Showing posts with label poem. Show all posts
Showing posts with label poem. Show all posts

Wednesday, April 15, 2009

Dali-nesque

was walking along Lonely Lane
saw venus north of the sky
smiling and shining ever so bright
heard the owl laughing loudly
hey nightghost what’s so funny
guitarman , you are the funny one
venus ain’t smiling she’s grinning
ask the sun he’ll tell ya…

the water rippled in the River Faith
thought the sun was rising early
but it was just the water boiling hot
saw the moon she was crying
at a base of a tree a squirrel somersaulted
the owl flew above my head
seek the sun coz he knows all
he shines on both venus and the moon

as i turned to Hurtful Avenue
i saw a thousand souls
making calls on their cell phones
the joke is on you guitarman
and the sun ain’t gonna tell ya…
nothin’!

050307/10:45am

Thursday, January 15, 2009

co da.

the fat lady took a bow
amidst screams for encores
bouquets were thrown about
as some hurriedly walked out

I took a walk along the Strand
candles in cardboard boxes
empty souls in winterland
lying down waiting for god

walked my way down to Soho
watched some gals in the nude
ended up in Hyde Park
where cold wintry winds
grabbed and squeezed my soul
a thousand shadows in dancing mood
oh, where were you my lady luck?
and why must the moon grin?

I thought I saw the fat lady
waving from a black cab
yeah she's finished singing
now it's just loneliness and me
with sadness on my lap
I am the heart break king

Monday, December 22, 2008

Temple

Her body is my temple
Where I go to worship
To offer my body and soul
In return for Her sighs


Thursday, October 23, 2008

Dara #7



dalam sepi begini perlukah kau bersuara
biar saja mata dan senyum melukis rasa
aku hanya mahu duduk kaku merenungmu
membelai helaihelai rambut lembut dibahumu

dalam dingin begini perlukah kau berselimut
biar saja nafas kita panaskan suasana
aku hanya mahu duduk rapat memeluk
mengintai rahasia mahu mengerti semua

dalam gelap begini perlukah kau terangi
biar saja kuraba dan kurisik segala rahasia
aku hanya mahu genggam jari jemari
mendakap erat mimpi mimpi lama berusia

dalam sunyi ini perlukah kau bernyanyi
biar saja aku duduk bersamamu di sisi
aku hanya mahu merenung bulat mata
menyentuh seluruh gemuruh di dada

dara,
sepi pun tidak aku kesunyian
dingin pun tidak aku kesejukan
malah,
gelap pun kadangnya tidak aku kekelaman
dan sunyi pun aku masih tidak kebuntuan
kerana sebenarnya
kau selalu saja
ada...

Wednesday, September 3, 2008

Dara #6



kutip
debudebu rindu di dinding sepi kala menyusur malam
dinihari terjaga menjenguk di luar jendela suram kelam
tabur
segala rasa di helaian kertas putih menjadi kata di baca
ganti diri mahu disentuh namun semua impian belaka

dara
saat-saat begini
tidak mampu lagi
aku berdiri
di kakimu aku
jatuh tersungkur

Saturday, January 12, 2008

The Longing of a Decorative Street Plant


If you strolled instead of dashing through impertinently
And I did not only sway to gentle unseen caresses

If you were not so distracted with red blue greens

And I did not always stand rooted in resignation

If you touched me without your plastic shrink wrapped fingers

And my skin were soft silk and not brittle wrinkles

If you could adore and find joy in things unfashioned
And I had lips wet and warm to crush against yours
If you had the words to bring forth your heart
And I could serenade you to contented sleep
If your blood were enough to satisfy your thirst
And there was more of me than all of you

If this were some other time
And you were someone else

And I were anything else

Then maybe, just maybe

Friday, December 21, 2007

dara #5


subuh tadi kau lagi bertandang
kau lagi tersimpuh tersenyum
harum bagai mawar sekuntum

kelmarin hanya titistitis tinta biru
dihelaian kertas rapuh kekuningan
saban hari duduktunduk menunggu
ungkapan kata bisik mesra dari jauh
senja perang warna diufuk barat
membawa sejuk dalam kelam malam
dalam sepi rindu menagih hadirmu
masa bagai lekat, waktu membeku

namun tinta bagai tak mampu melafaz
rasarasa dan rona biru dipenjuru dada
subuh dibutuhi, bagai sentuhan embun
dipucuk kekeringan sehelai daun
namun yang datang hanya kepanasan
dan sebuah gurun terdampar kegersangan
tiada nyanyi senda gelak tawa ria jeling manja
tiada…..tiada…..tiada!

sekali sekala burung tiong bercerita
dari atas dahan rapuh pohon rimbun
nun di atas bulan tersenyum melihat kejora
unggasunggas malam bagai berpantun
namun dalam dada cuma hiba nestapa
sepi itu sebenarnya derita cuma
rindu itu biasanya suatu kehilangan
dalam kelammalam mencari harapan

dara
aku masih tidak bisa akur
bahawa kita telah hancur lebur
kerana
kala subuh tadi kau bertandang
syair lama lagi berdendang.

Friday, September 28, 2007

talkin buat M


tanah ini kontang pecah merekah
alir air dari hulu sejuk menusuk
segala rasa memakan segala bisa
kini hanya membawa dosa durja
hampas nafsu kuasa yang terleka
lekat bagai nanah kering di bawah
hangat mentari

dirampok dikoyak tanah ini rabak
anakanak bangsa berbagai rasa
dalam kancah tidak menentu
nun dipuncak menara berdiri segak
tergelak berpeluk tubuh bagai berhala suasa
mata buta dalam fikiran buntu
membawa sesat

ibu,
terbaring bagai murahan
dikatil perawan rakus diterkam
diramas ganas mata terpejam
tak mampu kau menerjang
jalang yang menyerang

siapa Tuhanmu
kuasa ketuaku
siapa penghulumu
ketamakan panduanku
apa kitabmu
hati kujunjung

semadi lah kau
nesan hitam

kusiram

Thursday, May 31, 2007

dara #4


dara,

kalau waktu itu
tanganmu kusambut
jari jemari kugenggam lembut
sambil berjalan perlahan lahan
di bawah rendang tua kita duduk

rambutmu kuusap
matamu kutatap
pipimu merah
bibirmu merekah
tirai hati terbuka
tiap rasa menjadi kata
singkap semua rahasia

kalau waktu itu
kulempar tubuhku
ke lubuk jiwamu
menyelam dasar hati
meraba segala rasa

waktu membeku
kita berpadu
awan melindung
mentari tertudung
janji terpahat
kita terikat
berdakap erat

mampukah berubah segala semua?

Tuesday, May 1, 2007

dara #3


sering juga aku bertanya
antara kita siapa perindu

kerana bulat mata dan senyum itu
bersama hitam ikal mayangmu
bagai membeku dalam waktu
namun masa dan jarak pemisah
membawa keluh kesah resah
bagai malam membawa kelam
sepi menerkam mencengkam

seribu ragu mengintai
sejuta dusta melambai

masa sebenarnya melalikan kita
jarak lumrahnya memakan semua
mengikis menghakis menghiris nipis
rasarasa didada dan ronarona rindu
tersadai usang termanggu dipenjuru
malammalam sepi didaerah sendu
kita bagai tidak mampu bersatu

kalanya aku rasa, dara
rindu itu bukan milik kita…

Tuesday, April 10, 2007

dara #2


engkaukah itu dara
seribu duka dipipi
sejuta luka didada
termanggu dalam sepi
jarijemari menggenggam
erat sebuah rahasia
mata merenung kelam
menunggu khabar berita
dan kau heret derita itu
meniti harihari sepi berlalu
nyanyi sendurindu kau laung
kata keciwaluka kau raung

aah…
itu bayangan aku sebenarnya
dari air sejuk jernih mengalir
disungai pertemuan kita…

Friday, March 16, 2007

dara

maafkan aku
kalau dalam mimpi
kuramas rakus
mekar tubuhmu
kalanya aku keliru
kerana dalam sepi
nafsuku tak terurus
jiwaku tak menentu

maafkan aku
kalau kuguris lagi
sisasisa ingatanmu
terbiar dalam sepi
kalanya aku kembali
melihat kau dara
tersenyum bagai dewi
menunggu aku menyapa

maafkan aku
kalau dulu aku terlupa
dan selalu terleka
akhirnya kaupun tunduk berlalu…

art harun
160307
5:03pm