Mulai bulan depan, rencananya PT Pertamina (Persero) tidak lagi menjual
Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Premium RON 88. Ini sesuai dengan
rekomendasi Tim Reformasi Tata Kelola Migas pimpinan Faisal Basri, yaitu
paling lambat 2 tahun lagi bensin RON 88 sudah 'punah'.
"Sebenarnya
yang kami usulkan untuk dihapus itu bukan Premium, karena Premium
adalah merek. Namun yang kami usulkan dihapus adalah bensin RON 88,"
kata Anggota Tim Reformasi Tata Kelola Migas Agung Wicaksono dalam
diskusi Energi Kita di Cikini, Jakarta Pusat, Minggu (19/4/2015).
Menurut
Agung, setidaknya ada 2 alasan mengapa bensin RON 88 harus hilang.
Pertama adalah neraca perdagangan Indonesia harus diperbaiki. Impor BBM
yang tinggi, terutama bensin RON 88, harus mulai dikurangi.
"Indonesia
defisit minyak sejak 2003, dan 10 tahun kemudian defisit perdagangan
BBM dan minyak mentah itu terjadi. Pertumbuhan konsumsi tak bisa dikejar
pertumbuhan produksi. Jadi penghapusan RON 88 sangat penting,"
jelasnya.
Alasan kedua, lanjut Agung, adalah impor bensin RON 88
yang sarat 'permainan'. "Pemburu rente memiliki kedekatan pada
pengambil keputusan, itu jadi terdistorsi," tegasnya.
Tim
Reformasi sendiri mengusulkan waktu 2 tahun agar Pertamina menghapus RON
88. Waktu 2 tahun ini diputuskan setelah mempertimbangkan beberapa hal.
Pertama
adalah menghabiskan impor RON 88 yang telah dilakukan oleh anak usaha
Pertamina, Pertamina Energy Services Pte Ltd alias Petral. "Akhir tahun
kemarin, Petral melakukan cuci gudang untuk impor 6 bulan ke depan,"
ujarnya.
Kedua, demikian Agung, adalah mempersiapkan kilang Pertamina agar bisa memproduksi BBM sekelas minimal RON 92 lebih banyak.
"Jadi ada pengalihan kilang dari RON 88 menjadi RON 92. Itu mengapa perlu 2 tahun," ucapnya.
(zul/hds)
Berita Lainnya :
http://bloggalagreece2010.blogspot.com/2015/04/ahok-marah-balai-betawi-setu-babakan.html
http://sarahgracedye.blogspot.com/2015/04/baku-tembak-polisi-di-cijantung.html
http://safiadboutique.blogspot.com/2015/04/ini-kritik-tim-reformasi-migas-buat.html
http://solehinloveislam.blogspot.com/2015/04/pertamina-tegaskan-tak-hapus-premium.html
http://weeklyteaparty.blogspot.com/2015/04/presiden-china-dan-belasan-kepala.html
http://ipaspwb.blogspot.com/2015/04/harga-pertalite-ron-90-bakal-di-kisaran.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar