
All are Ready… We wait a time of play… !!!
Sore itu, sekitar pukul 15.00, Pak Irfan, Pak Sumarno dan Pak Edy Waluyo mengajakku ke Probolinggo untuk ngabuburit. Aku yang sendirian waktu itu dikantor oke-oke aja mengiyakan tawaran mereka. Tak lama perbincangan itu berakhir Iwan datang memasuki ruangan. Kebetulan, ia pun diajak dalam rencana tadi.
Dalam perjalanan, Pak Sumarno, mengajak berhenti dulu di daerah tongas untuk melihat-lihat bursa mobil yang diadakan panitia setempat. Memang, Pak Sumarno punya rencana untuk beli mobil, karena mobilnya baru saja laku dijual. Kali ini, ia pingin mobil panther. Tengak-tenguk bentar, tidak ada yang cocok, harganya juga dirasa kurang pas, stock juga terbatas, kita pun melanjutkan perjalanan menuju Probolinggo.
Setibanya di kota mangga tersebut, kita langsung mencari satu perumahan disana, untuk menemui seseorang yang mempunyai kepentingan dengan Pak Edy Waluyo. Aku yang memang warga pribumi, kutunjukkan mereka menuju lokasi yang dituju. Sekitar 10 menit kita sudah masuk perumahan itu dan mencari sebentar blok dan nomornya, belok dikit, tanya ke orang, ketemu juga akhirnya rumah ybs. Pak Edy pun turun dari mobil dan menemuinya.
Lumayan juga...kita nunggu didalam mobil, hampir 45 menit lamanya. Selain hawa hambar yang kurang enak ke badan waktu, kita juga agak lemas karena puasa, saat menunggu adalah rentang waktu yang membosankan. Akhirnya, kita ngobrol aja ngalor-ngidul, guyon macem-macem, dll, untuk sedikit menghilangkan kejenuhan.
Tak lama kemudian, Pak Edy datang menghampiri kita dan masuk ke dalam mobil. Jadual selanjutnya adalah sholat Azhar. Kita memilih tempat menuju Masjid Jami' Raudhatul Jannah yang terletak di alun-alun Kota Probolinggo.
Tiba dimasjid, kita duduk-duduk diteras masjid sebentar, lalu ambil wudlu dan menunaikan ibadah sholat. Karena waktu masih cukup lama, dan sekalian menunggu Mas Taufik yang katanya juga mau nimbrung buka bersama, kita duduk-duduk kembali diteras masjid tersebut.
Dan, ternyata Mas Taufik yang kemudian di konfirmasi menyatakan dirinya gak bisa ikut, karena faktor yang tidak jelas. Kita pun lantas menuju warung tujuan untuk buka puasa. Aku merekomendasikan 'Warung MBOK TE', disekitar 3 kilo kearah barat dari Kota Probolinggo, skalian ke arah balik ke Pasuruan.
Namun, sambil menunggu waktu juga, kita masih mencari-cari es krim buat oleh-oleh. Datanglah kita ke Rumah Makan 'SUMBER HIDUP', tempat es krim dalam skala besar di jual (sudah terkenal lagi...). Pak Edy, beli 2 buah dan Pak Sumarno juga 2 buah.
Perjalanan kita selanjutnya, menuju tempat pengisian BBM (Bahan Bakar Makanan/Minuman) untuk perut kita. Setibanya di tempat, ternyata pembelinya rame. Kita pun antre. Padahal, waktu sudah menunjukkan waktunya adzan maghrib. Untung ada takjil, Tajin Ketan Hitam, yang disediakan gratis di warung tersebut.
Sambil lalu,kita tulis menu pesanan kita. Nasi putih, gurami bakar plus lalapan, ayam goreng rica-rica, cumi rica-rica, udang goreng, jus mangga, teh hangat dan rokok LA 16 batang.
Lucunya, menu yang kita pesan datang bergantian bak lari estafet, tahap demi tahap. Menu pertama minuman datang, dilanjutkan nasi putih, udah goreng dan cap jay. Berhenti sejenak, kita pun menghentikan nasi dipiring sekitar separoan. Datang lagi ayam goreng rica-rica, kita melanjutkan makan kembali. Kemudian,menyusul cumi-cumi rica-rica dihantarkan waiter ke meja kita. Kita langsung menyantapnya lagi.
Nah, ketika lauk yang tersedi sudah habis, tinggal satu yang belum datang : Gurami Bakar!. "Lali tah pelayane ki....", kata kita dalam ngobrol-ngobrol kecil. Sekitar 15 menit, gurami itu tak kunjung datang. Tensi kita agak tinggi kali(untung dibulan puasa, kita bisa menahan diri). "Gimana sich, kok gak selesai-selesai....", pikir kita. Kita sempat mau membatalkan, untuk si pelayan bilang gurami sudah di bakar. Ya, kita pun menunggunya, sementara nasi putih dipiring kita sudah habis.
Kontan saja, ketika gurami itu sudah datang, kita pun melahapnya begitu saja. Tanpa nasi. Oke, no problem. Kita nikmati aja. Untung, masakan guraminya lezat, sehingga bisa menutupi kekecewaan pelayanan pramusajinya.
Alhamdulillah, buka puasa kita udah selesai. Waktunya kembali ke Kota Pasuruan. Anak-istri bapak (Irfan,Edy dan Sumarno)menunggu dirumah. Hidangan untuk berbuka puasanya gak ada yang makan. Eman, lho pak!. Entar nyampek rumah makan lagi aja. He....
Thank'z pak, traktirannya....
Location : Pasuruan - Probolinggo ; Date : 16 Sept 2008
Read More >>>
Sepeda motor yang kutumpangi dari rumah, ku titipkan sementara di rumah teman. Tak jauh, sekitar seratus meter dari tempatku berdiri. Beginilah seharusnya, sahabat selalu ada ketika kita membutuhkannya. Sahabat menjadi penawar ketika kita dahaga, mungkin juga saat kita kelaparan.
Sejenak, belum terasa capek kakiku, laju perlahan mobil panther dari utara menghampiriku. Mereka teman kerja sekantorku, Hamdan dan Pak Nyoto. Aku pun langsung mengangkatkan kaki, masuk kedalam mobil, duduk dibagian tengah, sembari menjinjing koran yang ku beli dekat persimpangan jalan tadi.
Pak Nyoto, seorang senior, menjoki mobil itu semenjak dari Pasuruan dan terus berlanjut ke arah Lumajang. Hamdan hanya duduk manis disebelahnya bak bos kecil yang baru jadi. Tapi jangan salah, ia bukannya gak bisa nge-drive, melainkan dia lagi cedera lutut, akibat pertandingan futsal di Malang beberapa waktu lalu.
Brumzz…brumzzz…brumzzz…. Pak Nyoto langsung tancap gas buru-buru mengejar waktu janji dengan seorang pengusaha yang mau dikunjungi. OK juga, cara nge-drive-nya. Mungkin dulu, ia sudah sering makan garam dengan urusan melahap ribuan kilo meter jalan dengan roda empat.
Jalanan ke arah Lumajang cukup rame, berbeda dengan halnya di dalam kota Probolinggo tadi. Memang, jalan itu jalan utama ke arah Jember, kebanyakan kendaraan (mungkin) sedang mengangkut mereka yang lagi menikmati weekend holiday. Atau pulang kampung, atau juga yang sedang balik ke kota kerja, karena besoknya hari senin jadualnya masuk kerja lagi.
Sekitar sejam, kendaraan yang kita tumpangi sudah sampai di lokasi. Lokasinya dekat terminal Minak Koncar –Wonorejo- Lumajang, yang unik seperti bangunan di eropa bentuknya, tak sama dengan terminal yang lain pada umumnya.
Kedatangan kami disambut dengan senyuman oleh pengusaha besar di Lumajang tersebut. Dipersilahkan masuk ke ruang kerjannya di dalam gedung seperti halnya gudang grosir berukuran kira-kira satu hektar. Para karyawan-karyawatinya yang masih muda-muda juga begitu ramah menyapa. Hamdan pun sempat terkesima, dengan lirikan mata salah satu karyawati diantaranya. Konon wajahnya mirip mantan pacarnya waktu SMU dulu.. Untung saja dia ingat sudah punya istri di rumah dan sedang hamil. Heeeee… (guyon, dan!). Skandal pun urung berlanjut ……..
Dialog dengan pengusaha dimulai dengan speak-sepeak kecil dari Pak Nyoto yang memperkenalkan diri dan menyodorkan selembar kartu nama dari sakunya. Pertanyaan demi pertanyaan pun dilontarkan, diikuti dengan alunan tangan Hamdan yang sedang memegang bolpoint menggoreskannya ke secarik kertas yang dipungut dari dalam tasnya. Aku sesekali menimpali dengan kata-kata sekenanya, senyampang masih nyambung. Tawa-tawa kecil pun sedikit menyertai disela-sela pembicaraan itu.
Lama kemudian, kami diajak go around ke sekitar toko tersebut, sembari menyambung pembicaraannya sebelumnya. Sementara aku, sibuk mengambil foto stok barang dan aktivitas didalamnya sebagai kelengkapan dokumen.
Tidak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 12.00 dan terdengarlah suara adzan pertanda waktu dhuhur telah tiba. Kita pun pamit sejenak untuk menunaikan ibadah sholat. Eh….. ternyata musholla yang kita singgahi ternyata tidak menyediakan setetes airpun bagi kita untuk berwudlu. Akhirnya, kita urungkan sementara dan mencoba mencari musholla/masjid lain nantinya.
Kebetulan, sekitar lima belas menit toko ybs pun closing dan kita pun diajak kerumahnya yang terletak agak jauh dari kota ke arah jalan lintas selatan, menuju Kota Malang. Di lokasi tersebut ternyata rumahnya satu kompleks dengan pabrik yang menjadi salah satu usaha besarnya. Ybs menerapkan konsep management keluarga, yaitu mengikutsertakan anggota keluargannya kedalam anekaragam aktivitas usahanya dan harapannya juga bisa mengontrol dengan mudah aktivitas (khusus) pabrik dari jarak dekat serta tidak ingin menghilangkan nuansa kepentingan keluarga. So, rumah yang biasanya jauh dari lokasi kerja, tidak berlaku bagi ybs. Ybs lebih memilih menyatukan dunia kerja dengan dunia keluarga melalui satu konsep: One Location (Home & Office).
Begitu lama sudah kita berinteraksi dengan pengusaha ini. Tak terasa jam dinding di dalam ruang kerjanya berbisik mengatakan waktu sudah pukul setengah lima sore. Padahal, kita sebenarnya juga ada janji dengan pengusaha di daerah Situbondo. Ya, terpaksa mission kedua tersebut kita cancel.
Akhirnya, semua berkas sudah terkumpul, semua informasi sudah kita raih, kecuali makanan belum kita dapat (khan bulan ramadhan, lagi puasa bozzz…!). Kita pun segera pamit, berucap salam, naik ke mobil dan langsung go to Probolinggo lagi. Di perjalan kita sempat berhenti sejenak untuk sholat azhar dan istirahat sebentar untuk mengurangi rasa lelah.
Perjalanan pun berlanjut, kali ini aku yang mengemudi hingga sampai di Probolinggo. Tiba lagi di kota mangga, aku segera ambil lagi sepeda motor yang kutitipkan ke temanku. Lalu, secepatnya kita mencari lokasi untuk berbuka puasa. Kuajak Pak Nyoto dan Hamdan langsung menuju “PONDOK MBOK TE”., salah satu warung lesehan yang terkenal di Probolinggo. Aku sudah terbiasa dengan warung ini, soalnya teman-temannya sekerjaku di kantor yang lama acapkali mengadakan acara di situ. Lokasinya dibelakang kantor Polresta Probolinggo.
Sesampainya disana, kita disuguhi es buah sebagai takjil untuk membatalkan puasa kita seharian. Setelah menenggak segelas minuman dingin tersebut, sembari menunggu hidangan yang kita pesan siap saji, kita pun menunaikan sholat maghrib diruangan yang tersedia dibelakang kasir di warung itu.
Nah, akhitnya sajian untuk berbuka sudah tersedia diatas meja. Kontan kita langsung melahapnya sampai habis. Ada lalapan ayam goreng, gurami bakar dan tempe kadzu-salad, ditemani minuman jus mangga dan teh jahe panas.
Alhamdullillah…. Kita sudah selesai berbuka puasa. Thankz God atas riski yang Kau berikan, mudah-mudah barokah. Untuk Hamdan yang bayarin, moga-moga dapat riski pengganti yang skalanya lebih banyak lagi. Amin.
Usai sudah perjalanan kita kali ini. Kita segera menuju parkiran, aku kendarai sepeda motorku, sementara Pak Nyoto dan Hamdan naik ke mobil lagi untuk go back ke Kota Pasuruan. Selamat Jalan, bozzz…. Semoga sampai tujuan. See U Tomorrow ….
Aku pun melaju kendaraanku menuju rumah, diiringi lelampuan di sepanjang jalan kota yang tampak semakin indah. Tatanan kota yang rapi, menemaniku yang lagi sendiri di jalan. Probolinggo memang sudah berubah. Malamnya kotaku tercinta ini juga berbeda dengan sepuluh tahun yang lalu waktu aku masih SMU. More Beauty….!!!
Empat puluh menit berlalu, roda motorku telah masuk halaman rumah. Dan aku pun langsung cuci muka, lalu segera tidur nyenyak, karena malamnya harus bangun sahur dan come back ke Pasuruan. Welcome back to My adventure City! Good Luck…
DAPATKAN YANG KALIAN INGINKAN HANYA DI :
www.iniyangkumau.blogspot.com