Tampilkan postingan dengan label Sri Rejeki. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Sri Rejeki. Tampilkan semua postingan

Selasa, November 11, 2008

Aglaonema Abnormal yang Menarik


Pantas bila Tum-sapaan Satid Srimarksook-memiliki pride of sumatera berpenampilan nyeleneh dalam jumlah banyak. Pria kelahiran 35 tahun silam itu punya 100.000 indukan sehingga peluang mutasi terbuka lebar. 'Dari 1.000 tanaman paling hanya 1 yang mengalami mutasi,' ujar Sukasdi, pemulia aglaonema di Bogor. Nah, dengan asumsi itu, Tum bisa memperoleh sekitar 100 tanaman mutasi. Angka spektakuler untuk sebuah kelainan pemicu harga tinggi.

Harga sri rejeki abnormal yang langka itu memang luar biasa. Sebut saja balanthong mutasi berdaun 4 helai milik Anti Nursery yang terjual seharga Rp2,5-juta/pot. Pride of sumatera mutasi dihargai Rp250-ribu-Rp300-ribu per pot untuk tanaman berdaun 6-7 helai. Harga pride normal paling hanya Rp125-ribu.

Kultur jaringan

Sekitar 100 km dari kebun Satid Srimarksook, Trubus pun menemukan 'gudang' balanthong mutasi. Daun yang awalnya berwarna hijau dengan tulang dan jari-jari daun merah berubah jadi merah muda. Saat beralih rupa sang ratu bertambah cantik. Di antara 1.000 indukan yang ada di sana hanya segelintir yang abnormal.

Di nurseri lain ditemukan dynamic ruby dengan motif seperti lipstik. Warna hijau hanya terlihat menghiasi daun bagian pinggir. Lazimnya, corak menyerupai lady valentine, bercak hijau muncul di tengah daun berwarna merah muda itu. Perubahan rupa aglaonema milik Pichai Manichote itu muncul lantaran diperbanyak dengan kultur jaringan.

Menurut Sukasdi, teknik perbanyakan itu memang kerap memacu munculnya kelainan. 'Jadi, tergantung sel yang diambil,' katanya. Bila yang diambil sel hijau, maka yang muncul dominan hijau. Selain itu, mutasi juga dapat disebabkan oleh perbanyakan dengan cara vegetatif, yakni setek batang atau pemisahan anakan. Sel-sel yang sebelumnya dorman, terpicu bangun dan membentuk tunas yang mengalami penyimpangan. Jadi, 'Setiap titik tumbuh diaktifkan,' ujar Greg Hambali, penyilang di Bogor. Perubahan sosok bisa berupa warna, gurat daun, atau bentuk daun.

Pisah Anakan

Sebut saja snow white mutasi koleksi Prapanpong Tangpit. Daun aglaonema asal Florida yang awalnya berwarna putih dengan bercak hijau itu berubah jadi dominan putih. Itu karena At-begitu ia disapa-sering memperbanyak kerabat alokasia itu dengan cara memisahkan anakan. Bak mendapat durian runtuh, pria yang berdomisili di Khet Thawi Watana, Bangkok, itu memperoleh satu yang berpenampilan abnormal dari 3.000 indukan. Wajar bila ia masih enggan melepas anggota famili Araceae itu.

Nun di Serpong, Tangerang, Trubus juga menjumpai nina dan hot lady berpenampilan beda koleksi Handry Chuhairy. Nina yang semula berdaun hijau dengan tulang daun merah berubah warna jadi lebih cerah. Hijau kekuningan dengan merah muda yang sangat menonjol di tulang daun.

Sebaliknya dengan hot lady. Warna daun aglaonema silangan Greg Hambali itu berubah menjadi dominan hijau tua. Bercak merah nyaris tak ada sehingga penampilannya gelap. Pantas bila sri rejeki itu menyemat nama black hot lady.

'Semakin sering aglaonema diperbanyak dengan vegetatif, peluang mutasi yang muncul semakin besar,' ujar Prempree Na Songkhla, pimpinan redaksi majalah pertanian Kehakaset di Bangkok. Terbukti banyaknya kasus dengan sosok menyimpang yang ditemukan pada donna carmen dan pride of sumatera asli Indonesia. Karena berpenampilan nyeleneh, si mutan pun langsung menyedot perhatian peminat (Rosy Nur Apriyanti/Peliput: Evy Syariefa)

Source: www.trubus-online.co.id
Pic : Adelia Mutant - Koleksi Bung Moes

Selanjutnya Klik......

Selasa, November 04, 2008

Belang di Mutu Manikam


Seribu restoran didatangi, seribu penolakan didapat. Itulah nasib Kolonel Harland Sanders waktu menawarkan paten resep ayam goreng miliknya. Penolakan demi penolakan juga dialami sepot bibit dud unyamanee di nurseri Wijaya, Bogor. Namun, waktu kemudian membuktikan: ayam goreng sang Kolonel beken seantero dunia sebagai Kentucky Fried Chicken. Dud unyamanee di Bogor jadi aglaonema mutasi berpenampilan cantik.

Bibit sri rejeki itu didatangkan Gunawan Widjaja dari Thailand akhir 2007. Ia datang berbarengan dengan 4.999 bibit dud unyamanee lain. Sayang, nasib mutu manikam-arti dud unyamanee-satu itu merana. Berpuluh bahkan beratus pembeli datang ke nurseri Wijaya, tak satu pun yang meliriknya.
Duduk perkaranya begini. 'Penampilan daun pertamanya jelek. Warna merah di daun sangat sedikit-hanya menyerupai titik. Yang dominan justru hijaunya,' tutur Gunawan. Padahal merah di dud unyamanee mestinya kuat. Daun kedua, warna merah mulai banyak tapi ada titik-titik putih yang memberi kesan kotor. Pantas ia selalu tersisih-tidak dipilih pembeli.
Namun, ketika daun ketiga keluar, aglaonema hasil perbanyakan kultur meristem itu mulai menampakkan kecantikannya. Titik-titik putih kian banyak. Kelir itu berpadu dengan kombinasi hijau merah khas dud unyamanee. Rupa-rupanya anggota famili Araceae itu bermutasi menjadi variegata. Kini sang mutu manikam tampil elok dengan 9 daun berpola hijau-merah-putih yang langka.
Grup chimera
Mutasi juga membuat penampilan legacy koleksi Suparman beda. Mestinya sri rejeki itu didominasi warna merah kejinggaan. Yang dimiliki Suparman justru dominan putih gading dengan aksen bercak hijau. Dengan pola warna seperti itu penampilan aglaonema asal negeri Siam itu pun terlihat anggun.
Penelusuran Trubus, legacy salah satu sri rejeki yang banyak mengalami mutasi warna. Di lomba tanaman hias Suan Luang, Bangkok, pada Desember 2006 ada legacy hijau dan merah menjadi peserta. Di nurseri Wijaya ada legacy bertulang violet. Menurut Gregori Garnadi Hambali, pakar botani yang juga penyilang aglaonema, peluang sri rejeki bermutasi kian besar jika kerap diperbanyak.
Hal itu sejalan dengan yang diungkap oleh Dr Ir Syarifah Iis Aisyah, MSc Agr. 'Peluang mutasi pada aglaonema besar,' tutur pakar dari Institut Pertanian Bogor itu kepada Laksita Wijayanti, wartawan Trubus. Aglaonema, bersama puring, termasuk tanaman grup chimera. Maksudnya secara alami tanaman itu mudah mengalami mutasi. Itu karena satu sifat-dalam hal ini warna-dikendalikan oleh banyak gen. Jika satu gen berubah, maka variasi sifat itu dengan mudah berubah pula. Perubahan atau mutasi di tingkat gen biasanya terjadi pada saat sel-sel berdiferensiasi. Ini kondisi sel ketika tanaman diperbanyak.
Tanaman indoor
Toh, aglaonema cantik tak melulu didapat karena mutasi. Tangan-tangan penyilang di negeri Gajah Putih melahirkan varian lipstik terbaru. New lipstick berpulas warna merah muda di tepi daun. Dasar daun bernuansa kuning. Lipstik klasik bertepi merah. Kelebihan lain lipstik baru: sosok pendek, kompak, daun kecil tapi bentuknya melebar, rata, dan tangkai pendek.
Jenis baru lain sri rejeki berwarna hijau. Warnanya memang kurang mentereng, tapi pendatang dari tanah Siam itu kompak. Susunan daunnya padat, tapi terlihat gemulai. 'Yang pasti ia tahan diletakkan di dalam ruangan sehingga cocok sebagai indoor plant,' ujar Gunawan. Si hijau itu juara kelas hijau di kontes Thailand.
Nuansa hijau juga dimiliki aglaonema koleksi Tirto Hartono di Jakarta Barat. Yang membuat menarik, tulang daunnya merah muda. Kerabat alokasia itu pun bandel-tidak gampang terkena penyakit. Penampilan sri rejeki dari Thailand itu mirip dengan silangan dr Purbo Djojokusumo. Hanya saja silangan Purbo ukuran daun besar dan cenderung membulat. Sayang paduan warna hijau dan merah muda masih bleber.
Penyilang Thailand memang getol menghasilkan jenis baru yang apik. Pantas bila di setiap kontes selalu ada kelas hibrida baru. Itu yang dilihat Rosy Nur Apriyanti, wartawan Trubus, di Nonthaburi, Thailand pada Agustus 2008. Di kelas new hybrid si merah dengan pulasan keemasan jadi pemenang. Kontestan lain juga elok. Sebut saja aglaonema merah polos dan mengkilap, sri rejeki perpaduan warna hijau muda dan merah muda, serta merah berdaun bulat. Dari mutasi atau silangan, sang ratu tetap memikat. (Evy Syariefa)
Source : www.trubus-online.co.id
Gambar : Koleksi Aglaonemaku

Selanjutnya Klik......

Senin, Agustus 25, 2008

Agar Aglaonema Tetap Tampil Menawan


Tidak kalah menarik, Aglaonema rotundum yang berasal dari hutan Sumatera. Kekhasannya, warna daun merah gelap dengan garis-garis merah bata.

Amat disayangkan, andai tanaman hias yang dihargai dari jumlah daunnya ini, memudar dan tidak bisa tampil angun menawan lantaran tidak terawat dengan baik.

Hanya ada satu syarat penting bagi pecinta untuk bisa menampilkan Agolnema seperti yang diinginkan. “Perhatikan kebiasaan hidupnya,” saran Greg Hambali, pakar tanaman hias dari Bogor. Aglaonema, lanjut Greg, butuh tempat teduh atau ruang yang mempunyai naungan. Hindarkan dari cahaya matahari secara langsung.

Selain itu, menurut Greg, para penyinya Aglaoneme mesti memperhatikan media tanamannya. Bisa digunakan humus daun dan pasir, dengan perbandingan 3:1. Bisa juga dengan campuran sekam, cocofit, dan pasir, dengan perbandingan 4:1:1. “Pilihlah sekam yang masih bagus atau utuh, bukan yang sudah hancur,” tandasnya. Media tanam yang lain adalah campuran sabut kelapa giling halus, humus, dan pupuk kandang, dengan perbaningan 1:1:1.

Jangan Lupa Pemupukan

Menurut Greg, yang juga pencipta Aglaonema JT 2000 ini, agar Aglaonema tampak rimbun, berdaun besar, tebal, dan mengkilap, dalam perawatan perlu dilakukan aplikasi pupuk yang tepat. Diupayakan daun tidak rontok, karena di situlah nilai jual Aglaonema.

Beragam merk pupuk daun, banyak dijual di pasaran. Tentunya, setiap merk mempunyai kelebihan dan kekurangan. Pupuk daun yang bisa dipakai misalnya Vitablum, Gandasil B, Hyponex, Vitablon, Kristatlon, atau Gaviota. Pepupukan dilakukan 1—3 minggu sekali. Dosis disesuaikan dengan rekomendasi yang tertera dalam kemasan. Yang jelas, supaya rimbun, Aglaonema perlu mendapat banayk pupuk N (nitrogen).

Greg sendiri tidak begitu fanatik dengan salah satu merek pupuk daun. “Semua pupuk sama, cuma yang dibutuhkan adalah berapa kandungan zat-zat yang dibutuhkan untuk menyuburkan tanaman tersebut,” jelasnya. Selain itu, agar daun Aglaonema selalu tampak lebih mengkilap, daunnya dibersihkan dengan air bersih. Lalu, dilap.

Perlu diwaspadai pula, ada beberapa hama pemakan daun. Bila tidak dikendalikan, daun bisa ludes. Bila Anda mempunyai sedikit koleksi Aglaonema, daun yang terserang hama itu bisa dibuang, dan ulatnya dimusnahkan. Tapi, jika koleksinya banyak, cara satu-satunya hanya dengan melakukan penyemprotan pestisida secara rutin sebulan sekali. (Tri Mardi)

www.agrina-online.com


Selanjutnya Klik......

PR - KU

S E L E S A I .... BEBAS EUY... ehhhh ada lagi yang kasih PR tapi aku lupa siapa yaaaa yang kasih PR... waktu itu kerjaan ku overload jadi aku minta waktu nah saat ini sedikit lenggang mohon

PENTERJEMAHKU