saatnya kredit rumah gan...

Alhamdulillah, Senin, 19 Maret 2012 lalu saya akad kredit rumah sederhana. Akad ini saya sebut "kesabaran berbuah manis" Betapa tidak, saya pesen rumah ini sudah cukup lama. Bahkan jika ditotal dari saat pertama pendaftaran terhitung teramat lama.
Sebetulnya kami tidak berniat membeli rumah ini, tapi demi menolong teman, akhirnya saya ambil juga rumah ini.


Awalnya yang mau ngambil rumah ini adalah teman saya. Sekitar dua tahun lalu, kontrakan teman saya akan berakhir, tinggal empat bulan lagi. Ia berpikir, kalau mau nerusin ngontrak, tarifnya akan dinaikkan pemilik rumah. Lalu dia memutuskan untuk kredit rumah sendiri. Lokasinya sekitar lima kilometer dari rumah kontrakannya.

Setelah daftar dan menunggu, ternyata hingga habis kontrakan, rumah itu belum dibangun juga. Akhirnya, dia memutuskan nyari rumah KPR yang ready stock. Setelah muter-muter dan nyari informasi, akhirnya dapat, tapi lokasinya lumayan jauh. Meski jauh, ia terlihat senang karena cicilan yang ia bayarkan tidak sia-sia karena rumah itu menjadi hak milik. Beda dengan mengontrak dimana yang untung adalah pemilik rumah.


Nah beberapa bulan lalu, ia ditagih oleh pengembang rumah yang ngeles nggarap tumah itu. Tapi karena ia sudah ngambil rumah, dan merasa berat ambil rumah lagi, ia memutuskan menawarkan rumah itu kepada beberapa temannya. Karena kalau ia membatalkan mengambil rumah itu, uang muka yang telah dibayarkan dipotong 50 persen.

Singkat kata, rumah itu akhirnya ditawarkan kepada saya. Tentu saja saya harus mengganti uang muka yang telah dibayarkannya ke pengembang, dan ada sedikit uang lebih. Setelah deal dengan pengembangnya, akhirnya disepakati bahwa rumah itu diteruskan atas nama saya. Karena saat itu belum akad dan belum berproses, maka sertifikat rumah itu tentu saja atas nama saya.

Beberapa waktu kemudian, BTN melakukan wawancara dengan saya, dan hasilnya lancar. Tapi setelah itu ternyata pengembangnya ngeles lagi merampungkan pembangunan rumah itu, sehingga akad kredit mundur terus, padahal BTN sudah ACC. Sempat marah juga dengan pengembang yang selalu ngeles, tapi akhirnya saya ikhlaskan. Dalam hati, toh saya belum mulai mengangsur, dan belum mau menempati rumah itu. Dan tujuan saya ambil rumah itu untuk investasi jangka panjang, makin lama harga rumah bakal makin naik.

Dan ternyata kesabaran itu berbuah manis. Awal Maret, pemerintah melalui BI mengumumkan suku bunga perbankan wajib turun, termasuk di BTN. Jika sebelumnya, saat wawancara bunganya 8,3 persen, kini tinggal 7,5 persen per tahun. Artinya angsuran juga ikut turun. Jika saat wawancara angsuran ditetapkan sebesar Rp 722 ribu per bulan, kini menjadi Rp 588 ribu per bulan, lumayan ya...

Kabar baiknya, angsuran itu flat selama 10 tahun atau 120 bulan. Awalnya sempat tidak percaya bahwa angsuran itu flat, tapi setelah minta penjelasan ke BTN ternyata angsuran itu memang flat. (Biasanya BTN memberlakukan bunga flat selama satu atau dua tahun saja). Dan itu dibuktikan dengan tanda tangan hitam di atas putih. Jika BTN ingkar janji, tinggal menuntut saja, hehehe. Untuk diketahui, harga jual rumah ini sebesar Rp 60 juta. Uang muka Rp 10,5 juta, dan utang di BTN Rp 49 juta. (murah yah...)

Jika dihitung, harga ini teramat murah, karena di kawasan sekitar, sudah tidak lagi rumah tipe 36 yang dijual di bawah harga Rp 90 juta, karena lokasinya yang tidak terlalu jauh dengan kota. Jadi, kalau saat ini saya langsung jual rumah itu bisa untung minimal Rp 20 juta, walah... (sabar sakwetawis, sebab tahun depan bisa lebih mahal, hehehe)

Nah, jika Anda ingin kredit rumah, inilah saatnya. Ada dua alasan mendasar: yang pertama, suku bunga KPR sedang turun. Yang kedua Bank Indonesia akan memberlakukan program baru (terkait uang muka/dp) yang cukup memberatkan warga.

Untuk diketahui, BI baru saja menerbitkan surat edaran terkait LTV kredit pemilikan rumah dan DP kredit kendaraan bermotor. BI menetapkan LTV maksimal 70 persen untuk KPR dengan kriteria tipe bangunan di atas 70 meter persegi. Aturan ini akan diberlakukan Juni 2012 mendatang.

Nah, jika Anda mau membeli mobil (untuk tujuan non-produktif) atau rumah di atas tipe 70, kini diwajibkan menyediakan uang muka (DP) minimal 30 persen. Tentu saja ini cukup memberatkan calon pengutang. Kabar baiknya, aturan baru BI itu tidak berlaku bagi rumah sederhana. Kabar baiknya lagi, suku bunga untuk rumah sederhana sedang diturunkan. Kini, suku bunga pinjaman ditetapkan 7,9 hingga 8,5 persen. Bahkan untuk rumah tipe di bawah 36 suku bunganya bisa mencapai 7,5 persen, flat.

Berdasarkan diskusi dengan bagian kredit BTN, suku bunga 7,5 persen dan flat itu diberlakukan untuk rumah sederhana di bawah harga Rp 70 juta. Jadi, jika sekarang Anda sedang mengincar rumah di bawah harga Rp 70 juta, segeralah mengajukan akad kredit, sebelum aturan ini berubah lagi. hehehe. Begitu juga yang sudah mengincar rumah di atas tipe 70, segeralah mengajukan akad kredit mumpung aturan ini belum diberlakukan hingga Juni 2012 mendatang. Selamat mencoba, semoga bermanfaat...


Banjarmasin, 26 Maret 2012