Sistem Rafa untuk menerapkan 1 striker di depan bisa menjadi blunder untuk tim. Memang ketajaman el nino sangat baik dalam memetik poin bagi liverpool. Kebuntuan terjadi apabila Torres dijaga dan tidak diberi ruang untuk menembak. Hal ini harus disadari oleh Rafa meskipun katanya bomber asal spanyol adalah salah satu kunci tim di musim ini. Namun nyatanya tidak satupun gelar dapat diraih, sungguh sial sebagai liverpudlian. Harapan untuk dapat memenangi atau imbang kala melawat Chelsea di Stamford Bridge pupus setelah wasit meniup peluit setelah “hanya” 1 menit extra time. Nasib the reds mungkin sudah digariskan terganjal oleh perbuatan pihak pengadil yang sepertinya membela the blues. Contoh ketika melawat pool di Anfield Road, ada extra time hingga 4 menit yang berujung pada og riise akibat crossing Malouda. Sungguh ironis memang namun salut bagi A.G. yang mampu meloloskan Chelsea ke babak Final. Sebuah rekor untuk pertama kali dapat bermain di laga final bukan lain karena faktor materi pemain dan tentunya fulus.
Namun hasil buruk ini semoga tidak menggoyahkan kursi Rafael Benitez sebagai nahkoda tim. Memang sebuah kesuksesan harus dibayar dengan sejumlah uang dan materi pemain yang berkelas dan pastinya kiprah liverpool musim ini membuktikan sekali lagi materi pemain harus segera dibenahi di semua lini permainan. Para fan akan menuntut duo pemilik asal negeri paman sam untuk lebih deras mengucurkan uang di pasar transfer. Sebagian pemain sudah diketahui diincar oleh Liverpool misal Rafinha bek kanan asal brasil.
Para pemain muda juga nampaknya dapat menjadi pilar di musim depan contohnya Lucas neiva, Damiien, dll. Tetapi masih perlu lebih banyak jam terbang untuk bisa masuk barisan inti. So, kegagalan liverpool musim ini bisa dipupus dengan tiket liga champion untuk musim depan. Dan juga penampilan gemilang el nino dalam mencetak gol.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar