Perasaan itulah yang aku alami semalam karena selalu dicurigai oleh pacar aku sendiri gara-gara aku salah ngirim sms yang sebenarnya aku tujukan ke temanku wulan anak condong (nama sebenarnya sih jumaryati tapi dia nggak mau di panggil begitu katanya sih terlalu katrok,he…) tapi tanpa aku sadari malah nyasar ke nomornya dia (saking kangennya dan mikirin dia terus sampai aku nggak sadar kalau salah pencet nomor,uupss…?) tapi bukan ini kok yang bikin aku kesel setengah mati.
Setelah dia nerima sms nyasar itu terus dia langsung balas sms ke nomorku bilang kalau aku salah ngirim nomor dan ngomel sejadi-jadinya sampai melarang aku sms-an dengan teman-temanku, bukan cuma satu orang saja tapi semuanya?!. Dan yang paling menjengkelkan setelah aku tahu kalau ternyata dia lebih mempercayai orang lain daripada pacarnya sendiri (wah, jengkelin banget kan?!!!).
Bayangin saja kalau misalnya kalian yang sudah berusaha bela-belain sang pacar tersayang (antar jemput kerja, ini dan itu) tapi akhirnya dia malah lebih mempercayai orang lain daripada omongan pacarnya sendiri???. Apalagi dia mengatakannya hal itu secara terang-terangan sama aku tanpa memikirkan bagaimana perasaannya aku selama ini yang sudah berusaha memenuhi semua keinginannya dan menjadi seperti apa yang dia inginkan (cie…kayak lagunya alm.Chrisye aja nih,he..?).
Aku nggak tau dan nggak bisa bayangin bagaimana jadinya nanti kalau dia masih tetep kayak gini yang nggak mau mengubah sikap dan cara berpikirnya yang menurutku masih terlalu egois dan kayak anak kecil banget padahal umurnya sudah dewasa lho (23 tahun). Kalau bukan aku yang selama ini selalu mengalah mungkin kami udah bubaran sejak dulu? (cie… makin mengharukan aja nih kayak lagunya seventeen,he..?)
Memang sih dulu kami sempat putus pacaran cuma gara-gara sikapnya yang selalu sok tahu, arogan dan selalu berpikiran negatif tentang aku. Waktu itu Siti (teman kerjanya di Diva Swalayan) melihat aku boncengan dengan yanti (teman sekolahku waktu masih SMP dulu) dan dia langsung laporan ke pacarku tapi laporannya “ditambahin” alias difitnah kalau dia baru saja melihat aku boncengan ama cewek laen,mesra banget sambil pegangan tangan dan boncengannya pake ngerangkul segala, yang ini dan yang itu pokoknya lengkap dan komplit deh nggak ada yang kurang. Otomatis tanpa pikir panjang lagi pacarku langsung naik darah dan marah-marah sama aku. Dia ngomel gini,gini, dan gini sejadi-jadinya. Yang lebih aneh lagi setelah capek-capek aku jelasin pokok persoalannya dia malah nggak mau dengerin penjelasanku sampai aku bawa sendiri temenku si yanti agar menjelaskannya langsung ke pacarku namun dia justru lebih percaya apa yang dikatakan oleh siti temannya (egois banget kan?).
Padahal jujur saja niatku waktu itu cuma sekedar bantuin yanti untuk minta stempel dealer dan tanda tangan mantan bos-nya (pemilik dealer) untuk surat keterangan pengalaman kerjanya selama 4 tahun di dealer mocin (motor cina) di kota Kraksaan tersebut yang rencananya akan digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam melamar kerja di dealer pusat (atasan dari bos-nya) yang berada di daerah Pasuruan. Sebenarnya sih waktu itu aku memang lagi libur kerja dan aku sudah bilang hal itu ke pacarku tapi entah kenapa tiba-tiba yanti sms dan minta tolong di anterin ke Kraksaan karena dia masih belum punya SIM. Memang sih yanti punya kakak tapi waktu itu kakaknya lagi sibuk cari rumput untuk pakan sapi karena bapaknya memelihara 4 ekor sapi dan kebetulan bapaknya waktu itu lagi sakit jadi yang gantiin nyari pakan rumput ya terpaksa kakaknya jadi saudaranya nggak ada lagi yang bisa di mintai bantuan.
Tapi dasar nasib waktu itu memang lagi sial, sudah di cemburuin dan di putusin sama pacar eh ternyata surat lamaran kerjanya yanti katanya malah di tolak sama kepala personalia dealer pusat, berhubung dealer tempat dia bekerja dulu masih terbelit masalah utang sama atasannya, benar-benar sial kan???
Setelah beberapa hari berlalu tanpa ada komuniksi langsung dari pacarku akhirnya aku beranikan diri untuk meminta maaf untuk yang kedua kalinya sama pacarku. Aku perjelas lagi masalah yang terjadi kemaren dan syukurlah nasib sial telah berlalu dan kami bisa balikan lagi untuk pertama kalinya dalam sejarah pacaran kami. Dan syukur sampai sekarang belum ada masalah yang rumit lagi seperrti dulu tapi soal pemikiran dan sikapnya yang selalu sok tahu masih tetap melekat meski sudah beberapa kali aku ingatkan agar jangan diulangi seperti itu lagi.
Semoga saja hubungan yang kami jalani bisa langgeng sampai pernikahan nanti. Tapi kalau ngomong masalah pernikahan mungkin giliranku sekitar 2 atau 3 tahun lagi tuh, soalnya aku masih nunggu antrian dari kakakku Agus (29 tahun) yang sampai sekarang masih belum menikah juga tapi sudah punya pacar namun kata pacarnya masih pangen kuliah (wah antriannya masih panjang nih,he….).
Sekian dulu untuk posting hari ini, tanpa terasa kok sudah panjang amat yach ceritanya?? He…………