
Istanbul, telah bayu yang mendobrak kubu jahili mengirim rindu Al-Fatih, lalu kau sambut dengan iklim bahagia ke seluruh tanah zarahnya melata ketahuilah -
Jubin Iznik berdarah itu tidak bisa kucuci dengan selaut wuduk dari ziarah ini tatkala puisi sulaiman kepada karima hiba berdiksi ditaman larangan Topkapi dan lagu iri Atarturk, si peniup ney mengoyak peta purba , hilang di padang kehidupan yang tercekik
Istanbul, sering kali kau tertanya, "mengapa ada yang memanggang dosa semasa hujan pengampunan turun mencurah - curah di kebun ibadah?" dalam setiap langkahku melewati mimbar duka disini, camar - camar setia mengelilingi menara cinta memanggilku kembali - kembali mentafsir takdir terlukis pada langit kelabu di Masjid Biru
Nukilan Saudara Hazwan Ariff hakimi Minggun Malaysia 18 Oktober 2009 Halaman 19
|