Lompat ke isi

Augur

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Augur

Dalam agama Romawi kuno, seorang Augur (jamak: Augures) adalah seorang pejabat atau imam yang bertugas menafsirkan kehendak dewa melalui fenomena alam, terutama dengan mengamati perilaku burung (yang dikenal sebagai auspicia). Para Augur memiliki peran penting dalam masyarakat Romawi, dan keputusan mereka sering kali menentukan langkah politik atau militer yang diambil oleh negara.

Sejarah dan Peran Augur

[sunting | sunting sumber]

Praktik augury berasal dari tradisi Etruskan, yang diadopsi oleh Romawi. Augur bertindak sebagai penafsir tanda-tanda ilahi yang dipercaya datang dari para dewa. Tanda-tanda ini bisa berasal dari berbagai sumber, termasuk perilaku burung, gerakan hewan lain, fenomena meteorologi, atau kejadian yang tidak biasa.

Para Augur tidak meramalkan masa depan tetapi mencari petunjuk dari para dewa mengenai apakah suatu tindakan yang direncanakan sesuai dengan kehendak ilahi. Mereka melaksanakan ritual ini dalam berbagai situasi, seperti sebelum pertempuran, saat mendirikan kota, atau sebelum pertemuan senat yang penting.

Metode Augury

[sunting | sunting sumber]

Metode yang paling umum digunakan oleh Augur adalah mengamati burung (ornithomancy). Mereka akan menentukan tempat yang dianggap suci, yang disebut templum, dan menandai area di langit di mana burung-burung harus diamati. Burung yang diamati bisa berupa burung yang terbang melewati templum atau burung yang diberi makan oleh Augur. Burung dengan jenis tertentu, seperti elang, burung nasar, atau gagak, dianggap lebih sakral dan penting dalam ritual ini.

Selain burung, tanda-tanda lain seperti kilat dan guntur, perilaku hewan lain, atau fenomena langit tertentu juga diperhitungkan. Augur kemudian akan menafsirkan apakah tanda-tanda ini baik atau buruk, berdasarkan tradisi dan aturan yang sudah mapan.

Institusi Augur

[sunting | sunting sumber]

Institusi Augur merupakan salah satu lembaga tertua dalam agama dan politik Romawi. Awalnya, hanya ada tiga Augur yang bertugas, tetapi jumlah ini kemudian meningkat hingga lima belas di bawah pemerintahan Julius Caesar. Augur dipilih seumur hidup, dan posisi ini dianggap sangat bergengsi.

Selain peran religius, Augur juga memiliki pengaruh politik yang signifikan. Hasil interpretasi mereka bisa menentukan jalannya kebijakan negara. Seorang Augur sering kali berasal dari kalangan patrician, dan pemilihan mereka dikendalikan oleh Senat.

Pengaruh Augur dalam Masyarakat Romawi

[sunting | sunting sumber]

Peran Augur sangat dihormati di masyarakat Romawi, dan keputusan mereka jarang dipertanyakan. Beberapa Augur terkenal dalam sejarah Romawi termasuk Cicero, yang menulis tentang praktik augury dalam karyanya "De Divinatione." Meskipun seiring waktu praktik augury mulai berkurang seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan pengaruh agama Kristen, dampak budaya dari para Augur tetap ada, dan istilah "auspicious" (yang berarti menguntungkan atau baik) masih digunakan dalam bahasa Inggris modern.

Lihat pula

[sunting | sunting sumber]