Hanya butuh dua hari untuk mengenalmu
Namun butuh bertahun-tahun untuk melupakanmu!!
(cieeee.....lebaiiii!!)
^_^
Lupakan kata-kata klise untuk Bukit Kayangan yang terinspirasi dari puisi yang saya baca pada kertas yang tertempel di dinding belakang ruangan kelas sebuah sekolah lanjutan pertama di luar Kota Bandung. Seminggu yang lalu kita telah outbound bareng di Bukit Kayangan, Sentul, Bogor. Acara yang diberi label The Team Goes to Buitenzoerg oleh Aa Yudha Bramanti ini diikuti oleh 89 peserta – eks panitia berbagai kegiatan memperingati HUT Perusahaan dan HUT RI ke-63.
Idenya menurut Ketua Panitia adalah agar acara pembubaran panitia bukan sekedar acara main dan makan bareng, tetapi memiliki content yang bermanfaat bagi peserta.
Agung - Poppy Patricia - Amin Kanda - Aku- Yepa - Egi & Dodon di air terjun
Sudah banyak diantara peserta yang mengirim foto-foto keren yang telah dikumpulin oleh Kang Hariman Bahtiar dan bisa diakses di situs intranet beliau. Sebagai pelengkap foto-foto tersebut saya hendak bercerita sedikit tentang jalannya acara. Terutama tentang pelajaran-pelajaran di balik permainan outbound — yang saya tangkap dari acara evaluasi Pak Tedi (fasilitator outbound) di malam hari setelah outbound. Mudah-mudahan beberapa bulan mendatang bila saya lihat foto-foto tetapi lupa pelajaran di baliknya – saya bisa baca lagi cerita ini.
Sebagai penuturan yang subyektif, jangan berharap cerita berikut ini akurat sesuai kenyataan di lapangan, tapi anggaplah sebagai gambaran umum tentang outbound yang telah kita ikuti.
Secara garis besar acara dimulai dari perjalanan ke Sentul – mampir untuk makan malam – sampai di Bukit Kayangan langsung briefing oleh Pak Tedi – esok harinya habis Sholat Subuh dilakukan evaluasi kegiatan panitia HUT – kemudian dilanjutkan acara outbond dari pagi hingga sore hari – malamnya acara pentas seni dan api unggun – Hari Minggu pagi berjalan kaki ke air terjun – siangnya pulang ke Bandung.
Pak Tedi, pemilik fasilitas outbound ini jauh-jauh hari saat briefing di Humas telah menyatakan bahwa jangan berharap kenyamanan hotel berbintang lima di lokasi outbound, tetapi harapkanlah kenyamanan hotel berbintang sejuta alias nuansa alam bebas di arena outbound. Dan memang hal itu terbukti dengan gubuk-gubuk yang relatif bisa dimasukin nyamuk dan kamar mandi antri dengan fasilitas ala kadarnya. Walaupun begitu fasilitas tersebut katanya masih jauh dari kondisi outbound sesungguhnya yang para pesertanya harus mendirikan tenda sendiri dan jika buang air hanya dibekali seember pasir dan segulung tissue untuk dipakai rame-rame.
Secara umum fasilitas yang tersedia cukup baik, bersih, terawat, air cukup dan makanan (walaupun sederhana) datang secara kontinyu untuk menyuplai perut peserta yang telah terkuras tenaganya untuk aktifitas outbound. Pemandangan lampu-lampu Jakarta di malam hari dan pesona matahari terbit adalah view andalan Bukit Kayangan yang terletak di tepi sebuah jurang yang luas dan dalam. Jauh di bawah sana di seberang jurang terlihat air terjun luhur yang dijadikan lokasi hiking pada hari kedua acara outbound.
Lokasi Bukit Kayangan menurut situs bukitkayangan.net terletak pada perbukitan dengan ketinggian 635 m dari permukaan laut dengan dikelilingi pemandangan indah Gunung Salak, Gunung Gede & Pangrango serta Gunung Pancar.
^_^
Tiga buah bis peserta outbound berangkat dari kantor pada Hari Jumat, tanggal 31 Oktober 2008 sekitar pukul 18.00, selepas mengikuti acara pelepasan haji di gedung serba guna. Uniknya ada calon haji yang ikutan outbound, yaitu Teh Dyah Widhiastuti – Surveillance. Peserta mampir di sebuah tempat pemberhentian untuk makan malam dan sampai di Bukit Kayangan sekitar pukul 22.15. Crew Bukit Kayangan menjemput bis peserta dengan mobil Carry di mulut tol.
Sampai di lokasi Bukit Kayangan, peserta disambut dengan minuman hangat berupa teh & kopi, juga makanan kecil sejenis ongol-ongol. Ketika agak larut malam keluar bandrek dan durian medan untuk dinikmati rame-rame. Durian udah dikupas dan disajikan dalam wadah plastik. Pada kesempatan ini Pak Tedi menyampaikan secara garis besar rencana acara outbound keesokan harinya. Juga memperkenalkan instruktur-instruktur yang akan mendampingi peserta ber-outbound ria di area Bukit Kayangan. Sepertinya para instuktur ini adalah para freelance yang terdiri atas para pencinta alam yang telah terbiasa beraktifitas sejenis di alam bebas dan proses perekrutannya dari mulut ke mulut lewat jalur pertemanan.
Sehabis briefing oleh Pak Tedi, peserta dipersilahkan untuk beristirahat atau boleh juga jalan-jalan di tepi jurang untuk menikmati pemandangan lampu-lampu kota nun jauh di sana. Sebagian peserta mengisi malam dengan acara ngobrol bareng. Salah satu bis, yaitu bis satu yang terperosok ke lumpur masih sibuk keluar dari perosokannya hingga larut malam.
Peserta pria tidur di gubuk-gubuk yang bisa diisi lima orang dan ada juga yang memilih tidur di tenda-tenda yang berukuran lebih kecil. Peserta putri tinggal di sebuah gedung besar dengan banyak jendela kaca yang terletak di atas bukit kecil. Ada juga gedung besar yang dipergunakan oleh panitia dan sebagian peserta pria.
^_^
Pagi harinya, Sabtu 01 Nopember 08 acara diawali dengan Sholat Subuh berjamaah. Sebelumnya Pak Andi berkeliling dari gubuk ke gubuk untuk membangunkan peserta yang belum bangun. Sehabis sholat subuh dilanjutkan acara evaluasi kegiatan panitia HUT Perusahaan dan HUT RI. Masing-masing penanggung jawab memaparkan kegiatan yang telah dilakukan dan menyampaikan usulan-usulan untuk perbaikan.
Pukul 8.00 acara outbound dimulai. Diawali dengan acara stretching yang diikuti seluruh peserta untuk mencegah terjadinya cedera selama aktifitas outbound. Selanjutnya peserta membentuk sebuah lingkaran besar dan melakukan berbagai macam permainan
Berdiri Bersama
Mula-mula dua orang berpasangan, duduk sambil dua tangan berpegangan, kemudian diberi aba-aba untuk serentak berdiri. Kemudian ditambah jadi empat, delapan dan seterusnya hingga terbentuk sebuah kelompok besar yang harus berdiri bersamaan saat diberi aba-aba. Permainan ini mengandung nilai kebersamaan dan kesalingtergantungan. Bahwa sepanjang tangan masih berpegangan, peserta tidak akan terjatuh saat bersama-sama berdiri. Saya sendiri sempat terjatuh karena gagal berdiri dan pegangan tangan lepas.
Berhitung “eok”
Berhitung dari angka 1 sampai 20, dengan setiap angka tiga dan kelipatannya diganti dengan kata “eok”. Kesalahan mudah terjadi karena disini terjadi perubahan paradigma. Bila sebelumnya setelah angka 2 itu adalah angka 3, kini diganti eok. Demikian juga angka 4 berada setelah angka 3 bukan setelah angka eok.
Perubahan paradigma menuntut peserta untuk fokus dan konsentrasi agar tidak keliru melanjutkan hitungan sebelumnya. Dalam pekerjaan sehari-hari sebuah perubahan menuntut konsentrasi ekstra bagi para pekerja agar perubahan berlangsung mulus. Nilai lain dari permainan ini menurut Pak Tedi adalah bila seorang peserta salah terus dalam menghitung -- seharusnya bukan ditertawakan atau diancam dipelorotkan celananya, tetapi didukung agar lebih berkonsentrasi.
Tentu saja ketawa-ketiwi pada acara ini bukan berarti tidak mendukung teman – tetapi bagian dari “fun” acara outbound.
Maling dan Polisi
Permainan ice breaking ini dilakukan dalam posisi seluruh peserta membentuk sebuah lingkaran besar. Permainan maling dan polisi adalah polisi mengejar maling. Baik maling maupun polisi berujud hula hup. Hula hup maling bergaris-garis dan harus masuk ke tubuh setiap peserta dua kali. Hula hup polisi polos dan cukup masuk ke tubuh peserta satu kali. Karena hula hup polisi cukup masuk ke peserta satu kali akibatnya dia lambat laun akan mengejar hula hup maling walaupun pada awalnya diberi jarak cukup jauh.
Permainan ini menggambarkan adanya sebagian orang di perusahaan yang tidak berperan dengan baik, dan tidak antusias mengejar target. Hal itu ditunjukkan pada orang yang sengaja memperlambat hula hop maling sehingga teman yang mendapat giliran berikutnya akan mendapat dua hula hop yang berarti tertangkap polisi. Orang yang tidak antusias ini menurut Pak Tedi harus diberi dorongan agar tidak menghambat kinerja perusahaan (Duh duh padahal memperlambat hula hup maling ini tujuannya untuk becanda aja loh!).
Cari Pasangan
Mula-mula peserta yang berada di lingkaran besar diperintahkan membuat pasangan dua-dua. Kemudian tiba-tiba diperintahkan untuk berganti pasangan. Karuan saja peserta berlarian kesana kemari mencari pasangan baru. Konon permainan ini memiliki nilai manajemen di dalamnya, yaitu hendaknya kita siap setiap saat untuk menerima job baru. Kita tidak tahu apa yang akan terjadi besok pagi. Kesempatan datang dengan cepat dan akan segera pergi bila kita tidak siap.
^_^
Selanjutnya peserta dibagi-bagi menjadi banyak kelompok kecil dengan jumlah anggota sekitar 12 orang campuran dari berbagai direktorat. Diantara nama-nama kelompok kecil itu adalah Tigo (kelompok saya), Combo, Sukro, dan Panda. Permainan-permainan berikutnya dilakukan oleh kelompok kecil tersebut. Diawali dengan permainan lompat tali dan hand knot. Sebenarnya kedua permainan tersebut sederhana, tetapi membutuhkan strategi. Kekompakan saja tidak cukup, selalu butuh strategi agar masalah teratasi.
Lompat Tali
Untuk lompat tali strateginya adalah peserta yang bisa melompat tinggi berada di tepi, dan yang lompatannya rendah berada di tengah. Kemudian pemutar tali sebisa mungkin merendahkan posisi tangannya sehingga para pelompat tidak perlu melompat tinggi-tinggi agar tidak tersangkut tali. Kelompok tempat saya bergabung, yaitu goup tigo lumayanlah bisa sekitar 14-15 kali lompatan.
Dua orang yang memutar tali adalah gambaran customer service yang harus memudahkan pelanggan. Untuk dapat memudahkan dan memenuhi kebutuhan pelanggan dibutuhkan kejelian membaca situasi dan kondisi pelanggan. Seperti pemutar tali yang akan merendahkan tangannya untuk mempermudah para pelompat.
Yang dimaksud dengan pelanggan disini bukanlah hanya para pembeli produk, tetapi semua pihak yang menerima hasil kerja kita. Pelanggan Bagian Produksi adalah QC, QA dan marketing. Di dalam bagian produksi sendiri terdapat pelanggan internal. Seksi persiapan alat dan media melayani bagian kultivasi. Seksi Kultivasi melayani Seksi Pemurnian dan Penyelesaian akhir produk. Dokumen yang diisi operator produksi konsumennya adalah penyelia. Review penyelia konsumennya adalah kabag. Begitu seterusnya.
Hand Knot
Pada permainan hand knot setiap peserta mengepalkan tangan kanan dan telapak kiri tetap terbuka. Tangan kiri peserta memegang tangan kanan peserta lain dan tangan kanannya harus dipegang peserta lain yang berbeda. Tidak diperbolehkan memegang tangan peserta disamping kanan & kirinya. Permainan ini dinyatakan sukses bila semua peserta berhasil bergandengan tangan membentuk lingkaran tanpa melepaskan pegangan
tangan.
Bila permainan ini dilakukan tanpa strategi akan berakhir dengan saling kunci tangan peserta dan tidak akan terbentuk lingkaran. Permainan ini konon adalah contoh bekerja sesuai prosedur. Aturan-aturan yang terasa “menyulitkan” seperti sulitnya melepaskan tangan-tangan yang terkait satu sama lain dalam permainan ini tetap harus diikuti. Permainan ini menyiratkan ketidakbolehan melakukan shortcut yang melangkahi prosedur yang bisa berakibat buruk pada produk dan akan berakhir dengan kehilangan pelanggan.
^_^
Permainan selanjutnya adalah tukar posisi, sungai keruh, sending message, tunnels games dan magic stick. Pada umumnya berupa creative problem solving dan membutuhkan strategi. Sebagian membutuhkan pengorbanan.
Tukar Posisi
Peserta dibagi dua kelompok, kiri dan kanan yang berdiri berhadapan. Masing-masing berdiri diatas sebuah alas berbentuk kotak. Diantara dua kelompok terdapat sebuah kotak kosong. Tugas peserta adalah bertukar tempat. Kelompok kiri pindah ke kanan dan kelompok kanan pindah ke kiri. Aturannya tidak boleh melompati lebih dari satu peserta dan tidak boleh berbicara.
Kunci menyelesaikan games ini adalah peserta dalam satu kelompok jangan sampai persis di belakang temannya dan peserta dalam kelompok yang berbeda selalu bertemu muka. Makna tidak boleh bicara pada permainan ini adalah hendaknya orang lebih banyak mendengar daripada berbicara. Konon bila diperbolehkan bicara ada kecenderungan atasan akan mengarahkan bawahan tentang bagaimana cara melakukan permainan ini. Kelompok Tigo belum menyelesaikan games ini tetapi udah tahu kunci untuk menyelesaikannya.
Sungai Keruh
Menyeberangi sungai dengan menggunakan perahu-perahu. Aturannya adalah perahu harus selalu berhubungan dengan salah satu daratan dan antar perahu harus selalu berhubungan. Setiap orang memegang satu kotak yang diumpamakan perahu yang akan diinjak. Peserta pertama akan berhubungan dengan peserta kedua dengan bergandengan tangan atau menginjak satu kotak bersama-sama. Peserta berikutnya melangkah melewati peserta pertama dan kedua dan membentuk sambungan berikutnya. Begitu seterusnya sehingga peserta terakhir mencapai daratan di seberang “sungai”. Kendala games ini adalah kadangkala peserta lupa melepaskan kotak ke rumput sebelum diinjak. Akibatnya kotak “perahu” itu dinyatakan hanyut.
Sending Message
Sekelompok orang buta mendapat pertunjuk melewati rintangan dari seorang bisu yang bisa melihat dan seorang rabun yang menangkap isyarat si bisu dan corong yang menyampaikan pesan si rabun. Kunci permainan ini adalah instruksi yang jelas dari corong sehingga sekelompok orang buta akan selamat melewati rintangan. Untuk itu si bisu dan si rabun harus trampil memperagakan kata-kata dengan bahasa isyarat. Si corong walaupun melihat para si buta, dia harus emnahan diri untuk mengatakan sekedar yang diisyaratkan si rabun. Orang buta yang berada di paling depan juga berperan memberi aba-aba pada teman-teman di belakangnya.
Memasukkan Bola ke Galon Aqua
Kelompok dibekali dengan tali-tali yang dipergunakan untuk memasukkan 3 buah bola pingpong ke dalam galon aqua yang terletak dalam lingkaran yang tidak boleh diinjak ataupun disentuh tali. Idealnya empat tali dijajarkan dari tepi ke tepi lingkaran menjadi terowongan untuk melewatkan bola ke atas mulut galon dan satu tali untuk menahan bola di atas mulut galon hingga bola terjatuh ke dalam galon.
Membalik Lembaran Matras
Semua peserta berdiri di atas selembar matras. Kemudian posisi matras harus dibalik tanpa seorang peserta-pun turun ke tanah. Strategi permainan ini adalah thinking out of box, berpikir diluar kebiasaan sehari-hari. Lembaran matras dibalik di salah satu pojoknya dan satu persatu peserta berpindah ke matras yang telah dibalik. Kadangkala dibutuhkan pengorbanan dengan saling menginjak kaki atau menggendong peserta lain. Melepas sepatu akan sedikit membantu mengurangi luas area yang diinjak peserta
Tunnels Games
Menyebarangi terowongan dengan menggunakan dua papan panjang dan satu papan pendek. Kuncinya adalah mengetahui fungsi papan pendek dan dua papan panjang. Saya surprise berat dengan ketrampilan seorang peserta putri yang sukses melewati tunnel ini dengan membawa kayu panjang. Kelompok tigo berhasil menemukan resep melewati tunnel ini walaupun belum sampai menyelesaikan permainan.
Magic Stick
Sebuah tongkat panjang harus diturunkan bersama-sama oleh semua peserta. Setiap peserta harus menyentuhkan dua jarinya pada tongkat. Kelihatannya mudah tapi nyatanya tongkat malahan naik ke atas bukannya turun ke bawah. Kunci dari permainan ini adalah melihat diri sendiri dan bukannya mengurusi jari orang lain. Melihat ke jari sendiri apakah sudah turun atau malahan mendorong stick ke atas.
Makna permainan ini adalah hendaknya kita instropeksi diri sebelum menuding orang lain. Pelajaran lain dari permainan ini adalah bekerja secara rutin sesuai absensi saja tidak cukup. Seorang pekerja harus selalu meningkatkan kemampuan dirinya. Seperti halnya dengan menempelkan jari saja ternyata tidak membuat magic stick turun, kita perlu kemampuan dan strategi untuk menurunkannya.
^_^
Permainan sesi berikutnya masih dalam kelompok 12 orang, dan kali ini melibatkan juga high rope, yaitu permainan di atas bentangan tali 10 meteran dari permukaan tanah berupa permainan jembatan macan, cargo net dan diakhiri dengan flying fox. Permainan lainnya adalah medan ranjau dan spider net.
Medan Ranjau
Setiap kelompok terdiri atas 3 orang. Satu leader, satu orang rabun dan satu orang buta. Leader duduk di atas kursi yang dinaungi seember air. Orang buta dan rabun diharuskan melewati rintangan dengan panduan dari si leader. Bila orang buta maupun orang rabun menyandung ranjau berupa bambu dan tali, maka si leader akan basah kuyup terguyur air.
Permainan ini mencerminkan seorang atasan bertanggung jawab penuh atas kinerja bawahannya. Bila bawahan salah, maka atasan ikut bertanggung jawab yang dicerminkan dengan terguyur air. Sebaliknya bila bawahan sukses tanpa panduan atasan maka si atasan tidak berhak mengklaim sebagai kesuksesan bawahan sebagai kesuksesan dirinya.
Orang buta cenderung lebih mudah diarahkan dibanding orang rabun karena orang rabun masih dapat melihat walaupun samar-samar. Orang rabun adalah gambaran pekerja dengan pengalaman kerja sedikit dan orang buta adalah gambaran fresh graduate.
Spider Net
Melewatkan semua anggota kelompok melalui lubang di jaring laba-laba. Kuncinya adalah peserta yang berubuh ringan bisa diangkat untuk melewati lubang di bagian atas. Ada yang menarik dari evaluasi Pak Tedi malam harinya. Pak Tedi menunjukkan foto peserta yang lupa tidak membuka sepatu saat ditransfer sehingga sepatunya mengotori tubuh penggendongnya (boro-boro mikir gituan, pengennya cepet-cepet permainan selesai). Juga foto peserta yang jatuh dari gendongan setelah sukses melewati spider net. Mungkin penggendongnya tidak kuat menahan berat tubuh yang digendong.
Untuk sepatu yang lupa dilepas ada pelajaran menarik yang bisa diambil. Dalam pekerjaan sehari-hari sedikit perlakuan kecil bisa jadi sangat membantu orang yang melanjutkan pekerjaan kita. Misalnya kita bisa menaruh post it pada bagian-bagian dokumen yang harus diperiksa dan diparaf oleh pereview dokumen kita.
Pada games ini Fasilitator menyarankan agar semua peserta aktif dan tidak berpangku tangan saat seorang anggota kelompok sedang berusaha melewati lubang jaring. Menurut dia, kita bisa berpartisipasi dengan mengamati dan menjaga agar tubuh orang tersebut agar tidak menyentuh jaring.
High Rope
+ Kok flying fox nya lambat siy
- Kamunya yang salah posisi!
+ Harusnya gimana?
- Tanganmu ke depan, ntar tubuhmu akan tertarik ke belakang dan kamu akan meluncur kencang ala superman
Ada dua macam tali sepanjang 30 meter yang harus dilalui, sebut aja jembatan macan. Jembatan macan pertama terdiri satu tali untuk diinjak dan dua tali untuk pegangan. Jembatan macan kedua terdiri atas dua tali untuk diinjak dan dua tali untuk dipegang (rel ganda). Sepintas jembatan kedua lebih mudah diseberangi, tetapi pada kenyataannya lebih sulit karena setiap kali kita harus mengangkat kaki sehingga jembatan oleng ke kanan dan ke kiri. Pada tali tunggal kita bisa menyeret kaki sehingga tidak ada guncangan di tali. Namun pada tali ganda kita terpaksa mengangkat kaki karena terhalang potongan-potongan besi yang menghubungkan dua tali.
Hal ini mencerminkan asumsi tidak selalu benar. Masih perlu dibuktikan apakah sebuah asumsi itu akan diterima sebagai fakta.
Dari jembatan macan kita beralih menaiki cargo net raksasa dan berakhir dengan turun melalui flying fox. Dalam hal pengambilan keputusan, flying fox menggambarkan pengambilan keputusan yang sederhana. Kita cukup memutuskan untuk meluncur dan dengan sendirinya flying fox akan meluncur sampai ujung tali. Berbeda dengan keputusan ala flying fok, keputusan model jembatan macan menuntut tindak lanjut. Setelah mengambil keputusan menyeberangi jembatan macan, kita harus memegang teguh keputusan itu hingga langkah kita mencapai ujung tali yang lumayan panjang. Kita harus tahan gangguan dari kanan dan kiri, tahan terpaan angin, pemandangan jurang dan teriakan-teriakan dari orang yang berada di bawah. Jembatan macan menuntut konsistensi untuk menyelesaikan masalah yang muncul sepanjang jalan setelah kita mengambil keputusan.
^_^
The Last Games
Banyak hal-hal menakutkan dalam hidupku
Sebagian diantaranya benar-benar terjadi
(artinya banyak yang hanya dalam khayalan saja)
Mark Twain
Acara outbound terakhir Hari Sabtu adalah tiga jenis high rope. Paket pertama adalah elvis-walk & commando crawl. Paket kedua adalah turun tebing dan paket ketiga melompat ke sebuah ayunan bambu di ketinggian. Peserta dipersilahkan memilih salah satu paket.
Melompat ke Ayunan Bambu
Instruktur: Eeeee, tangan saya jangan dipegangi...
Peserta: Habis takut nih, tinggi banget
Instruktur: Iyah, tapi ntar kalo anda lompat guwe ikut terjun dong
Dialog imaginer ini hanya untuk menggambarkan betapa ngerinya saat-saat hendak meloncat ke ayunan bambu. Jarak sekitar satu setengah meter terlihat begitu jauh. Pemandangan jurang di depan sana membuat tower tinggi itu terlihat semakin tinggi. Sementara si pelompat tidak selalu percaya diri untuk mencapai ayunan itu. Walaupun ada tali pengaman di punggung -- tetap aja ngeri.
Dalam permainan ini sebagian besar peserta berhasil menggapai ayunan bambu yang tergantung di ujung tower. Saya sendiri baru mencoba commando crawl dan elvis walk, belum sempat mencoba lompat ke ayunan ini (bilang aja nggak berani hehehe!!!).
Konon tali pengaman itu adalah gambaran potensi kita. Kita tidak pernah berkembang bila kita tidak mempercayai potensi kita. Walaupun kita memiliki bakat besar, memiliki potensi melimpah ruah, percuma saja bila kita tidak berani mengambil risiko. Begitulah kira-kira penuturan Pak Tedi. Dalam banyak hal ketakutan kita tidak beralasan. Menurut beliau hanya 2 % dari ketakutan kita yang layak ditakuti. Sisanya adalah ketakutan tanpa alasan. Seperti halnya ketakutan jatuh dari ketinggian padahal sudah dilengkapi tali pengaman.
^_^
Malam harinya adalah acara kesenian. Sebelumnya Pak Tedi telah memberi evaluasi dan menerangkan pelajaran-pelajaran manajemen di balik setiap aktifitas outbound – yang menjadi bahan tulisan ini. Pelajaran manajemen yang dibungkus dengan aktifitas outbound dipaparkan dengan ilustrasi foto-foto peristiwa lucu selama outbound. Dilanjutkan dengan acara makan malam dengan kambing guling, pentas kesenian, sajian jagung bakar dan api unggun. Beberapa hal yang menarik adalah Pak Amin mendendangkan lagu semalam di Cianjur, Pak Asep berduet dengan Ayu tentang Kahitna. Sore sebelumnya Pak Meeng telah beraksi memukau para peserta dengan cerita-cerita lucunya.
Esok harinya. Minggu 2 Nopember 08 adalah acara pergi ke air terjun. Diawali dengan hiking sejauh beberapa kilometer melewati jalan setapak menelusuri bukit-bukit. Acara menangkap ikan di sawah dan terakhir main ke air terjun lalu balik ke Bukit Kayangan. Sehabis makan siang rombongan bertolak ke Bandung sekitar pukul 11 siang.
Wassalam
By Undil ~ Nopember 2008