisa menjaga perasaan dan menghargai pacarnya sendiri yaitu Bimo yang sudah memberikan fasilitas dan akomodasi untuk liburan mereka bertiga. Dhea pun berjanji, kehadiran Julian hanya sebatas sebagai tour guide dan teman saja. Selama berwisata di Korea Selatan, tak jarang moment-moment kecil muncul antara Dhea dengan Julian. Tara langsung dengan sigap memisahkan mereka berdua.
Waktu terus berlalu. Persahabatan Dhea, Kikan dan Tara mulai diwarnai konflik dari mereka masing-masing. Selain Dhea yang bertemu lagi dengan cinta pertamanya, Kikan menghadapi rasa insecure sebagai ibu rumah tangga dengan tiga anak serta Tara yang harus menghadapi permasalahan dari talent nya di Jakarta. Sementara itu, Bimo yang berada di Jakarta memutuskan terbang ke Korea Selatan setelah mengetahui tentang Julian dari adik Dhea yaitu Sakti (Rafly Altama). Bagaimana nasib Dhea selanjutnya? Kemanakah hatinya akan berlabuh?


#Review:
Imajinari Pictures kembali merilis film drama terbaru di awal Desember tahun ini berjudul CINTA TAK SEINDAH DRAMA KOREA (2024). Film ini menjadi debut bagi istri dari Ernest Prakasa yaitu Meira Anastasia sebagai sutradara film layar lebar, setelah sebelumnya Teh Meira lebih dikenal sebagai penulis novel dan skenario film.


Aku berkesempatan untuk menonton film CINTA TAK SEINDAH DRAKOR (2024) sebanyak dua kali dalam waktu yang berdekatan pada press screening dan premiere di Jogja NETPAC Asian Film Festival 2024. Pada kesempatan tersebut, Teh Meira menceritakan ide cerita film ini berasal dari kecintaan dirinya menonton drama Korea Selatan ketika Pandemi CoVid-19 melanda dunia beberapa tahun yang lalu. Kala itu, ditengah situasi genting tersebut, satu-satunya hiburan Teh Meira dan para pecinta K-Pop di seluruh dunia hanya menonton film atau drama Korea Selatan yang memang dikenal punya kualitas bagus. Bermula dari situlah, Teh Meira akhirnya menggarap cerita drama percintaan dengan taste ala-ala Drakor.


H-1 JAFF Jogja nonton duluan CTSDK!

Untuk segi cerita, film CINTA TAK SEINDAH DRAKOR (2024) memang sangat terasa menggunakan treatment khas Drakor. Namun yang membuatku tertarik, persahabatan tiga karakter di sini tampil sangat menghibur sekaligus saling melengkapi satu sama lain. Karakter Dhea, Kikan dan Tara berhasil merepresentasikan fans Drakor yang ceria dan riang saat mereka pertama kali tiba di Korea Selatan. Moment-moment khas wisatawan yang mereka lakukan sukses memancing tawa penonton. Paruh awal film dieksekusi dengan sangat baik dengan ditambah adanya adegan flashback jaman mereka masih SMA yang dimana, transisinya sangat rapi dan tidak mengganggu plot utama tentang Dhea dengan Julian. Memasuki bagian pertengahan, konflik semakin menarik karena persahabatan mereka bertiga diuji dengan berbagai masalah. Namun sayang, subplot tambahan yang muncul malah kebanyakan. Alhasil, film CINTA TAK SEINDAH DRAKOR (2024) ini terlalu banyak hal yang ingin disampaikan. Contohnya: subplot dari karakter Kikan tentang insecure terhadap kondisi fisiknya setelah ia menjadi ibu rumah tangga dengan tiga anak. Eksekusinya, jujur sangat bagus berkat penampilan duo maut Dea Panendra dan Sadha Triyudha. Namun kehadiran subplot ini menurutku tidak terlalu nge-blend dengan cerita utama. Ditambah lagi subplot tentang manager heroik dari karakter Tara, lalu disatukan dengan subplot menggemaskan dengan Sakti, kemudian subplot masa lalu dari Julian dan hingga plot twist sangat menghentak dari karakter Bimo. Semua hal tersebut terasa menumpuk jadi satu dan membuat penonton merasa penuh banget aja gitu. Mungkin jika CINTA TAK SEINDAH DRAKOR (2024) disajikan sebagai serial pasti akan lebih ngena dan pas dengan segala subplot yang ditawarkan tadi.


Day 2 JAFF Jogja nonton lagi CTSDK!

Untuk jajaran pemain, film CINTA TAK SEINDAH DRAKOR (2024) ini boleh dibilang punya ensemble casts yang memuaskan di tahun ini. Teh Meira berhasil membuktikan sosok Lutesha dan Ganindra Bimo yang selama ini identik sebagai aktor spesialis film-film action, thriller dengan aura depresif, tiba-tiba berubah drastis di film ini. Aura cheerful, bahagia, penuh cinta dari keduanya tersampaikan dengan maksimal lewat karakter Dhea dan juga Bimo. Selain itu, pesona Jerome Kurnia di film ini pun lagi-lagi dan selalu bersinar terang menghipnotis para penonton. Penampilan Dea Panendra, Anya Geraldine dan Rafly Altama juga tak kalah mencuri perhatian sekaligus melengkapi betapa serunya film CINTA TAK SEINDAH DRAKOR (2024) ini.
Overall, film CINTA TAK SEINDAH DRAMA KOREA (2024) bisa banget masuk sebagai salah satu film terfavorit di tahun ini. Sajian (terlalu) lengkap tentang drama, romantis, komedi dan haru! Aku yakin Teh Meira Anastasia bakal jadi the next big thing sebagai sutradara perempuan di Indonesia! Big love and big hug for Teh Meira, Lutesha, Jerome Kurnia dan seluruh casts lainnya!


[8/10Bintang]

Saturday, 30 November 2024

[Review] Venom 3 The Last Dance: Perpisahan Antara Eddie Brock dengan Symbiote Venom!

 


#Description:
Title: Venom: The Last Dance (2024)
Casts: Tom Hardy, Juno Temple, Chiwetel Ejiofor, Clark Backo, Rhys Ifans, Stephen Graham, Peggy Lu, Alanna Ubach, Hala Finley, Dash McCloud, Cristo Fernandez, Andy Serkis, Jared Abrahamson
Director: Kelly Marcel
Studio: Sony Pictures, Columbia Pictures, Marvel Entertainment


#Synopsis:
Usai pertempuran melawan Carnage (Woody Harrelson), Eddie Brock (Tom Hardy) beserta symbiote Venom yang ada dalam tubuhnya kini menjadi buronan pihak kepolisian kota New York. Eddie dinyatakan sebagai tersangka atas kematian Detektif Patrick Mulligan (Stephen Graham). Disisi lain, Eddie dan Venom turut dipantau oleh organisasi Imperium di wilayah Area 51 di Nevada yang sedang menjalankan program untuk penelitian symbiote di bumi usai kemunculan Venom dan juga Carnage. Program tersebut dipimpin oleh dua ilmuwan yaitu Dr. Teddy Paine (Juno Temple) dan Sadie (Clark Backo), serta diawasi secara langsung dari perwakilan pemerintah yaitu Rex Strickland (Chiwetel Ejiofor).
Selain dinyatakan sebagai buronan pihak kepolisian dan dipantau oleh organisasi Imperium, Eddie dan Venom juga diburu oleh monster alien bernama Xenophage. Monster tersebut diutus oleh pencipta symbiote di alam semesta yaitu Knull (Andy Serkis) yang selama ini terkurung di planet Klyntar, tempat asal seluruh symbiote yang kini tersebar di seluruh alam semesta. Satu-satunya cara bagi Knull untuk keluar dari planet Klyntar yaitu dengan menggunakan sebuah energi bernama Codex yang berisikan energi bonding dari symbiote dan inangnya. Codex yang diincar oleh Knull yaitu yang dimiliki oleh Venom dan juga Eddie di bumi.
Ketika Eddie berubah wujud menjadi Venom, seketika langsung terdeteksi dan diburu oleh Xenophage. Disaat yang bersamaan Eddie juga harus menghadapi pasukan dari Imperium yang berusaha memisahkan dirinya dengan Venom. Aksi kejar-kejaran pun tak terhindarkan. Eddie dan Venom berhasil lolos dari kejaran Xenophage dan terdampar di sebuah gurun. Untuk sementara waktu Venom terpaksa menahan diri untuk tidak keluar dari tubuh Eddie agar tak menimbulkan masalah. Eddie pun berencana untuk segera kembali ke New York untuk bersembunyi dan menjauh dari hal-hal berbahaya. Tak lama kemudian, Eddie bertemu dengan keluarga Martin Moon (Rhys Ifans) berserta istri dan kedua anaknya yang sedang piknik untuk melihat Area 51, karena mereka semua sangat antusias terhadap hal-hal kosmik dan alien. Kehadiran Eddie disambut hangat oleh keluarga Martin dan mereka pun memberikan tumpangan pada Eddie yang ingin menuju Las Vegas.
Tiba di Las Vegas, Eddie harus secepatnya bersembunyi sekaligus mencari uang dengan cepat. Ia pun langsung masuk ke kasino yang ada disana dan tak sengaja bertemu lagi dengan Mrs. Chen (Peggy Lu) yang sedang berliburan disana. Venom sangat senang bisa melihat Mrs. Chen dan mengajaknya untuk berdansa. Saat Eddie berubah menjadi Venom dan berdansa di penthouse yang disewa Mrs. Chen, Xenophage mendeteksinya dan langsung mengejar Venom. Untungnya, Venom langsung bersembunyi sehingga tidak ketahuan oleh Xenophage. Namun sayang, Rex dan pasukannya juga datang dan langsung menangkap Eddie untuk dibawa menuju Area 51.
Ketika tersadar, Eddie terkejut karena Venom sudah dipisahkan dari dalam dirinya dan ia juga bertemu lagi dengan Patrick yang kembali hidup usai tubuhnya dijadikan inang oleh symbiote berwarna hijau berkat eksperimen dari organisasi Imperium. Symbiote yang ada dalam diri Patrick tersebut memberitahukan satu-satunya cara agar Knull tidak lepas dari kurungannya yaitu dengan cara menghancurkan Codex jika salah satu dari Eddie atau Venom yang mati.
Situasi di Area 51 jadi kacau setelah Xenophage muncul dan berusaha merenggut Eddie dan juga Venom yang kembali bersatu. Teddy, Sadie, Rex dan para petugas disana kemudian membebaskan para symbiote untuk membantu Venom melawan Xenophage. Para symbiote tersebut bekerja sama dan saling melindungi satu sama lain termasuk orang-orang yang ada disana agar tidak terkena serangan dari Xenophage. Bagaimana nasib Eddie dan Venom selanjutnya?


#Review:
Film yang digadang-gadang menjadi penutup dari Trilogy VENOM (2018) berjudul VENOM THE LAST DANCE (2024) akhirnya tayang di bioskop Indonesia mulai, 23 Oktober 2024 lalu. Meskipun masih mendapatkan score tomatomater rendah di Rotten Tomatoes, namun menariknya ketiga film VENOM yang sudah dirilis di bioskop ini konsisten mendapat score audiens yang memuaskan yaitu diatas 80%. Sebagai pecinta film-film live action superhero yang diadaptasi dari Marvel Comic, tentunya aku masih mengapresiasi dan bisa menikmati semua film-film Sony's Spider-Man Universe kok.



Untuk segi cerita, film VENOM 3 (2024) memang terasa lanjutan banget dari film kedua. Sempat menampilkan adegan Multiverse MCU di credit scene film keduanya, nah di lanjutannya kali ini, Sony Pictures mengambil langkah untuk mengembalikan Eddie Brock dan Venom ke universe nya sendiri untuk menyelesaikan konflik baru yang sangat berbahaya. Ditangan Kelly Marcel yang sebelumnya duduk sebagai penulis skenario dan kini sebagai sutradara, film VENOM 3 (2024) menampilkan sosok villain yang semakin besar sekaligus berbahaya dari dua film sebelumnya. Namun sayang, karakter Knull yang ditampilkan di film penutup Venom Tom Hardy disini malah sebatas teasing saja dan diganti dengan pasukan monster alien Xenophage. Selain itu, paruh awal film dari VENOM 3 (2024) juga menurutku terasa disesaki banyak karakter dan tidak terlalu nge-bonding maksimal dengan Eddie dan juga Venom. Plot kehadiran rombongan keluarga alien enthusiast disini juga terasa dipaksakan untuk ada. Untungnya, saat memasuki pertengahan film, keseruan dan kelucuan bromance antara Eddie dengan Venom kembali hadir. Setiap interaksi mereka selalu berhasil membuatku tertawa. Jokes reference keduanya asik banget. Yang tak kalah menarik, film ini juga menampilkan daya tarik tersendiri lewat adegan transformasi symbiote Venom saat berpindah-pindah ke makhluk hidup selain manusia. Tak boleh dilupakan juga moment gotong royong para symbiote yang berusaha mengalahkan Xenophage yang sedikit mengingatkan penonton akan adegan-adegan epic ensemble para superhero di film-film MCU. Klimaks cerita ditutup antara Eddie dengan Venom pun surprisingly memuaskan dan cukup emosional. Siapa sangka aku bisa terharu juga saat keduanya memutuskan untuk berpisah. Ditambah lagi sang sutradara menampilkan cuplikan-cuplikan flashback kebersamaan antara mereka berdua. Lucu sekaligus bikin haru!


Untuk jajaran pemain, Tom Hardy memang memberikan energi besar untuk ketiga film VENOM ini. Karakter Eddie Brock memang sangat pas diperankan olehnya. Meskipun kali ini karakternya tidak mendapatkan porsi drama asmara, tapi moment heroik dari Venom jadi lebih menonjol, khususnya saat memasuki babak akhir film. Jajaran pemain pendukungnya pun sebetulnya punya banyak sekali potensi untuk dikembangkan namun sang sutradara memilih jalur aman dan lebih memfokuskan diri terhadap karakter utama saja.
Untuk urusan visual, film VENOM 3 (2024) berada di level yang tidak mengecewakan. Setiap adegan action dan efek visual dari para symbiote nya semakin terlihat realistis. Moment di dalam air dan pesawat sukses membuatku terpukau! Oh iya, penggunaan lagu-lagu populer mulai dari Don't Stop Me Now nya Queen, Wild World dari Cat Stevens, lalu Memories nya Maroon 5 hingga Dancing Queen nya ABBA semakin memeriahkan setiap adegan yang ada dalam film ini. Overall, film VENOM THE LAST DANCE (2024) tampil tidak buruk dan ditutup dengan cara yang lumayan emosional! Keren!


[8/10Bintang]

Monday, 25 November 2024

[Review] Cinta Dalam Ikhlas: Drama Percintaan Remaja Muslim Yang Sangat Inspiratif!



#Description:
Title: Cinta Dalam Ikhlas (2024)
Casts: Abun Sungkar, Adhisty Zara, Omar Daniel, Maizura, Zoe Abbas Jackson, Alif Rivelino, Cut Mini, Donny Damara, Elang El-Gibran, Izzati Khansa, David Chalik, Eksanti, Tike Priatnakusumah
Director: Fajar Bustomi
Studio: Starvision Plus


#Synopsis:
Bintang Atharisena Firdaus (Abun Sungkar) masuk SMA yang sudah dipilih oleh ibunya, yaitu Ibu Ratih (Cut Mini) dengan harapan Athar bisa seperti almarhum sang suami dan juga almarhumah anak pertamanya yang dulu bersekolah disana. Di sekolah barunya ini, Athar memilih untuk fokus bermusik dengan membentuk grup band bersama teman-temannya. Ia bercita-cita ingin menjadi seorang seniman musik yang karyanya dikenal luas. Karena terlalu sibuk dengan urusan musik dan juga sering main bersama grup band nya, Athar jadi tidak fokus terhadap sekolahnya. Ia sering mendapat hukuman dari guru dan juga nilai-nilai akademiknya jelek. Selain itu, penampilan Athar yang berambut gondrong dan tidak rapi membuatnya sering diomeli oleh wali kelas dan guru.
Suatu hari, Athar tak sengaja beradu tatap mata dengan siswi SMA ketika sedang upacara. Perempuan tersebut sukses membuat Athar terpesona karena kecantikannya. Setelah selesai upacara, Athar terkejut karena perempuan tadi satu kelas dengannya. Perempuan tersebut bernama Aurora Cinta Purnama (Adhisty Zara) yang merupakan siswi baru pindahan dari Bandung. Selama belajar, Athar dibuat kagum dengan kecantikan Ara yang mengenakan hijab. Athar jadi punya cita-cita setelah lulus SMA nanti akan mengajak Ara untuk menikah.
Mendengar impian Athar tersebut membuat teman sekelasnya yaitu Mamat (Alif Rivelino) tertawa. Mamat tak yakin Ara mau dengan Athar yang selama ini dikenal sebagai siswa yang sering telat, nongkrong dan jarang mengerjakan tugas di kelas. Mamat menyarankan Athar untuk berhijrah jika ingin mendapatkan perempuan sholehah seperti Ara. Karena termotivasi, Athar mengikuti saran dari Mamat untuk menjadi sosok pria yang jauh lebih baik dari sebelumnya.
Perubahan yang dilakukan Athar tersebut turut membuat ibu dan adiknya senang. Athar mengikuti ekstrakurikuler Rohis, makin giat belajar dan berpakaian lebih rapi dari biasanya. Atas usahanya tersebut, nilai-nilai akademik nya mengalami kenaikan drastis. Athar kini jadi salah satu siswa berprestasi di sekolah dengan nilai yang memuaskan. Melihat perubahan Athar yang semakin lebih baik membuat Ara ikut senang. Athar pun semakin yakin untuk mengungkapkan perasaannya pada Ara sebelum mereka lulus sekolah.
Saat hari kelulusan sekolah, apa yang diharapkan oleh Athar tidak sesuai dengan kenyataan. Ara belum bisa menjalin hubungan dengan orang lain karena ia ingin mengejar cita-cita untuk melanjutkan pendidikan kuliah di Jakarta. Ara juga menyarankan Athar untuk sama seperti dirinya mengejar cita-cita terlebih dahulu. Ara yakin jika mereka berjodoh, Insyaallah mereka berdua akan dipertemukan kembali di kemudian hari. Mendengar keputusan yang diberikan oleh Ara membuat Athar tak bisa berbuat banyak. Ia mengikhlaskan jika saat ini keduanya belum bisa berjodoh. Athar pun berjanji akan jika ia sudah selesai kuliah dan mendapat pekerjaan yang layak, akan kembali mencari Ara untuk dijadikan sebagai istri.
Athar yang kini sudah lulus SMA kemudian melanjutkan kuliah di Bandung. Mamat pun menyarankan kepada Athar untuk tinggal di kontrakan sahabatnya yang ada disana yaitu Maulana Zein (Omar Daniel) dan Eko Jobs (Elang El-Gibran). Kepergian Athar ke Bandung membuat Ibu Ratih dan adik perempuan Athar yaitu Tiara (Izzati Khansa) bersedih. Athar berjanji selama ia kuliah di Bandung tidak akan merepotkan sang ibu dan jika ada waktu luang pasti akan menyempatkan pulang ke rumah.
Tiba di Bandung, Athar merasa sangat bersyukur karena bisa kenal dengan Zein dan juga Eko. Mereka menyambut dengan hangat kehadiran Athar dan mempersilahkannya untuk tinggal di rumah kontrakan. Untuk membalas budi kebaikan mereka, Athar siap membantu usaha jualan pakaian muslim yang dikelola oleh Zein dan Eko.
Selain disibukkan dengan tugas kuliah, Athar pun rutin ikut berjualan pakaian muslim bersama Zein dan Eko. Hingga suatu ketika, lapak jualan mereka hampir saja diamankan oleh Satpol PP. Athar tak sengaja bertemu lagi dengan Pak Farhan (Donny Damara) yang ternyata mengelola bisnis pakaian muslimah bersama dengan anaknya, Salsabilla (Zoe Abbas Jackson). Setelah pertemuan tak sengaja itu, Athar kemudian mengenalkan Pak Farhan kepada Zein yang sama-sama berbisnis pakaian muslim. Pak Farhan tertarik untuk mengajak Athar dan Zein mengelola bisnis bersama. Hasil penjualan dan keuntungan pun akan dibagikan secara adil oleh Pak Farhan kepada mereka berdua.
Perlahan tapi pasti, kehadiran Athar dan Zein dalam bisnis yang dikelola Salsabilla membuat angka penjualan mengalami peningkatan yang signifikan. Dari bisnis pakaian muslim yang mereka kelola, Athar dan Zein kini memiliki penghasilan yang digunakan untuk keperluan kuliah dan juga membahagiakan orang tua mereka. Disaat yang bersamaan, Zein dan Salsabilla terlihat saling menyukai satu sama lain. Sementara itu, Athar juga berkenalan dengan seorang perempuan cantik di kampusnya yaitu Lestari (Maizura). Tak membutuhkan waktu lama, Lestari kemudian mengajak Athar untuk bertaaruf. Hal tersebut membuat Athar dilema. Disatu sisi, ia masih mengharapkan Ara. Namun disisi lain, hadir sosok Lestari yang sudah memberanikan diri untuk mengajaknya menikah.
Perasaan dilematis semakin kompleks usai Athar bertemu lagi dengan Ara. Tak hanya itu saja, Athar harus menghadapi sebuah permintaan dari Pak Farhan yang membuatnya kebingungan dalam mengambil keputusan. Kepada siapakah hati Athar berlabuh?


#Review:
Rumah produksi Starvision Plus kembali hadir dengan membawa film bergenre drama religi terbaru yang berjudul CINTA DALAM IKHLAS (2024). Film ini diadaptasi dari novel best seller berjudul sama karya Kang Abay Adhitya. Jika biasanya film bergenre drama religi mayoritas dibintangi aktor aktris yang sudah berhijrah, di film yang disutradarai oleh Fajar Bustomi ini, ensemble casts pemainnya mayoritas aktor aktris muda dan bukan dari kalangan berhijrah.



Aku berkesempatan hadir di acara press conference dan gala premiere film CINTA DALAM IKHLAS (2024) yang sukses digelar pada Selasa, 19 November 2024 lalu di Cinema XXI Epicentrum, Jakarta Selatan. Hal menarik diungkapkan oleh Fajar Bustomi selaku sutradara selama proses pengambilan gambar. Fajar mengaku proses produksi film ini berjalan sangat lancar serta diberi kemudahan berkat dukungan dari produser dan juga para pemain yang totalitas dalam memerankan karakter mereka masing-masing. Hal yang sama turut ungkapkan oleh penulis skenario film CINTA DALAM IKHLAS (2024) yaitu Oka Aurora. Pesan yang ingin disampaikan oleh penulis novel sendiri sangatlah sederhana, yaitu tentang cinta itu tak perlu berlebihan, jika takdirnya sudah berjodoh maka akan dipertemukan kembali. Abun Sungkar dan Adhisty Zara pun mengaku tak kesulitan untuk membangun chemistry karena sebelumnya mereka terlibat dalam beberapa project film maupun serial bersama. Abun Sungkar pun tak sungkan memuji perubahan dari penampilan lawan mainnya yang kini makin dewasa dan juga makin cantik ketika mengenakan hijab. Apresiasi Kang Abay dan sang istri pun mereka berikan kepada Adhisty Zara, Maizura dan Zoe Abbas Jackson yang terlihat makin cantik saat mereka mengenakan hijab.


Untuk segi cerita, film CINTA DALAM IKHLAS (2024) mempunyai premis sederhana tentang seorang remaja pria yang jatuh cinta dan berusaha memperbaiki diri jadi lebih baik demi mendapatkan cintanya. Proses hijrah yang dilalui oleh karakter Athar disini terasa believable dan tidak terkesan menggurui para penonton. Kolaborasi Fajar Bustomi, Oka Aurora dan Kang Abay disini berhasil memvisualkan jika elemen religi Islam dalam sebuah film itu tidak selamanya harus dieksploitasi berlebihan. Drama percintaan remaja soleh dan sholehah yang terjalin antara Athar, Ara, Zein dan Salsabilla jadi sangat menarik karena mereka berempat berhasil mendefinisikan makna tentang kesabaran, dan keikhlasan dalam menggapai cinta. Selain drama asmara yang dikemas sangat baik, film CINTA DALAM IKHLAS (2024) juga banyak menampilkan elemen-elemen positif tentang berbaktinya anak kepada orang tua, selalu berbuat baik kepada orang lain dan orang tua pun memberikan contoh yang sangat baik kepada anak mereka. Hampir disepanjang film, aku bisa merasakan vibes yang sangat positif dan juga banyak hal-hal yang dapat penonton ambil untuk dijadikan panutan. Apresiasi aku berikan kepada Oka Aurora yang bisa mengakhiri konflik serta plot twist film CINTA DALAM IKHLAS (2024) dengan sangat baik sekaligus membuat penonton lega.


Untuk jajaran pemain, penampilan Abun Sungkar dan Adhisty Zara benar-benar sukses mencuri perhatianku di sepanjang durasi film. Selama ini kedua aktor tersebut sangat identik sebagai Gen Z yang gaul dan populer dengan segala aktifitasnya di sosial media. Namun siapa sangka, saat Abun dan Zara memainkan karakter Athar dan Ara, mereka berhasil bertransformasi menjadi sosok yang sangat kalem, sholeh dan sholehah. Aura positif benar-benar terpancar dari mereka berdua, termasuk juga Maizura, Omar Daniel dan Zoe Abbas Jackson. Doa dan harapan positif pastinya timbul dari penonton saat melihat Adhisty Zara, Maizura dan Zoe Abbas Jackson yang Masyaallah.. Sangat-sangat cantik ketika mereka mengenakan hijab. Yang tak kalah menarik, deretan pemain pendukung lainnya juga tampil melengkapi kesempurnaan dari film ini. Applause pokoknya untuk Alif Rivelino, Cut Mini dan juga Donny Damara.
Overall, fiilm CINTA DALAM IKHLAS (2024) tampil memuaskan sebagai sajian drama religi romantis yang penuh dengan nilai-nilai positif di dalamnya. Salah satu film drama Indonesia terbaik di tahun ini!


[9/10Bintang]

Thursday, 21 November 2024

[Review] Hidup Ini Terlalu Banyak Kamu: Drama Pemuda Seni Yang Jatuh Cinta Pada Seorang Wanita Yang Lebih Tua!




#Description:
Title: Hidup Ini Terlalu Banyak Kamu (2024)
Casts: Ajil Ditto, Adinia Wirasti, Hanggini, Ciara Nadine Brosnan, Faiz Vishal, Gracia JKT48
Director: Kuntz Agus
Studio: MVP Pictures


#Synopsis:
Sadali (Ajil Ditto) sangat mencintai seni, terutama seni lukis. Setiap sudut rumah dan kamar penuh dengan coretan karyanya. Kecintaannya terhadap melukis tersebut membuat Sadali tertarik untuk melanjutkan kuliah seni di Yogyakarta. Meskipun ia berasal dari Bukittinggi, Padang tak membuatnya takut untuk merantau ke Pulau Jawa. Namun sebelum pergi ke Yogyakarta, Sadali sudah direncanakan oleh ayah dan ibunya untuk dijodohkan dengan Arnaza (Hanggini), gadis Minang cantik yang merupakan anak dari sahabat sang ibu. Awalnya Sadali menolak perjodohan tersebut, namun saat ia bertemu dengan Arnaza untuk yang pertama kali, ia langsung jatuh hati melihat kecantikan calon istrinya itu.
Beberapa minggu sebelum berangkat ke Yogyakarta, Sadali sering menghabiskan waktu bersama dengan Arnaza. Rasa cinta perlahan mulai tumbuh diantara mereka. Keduanya berkomitmen akan sering berkirim surat saat Sadali sudah merantau ke Yogyakarta untuk kuliah. Selain itu, Sadali juga berjanji setelah selesai kuliah, ia akan pulang ke Bukit Tinggi dan menikah dengan Arnaza.
Setelah menempuh perjalanan darat, akhirnya Sadali tiba di Yogyakarta. Ia sangat senang berada di kota yang selama ini dikenal sebagai kota lahirnya para seniman besar di Indonesia. Selain itu, Sadali juga resmi diterima menjadi mahasiswa baru di kampus impiannya yaitu Institut Seni Indonesia Yogyakarta. Saat berkeliling kampus, Sadali berkenalan dengan mahasiswa disana yaitu Budi (Faiz Vishal). Sadali pun meminta bantuan pada Budi untuk mencarikannya kost atau kontrakan untuk ditinggali. Sadali ingin menjadi mahasiswa seperti pada umumnya di perantauan dan tak mau numpang tinggal di kampus seperti mahasiswa-mahasiswa seni kebanyakan.
Budi kemudian membawa Sadali untuk mendatangi restoran dan galeri seni Tentrem yang dikelola oleh Mera (Adinia Wirasti), karena disana terdapat satu kamar kosong yang rencananya akan disewakan. Tiba di restoran dan galeri seni Tentrem, Sadali terpesona pada pandangan pertama saat melihat Mera. Selain itu, kecintaan Mera terhadap tanaman dengan merawat banyak sekali bunga membuat Sadali semakin tertarik pada Mera. Sadali pun langsung bersedia untuk menyewa kamar disana dan siap membantu Mera merawat semua tanaman dan menjaga restoran serta galeri Tentrem. 
Hari demi hari terus berlalu. Selain disibukkan dengan kegiatan belajar di kampus, Sadali juga terkadang memikirkan Mera. Ia berusaha mencari cara agar bisa sering berbincang dan bertemu dengan Mera. Tak jarang, Sadali sering memberikan sanjungan dan gombalan kecil kepada Mera. Disaat yang bersamaan pula, Sadali tak pernah lupa untuk berkirim surat kepada Arnaza di Bukittinggi. Sadali selalu menceritakan betapa senangnya ia bisa belajar banyak hal tentang seni di kota yang selama ini ia impikan untuk ditempati.
Suatu hari, Sadali terkejut saat mengetahui ternyata Mera sudah memiliki anak perempuan yang cantik bernama Kikan (Ciara Nadine Brosnan). Awalnya Sadali berniat mundur saat mengetahui Mera sudah memiliki anak dan juga suami. Namun saat mendengar penjelasan Budi soal Mera yang ternyata sedang dalam proses perceraian dengan suami bulenya yang berasal dari Australia, seketika ada sedikit harapan bagi Sadali untuk tetap dekat dengan Mera.
Seiring berjalannya waktu, Sadali semakin berusaha untuk mendapatkan hati Mera. Ia sering mengajak Mera untuk jalan-jalan dan melakukan hal-hal yang sebelumnya belum pernah dilakukan oleh Mera. Di satu sisi, Mera merasakan adanya perasaan bahagia ketika bersama dengan Sadali. Namun disisi lain, Mera masih belum berani dan trauma untuk membuka hati untuk orang lain setelah disakiti oleh suaminya yang sudah memiliki keluarga sebelum menikah dengannya.
Perasaan dilematis kini menghantui mereka berdua. Sadali harus dihadapkan pada dua pilihan. Sementara itu, Mera juga harus mendapat kenyataan tentang Sadali yang ternyata sudah memiliki tunangan serta sang mantan suami yang meminta untuk kembali rujuk. Bagaimana akhir cerita kebimbangan dari mereka berdua?


#Review:
Novel karya Pidi Baiq kembali diangkat menjadi film layar lebar. Kali ini bukanlah berasal dari Universe Dilan. Melainkan buku berjudul HIDUP INI TERLALU BANYAK KAMU (2024) yang dirilis pada tahun 2022 lalu. Film ini disutradarai oleh Kuntz Agus dan skenarionya dikerjakan oleh kolaborasi antara Pidi Baiq dengan Titien Wattimena.


Untuk segi cerita, film yang judulnya sudah seperti gombalan ini memang hampir serupa namun tak sama dengan dari universe Dilan. Sepertinya, drama kehidupan remaja dengan gombalan-gombalan maut akan menjadi signature khas dari Pidi Baiq baik dalam novel maupun film yang diadaptasi dari novelnya. Pada paruh awal film, penonton diajak berkenalan dengan main character yaitu Sadali yang kali ini berasal dari tanah Parahyangan Minang. Menariknya, karakter Sadali disini bukanlah seperti Dilan yang masih di bangku SMA, ia mahasiswa baru yang merantau ke Yogyakarta. Kadar gombalan maut dan gesture genit dari Sadali pun tidak dibuat overwhelming seperti Dilan. Selain berfokus pada usaha Sadali mendapatkan hati Mera, skenario yang ditulis Titien Wattimena dan Pidi Baiq ini juga turut mengembangkan cerita dari sisi Mera. Hal inilah yang membuat cerita menjadi berimbang. Keduanya sama-sama menonjol dan memiliki kekuatannya masing-masing. Karakter Mera yang diperankan dengan sangat apik oleh Adinia Wirasti disini memperlihatkan betapa sulitnya seorang wanita yang sudah berstatus janda kemudian takut untuk memulai kembali hubungan dengan orang baru. Dinamika dan harus menjaga perasaan dirinya sebaik mungkin yang dilakukan oleh Mera benar-benar memukau. Sebetulnya, sutradara Kuntz Agus bisa saja mengambil langkah lebih berani dan menggunakan klasifikasi rating dewasa untuk cerita antara Sadali dengan Mera, namun ia dan tim penulis naskah memilih jalur aman dengan mengedepankan perasaan dilematis yang harus dihadapi oleh Sadali dan juga Mera. Klimaks penyelesaian drama percintaan antara Sadali, Mera dan juga Arnaza pun lebih mature. Dan memang seharusnya seperti itu. CUMAAA! Sangat disayangkan kenapa harus ada adegan tambahan post credit scene yang menurutku SANGAT TIDAK PERLU! Hahahaha.
Untuk jajaran pemain, siapa sangka sosok Ajil Ditto ternyata bisa juga menjadi sosok pemuda buaya dengan tebar pesonanya lewat tutur kata serta gesture yang sangat meyakinkan! Hahaha. Takjub sih seorang Ajil Ditto ternyata bisa mengimbangi kemampuan dari Adinia Wirasti di film ini. Keduanya benar-benar nampak seperti saling jatuh cinta namun terhalang oleh beberapa alasan kuat. Penampilan Hanggini yang porsinya masih terbatas disini juga cukup mencuri perhatian. Aura gadis baik-baik dan vibes protagonis nya memang sangat cocok bagi dirinya.
Overall, film HIDUP INI TERLALU BANYAK KAMU (2024) cukup berhasil bikin penonton kesengsem dengan segala usaha Sadali yang sesekali membuat penonton ikut sumpah serapah kepadanya.


[7.5/10Bintang]

Sunday, 17 November 2024

[Review] Smile 2: Kutukan Kembali Berlanjut Dan Menimpa Seorang Penyanyi Terkenal!




#Description:
Title: Smile 2 (2024)
Casts: Naomi Scott, Rosemarie Dewitt, Lukas Gage, Miles Gutierrez-Riley, Ray Nicholson, Dylan Gelula, Peter Jacobson, Raul Castillo, Kyle Gallner
Director: Parker Finn
Studio: Paramount Pictures, Temple Hill Entertainment


#Synopsis:
Setelah kematian mantan kekasihnya yaitu Rose Cotter (Sosie Bacon), kutukan mematikan dari sosok gaib yang selalu tersenyum kini terperangkap dalam diri Joel (Kyle Gallner). Untuk melepaskan kutukan tersebut, Joel yang merupakan seorang detektif dari pihak kepolisian terpaksa mengikuti salah satu cara yang pernah diucapkan Rose yaitu harus membunuh seseorang. Joel kemudian mengikuti dua orang pengedar narkoba yang selama ini sudah menjadi target kepolisian. Saat misi tersebut hampir saja berhasil, ia gagal karena harus berhadapan dengan beberapa pengedar narkoba lain yang terkejut saat melihat dua rekannya tewas dibunuh oleh Joel.
Di sisi lain, seorang penyanyi pop yaitu Skye Riley (Naomi Scott) memutuskan untuk come back ke panggung dan siap menggelar rangkaian konser tour terbarunya usai satu tahun berduka atas kematian tunangannya, Paul Hudson (Ray Nicholson) dalam kecelakaan mobil bersama dengan dirinya. Rangkaian konser terbarunya ini mendapat banyak dukungan dari para fans dan juga produser label rekamanya yaitu Darius (Raul Castillo). Ibu sekaligus manager pribadinya yaitu Elizabeth Riley (Rosemarie Dewitt) pun sangat senang akhirnya sang anak bisa bangkit dari keterpurukan dan siap kembali ke panggung musik dengan dibantu asisten mereka Joshua (Miles Gutierrez-Riley).
Hampir setiap hari Skye menjalani latihan musik dan juga koreografi demi penampilan maksimal saat nanti menjalani rangkaian konser tour nya. Namun sayang, sejak kecelekaan mobil, Skye memiliki luka jahitan di beberapa bagian tubuhnya. Selain itu ia juga masih sering mengalami rasa sakit di bagian pinggangnya jika terlalu banyak bergerak. Demi profesionalitas, Skye selalu menahan rasa sakit tersebut di hadapan ibu dan juga produsernya. Hingga suatu malam, Skye makin tersiksa dengan rasa nyeri dan obat Vicodin nya sudah habis. Ia pun bergegas pergi menemui temannya, Lewis (Lucas Gage) yang selama ini menjadi pemasok obat untuk Skye.
Ketika tiba di apartment temannya itu, Skye terkejut melihat Lewis yang panik, ketakutan dan berperilaku tak biasa. Puncaknya, Lewis tiba-tiba berteriak histeris dan mengaku jika selama seminggu terakhir ini sering diganggu oleh hal-hal gaib. Tak lama setelah itu, ekspresi muka Lewis berubah menjadi tersenyum lebar dan seketika bunuh diri dengan cara yang sangat tragis. Melihat kejadian mengerikan tersebut membuat Skye ketakutan dan panik. Ia langsung pergi dari apartment Lewis dan berharap dirinya tidak terlibat dengan kejadian mengerikan itu.
Melihat secara langsung kejadian bunuh diri yang dilakukan oleh Lewis tersebut membuat Skye terguncang dan berdampak juga pada performa nya selama latihan untuk konser. Selain itu, Skye juga mulai merasakan hal-hal aneh termasuk penampakan sosok Lewis dengan senyuman yang mengerikan. Skye yang mulai mengalami gejala halusinasi ini membuatnya melakukan hal tak terduga saat menghadiri acara charity yang digelar oleh produsernya. Halusinasi, kecemasan dan ketakutan yang dialami oleh Skye membuatnya enggan untuk berbicara kepada siapapun termasuk kepada sang ibu ataupun asistennya. Skye khawatir akan dianggap lagi masih menggunakan narkoba dan mengalami halusinasi jika berkata jujur. Skye pun akhirnya menghubungi sahabatnya, Gemma (Dylan Gelula) yang selama satu tahun ini hubungan mereka renggang. Skye meminta maaf atas perbuatannya yang dulu menyinggung tentang suami dari Gemma. Gemma pun sudah lama memaafkan kesalahan sahabatnya itu dan bergegas pergi menuju ke apartment Skye. Setibanya disana, Skye langsung memeluk Gemma dan menceritakan tentang kematian Lewis dan semua kejadian aneh yang menimpa dirinya.
Usai menceritakan kegelisahannya pada Gemma, Skye pun kini selalu mendapat pesan misterius yang mempertanyakan keberadaan Gemma saat kematian Lewis. Setelah ditelusuri, pesan tersebut berasal dari seorang pria bernama Morris (Peter Jacobson) yang selama ini berusaha untuk menghentikan kutukan entitas gaib yang selalu tersenyum, usai adiknya ikut terseret dalam kutukan tersebut. Selama bertahun-tahun Morris melakukan riset dan penelusuran tentang pola kutukan yang terus berpindah-pindah dengan cara yang sama persis. Saat ini, kutukan tersebut berada dalam diri Skye setelah berpindah dari Lewis. Lewis sendiri merupakan salah satu pembeli narkoba yang pengedarnya tewas ditembak oleh Joel.
Dari hasil risetnya itu, Morris yakin kutukan tersebut bisa dihentikan tanpa harus membunuh orang lain. Morris kemudian menyusun rencana dengan meminta bantuan pada Skye agar bersedia mengikutinya. Akankah mereka berdua berhasil terbebas dari kutukan mengerikan itu?


#Review:
Kesuksesan film SMILE (2022) yang mencetak angka pendapatan lebih dari $210 juta Dollar Amerika Serikat secara global membuat Paramount Pictures tak pikir panjang untuk menghadirkan sekuelnya. Berselang dua tahun dari film pertamanya, SMILE 2 (2024) akhirnya tayang di bioskop saat menjelang Haloween tahun ini. Untuk kursi sutradara dan penulisan skenario masih dipegang sepenuhnya oleh Parker Finn inilah yang tak membuat penonton khawatir akan kualitas serta cerita yang dihadirkan.


Sama seperti film pertamanya, formula horror psikologis masih digunakan dengan baik di film keduanya ini. Jika film pertama menampilkan karakter seorang psikiater, di sekuelnya ini cerita berpindah kepada karakter yang merupakan seorang penyanyi pop terkenal! Parker Finn berhasil melakukan ekspansi cerita dengan sangat baik di sekuelnya ini. Development dan backstory dari karakter Skye Riley sangat matang. Hal tersebut bisa penonton rasakan dengan production value seorang pop superstar yang begitu detail dan juga sangat meyakinkan. Terlebih lagi, Naomi Scott memiliki kemampuan akting, menyanyi serta tari yang apik sehingga penampilannya sangat menonjol dan tidak kaku seperti Saleka Shyamalan di film TRAP (2024) kemarin. Hahaha.
Untuk sisi psikologisnya, terror yang dihadirkan film SMILE 2 (2024) kali ini memang mengalami peningkatan drastis. Moment antara halusinasi dan kejadian nyata dalam film ini benar-benar tipis, sehingga sangat mudah bagi penonton untuk merasakan sensasi kejutan yang diberikan. Perasaan trauma dan ketakutan di masa lalu yang dialami Skye Riley pun bisa disampaikan dengan jelas kepada penonton. Semua misteri tentang kutukan gaib dari sosok mengerikan yang selalu tersenyum pun akhirnya bisa terkuak dengan sempurna di film ini. Eksekusi ending cerita film SMILE 2 (2024) juga benar-benar gila dan sangat potensial untuk dibuatkan lebih massive lagi.
Untuk jajaran pemain, penampilan gemilang datang dari Princess Jasmine Naomi Scott. Ia berhasil memerankan sosok pop superstar Skye Riley dengan segala kompleksitasnya dalam menghadapi kutukan mengerikan yang menimpa dirinya. Kualitas aktingnya benar-benar sempurna tanpa cela sedikitpun. Ekspresi ketakutan sampai moment depresinya terpancar sangat kuat dan bisa dirasakan oleh penonton. Beberapa moment jump scared yang dialami oleh Skye Riley juga selalu on point bikin penonton ketakutan sekaligus misuh-misuh ngilu.
Overall, film SMILE 2 (2024) sangat layak dinobatkan sebagai salah satu film horror terbaik di tahun ini. Peningkatan luar biasa dari film pertamanya. Jika kemarin tidak berharap adanya sekuel, namun setelah hasil dari sekuelnya bagus seperti ini, aku jadi berharap franchise SMILE ini terus berlanjut gas terus!


[8.5/10Bintang]