ASyiknya ke Sentra Tenun Palembang Tuan Kentang
Entah kenapa namanya Kelurahan Tuan Kentang. Sampai saat ini saya belum menemukan jawaban pastinya.Tuan Kentang, saya datang...!
Lokasinya di Kecamatan Seberang Ulu I Kota Palembang. Nah kalau letaknya di Seberang Ulu, pastilah menyebrangi Jembatan Ampera. Asyik pokoknya jalan kesini, sambil melihat Jembatan Ampera dan pembangunan LRT. Tempatnya gampang dicari. Jalan saja ke arah Kertapati. Beberapa meter sebelum jembatan yang dekat stasiun Kereta Api itu tinggal belok kiri, ketemulah gerbang ini.
Lokasinya di Kecamatan Seberang Ulu I Kota Palembang. Nah kalau letaknya di Seberang Ulu, pastilah menyebrangi Jembatan Ampera. Asyik pokoknya jalan kesini, sambil melihat Jembatan Ampera dan pembangunan LRT. Tempatnya gampang dicari. Jalan saja ke arah Kertapati. Beberapa meter sebelum jembatan yang dekat stasiun Kereta Api itu tinggal belok kiri, ketemulah gerbang ini.
Kembali ke soal nama Tuan Kentang tadi, dugaan saya, mungkin sebab zaman dulu di kawasan ini ada pedagang/saudagar kentang mengingat zaman dulu kentang termasuk komoditi sayuran yang belum banyak pedagangnya. Entahlah. Sangat banyak cerita belum jelas mengenai kawasan ini. Katanya, di Kota Palembang pernah ada 2 kawasan yang menggunakan kata "Tuan", Tuan Kapar (saat ini salah satu bagiannya menjadi Kampung Arab Al Munawar), satu lagi Tuan Kentang yang kemarin saya datangi. Bisa dilihat Disini.
Sebagai sebuah kawasan yang dulunya disebut 15 Ulu, kelurahan Tuan Kentang maju pesat. Maju pesat sebagai kawasan tempat tinggal pengrajin kain tenun Palembang seperti Jumputan/Pelangi, tenun tajung, Blongsong dan Songket Palembang. Jika kebetulan kamu berbelanja di Pasar Kito kawasan Ramayana, maka kain-kain tenun Palembang yang dipasarkan disana sebagian besar hasil pengrajin di Kelurahan Tuan Kentang.
Sebab perkembangannya yang pesat dengan kerajinan kain tenun Palembang itu maka Pemkot Palembang memberi wadah para pengrajin tersebut dengan sebuah Galeri khusus, Griya Kain Tuan Kentang tempat dimana para pengrajin menitipkan produk mereka. Yang di pasar Ramayana, tetap ada seperti pengakuan mereka.
Sayang ketika saya datang kemarin galeri sedang tutup karena liburan Idul Fitri. Ya.., akhirnya saya yang kesana bersama Nana Dahlia si Pink Traveler, langsung mendatangi rumah pengrajin.
Hanya ada satu ( 1) pengrajin kain jumputan yang buka yaitu Jumputan Wiyah Mulyadi. Libur lebaran mebuat para pengrajin belum membuka usahanya, Katanya sebagian besar mereka adalah kaum pendatang dari Jawa Barat. Tak mau buang waktu, saya dan Nana (Pink Traveler) segara masuk ke Rumah Pengrajin bu Wiyah tadi. Sebelumnya, pasti dong sempat foto-foto juga di halaman rumahnya yang dijadikan arena celup dan jemur Jumputan.
Pas masuk ke dalam rumah pengrajin bu Wiyah, eih rame bingits. Para pemudik yang pulang lebaran ke Palembang sedang sibuk memilih-milih kain. Kata mereka mau dibawa sebagai oleh-oleh, ada juga yang mau dijual lagi.
Nana ketemu kain belahan jiwa, Jumputan Pink
Tidak hanya yang masih berupa kain, baju yang sudah jadi juga ada (malah ada yang sempat saya coba). Ada yang dibuat Blus Kaftan, Abaya, Cardigan dan lain sebagainya. Motif yang banyak juga kaya warna ini memang menarik. Konon, motif dan warna tertentu sesuai selera juga bisa dipesan kepada pengrajin disini, keren ya.
Selain kain Jumputan, Kelurahan Tuan Kentang juga memiliki pengrajin Kain Tajung, Blongsong dan Songket. Kebanyakan dilakukan di lantai dasar rumah mereka yang panggung beton. Saya sempat mencoba menenun juga (foto doang 😢)
hm, penenun baru
Begitulah Kawasan Kain Tenun Tuan Kentang. Kabarnya Pemkot Palembang sedang giat-giatnya mengembangkan kawasan ini sebagai Kawasan Wisata menjelang Asian Games ke 18 pada Tahun 2018 nanti. Ada ribuan UMKM sedang dibina, tidak hanya pengrajin kain tenun, juga pengusaha kuliner.
Bagaimana gaes, tertarik ke Kawasan Tuang Kentang, ayo dong kesini. Kain-kain tenun yang cantik dengan harga yang wajar sesuai langsung dari pengrajinya buat saya sangat menggoda untuk dilihat secara langsung.
Kapan lagi beli kain handmade dengan harga gak mahal kalau bukan disini. Bayangkan, kain yang pengerjaannya rumit, dibuat pola gambar, diikat kecil-kecil, dicelup, dijemur ada yang diikat lagi dan dicelup lagi dsb dengan harga cuma kisaran 100-500 ribu. Hiks, saya beli 1 helai kain jumputan warna abu-abu (warna kegemaran) dengan semburat warna lain di ujung kain (125 ribu doang). Entah akan saya buat apa, he.
Demikian Griya Kain Tuan Kentang. Welcome July. Salam.
Kapan lagi beli kain handmade dengan harga gak mahal kalau bukan disini. Bayangkan, kain yang pengerjaannya rumit, dibuat pola gambar, diikat kecil-kecil, dicelup, dijemur ada yang diikat lagi dan dicelup lagi dsb dengan harga cuma kisaran 100-500 ribu. Hiks, saya beli 1 helai kain jumputan warna abu-abu (warna kegemaran) dengan semburat warna lain di ujung kain (125 ribu doang). Entah akan saya buat apa, he.
Demikian Griya Kain Tuan Kentang. Welcome July. Salam.
aku pernah ke sano sekali beli buat kasih oleh2 jugo umek.
ReplyDeleteIya keren-keren emang jumputannya. Bagus buat oleh-oleh Ded 😇
DeleteKain Jumputan aku sudah diambil mamak umek, langsung jatuh cinta dio
ReplyDeleteNah hahahha. Nanti beli lagi aja Pink 😇
DeleteWah terima kasih, jadi tahu tempat yang bisa dikunjungi untuk belajar budaya tentang menenun. Ada intipan harganya juga lagi :)
ReplyDeleteIya mba Ainun, asyik kesana. Banyak jenis kainnya loh, keren-keren pula 😊
DeleteMakasih atas kunjungannya
ReplyDeleteSama-sama bu
DeleteMakasih atas kunjungannya
ReplyDelete