Pertumbuhan dan perkembangan tanaman hias dan buah dalam pot berjalan dengan normal apabila didukung oleh media tanam yang sesuai.
Komposisi media tanam untuk tanaman hias dan buah umumnya menggunakan tanah dengan kombinasi kerikil, sekam mentah, pupuk organik (pupuk kandang/kompos) dan lain-lain.
Namun dengan berkembangnya kesadaran masyarakat akan nilai keindahan, maka beberapa tanaman hias yang biasanya merupakan tanaman outdoor ditempatkan dalam kondisi indoor untuk beberapa waktu (maksimum 1 minggu),sedangkan untuk tanaman hias indoor tetap dalam posisi di dalam ruangan, tetapi waktu penempatan agak lebih lama (3-4 minggu).
Dengan tidak sekedar melihat aspek keindahan penempatan tanaman hias di dalam ruangan, aspek kerapian dan kebersihan media tanam dan pot juga memegang peranan. Sehingga memunculkan media tanam alternatif (non tanah), dimana media tanam ini bertujuan tidak sekedar sebagai tempat jangkar akar tanaman untuk mencari nutrisi, tetapi juga bertujuan memberikan nuansa rapi dan bersih.
Beberapa komposisi media tanam:
A. Tanaman Berkayu (tanaman hias daun/bunga, tanaman buah)
1. Tanah tanam (hindari tanah berliat/berlempung) (1 bagian)
2. Pasir hitam (Cimangkok) atau kerikil (1/2 bagian)
3. Pupuk organik (pupuk kandang/kompos) (1/2 bagian)
4. Sekam mentah (1/2 bagian) - (pilihan)
5. Sekam bakar (1/2 bagian) - (pilihan)
B. Tanaman Sukulen (tanaman hias Sanseviera, Kaktus, Agave)
1. Pasir Malang/kerikil (1/2 - 1 bagian)
2. Sekam mentah/bakar (1/2 bagian)
3. Pupuk organik (pupuk kandang/kompos) (1/2 bagian)
Komposisi media tanam alternatif:
A. Tanaman Berkayu (tanaman hias daun/bunga)
1. Cocopeat (1/2 - 1 bagian)
2. Sekam bakar (1/2 - 1 bagian)
3. Pupuk Organik (Andam/kompos daun bambu,kompos biji kapuk) (1/2 bagian)
4. Pasir malang/kerikil (1/2 bagian) (pilihan)
5. Zeolit (1/4 - 1/2 bagian) (pilihan)
B. Khusus Anthurium
1. Cocochip (1/2 bagian)
2. Pakis cacah (1/2 bagian)
3. Pupuk organik (Andam/kompos daun bambu,kompos biji kapuk) (1/2 bagian)
(pilihan)
C. Khusus Philodendron
1. Cocochip (1/2 bagian) (pilihan)
2. Cocopeat (1/4 bagian) (pilihan)
2. Pakis cacah (1/2 bagian)
3. Pupuk organik (Andam/kompos daun bambu,kompos biji kapuk) (1/2 bagian)
(pilihan)
D. Khusus Anggrek
1. Phalaenopsis sp (Anggrek Bulan).
a. Spagnum moss (1 bagian) (pilihan)
b. Pakis cacah (1 bagian) (pilihan)
c. Cocochip (1/2 bagian)
d. Styrofoam (1/4 bagian) (pilihan)
e. Arang kayu (1/4 bagian) (pilihan)
2. Dendrobium sp
a. Pakis chip (1/2 bagian) (pilihan)
b. Pecahan genteng (1/2 bagian) (pilihan)
c. Arang kayu (1/4 - 1/2 bagian) (pilihan)
d. Cocochip (1/2 bagian)
Catatan:
(pilihan) : tergantung ketersediaan, bisa merupakan bahan pengganti media lain.
(Yudha Hartanto, MSi., diolah dari berbagai sumber)- www.godongijo.com
Jumat, Agustus 29, 2008
Tips Media Tanam dalam Pot
Diposting oleh ' di Jumat, Agustus 29, 2008 |
Nama Aglaonema Silangan Greg Hambali
Tahukah anda apa saja nama aglaonema yang telah dihasilkan Bpk. Greg Hambali ? Kami menemukan catatan untuk itu sbb :
Donna Carmen (1985), asal nama : Donna Carmen diambil dari nama penjual nasi di Costa Marques - Brazil, tempat dimana Greg singgah untuk makan selama ekspedisinya.
Pride of Sumatera (1993): Pride og Sumatera artinya kebanggaan Sumatera. Greg berterimakasih kepada Sumatera yang telah mempersembahkan aglaonema Rotundum sebagai penyumbang warna merah yang monumental, yang menjadi bahan ciri khas dari penyilangannya. Adelia (Tahun release : 2000). Asal nama : Diambil dari nama kolektor tanaman hias di Manila, Adelia Angeles yang membantu perburuan Aglaonema Commutatum di kawasan Panay, Filipina.
Widuri (Tahun release : 2000). Asal nama : Terinspirasi dari lagu lama yang berjudul Widuri yang dinyanyikan oleh Bob Tutupoly. Lagu tersebut menceritakan tentang seorang gadis yang cantik , secantik Aglaonema Widuri.
Tiara (Tahun release : 2004). Asal nama : Nama dari puteri Antony Ekasaputra, petani tanaman palem di Bogor.
Madame Soeroyo (Tahun release : 2004). Asal nama : Mengambil nama kolektor setia aglaonema asal Jakarta Selatan yang merupakan sahabat baik Greg, Tati Soeroyo. Nama itu sekaligus sebagai hadiah untuk ulang tahunnya yang ke 80.
Angelina (Tahun release : 2004). Asal nama : karena mirip dengan A. Angela maka dinamai Angelina.
Agela (Tahun release 2004). Sebenarnya namanya Ageles, berasal dari Adelia Angeles , nama kolektor tanaman. Tetapi karena Angeles merupakan nama laki-laki , maka diganti menjadi Angela.
Kreshna (Tahun release 2004). Asal nama : Nama Raja yang bijaksana , salah satu tokoh dalam pewayangan.
Sexy Pink ( tahun release : 2004). Asal nama : Warna pink yang dominant dan indah.Shinta (elease : 2004). Asal nama : Nama tokoh pewayangan dalam kisah Rama dan Shinta.
Ruby (tahun release : 2006). Asal nama : Warna bercaknya merah sebagaimana batu Rubi.
Jatayu (Tahun release: 2004). Asal nama : Nama tokoh burung dalam cerita pewayangan.
Lipstick. (tahun release : 2004 / 2005). Asal nama : Dinamai lipstick lantaran pinggiran daunnya berwarna merah menyala sebagaimana bibir yang menggunakan pemulas bibir (lipstick)
Petita (tahun release : 2004) asal nama : Berasal dari bahasa latin yang berarti langsing.
JT 2000. (Tahun release : 2000) . Asal nama : diambil dari nama sahabat Greg dari Singapura : John Tan.
Ruth (tahun release 2005). Asal nama : nama ahli botani yang bermukim di Malaysia DR.Ruth Kiew.
Dolores. (tahun release : 2004/ 2005). Asal nama : berasal dari nama pemilik Blooming Good Nursery, di Florida : Dolores Fugina.
Teresa. (tahun release : 2004 / 2005). Asal nama : diambil dari nama Bunda Teresa , tokoh perdamaian dunia yang punya hati lembut.
Srikandi. (tahun release : 2004). Merupakan aglaonema seri wayang ( yang dinamai tokoh pewayangan). Srikandi diambil dari ksatria putri yang pandai memanah.
Juliet. (tahun release : 2004 / 2005. Asal nama : Pemilihan namanya terkait erat dengan kisah romantis Romeo and Julie. Drama klasik karangan Shakespeare.
Jake Henny. (tahun release : 2003). Asal nama : penampilannya gagah hingga cenderung maskulin, maka dinamai dengan nama laki-laki, Jake.
Hot Lady. (tahun release : 2005). Asal nama Namanya agak lain dari sebelumnya karena yang memberinama anak pak Greg : Mia).
Super Pride. (tahun release : 2005). Berasal dari nama Pride of Sumarera dengan warna super merah.
Stella. (Tahun release : 2004 ). Asal nama : Nama lembut identik dengan nama perempuan, karena Aglaonema Stella berkarakter lembut.
Catherine. (tahun release 2004). Asal nama : nama lembut yang mencerminkan kelembutan warna.
Lucky (tahun release : 2004). Asal nama : Nama maskulin karena warnanya yang kontras dengan sosok gagah.
Lisa (tahun release : 2004). Asal nama : nama feminim.
Evita (tahun release : 2004). Asal nama : nama perempuan (feminim karena warna daun lembut).
Esmeralda (tahun release : 2004). Asal nama : Nama perempuan karena warna tanaman lembut.
Moonlight. (tahun release : 2005). Asal nama : bentuk daunnya bulat dan kekuningan seperti bulan yang sedang bersinar).
Diana (tahun release : 2004). Asal nama : sosoknya tinggi, ibarat Lady Diana, mendiang istri Pangeran Charles sehingga dinamai Diana.
Amalia (tahun release 2004 / 2005 ). Asal nama : tidak diketahui.
Srigading (tahun release : 2004 / 2005). Asal nama : Berasal dari kata gading karena warnanya kuning mirip warna gading.
Reina (tahun release : 2005). Asal nama : nama perempuan (feminism).
Veronica. (tahun release: 2005. Asal nama : nama perempuan (feminism).
Harlequin. Tahun release : 2006). Asal nama : Penampilannya memukau orang. Dengan melihatnya akan mendatangkan kesenangan.
Mutiara . Asal nama : Aglaonema ini diberi nama Mutiara karena kelir putih kekuningan di daunnya menimbulkan suasana kemilau , ibarat kilauan cahaya mutiara.
Siti Nurbaya. Asal nama : pemberian nama aglaonema ini terinspirasi oleh legenda Siti Nurbaya, sesungguhnya agklaonema ini termasuk seri Ruby.
Urat Bihun / Siti Nurhaliza. Asal nama : Terinspirasi oleh kecantikan paras dan kemerduan suara penyanyi asal Malaysia, Siti Nurhaliza, yang terkenal lewat lagu “Cindai”.
Ariana (tahun release 2004). Asal nama : Aglaonema ini koleksi Songgo (Jakarta). Nama Ariana untuk menghormati nama teman Songgo, kolektor aglaonema di Jakarta Barat.
Audrey (tahun release : 2004). Asal nama Audrey diambil dari nama puteri Songgo.
dikutip dari buku :Aglaonema Silangan Greg Hambali /FLONA Serial)
Diposting oleh ' di Jumat, Agustus 29, 2008 |
Rabu, Agustus 27, 2008
Semangat Menyosialisasikan Aglaonema Silangan Lokal
Sekitar dua tahun ini nama Indri Greg Hambali mulai berkibar di kalangan pencinta tanaman hias, terutama aglaonema. Tanaman koleksinya acap keluar sebagai pemenang dalam lomba aglaonema.
Pada 2004, misalnya, aglaonema tiara koleksinya, meraih gelar juara pertama pada ajang lomba aglaonema di Pameran Flora-Fauna 2004 di Lapangan Banteng, Jakarta Pusat. Gelar yang sama ia raih pada ajang yang sama tahun 2006. Ia pun tercatat aktif dalam Aglaonema Indonesia, komunitas pencinta tanaman hias aglaonema, sebagai ketua umum.
Sebelumnya, nama Indri tenggelam di balik nama suaminya, Greg Hambali. Bicara tentang aglaonema di Indonesia memang tak bisa lepas dari nama Gregori Garnadi Hambali, nama lengkap Greg. Lewat tangan dinginnyalah, lahir aglaonema pride of sumatera, yang dijuluki "si sulung" dari hibrid aglaonema berwarna merah.
Sebelum muncul berbagai hibrid warna merah pada aglaonema, awam mengenal tanaman hias ini dengan nama sri rejeki. Tanaman hias itu berwarna hijau dengan bercak-bercak putih. Greg yang pernah memperdalam ilmu konservasi dan pemanfaatan sumber daya genetik di Universitas Birmingham, Inggris, tertarik menyilangkannya untuk mendapatkan warna merah.
Pride of sumatera lahir tahun 1985 melalui persilangan Aglaonema commutatum 'tricolor' dengan Aglaonema rotundum asal Sumatera. Pride of sumatera yang dikoleksi dokter Purbo Djojokusumo, bahkan berhasil meraih gelar juara dua dalam lomba tingkat internasional di Belanda pada 2002.
Sejak itu, penggemar tanaman hias dilanda tren aglaonema. Satu demi satu aglaonema bersemburat merah pun lahir dari tangan Greg, di antaranya madame suroyo, lady valentine, widuri, tiara, donna carmen, harlequin, dan sebagainya.
"Saat itu, saya hanya membantunya di belakang, mengurusi penjualan," kata Indri, dalam perbincangan di rumahnya, di kawasan Baranangsiang Indah, Bogor, Selasa (9/1).
Hingga suatu saat Indri tergerak muncul ke permukaan. Hatinya terusik ketika mendapati suatu ajang lomba aglaonema didominasi aglaonema hasil silangan dari Thailand.
"Ada satu peserta yang menge-luarkan 30 koleksinya, semuanya hasil silangan Thailand. Hati saya berontak. Nggak benar juga, lomba di Indonesia, tetapi yang diikutkan tanaman hasil silangan Thailand? Di mana kebanggaan kita kalau pemenangnya hasil silangan Thailand?" Indri mengenang.
Namun, bukan hal yang gampang bagi Indri untuk ikut terjun dalam lomba. Ia harus meyakinkan suaminya tentang alasan keinginan ikut serta dalam lomba. Bukan hanya karena Greg acap ditunjuk sebagai juri, namun juga Greg selama ini dikenal sebagai sosok yang lebih senang berada di balik layar. "Ia selalu bilang, biar orang lain yang maju," Indri menirukan Greg.
Namun, argumentasi Indri akhirnya diterima suaminya. Kapan lagi bisa bersaing dengan Thailand. Konsekuensinya, Greg, yang dianggap ahli aglaonema, harus mundur dari kegiatan penjurian. "Keikutsertaan saya juga bukan cari kemenangan, tetapi lebih bertujuan mendorong semangat para hobbyist untuk ikut mengembangkan aglaonema ini sendiri, supaya bisa bersaing dengan Thailand. Yang penting, di tengah-tengah serbuan hasil silangan Thailand, harus ada hasil silangan dalam negeri," ia menegaskan.
Tip Lomba
Buah kemenangan itu pula yang menyebabkan hasil silangan lokal semakin dikenal. Indri ikut gembira pada akhirnya bangkit semangat penggemar aglaonema mau menekuni tanaman hias ini, bukan hanya mengoleksinya, namun juga turun tangan menyilangkannya hingga memperoleh hibrid baru. "Semangat saya, silangan lokal selalu hadir dalam setiap lomba. Saya membandingkan dengan produksi film dalam negeri, yang dalam waktu lama tidak bisa jadi tuan rumah di negeri sendiri akibat serbuan film Hollywood. Senang juga dampaknya bagus dan positif," Indri menambahkan.
Dengan sering ikut lomba, dan acap pula menang, wajar kalau ia dianggap sebagai nara sumber yang pas mengenai kiat-kiat mengikuti lomba. Indri pun tak pelit membaginya. "Saya hanya mengelap aglaonema dengan spons khusus yang bisa dibeli di toko peralatan rumah tangga, untuk menghilangkan debu. Spons khusus itu bisa menghapuskan debu yang paling halus. Saya tidak pernah mengoleskan zat-zat khusus, agar mengilap," ujarnya.
Indri, yang bernama lengkap Indrijani Kusudiardjo, bukannya asing dengan dunia tanaman sebetulnya. Ia lulusan Fakultas Pertanian Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga. Walau tidak terjun langsung dalam kegiatan persilangan tanaman, ia turun tangan dalam perawatan. Dalam keseharian, ia lebih memusatkan perhatian menangani pemasaran.
Ia maklum, banyak orang mempertanyakan harga aglaonema yang sangat fantastis. Bahkan harga ditentukan per daun. Aglaonema adelia, misalnya, harga per daunnya Rp 500.000. "Mahal tidaknya, ditentukan oleh kecantikan penampilannya, hasil silangan baru, serta jumlahnya di pasar. Semakin langka, semakin mahal," ujarnya.
Indri berpendapat usaha tanaman hias, terutama aglaonema, masih cerah prospeknya. Walau sesekali terkesan kalah pamor dengan anthurium maupun filodendron, bisnisnya bisa dikatakan stabil.
Kini, boleh dikatakan seluruh anggota Keluarga Greg Hambali terjun dalam usaha tanaman hias ini. Anak sulung pasangan Indri dan Greg, Adrian Gibran, membantu Indri dalam bidang pemasaran. Anak keduanya, si bungsu Mia Sutranina, rupanya mengikuti jejak Greg Hambali. Ia mendalami bioteknologi di Universitas Katolik Atma Jaya Jakarta, dan sedang dalam tahap menyelesaikan skripsi. "Dia akan melanjutkan menimba ilmu di Thailand," kata Indri. [Suara Pembaruan/Sotyati] 09/01/2007
Diposting oleh ' di Rabu, Agustus 27, 2008 |
Senin, Agustus 25, 2008
Ampas Kelapa Perkilap Daun Aglaonema
Memperkilap daun aglaonema memang butuh biaya karena bahan-bahannya mahal. Tapi sekarang ada Iho cara paling murah. Bagaimana? Sekarang telah ditemukan sejumlah teknik untuk memperkilap daun aglaonema yang diantaranya ada yang menyemprotkan Leaf-Shine sekelas Paral dan Hortico. Ada pula yang mengoleskan susu pada daun aglaonema satu per satu. Semua cara ini memang telah direkomendasi oleh penghobi aglaonema termasuk pakarnya Greg Hambali.
Namun demikian, dua teknik tadi kendati efektif mampu memperkilap daun aglaonema, terkadang ada efek samp-ingnya. Sebut saja Leaf-Shine dimana kalau diberikan secara berlebihan justru bisa merusak daun aglaonema sendiri seperti daun menggulung. Sebab itu pemakaiannya harus hati-hati dan sesuai kadar anjuran.
Sisi lain kelemahan pemakaian Leaf-Shine dan susu adalah si kolektor harus mengeluarkan isi koceknya yang relatif besar. Kalau punya koleksi aglaonema banyak, maka ia harus mengeluarkan isi kocek banyak untuk pembelian Leaf-Shine dan susu.
Apalagi aplikasi bahan-bahan ini minimal sebulan sekali. Mungkin hanya mereka yang berkantung tebal bisa melakukannya, sementara penghobi berkantung tipis hanya gigit jari. Lantas bagaimana?
Nah, bicara soal daun aglaonema yang mengkilap itu, Greg Hambali selaku penemu aglaonema varietas Pride of Sumatera punya jurus alternatif yang tentu lebih murah dan aman. Pakai apa? Pakailah ampas kelapa, niscaya daun aglaonema Anda akan lebih mengkilap, papar Greg Hambali di Malang belum lama ini. Pemakaian Leaf-Shine dan susu murni sangat dianjurkan oleh staf ahli Taman Buah Mekarsari Bogor itu. Tapi keduanya membutuhkan biaya mahal sehingga kalau dipaksakan, sang kolektor aglaonema bisa tersiksa jadinya. Sangat bagus menggunakan keduanya, tapi harus mengeluarkan duit banyak ya, papar pria jebolan Universitas Brimingham Inggris itu.
Sebagai alternatifnya, pria yang akrab disapa Greg itu memberi resep yakni pakai ampas kelapa. Anda boleh pakai ampas kelapa untuk memperkilap daun aglaonema karena sudah terbukti dan murah lagi, papar Greg.
Perlakuan demikian untuk memperkilap daun aglaonema boleh atau tidak sama sekali dilakukan. Tapi kalau si empunya menginginkan punya koleksi yang daunnya mengkilap, terpaksa harus melakukan hal demikian. Sebaliknya mereka yang ingin lebih ekonomis ya pakai ampas kelapa karena ternyata limbah ini mampu memperkilap daun agalaonema, tandas Greg.
Tebar Pada Seluruh Daun Aglaonema
Ampas kelapa yang dimaksudkan Greg adalah ampas yang sudah diperas santannya sehingga murni tersisa ampasnya saja. Meski santannya hilang, bukan berarti kadar lemaknya sirna tanpa sisa.
Kandungan lemak tetap ada dalam ampas kelapa. Biar sedikit, tapi mampu memperkilap daun-daun aglaonema, papar Greg. kadar lemak itulah yang bisa bikin daun aglaonema jadi mengkilap.
Setelah ampas-ampas kelapa itu didapat, lalu langsung tebar ke seluruh daun aglaonema berapa pun jumlahnya. Usai penebaran tersebut, ambil kain lap atau kain apa saja yang sebelumnya sedikit dibasahi dengan air. Kemudian usap tiap-tiap daun aglaonema tadi satu per satu hingga ampasnya hilang, jelas Greg.
Saat mengusap itu, daun-daun aglaonema jadi bersih dan mengkilap. Upayakan pengusapan dengan kain lap itu sebersih mungkin hingga ampas benar-benar hilang. Cara ini memang kurang praktis. Tapi lebih ekonomis lho sehingga cocok untuk pengiritan. Yang penting daun aglaonema bisa mengkilap kan. Dan tentu, ampas kelapa tidak memiliki efek samping pada aglaonema apalagi sampai mematikan segala. Pokoknya koleksi Anda aman dengan ampas kelapa, terang Greg. (fen, agrobis
Diposting oleh ' di Senin, Agustus 25, 2008 |
Demi Anakan, Penggal Leher Ratu
Sosok aglaonema snow white itu mempesona. Sepuluh daun hijau bertabur bercak putih membuatnya kompak. Namun, dengan pisau tajam, kres... tangan kanan Prapanpong Tangpit memotong batang si putih salju menjadi 2 bagian. Batang yang tumbuh di pot terdiri atas 4 daun; batang terpotong, 6 daun.
Prapanpong Tangpit bukan sedang meluapkan marahnya. Memang begitulah cara dia memperbanyak aglaonema. Di depan rumahnya, di bilangan Khet Thawi Watthana, Bangkok, Thailand, menghampar 3.000 aglaonema. Semuanya diperbanyak dengan pemenggalan pucuk. Dengan teknik potong pucuk, At-sapaannya-menghasilkan minimal 5 anakan per tanaman setahun. Bandingkan dengan cara konvensional, cuma 2-3 anakan per tahun.
Pemotongan pucuk, merangsang induk mengeluarkan tunas baru. 'Dari satu bonggol keluar 2-3 anakan,' ujar At. Selang 5- 6 bulan, anakan aglaonema itu dipisahkan dari induk. Setelah dirawat 1-2 bulan atau keluar akar baru, kerabat anthurium itu siap jual. Itu baru anakan dari bonggol, belum dari batang hasil pemotongan. Potongan pucuk menghasilkan sekitar 2-3 anakan dan dapat dipanen setelah berdaun 5-7 helai. Jadi anakan diperoleh dari 2 tanaman, induk dan pucuk yang dipotong.
Sehat
Karena hasilnya spektakuler, sistem potong pucuk pun ditiru pekebun di Indonesia. Sebut saja Ukay Saputra di Jakarta. Pemilik Anisa Flora nurseri itu mengadopsi teknik itu sejak akhir 2005. Penggal pucuk dapat diterapkan untuk semua jenis aglaonema, tak hanya snow white. Itu yang Trubus saksikan di kebun produksi milik Ukay di Sawangan, Depok. Di lahan 3.000 m2, pria setengah baya itu memenggal heng-heng, legacy, venus, dan pride of sumatera.
Nun di Sentul, Bogor, Gunawan Widjaja pun melakukan hal sama. Itu terlihat dari puluhan pot di atas rak setinggi 1 m yang sekilas hanya berisi media tanpa tanaman. Begitu didekati, 2-4 tunas berbentuk jarum muncul ke permukaan. Itulah bonggol-bonggol tanaman induk yang telah dipotong pucuknya. Sedangkan pucuk yang telah dipisahkan, diletakkan di bawah rak.
Agar hasil maksimal, pilih aglaonema dewasa terdiri atas 8-10 daun. Kondisinya sehat: daun segar, kokoh, dan daun muda tak mengecil. Tanaman berakar kuat, putih, gemuk, dan tak busuk. Bila syarat itu terpenuhi, lakukan potong pucuk.
Sebelum pemenggalan, Ukay dan Gunawan memberikan perlakuan khusus. Ukay membenamkan batang aglaonema lebih dalam di pot. Biasanya, panjang batang sri rejeki yang ditanam hanya 5-7 cm yang terendam media. Sebelum dipotong, panjang batang yang tertutup media jadi 8-10 cm. 'Prinsipnya seperti cangkok, sehingga akar terangsang keluar,' ujarnya. Selain itu, sri rejeki diberi pupuk lambat urai berkomposisi seimbang setiap 3 atau 6 bulan. Penyemprotan hara mikro setiap satu bulan. Untuk mempercepat akar muncul, Ukay memberikan vitamin B1 seminggu sekali.
Sedangkan Gunawan meningkatkan frekuensi pemupukan 2-3 minggu sebelum pemotongan. Biasanya pemupukan setiap satu minggu dengan pupuk seimbang berkonsentrasi 2 cc/l air. Sebelum dipenggal, ditingkatkan jadi 2 kali seminggu dengan konsentrasi sama. Tujuannya, meningkatkan jumlah makanan di akar sebelum dipotong. Ketika pucuk dipenggal, makanan dari akar tak lagi didistribusikan ke daun sehingga memacu keluarnya tunas di batang.
Potong
Kini saatnya aglaonema dipenggal. Korek media hingga terlihat akar. Sebaiknya pucuk yang akan dipotong memiliki 3 akar untuk mencegah kematian. Potong batang sri rejeki itu dengan menyisakan minimal 1 daun pada tanaman induk. Tujuannya, agar kerabat keladi itu masih bisa berfotosintesis untuk menghasilkan makanan. 'Dengan demikian tunas baru yang muncul berdaun besar,' ujar Gunawan. Pemotongan tanpa membongkar media. Artinya aglaonema tak perlu dikeluarkan dari pot agar tidak stres.
Olesi aglaonema terpotong dengan antiseptik atau obat penutup luka. Gunawan memberikan campuran bahan-bahan yang biasa dipakai untuk menyirih. Seperti campuran pinang, kapur sirih, dan gambir yang dihaluskan. Oleskan obat itu di atas luka. Setelah kering angin-sekitar 5 menit-tanam sri rejeki bagian atas dalam media campuran pasir malang, humus andam, pakis, dan sekam. Perbandingannya, 5 : 2 : 2 : 1. Siram potongan pucuk, sedangkan induk 3 hari kemudian untuk menghindari busuk batang.
Alternatif lain, rendam pucuk aglonema dalam larutan hormon, bakterisida, dan fungisida selama 0,5 jam seperti dilakukan Ukay. Lalu tanam sri rejeki itu dalam media campuran sekam bakar, cocopeat, pasir malang, dan dolomit dengan perbandingan 70 : 12,5 : 12,5 : 5. 'Dolomit berfungsi untuk menetralisir pH,' kata Ukay. Selanjutnya siram anggota famili Araceae itu dengan air rendaman sebelumnya.
Letakkan pucuk aglaonema yang memiliki ketahanan tinggi, seperti snow white dan pride of sumatera, di bawah jaring peneduh 65% sebanyak 2 lapis. Sementara jenis yang agak ringkih, seperti legacy dan venus, taruh di bawah jaring dan plastik UV agar terhindar dari hujan.
Untuk merangsang tunas pada bonggol bawah, Ukay menyemprotkan campuran auksin dan sitokinin murni satu minggu sekali. Pemberian cukup 2 kali. Selang 1 bulan, 2-3 tunas muncul dan bisa dipisahkan setelah berdaun 5 helai atau 6 bulan kemudian. Aglonema pun siap jual 1 bulan kemudian. Cepat dan banyak bukan? (Rosy Nur Apriyanti/Peliput: Evy Syriefa) www.trubus-online.co.id
Persiapan melakukan pemenggalan leher ratu:
1.Siapkan pisau dan alat pengorek
2.Aglonema dalam kondisi sehat terlihat dari akar yang putih dan gendut
3.Korek media untuk melihat akar
4.Potong batang aglaonema dan sisakan minimal satu daun pada bonggol
5.Oleskan obat penutup luka, seperti betadine atau campuran bahan menyirih pada luka
pucuk dan induk
6.Tanam pucuk aglaonema di media campuran pasir malang, humus andam, pakis, dan sekam
dengan perbandingan 5: 2:2:1
7.Siram aglaonema lalu letakkan di tempat ternaungi
8.Tunas muncul 1 bulan kemudian
Diposting oleh ' di Senin, Agustus 25, 2008 |
Agar Aglaonema Tetap Tampil Menawan
Tidak kalah menarik, Aglaonema rotundum yang berasal dari hutan Sumatera. Kekhasannya, warna daun merah gelap dengan garis-garis merah bata.
Amat disayangkan, andai tanaman hias yang dihargai dari jumlah daunnya ini, memudar dan tidak bisa tampil angun menawan lantaran tidak terawat dengan baik.
Hanya ada satu syarat penting bagi pecinta untuk bisa menampilkan Agolnema seperti yang diinginkan. “Perhatikan kebiasaan hidupnya,” saran Greg Hambali, pakar tanaman hias dari Bogor. Aglaonema, lanjut Greg, butuh tempat teduh atau ruang yang mempunyai naungan. Hindarkan dari cahaya matahari secara langsung.
Selain itu, menurut Greg, para penyinya Aglaoneme mesti memperhatikan media tanamannya. Bisa digunakan humus daun dan pasir, dengan perbandingan 3:1. Bisa juga dengan campuran sekam, cocofit, dan pasir, dengan perbandingan 4:1:1. “Pilihlah sekam yang masih bagus atau utuh, bukan yang sudah hancur,” tandasnya. Media tanam yang lain adalah campuran sabut kelapa giling halus, humus, dan pupuk kandang, dengan perbaningan 1:1:1.
Jangan Lupa Pemupukan
Menurut Greg, yang juga pencipta Aglaonema JT 2000 ini, agar Aglaonema tampak rimbun, berdaun besar, tebal, dan mengkilap, dalam perawatan perlu dilakukan aplikasi pupuk yang tepat. Diupayakan daun tidak rontok, karena di situlah nilai jual Aglaonema.
Beragam merk pupuk daun, banyak dijual di pasaran. Tentunya, setiap merk mempunyai kelebihan dan kekurangan. Pupuk daun yang bisa dipakai misalnya Vitablum, Gandasil B, Hyponex, Vitablon, Kristatlon, atau Gaviota. Pepupukan dilakukan 1—3 minggu sekali. Dosis disesuaikan dengan rekomendasi yang tertera dalam kemasan. Yang jelas, supaya rimbun, Aglaonema perlu mendapat banayk pupuk N (nitrogen).
Greg sendiri tidak begitu fanatik dengan salah satu merek pupuk daun. “Semua pupuk sama, cuma yang dibutuhkan adalah berapa kandungan zat-zat yang dibutuhkan untuk menyuburkan tanaman tersebut,” jelasnya. Selain itu, agar daun Aglaonema selalu tampak lebih mengkilap, daunnya dibersihkan dengan air bersih. Lalu, dilap.
Perlu diwaspadai pula, ada beberapa hama pemakan daun. Bila tidak dikendalikan, daun bisa ludes. Bila Anda mempunyai sedikit koleksi Aglaonema, daun yang terserang hama itu bisa dibuang, dan ulatnya dimusnahkan. Tapi, jika koleksinya banyak, cara satu-satunya hanya dengan melakukan penyemprotan pestisida secara rutin sebulan sekali. (Tri Mardi)
www.agrina-online.com
Diposting oleh ' di Senin, Agustus 25, 2008 |
Label: aglaonema, Greg Hambali, rotundum, Sri Rejeki, sumatera, tanaman hias
Kamis, Agustus 14, 2008
Kiat Hasilkan Aglaonema Juara
Lingkungan Tumbuh
Setelah mendapat bibit berkualitas, selanjutnya mencari lokasi tepat agar Srirejeki itu bisa tumbuh prima. Bila ada ruang kosong dan sedikit dana, sebaiknya dibangun rumah plastik. Tujuannya agar pemberian air terkontrol. Artinya, tanaman hanya menerima air dari penyiraman.
Ditempat terbuka, turunnya hujan sulit dikontrol. Akibatnya pada musim hujan, kelembaban disekitar tanaman menjadi lembab. Akibatnya penyakit merajalela. Tanaman kesayanganpun menjadi sasaran serangan. Di tempat ternaung, kelembaban terkontrol sehingga mengurangi keberadaan atau akibat serangan penyakit. Selain itu, titik hujan juga bisa membuat daun merunduk bahkan daun jadi sobek atau patah. Pemakaian jaring peneduh, hanya sekedar mengurangi intensitas sinar matahari sehingga menjadi teduh. Namun tidak bisa mengurangi terpaan air hujan. Namun bila keterbatasan dana, cukup banyak pecinta yang meletakkan koleksi aglao ditempat terbuka. Tanamannya pun tetap tumbuh dengan baik. Tentu saja ada persyaratan yang harus dipenuhi. Pot mempunyai banyak lubang agar sirkulasi udara dan air berlangsung lancar. Kalau tidak, koleksi bakal sulit tumbuh prima karena dihadang penyakit.
Pencahayaan perlu diperhatikan. Aglaonema merupakan tanaman daun yang anti pada sinar matahari langsung. Kebutuhan cahaya minim, hanya maksimum 40 %. Bila lebih, daun akan keriput, pudar, daun terbakar, hingga akhirnya mati. Untuk mengatasi bisa dipakai net untuk meneduhkan. Biasanya yang tersedia dipasaran hanya 55 %, 65 % dan 75 %. Namun dengan naungan seperti itu, pada musim panas, tetap belum memadai. Sehingga pada umumnya pekebun memasang 2 rangkap. Ada pula yang memasang net 90 % karena lebih teduh sehingga tidak harus memasang dobel. Paranet khusus ini biasanya digunakan oleh petambak udang.
Di areal itu, maka idealnya sinar matahari berkisar 28°C - 30°C. Bila suhu lebih dari itu, biasanya diatasi dengan melakukan penyiraman. Idealnya tanaman menerima sinar matahari secara merata. Bila hanya satu sisi yang menerima sinar, maka arah tumbuh daun tidak seragam. Daun yang berada atau muncul di bagian yang kurang cahaya akan tumbuh lebih tinggi ketimbang yang menerima sinar lebih banyak. Arah daunpun hanya satu arah, sehingga sosok tanaman tidak kompak. Kalaupun keterbatasan tempat menjadi penyebab, maka pemilik harus sering melakukan pemutaran tanaman agar bisa tumbuh kompak. Tinggi naungan 3 -4 m dari permukaan tanah.
Kelembaban diharapkan rendah, atau berkisar 30 % - 60 %. Untuk mendapatkan kelembaban ideal itu, ada beberapa hobiis yang melengkapi rumah plastik dengan kipas angin. Tujuannya agar sirkulasi udara berjalan dengan baik. Demikian pula dengan titik air diudara sehingga kelembaban jadi rendah. Penyakitpun diharapkan enyah ‘tertiup’.
Namun ternyata, kipas angin yang terus menerus aktif membuat tanaman dan medianya kekeringan. Agar tanaman tidak mengalami kekeringan maka dilakukan penyiraman lebih sering. Kalau kelamaan atau keseringan menerima udara panas, maka pada pinggir dan ujung daun jadi cokelat.
Media
Setelah mendapatkan bibit dan lokasi atau rumah yang tepat, pemilik segera mempersiapkan media tanam. Ada berbagai bahan yang bisa dipilih. Misalnya sekam bakar, cacahan pakis oven, humus kaliandra, pasir Malang dan coco-peat. Bahan lainpun bisa dipakai, bila lebih mudah diperoleh. Bahan-bahan itu kemudian dicampur. Komposisi masing-masing bahan biasanya dibuat berdasarkan lingkungan. Bila agak lembab, maka komponen yang bersifat porous dipakai lebih banyak. Sedangkan bila daerah kering, ditambahkan bahan yang menyerap air bisa lebih banyak. Salah satu komposisi yang bisa dipakai, yaitu dengan perbandingan 1:1:1:1:1. Artinya setiap bahan perbandingannya sama.
Namun sebelum mencampur, ada beberapa hal yang perlu dipersiapkan, terutama untuk bahan kaliandra dan coco-peat. Kedua bahan itu direndam 2 – 4 minggu. Air yang digunakan diberi fungisida, atau sedikit dolomite. Setelah diaduk, media direndam. Bila digunakan 2 – 4 minggu kemudian, bahan itu diangkat lalu dibilas hingga bebas dari fungisida. Setelah ditiriskan, media siap dicampur. Bahan lain bisa langsung dipakai. Tambahkan sedikit zeolit yang membantu porositas. Campuran media itupun siap dipakai.
Pilih wadah atau pot yang seukuran dengan bola akar. Pemilihan juga didasari oleh sifat tanaman. Untuk jenis bongsor, gunakan pot lebih besar karena potensi bola akar yang dihasilkan besar. Contohnya Widuri dan Hot Lady. Sedangkan Legacy atau Lipstick bisa menggunakan pot kecil karena bola akar juga kecil. Wadah itu kemudian dilubangi agar sirkulasi air dan udara lancar. Tidak ada patokan khusus baik jumlah atau ukuran. Pada pot besar, dibuat lubang besar dan banyak. Bila sebelumnya hanya 3 - 6 buah lubang, maka perlu dibuat 10 – 15 lubang. Sebagian didasar pot sebagian didinding pot. Dengan lubang lebih banyak, sehingga meski sering disiram, tidak akan membahayakan tanaman.
Untuk menanam, pot diisi dengan media hingga sepertiga bagian. Tidak perlu memasukkan Styrofoam sebab berpotensi merusak akar saat ditembus. Masukkan batang di media dan timbun. Setelah itu ditimbun lagi hingga 1/3 bagian. Lalu masukkan pupuk slow release (maksudnya setelah pot terisi 2/3 bagian). Pupuk ini merupakan sumber hara utama tanaman.
Pemupukan
Meski telah disediakan cadangan hara dari pupuk lambat urai dan humus kaliandra, tetapi, sebaiknya tanaman tetap diberikan asupan tambahan. Bisa dipilih pupuk kimia yang diberikan lewat akar atau daun. Frekuensi pemberian bisa dilakukan per 2 hari atau per 2 minggu. Dosis pemakaian 2 hari yaitu 1/5 dosis anjuran. Sedangkan yang diberikan per 2-4 minggu, dosisnya sesuai anjuran.
Sebenarnya bila diberikan per 2 hari, mempunyai resiko tanaman cepat jenuh. Biasanya ditandai dengan munculnya tepung-tepung putih dipinggir daun. Bila itu terjadi, sebaiknya daun disemprot sehingga tepung itu hilang. Sebaiknya akar juga harus dimanfaatkan menyerap hara dengan memberikan larutan pupuk lewat tanah dengan mengocor. Gunakan beberapa pupuk secara bergantian. Selain pupuk juga diberikan fungisida dan bakterisida. Contoh larutan Super Thrive + Growmore + Baktosin. Ulangi setiap bulan.
Pada lingkungan kering serangan hama dan penyakit relatif kurang. Namun, ada saja penyakit yang biasa menyerang, terutama mealy bug dan kutu putih. Binatang-binatang itu cukup lihai dengan memanfaatkan saluran pelepah daun untuk bersembunyi. Agar pestisida yang diberikan efektif, maka kocor racun itu dari atas, dengan demikian, sela-sela daun juga diisi racun sehingga musuh tanaman itu ‘enyah’.
Penyiraman
Aglaonema sebenarnya tanaman yang suka air. Jadi penyiraman bisa dilakukan pagi – sore hari, bahkan pada siang bolong pun bisa disiram untuk menurunkan suhu. Selain media dibuat porous, bagian yang disiram pun hanya daun. Pengguyuran media atau tanaman dilakukan hanya bila media amat kering. Biasanya dilakukan setiap 5 – 7 hari, tergantung kondisi media. Biasanya, pemberian air secara tepat dapat merangsang agar daun tumbuh optimal sesuai dengan potensi genetiknya.
Penggantian Pot
Pohon besar yang (mungkin maksudnya ‘jangan’) terlalu sering dibongkar karena riskan putus akar. Bahkan bila hanya akan memisahkan anak, tidak perlu membongkar tanaman, tetapi dengan menggali sehingga bagian yang akan dipotong. Tujuan utama pengantian pot agar akar leluasa bergerak. Biasanya dilakukan karena bola akar sudah padat. Media yang padat menghalangi pembentukan anakan. Selain mengganti pot, biasanya diiringi dengan memisahkan anakan. Dan mengganti media baru. Proses ini dilakukan setiap 6 – 12 bulan, tergantung kondisi tanaman. Media yang digunakan sama dengan sebelumnya, hanya lebih baru. Biasanya, media itu dibuat membumbung. Tujuannya merangsang pembentukan akar. Bila batang atau pangkal batang dipenuhi akar, memudahkan untuk perbanyakan lewat stek. Sebab stek batang itu mudah dan cepat membentuk tunas karena mempunyai kemampuan menyerap hara. Namun ada batasan kedalaman, yaitu maksimal 8 ruas, terdiri dari 4 ruas tanpa daun dan 4 ruas dengan daun.
Perbanyakan
Ada beberapa teknik perbanyakan Aglaonema. Diantaranya lewat pemisahan anakan. Stek dan cangkok. Perbanyakan dengan stek ada beberapa cara. Ada cara memotong dengan 1 ruas atau lebih. Perbanyakan cara ini dianggap paling riskan karena gampang mati. Namun, dengan mengikuti kiat berikut, semoga bisa berhasil.
Pohon sehat – Siapkan indukan yang sehat, minimal memiliki 15 daun dan sehat. Indukan yang sakit akan mengakibatkan tingkat keberhasilan lebih rendah.
Peralatan Yang Dibutuhkan – Siapkan peralatan pisau, fungisida, pot dan media untuk perbanyakan.
Korek Lubang – Korek media untuk menentukan tempat memotong.
Potong Batang – Potong batang dengan menyisakan 1-2 lembar daun untuk bonggol.
Hasil Pemotongan – Hasil pemotongan menyisakan bahan yang masih panjang.
Olesi Fungisida – Olesi luka di bonggol dan sisa potongan agar bebas dari busuk.
Potong Sisa Potongan – Potong lagi sisa potongan itu menjadi beberapa bagian dengan memotong 1 – 2 ruas.
Hasil Cacah – Dari 1 pohon diperoleh 8 bibit baru.
Tanam di Pot Kecil – Bibit langsung ditanam di pot kecil.
Siram Air Bersih – Siram dengan air agar lembab.
Satu Bulan Bertunas – Bibit diletakkan ditempat aman, dan bertunas 1 bulan kemudian. Anakan itu bisa dipisahkan 2 – 3 bulan kemudian, Saat itu akar sudah cukup banyak. Setelah ditanam, diperoleh individu baru lagi.
Persiapan Kontes
Untuk persiapan kontes, perlu persiapan beberapa bulan sebelumnya. Bahkan bisa sampai 1 tahun. Dimulai dengan melakukan pengaturan anakan agar kelak tumbuh rimbun. Proses itu dilakukan sekaligus untuk mengganti pot dan media. Anakan yang tidak tumbuh merata pada sisi tertentu diarahkan sehingga mengelilingi induk. Biasanya anakan itu muncul sesuai dengan arah daun yang melingkar seperti spiral. Setelah besar, sosok keseluruhan jadi kompak. Daun-daun yang tertekuk karena banyaknya daun diarahkan agar lurus. Bila perawatan diatas diterapkan, tanaman akan tumbuh optimal. Sehari sebelum hari H, daun dan batang dibersihkan dari kotoran yang mungkin melekat. Tanaman disemprot dengan Vit B1 untuk memperkuat ketahanan.
Oleh Bpk. Songgo dan Bpk. Wiwik
Parkir Timur Senayan, 27 Juni 2008
Diketik ulang sesuai aslinya oleh Bung Henry Biantoro
Diposting oleh ' di Kamis, Agustus 14, 2008 |
Label: aglaonema, Juara, Koleksi, kontes, media tanam, tanaman hias