Bagi Sobat Yang Bingung Cara Download Silahkan Klik DISINI
Showing posts with label Power Supply Unit. Show all posts
Showing posts with label Power Supply Unit. Show all posts

Cara Mengecek Power Supply ATX

Mungkin anda pernah mengalami suatu ketika komputer anda mati total. Kalau komputer mati total, yaitu jika di tekan tombol powernya komputer tidak nyala, kemungkinan kerusakannya ada 2 ,yaitu :

- Kabel power putus atau bahkan saluran listriknya putus.

- Power Supply mengalami kerusakan, bisa drop (nyala sebentar terus mati) dan bisa mati total.

Langkah Cek PSU atx :

  1. Siapkan power supply yang akan dicek
  2. Siapkan clip kertas yang telah diluruskan
  3. Cari kabel yang berwarna hijau dan hitam, kemudian hubungkan dengan menggunakan klip kertas tersebut.
  4. Colokkan kabel powernya ke listrik PLN.
  5. Kalau Kipas Power Suplly berputar berarti power supply nyala dan sebaliknya.
  6. Akan tetapi Kipas Power Suplly berputar belum tentu menandakan bahwa power supply itu bagus, karena ada banyak kasus power supply ATX itu mengalami arus/daya drop sehingga ketika disambungkan ke mainboard dan di bebani dengan harddisk, Komputer tetap tidak nyala / mati tapi kondisi fan masih berputar. Kondisi inilah yang dinamakan Power Supply Ngedrop.


7. Untuk lebih yakin sebaiknya kita ukur tegangan output DC power supply menggunakan multitester, dibawah ini adalah tabel pengukuran ouput DC power supply atx. Apabila hasil tidak sesuai spesifikasi berarti power supply rusak.

Tabel Tegangan Output DC PSU beserta cara Pengukurannya.

Warna Skala Multi Posisi Probe Multi Hasil (Volt DC)
Merah Hitam
Kuning 50 VDC Kuning Hitam 10 – 13 VDC
Merah 10 VDC Merah Hitam 4 – 6 VDC
Biru 50 VDC Hitam Biru 10 – 13 VDC
Putih 10 VDC Hitam Putih 4 – 6 VDC
Orange 10 VDC Orange Hitam 3 – 5 VDC
Ungu 10 VDC Ungu Hitam 4 – 6 VDC
Abu-abu 10 VDC Abu-abu Hitam 4 – 6 VDC
READ MORE - Cara Mengecek Power Supply ATX

Cara Menghitung Daya (W) di PSU

Power Supply Unit atau yang biasanya suka kita singkat menjadi PSU, seringkali dianggap remeh atau 'sengaja' dilupakan. Atau mungkin beberapa awam tidak mengerti apa itu guna sebenarnya dari sebuah PSU. Maka dari itu, bagi sekian besar pengguna komputer di Indonesia, PSU bisa dikatakan kehilangan perhatian/diremehkan.
PSU yang diadopsi oleh User biasanya selalu yang sudah disediakan bersama dengan casing yang dibeli. Beberapa casing merk papan atas memang sudah mem-bundle PSU dengan kualitas baik bersama dengan casing. Beda kasus dengan casing-casing kelas value/murah, yang hanya membundle PSU denga kualitas yang tidak terjamin atau bahkan bisa saya katakan mengecewakan.

Alasan pakai PSU Standart/Bawaan? Biasanya jawabannya cuma... Hemat .. Tipikal orang Indonesia, save the best for the cheapest, atau bisa dibilang, 'Tidak ada rotan, akar pun jadi'


Okeh, langsung di bahas aja mungkin yah, soal PSU itu sendiri.

Sebenarnya yang paling penting dari sebuah PSU itu bukan besaran WATT nya seperti yang ada terpampang di Label PSU Anda sekarang.
Yang lebih penting itu sebenarnya Rail (Amperage) dari PSU.

Mari simak sebenarnya PSU itu punya satuan apa saja:

W= Watt (Watt)
A= Amperage (Ampere, Arus)
V= Voltage (Voltase, Tegangan)
di mana, W = V * A

Kembali ke Rail lagi, sebenarnya Rail itu apa?

Rail itu jalur yang ada dari Power Supply untuk menghantarkan listrik yang tadinya dari arus AC (PLN) yang di convert ke DC untuk diteruskan ke komponen2 komputer Anda.
Pada PSU-PSU modern/masa kini, PSU dibagi Rail nya menjadi
+3.3v, +5v, +12v, -5v dan -12v
Yang negatif, tidak usah terlalu dipikirkan kecuali Anda mau mempelajari PSU lebih dalam. Negatif di sini kita asumsikan menjadi 'Ground' atau nilai Netral yang hanya memberi sambungan arus dari kutub Positif.

Kalau dari tadi saya bilang yang terpenting masih Rail, mari kita lihat bagaimana akhirnya Rail itu menjadi penting:

Rail menentukan hasil output akhir dalam bentuk Watt (W).
Rail 3.3V. 30A menghasilkan 3.3V*30A = 100W (coklat)
Rail 5V. 20A menghasilkan 5V*20A = 100W (merah)
Rail 12V. 25A menghasilkan 12V*25A = 300W (kuning)
Maka dari itu, Grand Total Output / Daya, bisa dibilang 500W.

Boleh mulai lirik-lirik PSU Anda, kalau mau di hitung silahkan, kalau memang ternyata hasil hitungan Anda sendiri sudah tidak sesuai dengan label yang tertempel pada PSU Anda, kualitas PSU Anda sudah patut di curigai.

Bahkan bukan berarti, kalau hitungan Anda benar dengan yang sudah tertempel, Daya Output "sebenarnya" dari PSU Anda adalah "segitu". Pada contoh, 500W bisa saja di-selewengkan oleh Produsen PSU.

Mulai masa sekarang dan mendatang, terlihat komputer mulai menggunakan komponen yang lebih menyedot arus 12V. Bisa dilihat dari GPU (VGA Card) masa kini yang hanya murni menggunakan Power dari arus 12V besar2an hingga 200Watt lebih. Dan juga komponen kecil-kecil seperti Fan, Neon CCFL, dsb selain USB Devices.


Maka dari itu, Produsen PSU biasanya membagi Rail nya menjadi beberapa bagian, misalnya, 2 rail, 4 rail, bahkan 6 rail. Terutama di Rail 12V. Untuk PSU yang sudah agak kuno (buatan <2003), Rail yang terbagi biasa nya 3.3V dan 5V sedangkan 12V malah belum dibagi.

Tujuan pembagian ini sebenarnya juga untuk memberikan pasokan listrik yang lebih stabil bagi komputer sehingga komponen bisa menjadi lebih dingin.


"RECOMMENDED" PSU

Merek-merek yang kebanyakan beredar di Indonesia:
Corsair
Silverstone
Antec
Enermax
FSP (Fortron)
Mushkin
OCZ Technology
Tagan
PowerLogic
Thermaltake ToughPower Only

Secara Global:

Di-cuplik dari sini
Class 1: These are the Best:

PC Power & Cooling (All Turbo Cool & ULTRA-QUIET SILENCER 610W & 750W),

Seasonic (S-12, S-12E+, M-12),
Corsair,
Silverstone (Zeus models ST56ZF, ST75ZF, and ST85ZF),
Etasis &
Zippy.

Class 2:


Antec,

Enermax,
Enhance,
Fortron (FSP),
Hiper (Type-M 670W & 730W & Type-R 730W)
I-Star,
Mushkin,
OCZ Technology,
PC Power & Cooling,
Seasonic,
Silverstone,
Sparkle,
Tagan,
Thermaltake ToughPower (Only the ToughPower Line!),
Vantec &
XCilo.

Class 3:


Hiper (Type-R 580W, 530W & 480W) &

Sunbeam


"NOT RECOMMENDED" PSU

Merek-merek yang kebanyakan beredar di Indonesia:
Mentari Power
e-Pro
Simbadda
Codegen

Secara Global:

Di-cuplik dari sini
Achieve
Aerocool
Allied
Apex
Arrow,
Aspire > Dangerous! They don't even pretend to meet the ATX/AMD/Intel specs!
Austin
Coolmax
Demon
Deer
Duro
Dynapower
Eagle
EagleTech
Foxconn
Foxlink
Hercules
InWin (except FSP models)
JustPC
Key Mouse
Kingwin
L&C
Logic
Linkworld
Macron Power
MGE
Mustang
Okia
Power-Man (except FSP models)
Powmax
Power-Up
Powerstar
QMax
Qtec
q-tec
Raidmax (except Topower/Tagan models, not sold with cases)
Real PC Power
Rhycon
Robanton
Rosewill
Skyhawk
Thermaltake (SIRTEC and non-Toughpower Units)
TMP-ANS
Tsunami
Turbo
Turbolink
Ultra (X-Connect only)
US-Can
Viomax

Tambahan Final:


PSU memang penting, namun sesuaikan juga dengan kebutuhan. Misalkan kalau memang hanya dipakai di rumah untuk mengetik+print atau untuk sekadar browsing dan chatting via Messenger, mungkin PSU Stock ala SiMbokDe masih bisa menjamin. Namun kalau memang tidak disadari pemakaian komputer cukup berat, misalkan gaming berjam-jam sampai jam ujian tiba, atau juga meninggalkan komputer terus menyala demi download an yang lama kelarnya, saya tidak yakin kalau komponen komputer Anda akan mampu bertahan lama.


Sebagai contoh nyata:

Kebanyakan komponen yang haus akan kestabilan listrik jelas Hard Drive atau Graphic Card (masa kini). Di mana permasalahan biasanya muncul kalau HDD mulai 'bernyanyi' dengan bunyi head nya yang bergoyang "trek...trek..trekk..." atau juga VGA dengan trouble yang sedang dipakai untuk gaming, biasanya terlempar kembali ke Windows.

Tergantung jenis komputer, jenis PSU juga menyesuaikan jenis komputer yang Anda pakai. Rata2 PC Desktop memakai PSU dengan Standarisasi ATX.
Ada juga Standarisasi BTX, yang diletakkan terbalik dari posisi ATX (di bagian bawah casing).
ATX sendiri, masih ada beberapa versi. Versi 24-pin maupun 20-pin (menurut Coyle Gyver).
Ini yg biasa disebut 20-pin
Atau ini yg terbaru 24-pin
Dari gambar di atas, mungkin Anda sudah bisa membedakan sebenarnya apa beda sebenarnya dari PSU 20-pin dan 24-pin.
Kalau masih belum bisa menemukannya, sebenarnya tambahan 4-pin pada PSU 20-pin itu untuk menghantarkan daya 12V,5V,3,3V dan Ground tambahan ke Slot PCI-Express. Maka dari itu, sebenarnya PSU 20-pin masih bisa menyanggupi permintaan MotherBoard dengan standar 24-pin. Kecuali jika Anda ingin memakai VGA yang kiranya memakai daya cukup banyak, lebih disarankan PSU dengan 24-pin.

Ada lagi sedikit tambahan mengenai standar EPS 12V. Yakni, Input 12V pada MotherBoard, yang biasa nya menggunakan 4-pin (kabel kuning-kuning hitam-kuning-kuning hitam), menggunakan 8-pin. Hal ini tidak apa, dikarenakan standar 8-pin diterapkan pada Motherboard sekelas Server. Dipakai 4-pin pada MotherBoard 8-pin tidak apa selama daya masih bisa mencukupi dari PSU. Standarisasi 8-pin ini diterapkan mengingat User masih tidak paham betapa pentingnya PSU sebagai sebuah 'jantung' daripada sebuah komputer.


Bila memang Anda merasa PSU Anda selama ini cocok untuk kebutuhan komputer Anda, bisa mulai dihitung kebutuhan daya dari komputer Anda melalui Kalkulator PSU.

Contoh kalkulator PSU
Outer Extreme Power Supply Calculator
Watt (Output) yang besar bukan berarti akan menghabiskan listrik yang besar juga. Sebenarnya, Watt yang digunakan oleh komputer hanyalah sebatas dimana komputer membutuhkannya. Bukan berarti PSU Anda memiliki angka 600W, maka PSU akan langsung menyedot daya 600W, melainkan hanya akan menyedot daya sebesar yang sedang dibutuhkan, tergantung kondisi Load sedang berapa %.

Soal Power yang dihasilkan (watt), mungkin Anda pernah mendengar Continous Power ataupun Peak Power. Sebenarnya Continous ini yang biasa disebut Pure atau bisa dibilang Power standar yang dihasilkan. Sedangkan Peak Power ialah masa dimana PSU sedang mengalami Output Maximal. Bisa saja Continous Power / Pure nya bernilai 550W, namun tidak menutup kemungkinan kalau Peak Power nya bisa mencapai 1000W. Hanya saja, Peak Power entah datang dari mana, dan yang jelas Peak Power ini hanya berlangsung sekitar 5-10 detik dari 2 menit sekali atau lebih tergantung dari kondisi kapasitor PSU Anda. Maka dari itu, jangan sampai Anda tergoda untuk membeli sebuah PSU dikarenakan Peak Power nya yang tinggi, perhatikan saja Continous Power yang didapat, dikarenakan 90% daya yang dihasilkan PSU hanyalah berdasarkan Continous Power.


Belum lagi, pada standar pabrikan, sebuah PSU biasa ber operasi pada suhu ruangan 25'C, sehingga daya yang dihasilkan bisa dikatakan maksimal. Berbeda pada keadaan iklim di Indonesia, di mana rata-rata pemakaian komputer di ruangan dengan suhu 35'C yang menyebabkan PSU bisa memotong daya yang dihasilkannya hingga 40%.

Terlebih kalau Anda sadari, mengapa PSU memiliki sebuah fan/rongga udara? Hal itu dikarenakan komponen PSU sendiri sebenarnya memiliki panas yang dihasilkan. Panas yang dihasilkan ini bisa berbeda-beda tergantung kebutuhan daya dari komputer saat itu. Jika daya yang diminta makin tinggi, tentu saja proses konversi AC-DC menjadi makin berat yang menyebabkan panas pada PSU bertambah. Bayangkan, bekerja pada suhu ruangan 35'C saja sudah bisa men'diskon' Output PSU Anda, apalagi jika ditambah panas PSU tersebut sendiri, bisa saja PSU Anda kembali men'diskon' daya output nya hingga 60%.

Kembali ke pentingnya Rail, memberikan rail yang stabil ialah yang hal terbaik yang bisa kita lakukan untuk memperpanjang umur suatu komponen/hardware. Bukan hanya peralatan komputer, setiap barang elektronik juga layak untuk mendapatkan perlakuan yang 'stabil'. Ke stabilan Rail suatu PSU tidak dapat diukur melalui sebuah Software ataupun Sensor dari Motherboard, Anda harus berani untuk mengukurnya secara langsung menggunakan sebuah Multimeter, di utamakan yang Digital. Dikarenakan, hanya Multimeter lah yang bisa membacakan rail PSU Anda secara 99% akurat. Untuk PSU dengan Multiple Rail, berarti tiap rail akan berbeda jalur sehingga bisa berbeda pula hasil pembacaannya.


Rail yang stabil untuk tiap Voltase ialah rail yang tidak berubah. Semakin tidak pernah berubah akan semakin baik pula sebuah PSU. Dikarenakan kondisi komputer tidak selalu dalam keadaan Idle (CPU Usage <5%). Bisa saja tiba-tiba terjadi lonjakan CPU Usage saat Anda membuka sebuah aplikasi baru (CPU Usage <75%) atau bahkan saat Anda bermain game di komputer yang membuatnya bekerja secara penuh (CPU USage 100%). Saat ada transisi CPU Usage ini lah biasanya sebuah PSU diuji kemampuannya. Bukan hanya kemampuannya untuk membuat Rail stabil pada saat transisi, namun juga kestabilan Rail di saat dia Idle maupun Full Load. Sebuah komputer yang Idle, biasanya tidak memakan daya yang begitu banyak, maka dari itu Rail biasanya stabil untuk keadaan Idle. Namun, begitu Anda membuka aplikasi yang bisa dikatakan memakan cukup banyak resource, komputer akan beranjak hingga 100% Load, yang menyebabkan komputer meminta daya lebih dari PSU. Saat daya maksimum ini pula, keampuhan sebuah PSU teruji kembali. Kestabilan Rail memegang peranan utama, terutama saat Anda meng-OVERCLOCK komputer Anda. Dimana bila Rail tidak stabil (naik-turun) sepanjang waktu, tentu saja akan membuat komponen di dalam casing Anda 'keropos' sedikit demi sedikit.


Kestabilan Rail bisa diukur dari pembacaan Voltase. Idealnya, setiap Voltase Output (Rail) dari PSU, memberikan nilai toleransi +/- MAX 5%

Misalkan:
3.3V berarti ber toleransi MIN 5% = 3.135V atau MAX 5% = 3.465V
5V berarti ber toleransi MIN 5% = 5.25V atau MAX 5% = 5.75V
12V berarti ber toleransi MIN 5% = 11.4V atau MAX 5% = 12.6V
Akan alangkah baiknya bila ternyata hasil pembacaan Rail tiap Voltase tersebut tetap terpatok pada 3.3V, 5V, dan 12V SEPANJANG WAKTU. PSU seperti inilah yang 100% Ideal bagi sebuah komputer dikarenakan kemampuannya untuk memasok daya yang stabil pada tiap komponen. Namun, di Indonesia, tidak seperti itu kenyataannya. Bisa dilihat, sebagai contoh PSU Simbadda yang dikemas pada tiap-tiap casing barunya, nyatanya tidak memenuhi kualitas itu hingga separuhnya.

Ukuran maupun berat daripada sebuah PSU sebenarnya sudah bisa menandakan kualitas PSU itu sendiri. Biasanya, semakin besar dan berat, PSU dipercaya semakin memiliki kualitas yang bagus. Dikarenakan memang kapasitor yang berkualitas baik memiliki berat yang lebih daripada kapasitor-kapasitor biasa. Namun, memang, ukuran dan berat selalu berbanding lurus dengan kocek yang harus Anda keluarkan. Tidak lupa juga bahan yang digunakan, biasanya PSU Branded tidak memakai casing yang 'abal2' sekadar kotak aluminium murah.


Untuk kesehatan dari PSU sendiri, tentu saja Perusahaan Listrik Negara (PLN) memegang peranan besar. Bila listrik yang masuk ke PSU Anda sudah tidak karuan (baca:tidak stabil), bagaimana PSU Anda bisa memberikan daya nya yang stabil ke komponen? Dihadang dengan kenyataan bahwa listrik di Indonesia ini memang terkenal tidak stabil, peralatan pendukung tambahan seperti Stabilizer, maupun UPS menjadi tidak dihindarkan lagi. Di mana Stabilizer bisa memberi nilai tambah dengan menjamin arus AC yang stabil masuk ke PSU Anda, dan juga UPS untuk berjaga-jaga saat PLN 'sedang mau-maunya' mematikan listrik di daerah Anda. Persoalan PLN ini sendiri juga berbeda kasus di tiap daerah yang berbeda. Tidak selamanya juga Stabilizer dan UPS menjadi barang wajib untuk Anda. Sesuaikan saja dengan kebutuhan, dikarenakan di Indonesia, tidak semua tempat memiliki listrik yang tidak stabil maupun sering terjadi pemadaman.

Sebagai contoh: katakan saja saya tinggal di bilangan Kebon Jeruk saya memiliki arus yang cukup stabil, dinilai dari hasil pembacaan Multimeter selama 7x24 jam (walaupun tidak mungkin 100% stabil). Sedangkan seorang teman yang tinggal di bilangan Bina Nusantara - Rawa Belong, terbukti memiliki arus yang sangat tidak stabil (naik-turun) pada pembacaan Multimeter 3 jam pertama! Sebuah Stabilizer dan UPS pun memiliki reputasi nya sendiri, bukan berarti karena Anda sudah memiliki Stabilizer+UPS, berarti PSU+Komputer Anda aman-aman saja, dikarenakan bisa saja karena kualitas Stabilizer+UPS ini sendiri patut dipertanyakan membawa hasil yang buruk kepada komputer Anda secara keseluruhan.

Maka dari itu, setelah membaca sedikit penjelasan singkat dari saya ini, tidak ada salahnya jika Anda mulai kembali menyayangi komputer Anda dengan PSU yang sedikit berkenan sesuai dengan kebutuhannya. Jangan sampai Anda melakukan kesalahan 2 kali dengan tetap tidak memperdulikan PSU Anda. Juga jangan juga langsung paranoid dengan PSU murah (abal2/kacangan), dan ber orientasi mahal=bagus).
READ MORE - Cara Menghitung Daya (W) di PSU

POWER SUPPLY UNIT ( PSU )

Pada dasarnya power supply termasuk dari bagian power conversion. Power conversion sendiri terdiri dari tiga macam: AC/DC
Power Supply,DC/DC Converter,dan DC/AC Inverter. Power supply untuk PC sering juga disebut sebagai PSU (power supply unit).
PSU termasuk power conversion AC/DC, Fungsi utamanya mengubah listrik arus bolak-balik (AC) yang tersedia dari aliran listrik (di Indonesia, PLN). Menjadi arus listrik searah (DC) yang dibutuhkan oleh komponen pada PC.
 Power supply diharapkan dapat melakukan fungsi-fungsi berikut ini:

Rectification: konversi input listrik AC menjadi DC.

Voltage Transformation: memberikan keluaran tegangan/voltage DC yang sesuai dengan yang dibutuhkan.

Filtering: menghasilkan arus listrik DC yang lebih bersih‌, bebas dari ripple ataupun noise listrik yang lain.
Regulation: mengendalikan tegangan keluaran agar tetap terjaga, tergantung pada tingkatan yang dinginkan, beban daya, dan perubahan kenaikan temperatur kerja juga toleransi perubahan tegangan daya input.
Isolation: memisahkan secara elektrik output yang dihasilkan dari sumber input.
Protection: mencegah lonjakan tegangan listrik (jika terjadi), sehingga tidak terjadi pada output, biasanya dengan tersedianya sekering untuk auto shutdown jika hal ini terjadi.
Idealnya, sebuah power supply dapat menghasilkan output yang bersih, dengan tegangan output yang konstan terjaga dengan tingkat toleransi dari tegangan input, beban daya, juga suhu kerja, dengan tingkat konversi efisiensi 100%.

Konversi AC ke DC
            Untuk konversi dari listrik AC ke DC, ada dua metode yang mungkin digunakan. Pertama dengan linear power suply. Ini adalah rangkaian AC ke DC yang sangat sederhana.
            Setelah listrik AC dari line input di-step-down oleh transformer, kemudian di jadikan DC secara sederhana dengan rangkaian empat diode penyearah. Komponen tambahan lain adalah kapasitor untuk meratakan tegangan. Tambahan komponen yang mungkin disertakan adalah linear regulation, yang bertugas menjaga tegangan sesuai yang dinginkan, meski daya output yang dibutuhkan bertambah.
            Linear power supply dapat Anda temukan pada DC power adapter sederhana. Ia memungkinkan untuk diproduksi dengan ongkos yang minimum. Kelemahan utamanya pada tingkat power conversion dengan efisiensi yang rendah. Berikutnya adalah dibutuhkanya ukuran transformer yang besar, untuk daya ampere yang besar. Tingkat efsiensi konversi yang rendah (sekitar 50%), juga menyebabkannya mengeluarkan panas yang besar saat beroperasi.

Switching Power Supply
Power suply untuk PC membutuhkan daya besar, dengan tingkat panas yang minim dan tegangan yang lebih terjaga. Linear power supply tidak cocok untuk hal ini. Maka digunakan metode switching power suply. Jauh lebih kompleks, tapi menawarkan tingkat efisiensi dan daya lebih besar. Kelebihan utama pada kemampuan mengendalikan tegangan output agar tetap terjaga. Pulse Width Modulation (PWM) adalah sinyal utama yang memberikan perintah, untuk mengendalikan tegangan, sekiranya terjadi perubahan beban pada output. Ia dapat bekerja dalam selang waktu singkat, hanya dalam hitungan micro second.
         Secara sederhana, apa yang terjadi pada power supply adalah sebagai berikut. Input listrik AC 220V via rectifier (diubah ke DC), filter (membersihkan dari noise sumber listrik AC). Dimungkinkan juga ditambah dengan rangkaian PFC (power factor corection). Sejumlah kapasitor berkapasitas besar juga digunakan untuk lebih meratakan tegangan. Rangkaian kapasitor ini juga dihubungkan dengan field-efect transistor (biasanya oleh MOSFET).
         Metal-oxide semi conductor field-efect transistor (MOSFET) terhubung secara serial dengan sisi input transformer berfungsi sebagai on-of switch. Ia akan mengomunikasikan (fedback) sekiranya terjadi perubahan daya yang dibutuhkan, berupa sinyal PWM. Contohnya adalah sebagai berikut, sewaktu jalur 12V DC membutuhkan arus daya 6A saat PC dengan load normal. Saat bekerja full load, meningkat hingga 8A, ini akan menyebabkan tegangan output power supply turun. Feedback dikirim ke sirkuit PWM dengan adanya perubahan tegangan tersebut, yang akan membuat MOSFET berubah state menjadi on, dan menyampaikan pada sisi input transformer. Hasil akhirnya, dalam waktu singkat, tegangan output akan kembali normal (DC 12V).
         Switching power supply memiliki frekuensi antara 30 kHz-150 kHz (bahkan lebih tingi lagi). Selang waktu untuk mengembalikan ke tegangan yang dinginkan tidak akan lebih dari 33 micro second. Sedangkan dengan linear power supply, menggunakan frekuensi yang sama dari line AC input (50 Hz untuk Indonesia).

Dengan Upgrade Power Supply, Apakah Menambah Beban Daya dan Tagihan Listrik?
         Banyak penguna PC yang salah kaprah dalam melakukan perkiran perhitungan daya listrik yang digunakan. Khususnya untuk hubungannya dengan power supply. Perlu digaris bawahi di sini adalah power supply tugasnya adalah menyediakan catu daya yang dibutuhkan oleh system. Artinya, jika power supply yang digunakan memiliki supply daya 500W,sedangkan komponen dalam system hanya membutuhkan catuan daya 350W, maka daya yang dibutuhkan power supply hanya 350W (dikalikan power factor).
         Menggunakan power supply dengan kemampuan suplai daya yang lebih besar dibandingkan dengan kebutuhan daya sangat disarankan. Power suply yang bekerja (jauh) dibawah suplai daya maksimal dapat bekerja lebih maksimal, tanpa harus mengeluarkan panas yang berlebihan. Untuk masalah daya yang dibutuhkan akan sangat berpengaruh dengan power factor.
         Makin rendah power factor, tingkat efisiensi dari power supply juga semakin rendah. Artinya akan butuh makin banyak input daya untuk menghasilkan daya yang sama, dibandingkan power supply yang memiliki power factor yang lebih baik. Karena dalam proses konversi AC ke DC menjadi lebih efektif, dan makin sedikit daya yang terbuang menjadi panas. Menggunakan power supply dengan tingkat efisiensi yang baik, jelas dapat mengurangi pengeluaran.
Berapa Besar Penghematan yang didapat, menggunakan Power Supply dengan Power Factor yang Tinggi?
Sebagian penguna PC masih memikirkan mahalnya harga power supply yang sudah mengunakan PFC. PFC termasuk salah satu variabel yang memastikan sebuah power supply dengan tingkat power factor yang semakin efisien. Selisih antara power suply dengan PFC dan power supply non-PFC memang cukup tinggi. Selisih sekitar US $40, dan akan lebih terasa saat dikonversikan ke mata uang rupiah. Namun jika memperhitungkan penghematan yang didapatkan, sebetulnya hal ini cukup masuk akal.
Untuk lebih jelasnya akan kami ilustrasikan sebagai berikut:
         Power supply A, rated 550W dengan power factor0,74. Artinya untuk dapat menghasilkan daya sebesar 450 W diperlukan daya input 608,10W. Katakanlah power supply B dengan PFC, rated 550 W dengan PFC. Efisisensi power factor 0,82. Untuk menghasilkan daya output sebesar 450W, hanya akan memerlukan daya input 548,78W. Sampai di sini,terlihat hanya perbedan sekitar 60W dan mungkin belum memiliki arti apapun.
         Katakanlah penggunaan harian PC Anda akan beroperasi selama rata-rata 8 jam dalam sehari. Jadi dalam satu tahun power supply A akan membutuhkan daya sebesar 608,10x8x365=1.775.652 Wh atau setara dengan 1.776 kWh. Sedangkan, power supply B hanya akan membutuhkan 548,78 x 8 x 365 = 1.602.437,6 atau dibulatkan menjadi 1.603 kWh. Dalam setahun, kedua power supply tersebut memiliki selisih daya 173kWh.
         Sekarang dikonversi kerupiah. Dengan tarif dasar listrik (TDL), katakanlah sekitar Rp 500, maka penghematan 173 kWh berarti penghematan sebesar Rp 86.500. Jika asumsi umur teknis power supply sekitar 5 tahun, tidak kurang selisih penghematan biaya rekening listrik dapat mencapai Rp 400 ribu. Jumlah nominal yang sama untuk mendapatkan power supply dengan PFC. Dengan keuntungan, komponen Anda mendapatkan catuan daya yang lebih baik, panas yang dihasilkan lebih minim dan seterusnya.
Perhitungan ini merupakan perhitungan kasar. Akan berbeda dengan jenis komponen yang digunakan, lama dan intensitas penggunan dan beberapa faktor lain yang tidak dipertimbangkan dicontoh ini.
Power Supply Berapa Watt? Seberapa Pentingkah Hal Ini?
         Beberapa merk power supply memiliki standar yang berbeda untuk menyatakan hal ini. Yang paling penting untuk diperhatikan adalah wattage untuk suhu kerja maksimum. Namun untuk informasi tersebut, sering tidak disampaikan produsenya.
Kebanyakan menyatakan watage untuk suhu ruangan ( ± 25° C ). Ini hanya akan terjadi pada saat power supply baru mulai beroperasi. Ketika sudah beroperasi secara terus menerus, suhu akan meningkat ( ± 40~50° C ). Ini dapat menurunkan kemampuan wattage hingga 33-50 %, tergantung komponen yang digunakanya.
Sebaiknya Anda tidak lagi semata-mata memperhatikan kemampuan watage. Tapi lebih jeli lagi, melihat watage untuk suhu kerja sesuai dalam penggunaan nantinya.

Berat Power Supply
Ada pendapat berat dari power supply akan mempengaruhi kualitasnya. Layaknya speaker, dikarenakan kemampuan magnet pada driver yang digunakan. Hal ini tidak tepat diberlakukan untuk power supply pada PC.  Masih masuk akal untuk power supply DC adapter yang lain, dikarenakan masih ada korelasi dengan berat transformer (yang didominasi oleh gulungan tembaga), akhirnya menentukan besar kuat arus yang mampu ditangani.
            Berat power supply memang didominasi transformer. Heatsink untuk mendinginkan utamanya transistor dan beberapa komponen panas yang lain juga mendominasi bagian dalam power supply. Tapi, heatsink terbuat dari bahan alumunium yang sangat ringan.
Sedangkan, yang sangat menentukan kualitas sebuah power supply lebih pada dua variabel ini. Desain dan pilihan penggunan komponen di dalamnya. Keduanya memang secara tidak langsung akan memperngaruhi berat power supply secara keseluruhan. Namun, bukan seperti pernyatan diatas. Desain yang berbeda membuat power supply akan menggunakan jenis dan jumlah komponen yang berbeda. Sebagai contoh transistor. Beratnya tidak akan lebih dari 1 gram, dengan ukuran standar.          
Perbedan adalah pesifikasi dan merk transistor yang digunakan. Ini tentunya akan berpengaruh dengan harga. Transistor yang murah, dapat menjalankan fungsi sebagai (biasanya) switch, namun akan menghasilkan panas yang lebih banyak dibandingkan transistor high-quality. Akibatnya, transistor yang lebih panas membutuhkan pendinginan yang lebih baik agar dapat tetap bekerja dengan normal. Ini juga berlaku untuk diode ataupun IC power, gabungan dari keduanya. Komponen lain seperti kapasitor, resistor tidak akan memerlukan heatsink.
Seperti yang sudah disampaikan, panas juga menjadi masalah tersendiri pada power supply. Produsen tentunya akan selalu mencoba mencari komponen seefisien mungkin untuk mengoptimalkan ongkos produksi. Beberapa produsen mengambil alternatif dengan cara mengunakan komponen yang murah. Efek sampingnya, komponen ini akan lebih mudah panas. Solusinya dengan melepas panas yang dihasilkan secepatnya. Dengan luas penampang heatsink yang bertambah drastis, ataupun aliran udara ekstra. Ingat, ini bukan menghilangkan panas, hanya memindahkan panas secepatnya dari power supply.
Solusi tersebut lebih banyak digunakan, mengingat tambahan heatsink ataupun fan lebih ekonomis. Setidaknya dibandingkan mengunakan komponen yang lebih berkualitas dalam power suply. Tentunya ada beberapa efek samping. Noise fan bertambah untuk mengusir panas. Komponen murah juga memiliki kecenderungan hanya menghasilkan nilai efisiensi yang rendah, karena lebih banyak energi yang akan dilepas dalam bentuk panas.
Jadi ada beberapa petunjuk untuk menilai power supply secara sekilas, meski tidak 100% akurat. Jumlah fan pendingin yang banyak, bukan lagi pertanda bagus. Artinya banyak panas yang dihasilkan dan perlu ditanggulangi dengan fan tersebut. Kabel yang digunakan di dalamnya juga dapat dijadikan acuan. Nomor kabel menentukan luas penampang atau diameter kabel yang digunakan (makin besar nomor, makin tipis/sempit), makin kecil semakin baik. Pada kabel untuk 24 pin power konektor biasanya digunakan kabel 16 AWG, sedangkan kabel lain menggunakan minimal 18 AWG.
            Kualitas konektor di dalam molex juga perlu diperhatikan. Kebanyakan mengunakan bahan besi. Tapi, yang paling baik mengunakan bahan ataupun berlapis emas. Tentu saja gold-plated konektor akan sangat mahal, juga mengingat konektor pada kebanyakan motherboard juga masih berbahan metal, ini tidak akan memberikan peningkatan yang berarti.

Macam-macam  konektor pada PSU

Konektor untuk Mainboard ada 2 jenis yaitu 20 pin dan 24 pin.
Di bawah ini contoh untuk jenis mainboard dengan 20 pin
Yang ini untuk jenis mainboard dengan 24 pin

Konektor Untuk HDD, CDROM, FAN
Kabel  warna kuning   ( + 12 Volt )
Kabel  warna Hitam    ( Ground )
Kabel  warna Hitam    ( Ground )
Kabel  warna merah    ( +   5 Volt )

Konektor untuk Floppydisk, LS120, Zipdrives
Kabel  warna kuning   ( + 12 Volt )
Kabel  warna Hitam    ( Ground )
Kabel  warna Hitam    ( Ground )
Kabel  warna merah    ( +   5 Volt )

Konektor untuk HDD SATA
Kabel  warna Orange  ( +   3.3  Volt )
Kabel  warna Hitam    ( Ground )
Kabel  warna merah    ( +   5 Volt )
Kabel  warna Hitam    ( Ground )
Kabel  warna kuning   ( + 12 Volt )
READ MORE - POWER SUPPLY UNIT ( PSU )
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...