hari ini temen2 yg di jakarta lagi asik berburu menu eksotik di Festival Jajanan Bango 2007. kita yg di surabaya nggak mau kalah asik, bikin acara berburu makanan dewe hehe.
berburu kemana? sebenernya si jagoan makan punya beberapa kandidat lokasi makan yg asik2 semua. tapi setelah beberapa pertimbangan, akhirnya kita sepakat pilih yg jauh sekalian. to boldly go where no food lover has gone before... nama tempatnya legok asri, sukodono, sidoarjo, wes pokok'e jauuuhh... di pedalaman suburb surabaya. mesti nembus hujan badai pula *halah, hiperbola*.
tapi gpp, sampek disana saya pribadi nggak kecewa karena ternyata legok asri ini memang patoet dipoedjiken. ndeso sekali. ada gazebo2nya gitu buat tempat makan, ada tempat main untuk anak kecil, trus di belakang ada kolam pancing, bahkan arena untuk outbound. cocok buat acara pelesir sekeluarga.
detail alamat + nomer telpon? lupa nggak minta kartu nama :D foto2nya? tadinya mau makan dulu terus ngambil gambar kemudian. eh ternyata ujan, deres pisan! mungkin manda la mendol punya informasi lebih lengkap.
legok asri ini sebenernya menarik, cuman karena lokasinya yg nuntut perjuangan itu jadi sepi. sudah 4 tahun operasional, baru tahun ke 3 'terasa rame'. break event point? keliatannya masih jauh :p nah ini dia yg jadi tantangan seru buat pemilik/manajemen legok asri = gimana mendatangkan pelanggan kesana? (tanpa taktik klenik seperti pak ... ah nevermind)
makanannya sip. hehe mungkin karena kondisi perut, dan cuaca juga sangat mendukung mood makan. kita pesen ayam bakar, ayam goreng manis, gurame bakar, tempe/tahu bacem dan segala lalapannya. plus minumnya beras kencur. gurame bakarnya uenak, tapi buat saya pribadi ayam goreng manisnya luar biasa, die die must try!
mbak dena (+suaminya), syahwinda, fahmi, sugeng, manda la mendol, anton. hari ini juga akhirnya saya kenal betulan sama anton dan mbak dena. hehe padahal waktu di Festival Seni Surabaya 2007 kemaren duduk sebelahan sama anton :p kalo mbak dena, secara offline ternyata mbak dena itu ...
bukalah matamu lihat saja tak akan ada beban di hati rasakan bebasnya ekspresikanlah dirimu segalanya kan terjadi bila kita tak menutupi hati dan rasa jadi lepaskanlah tersenyumlah pada dunia
-----
location: pujon, jawa timur models: yuni, nuriel, iis camera: canon digital ixus 800is exposure: 1/160 s aperture: f/3.2 focal length: 8.636 mm iso speed ratings: 200 original time: 07:11:10
Nikmatnya Bersantap di Festival Jajanan Bango 2007: Sebuah Pengalaman Menyenangkan.
Melalui emailnya, tadi pagi google analytics melaporkan bahwa terjadi gerakan-gerakan peningkatan traffic blog mimimama sekitar 2 minggu belakangan ini. Post mana yg banyak nyedot perhatian pembaca? Ada 3:
Dan gampang ditebak sumber traffic itu dari mana? Jakarta :D
Rupanya blogger Jakarta sudah banyak yg gerilya ngumpulkan materi buat draft posting tentang Festival Jajanan Bango 2007 hehe. Kira-kira bakal sedahsyat apa tulisan mereka nanti tentang festival ini? Secara dangkal saya duga bisa jadi lebih bagus daripada tulisan teman-teman di Surabaya atau Bandung. Apalagi kalo blogger sekaliber Mas Priyadi ato Paman Tyo ikut turun tangan :D
Secara teknis blogger Jakarta bisa jadi punya kesempatan lebih gede untuk ngumpulkan materi, ngamati gaya nulis (dan fotografi) kontestan2 dari Bandung dan Surabaya. Lebih seru lagi kontestan dari Medan. Referensi informasinya paling komplit.
Lalu, apa kemudian kontestan dari Bandung perlu bersedih? Nggak juga, karena saya percaya (tim) juri akan menilai bobot masing-masing tulisan secara adil dan obyektif :)
selain sangu henfon dan dompet (kosong), saya juga sering ngantongi kamera poket kalo ada kesempatan pelesir kemana-mana tempat (halah bahasane). kadang kalo beruntung dapet gambar menarik di jalanan. tapi sering kali saya cuman bisa liat, tapi nggak berani ngeluarin kamera. pertimbangannya: "boleh nggak ngambil gambar itu?"
ada cerita jamaah haji ditangkep laskar arab dan disita kameranya gara2 motret di dalem masjidil haram. haha kalo ini jelas, pelanggaran. contoh kasus lainnya: fotografer nggak berani ngambil gambar di dalem mall. memang peraturannya agak blur dan kebijakan masing2 pengelola mall bisa beda, tapi biasanya memang ditegur satpam kalo nekat motret :D
di jalanan, saya nggak pernah tertarik motret orang2 homeless. rasanya nggak enak aja mengeksploitasi mereka sbg obyek fotografi. tapi giliran nyoba motret polantas saya malah dipelototi hihihi :D
nggak tau kenapa sejak dulu saya nggak pernah bisa klik sama polantas :p
nah contoh yg menarik ada di matanesia.com: penumpang (personal project). sependek pengamatan saya, foto2 macem gini akan keliatan lebih natural kalo langsung jepret aja. kalo pake permisi basa basi dulu, bisa jadi penumpang itu malah jadi kaku di depan lensa. ato lebih parah, berpose :p
jadi baiknya gimana? apakah fotografer boleh langsung tembak? ato harus minta ijin dulu? ato bisa jepret dulu baru minta ijin kemudian? ato perlu bersosialisasi dulu supaya penumpang bersedia dan merasa nyaman diambil gambarnya?
nah, untuk ini mamuk ismuntoro bersedia share pengetahuan plus beberapa tips buat pemula. yg di bawah ini jawaban dari mamuk ismuntoro. makasih banyak mas mamuk :)
1. Etika mengambil gambar/foto di ruang publik berbeda-beda di tiap kawasan, tempat atau negara. Sebagai gambaran, kita (di Indonesia) bisa dengan nyaman memotret anak-anak di pinggiran kampung atau dimana saja saat mereka bermain. Tapi jgn harap bisa semudah ini di Australia, mereka punya undang-undang yg tegas tentang perlindungan anak, maka memotret mereka lagi bermain sekalipun, tanpa ijin orang tuanya akan membawa kita ke panjara. Dianggap eksploitasi anak he..he..he..gawat kan?
2. Lalu bagaimana di negara kita? Seperti aku bilang td, kita relatif mudah untuk mendekati, meminta ijin dan memotret. Bahkan sebagian masyarakat kita cuek dan senang saja saat diambil gambarnya, dalam jarak dekat sekalipun. Contoh, di Busway -jakarta, aku memotret pakai HP, sangat dekat dengan obyek, gak ada masalah sementara ini he.he.)
3. Lantas etikanya gimana? Sebaiknya, dimanapun kita mau motret, apalagi obyeknya adalah manusia, mintalah ijin dahulu, dekati dengan ramah, buat mereka dalam kondisi nyaman dan tidak asing dg kita (fotografer). 90 persen orang akan dg senang hati menerima kedatangan kita saat diajak bicara dahulu, pahami kondisi mereka, apalagi mereka kita ajak bicara ttg dirinya, pasti suka. Nah, baru kita sampaikan maksud kita.
Namun untuk beberapa kondisi, fotojurnalis (spt saya) boleh saja mengambil gambar langsung (seperti penumpang angkot itu) untuk mendapatkan momen yg natural seperti km bilang. Tapi jgn lupa bicarakan maksud kita usai motret. Ini yg aku lakukan, menyapa beberapa penumpang itu, seperti tanya nama, umur, pekerjaan keluarga, sampai hal remeh-temeh lainnya. Dan ketika mereka tanya buat apa foto?, katakan dg benar apa adanya. Misal untuk sekedar belajar, atau kepentingan pemberitaan yang baik. Jika mereka paham kita lega, namun jika mereka keberatan, jgn coba-coba mempublish secara umum.
Selain tidak menghormati privacy, mereka juga bisa menuntut kita kok.
4. Perkantoran dan mall sering dianggap sebagai ruang publik. Padahal tidak, mereka ibarat pemilik rumah dan halamannya. Apalagi jika disetiap sudut ruang mall ada larangan memotret. Kita tdk boleh seenaknya ambil foto. Meski tidak semua mall dg jelas mengumumkannya. Namun, etika jurnalistik membolehkan kita memotret rumah seseorang, kantor atau mall jika mereka terlibat dalam sebuah kasus yang layak dan berhak untuk diketahui publik. Misal layak dan berhak itu, jika sebuah institusi/orang punya masalah yg dampaknya merugikan banyak orang, katakanlah mall yg punya masalah dengan sistem pengolahan limbah yang mencemari kampung sekitarnya. Kita dibolehkan mengambil gambarnya, atas kepentingan publik.
Tips memotret orang:
1. Permisi, minta ijin (kalau perlu jgn perlihatkan dahulu kamera kita)
2. Ajak bicara apa saja sebelum memotret, bisa jadi akan ada inspirasi banyak saat kita bicara dahulu dengannya.
3. Sampaikan maksud anda saat mau memotret
4. Tunjukkan hasil foto saat itu (jika pake digital), untuk membuat mereka nyaman dan yakin dg kita.
5. Catat kontak mereka, HP, alamat rumah dsb. Suatu saat kita dg mudah akan menemukan mereka jika ada cerita yg relevan dg project foto kita kelak.
6. Sampaikan terima kasih dan memohon maaf jika telah membuat mereka terganggu.
catatan: jika setelah kita ajak bicara mereka menolak difoto, jelaskan kalau ini untuk berita yg baik atau foto yg baik. Jika tetap menolak, hormati mereka, masih banyak obyek foto lain.
bapak nelayan ini peserta festival perahu hias, ekspedisi ujung galuh. dijepret di dermaga monkasel. dapet gambarnya tapi belom sempat kenalan, nggak tau namanya sapa ato gimana aktivitasnya melaut seperti apa.
di monkasel, umumnya nelayan pada ngerubungi panggung pertunjukan. disana ada acara nyanyi2 dan nari2, dan yg lebih seru lagi: bapak walikota ngasih pidato sambutan bagi2 hadiah buat nelayan yg ikut festival. ada yg dapet sepeda kebo, ada yg dapet mesin perahu.
tapi bapak nelayan satu ini nggak tertarik. mending nongkrong aja di dermaga, ngerokok. peduli setan dg pertunjukan dan hadiah2nya, asal ada rokok life is beautiful :) pria punya selera.
...Sesuai dengan regulasi Kejurnas Balap Mobil GT Car Championship, setiap pembalap yang menduduki podium akan mendapatkan beban tambahan pada mobilnya pada seri berikutnya. Juara akan mendapatkan tambahan beban 60 kg, runner-up mendapatkan tambahan 50 kg, sementara posisi ketiga mendapatkan tambahan beban 40 kg...
menyedihkan. ini regulasi balap paling konyol dalam sejarah otomotif dunia, membodo2kan kompetisi dan praktisi balap nasional. masuk akal nggak? mobil juara kok dikasih beban? kalo misalnya dalam race itu rally marina terbukti berbuat curang lalu di seri berikutnya kena penalti ballast 60 kilo itu masuk akal (walopun masih debatable). tapi ini kan situasinya rally marina menang, berprestasi. wajarnya ya dia dapet reward/penghargaan untuk hasil kerjanya itu, bukan beban.
kenapa mobil juara mesti nanggung beban di race berikutnya?
Regulasi itu dilakukan agar persaingan lebih merata.
agar persaingan lebih merata? lebih merata dari moskow? yg sama rata sama rasa itu ajarannya komunis. sependek yg saya tau republik indonesia ini bukan negara komunis. dan kerjunas balap mobil gt car championship itu kompetisi balap resmi di republik indonesia.
hehe ternyata memang situasi di dalam negeri sendiri ruwet. jadi nggak heran kalo ada yg diberi tanggung jawab berkompetisi di luar terus terkaget2 dg budaya di luar. akibatnya muncul komentar lucu2... iya, anu, saya nggak bisa banyak menunjukkan prestasi di arena a1gp soalnya mekanik saya nggak becus, mobil saya setelannya nggak asik, bannya kempes, kokpitnya sempit, anu saya gatel.
semoga langit tidak runtuh menimpa kepala kita, demi toutatis!
guangzhou art ensemble adalah group dari 24 seniman guangdong dan guangzhou. mereka punya misi membina hubungan dan kerjasama dg negara2 sahabat, serta mempromosikan kultur dan seni dari tiongkok selatan. sejak tahun 1994, mereka sudah keliling ke 20 negara. tahun ini mereka mampir ke festival seni surabaya 2007.
'art ensemble' yg ditampilkan guangzhou art ensemble berupa seni suara dan seni tari, hehe tadinya berharap bakal ada pertunjukan seni bela diri juga dari sana, ternyata nggak ada :D
sehebat apa penampilan mereka tadi malem? wah kalo soal rasa, agak sulit ngasih penilaian obyektif. ada orang yg bisa sangat menikmati seni tari, ada juga yg lebih enjoy denger musik, nggak ada yg salah. tapi kalo diukur secara fisika, bisa jadi penyanyi mereka punya range suara sampek 8 oktaf hahaaa... sampek terasa 'pecah' di sound system gedung utama balai pemuda. nggak tau lagi kalo misalnya perform di dalem mitra.
2. pipa solo, oleh miss gu beibei (50 detik). perhatikan, ini lagu indonesia lho. boleh ditebak judulnya.
3. yg terakhir tarian fusion, tapi lupa judulnya. ada tempat di tiongkok yg mayoritas penduduknya beragama islam (lupa juga nama lokasinya hehe). nah tarian tradisional dari daerah itu juga banyak dapet pengaruh islam, (3 menit 44 detik - awas bandwidth).
sayang, indahnya karya seni dari tiongkok ini mesti dikotori birokrasi kompleks a la republik indonesia. memalukan.
di website resmi festival seni surabaya 2007 dan brosur2nya, jadwal pertunjukan mulai 19:00. ternyata gedung utama balai pemuda baru dibuka 20:00. ah sudah biasa... republik indonesiaaa... setelah di dalem, show juga nggak segera dimulai. pidato sambutan dulu dari para pejabat yang terhormat, astaghfirullah!
berikutnya acara tuker2an cinderamata dari 2 negara dulu, basa basi, dsb... kita mestinya malu pd tamu2 terhormat dari tiongkok itu. sepertinya budaya indonesia nggak menghargai waktu.
penonton rela bayar tiket mahal2 karena pingin liat seni dari tiongkok, bukan buat nonton gombal mukiyo yg bla bla bla gitu. kasian banget ada ibu2 yg terpaksa pulang karena balitanya wes terlanjur tidur. padahal dia belom liat pertunjukan seninya sama sekali. hebat, bayar 50 ribu buat nonton pidato! doh! penonton lain yg masih menguatkan diri bertahan di dalem gedung punya alasan = sudah terlanjur keluar duit sih, naseeb :(
baru sekitar 21:00 pentas seninya betulan dimulai. padahal penonton di sebelah saya mukanya sudah ditekuk, ngantuk katanya haha.
mungkin, di 20 negara itu penampilan guangzhou art ensemble dinilai luar biasa. cuman di indonesia aja dibilang 'bagus'. kenapa? karena mental penonton sudah dipukul pidato sambutan dulu sebelum pertunjukan, mood sudah rusak.
festival seni surabaya 2007 punya tema "peradaban baru". peradaban seperti apa yg dibilang 'baru' itu? di festival ini banyak karya seni instalasi yg ditampilkan. dan di mata seniman mungkin mereka keliatan sangat artistik, bercita rasa tinggi. tapi mbuh maksud ...hehe terus terang banyak yg saya nggak ngerti pesan yg mau disampaikan :D
tapi, disana ada satu karya seni instalasi yg saya anggap menarik. langsung ketangkep idenya pd pandangan pertama (yg kemudian dijelaskan lebih lanjut oleh teman saya, perupa).
where is my mom? seni instalasi, karya hedi hariyanto. karya seni ini sebagai kritik pada ibu2 masa kini yg kebanyakan sudah nggak sempat ato males memberi asi pada anaknya. bayi2 jaman sekarang banyak yg minum susu formula.
karya seni ini berwujud patung sapi dg silinder (mungkin maksudnya kaleng susu) di belakangnya. dinding silinder itu penuh dot, dan di dalemnya banyak patung kepala bayi. permukaan silinder dan badan sapi ditutup dg macem2 bekas kaleng susu formula. posisi patung sapi di depan dg kepala bayi di belakang mungkin maksudnya bayi2 itu mengikuti induknya.
sentilan hedi ini menarik, mungkin pd festival tahun depan hedi bisa bikin juga patung baby sitter sbg sekuel where is my mom? ;)
kubangan. dipentaskan oleh lab teater syahid dari jakarta di festival seni surabaya 2007.
Point of view dalam kubangan adalah perihal perkembangan pemikiran manusia yang ditandai dengan revolusi teknologi. Dari situ bermunculan berbagai persoalan yang semakin dekat dan terbuka. Orang-orang dalam kubangan hanya menerima dampak negatif dari semua yang berdatangan. Sedang mereka tak mampu menyerap dan merumuskannya. Artinya, semua produk kebudayaan dengan persoalan yang menyerta tidak mampu membuatnya kreatif dan inovatif.
Dari situ konflik menjadi akut dalam diri setiap individu dan masyarakatnya. Bagaimana masyarakat kubangan (dalam kegagapan dan kepanikan) menyikapi situasi dan kondisi real seperti yang digambarkan di atas. Apabila akal bekerja sendiri tanpa dukungan kesadaran rasa (jiwa) dan kesadaran badan, dan begitu sebaliknya, maka yang terjadi adalah ketiadaan harmoni dalam kehidupan. Pikiran, perasaan, dan badan tak pernah mampu hadir bersamaan untuk menjalani hidup (beribadah) di dunia. Selanjutnya baca aja disini...
thx to dita yg udah ngasih tiket gratis festival seni surabaya 2007 :) nggak cuman tiket gratis lho, tapi dapet posisi strategis pisan! persis di pinggir stage, eh catwalk. jadi lumayan dapet banyak foto2 close up.
saya memang belom banyak ngerti seni teater, tapi secara awam pentas kubangan tadi malem bisa dinilai luar biasa. nggak cuman kualitas akting para seniman yg 'total', tapi juga karena pentas ini digarap secara komplit dg dukungan tata panggung yg nyeleneh, tata suara, dan lighting yg ciamik. hasilnya? pengalaman yg... wah susah njelaskan. baca aja sendiri laporannya di jawa pos online.
sebenernya nggak cuman foto, tadi malem juga dapet sepotong video. kalo ada yg mau berbagi bandwidth mungkin nanti saya share via youtube. tapi nggak janji :D
sabtu 9 juni kemaren, ada pengalaman seru. lokasinya di jalan raya peterongan jombang. sekitar 16:20 sore. tabrak lari.
waktu itu dlm perjalanan menuju papar, kabupaten kediri, teman saya bang jo yg nyetir. posisi kita di belakang truk yg agak ugal2an larinya, jadi bang jo jaga jarak dikit, nggak sampek nempel slipstreaming gitu.
di depan truk ada mobil, di lajur kanan jalan. truk nyoba nyalip dari sebelah kiri, masih dg gaya zigzag ugal2an. bum! badan truk nyenggol motor di pinggir jalan, 2 orang jatuh. truk nggak berhenti.
alhamdulillah bang jo mbawa mobilnya dg jarak aman. coba kalo terlalu dekat, orang2 jatuh itu bisa tersambar mobil bang jo.
kejar! bang jo ngebut ngejar truk. saya cabut kamera, jepret jepret jepret... kena plat nomernya.S 8980 N. mau kejar2an lebih lanjut terlalu bahaya, lagian kita sedang mbawa banyak barang, berat. jadi kita mampir di kantor polisi terdekat, lapor.
(click to enlarge)
selanjutnya gimana nggak tau. di depan nggak ketemu lagi truk itu. ketangkep ato lolos itu udah jadi urusan polantas.
yg menarik: kejadian di kantor polisi itu. pak, lapor kejadian tabrak lari. lokasinya di sebelah sana, pelakunya truk anu, korbannya 2 orang naek motor, bla bla blah... setelah njelaskan kejadiannya, pak polisinya tanya nama saya. saya bilang fahmi dari surabaya, saya tunjukkan juga KTP, tapi nggak dicatet. dia segera berhalo2 dg temannya di pos lain.
gimana kalo misalnya lagi benci seseorang, ketemu di jalan, terus iseng laporkan aja kasus tabrak lari, ato bahkan pembunuhan. kan cihuy kalo orang yg dibenci itu nanti ketangkep. sapa yg lapor? si fulan dari endor.
location: museum, house of sampoerna model: fany, sumardi, fahmi camera: canon digital ixus 800is exposure: 1/8 s aperture: f/2.8 focal length: 5.8 mm iso speed ratings: 200 exposure bias value: 0.00 eV metering mode: center weighted average original date/time: 2007:06:03/18:02:45
location: masjid muhammad cheng hoo, surabaya camera: canon digital ixus 800is exposure: 1/3 s aperture: f/2.8 focal length: 5.8 mm iso speed ratings: 200 exposure bias value: +0.33 ev metering mode: center weighted average original date/time: 2007:06:03/17:37:58
kenal fany ariasari? ya ya, penulis dan selebriti blog yg kesohor itu. beberapa hari kemaren fany ada di surabaya. di sela2 agenda jumpa fans-nya, fany sempat mampir nengok monumen kapal selam. ok, berikut ini berita foto tentang kunjungan fany ke monkasel (di-twist dikit secara rita skeeter):
fan: nah ini dia periskopnya. mi ayo mi, foto2 dong mi. mi: lho fan, kuwalik. lubang ngintip periskop itu sing ndek sebelah sini ini lho. fan: wes ta lah mi, wes kadung pose iki lho, selak ilang manise.
setelah foto2 manis, fany ngintip periskop secara baik dan benar. disana fany melihat...
fan: waaa... yg di seberang kali mas itu apa mi? mi: hotel sahid fan.
fan: bukan, yg di pinggir kali mas itu lho, ada orang lagi jongkok, trus... eehhh... opo iku? onok sing kinthir kikikikik :D
fan: difoto dulu ah, buat dokumentasi. jarang2 bisa masuk kapal selam, apalagi liat yg begituan hehe.