Showing posts with label untuk hati. Show all posts
Showing posts with label untuk hati. Show all posts

Sunday, August 1, 2010

mohon dengan sangat !





Assalamualaikum,


kenapa?


kenapa?

kenapa?



sedangkan kita tahu apa2 saja kebaikan yg kita lakukan,kita yg akan mendapat manfaatnya.


tapi,kenapa?


kepadamu ku panjatkan doa,moga memberikanku kekuatan...




Allah ..indahnya hidayahMu yg menerangi jiwa kami,kekalkan ya Allah.


mohon dgn sangat!


Sunday, April 4, 2010

muhasabah...muhasabah..muhasabah




Assalamualaikum,

sedikit perkongsian,
{rearrange} ,

Muhasabah dalam pengertian bahasa adalah proses menghitung-hitung. Adapun di dalam khazanah keislaman, muhasabah ini dimasukkan dalam usaha seorang muslim dalam melakukan tazkiyyatun nafs atau penyucian jiwa, sebagaimana isyarat pentingnya difirmankan Allah SWT:
“Sesungguhnya beruntunglah orang yang membersihkan jiwanya dan dia ingat nama Rabbnya, lalu dia shalat.” (QS. 87:14-15) “… dan jiwa serta penyempurnaannya (ciptaannya), maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketaqwaan, sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu, dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya.” (QS. 91:7-10)

Muhasabah berarti memperhitungkan amal perbuatan diri; Apabila ia mendapati dirinya melakukan perbuatan baik (‘amal shalih) dalam mentaati Allah (tha’ah), maka ia akan bersyukur kepada Allah SWT. Sebaliknya apabila ia mendapati perbuatan dosa dan melanggar aturan Allah (ma’shiyat), maka ia akan menyesali perbuatan tersebut dengan memohon ampun kepada Allah atas kesalahannya (beristigfar) dan kembali kepadaNya (bertaubat) serta kemudian melakukan kompensasi kesalahan itu dengan memperbanyak perbuatan baik. Muhasabah ini dilakukan secara terus menerus dalam kehidupan seorang muslim. Sebagian ulama mengajarkan muhasabah harian seiring dengan amal-amal harian (amalan yaumiyyan) yang dilakukan untuk mendekatkan diri kepada Allah seperti shalat malam (qiyamul lail), tilawah Quran, dzikir di waktu pagi dan petang dll. Muhasabah ini semakin banyak dilakukan akan semakin baik, sebagaimana dzikir yangbanyak itu diperintahkan Allah SWT.

Waspada dalam Perbuatan Mubah
Selain pada penunaian kewajiban dan pada perbuatan dosa, muhasabah juga diperlukan dalam memandu kita menyikapi perbuatan-perbuatan yang boleh kita lakukan. Dalam terminologi hukum fiqih inilah yang disebut perbuatan mubah. Termasuk dalam perbuatan mubah adalah menikmati suasana bahagia di dalam rumah, makan dan minum, tidur, dan jalan-jalan menikmati pemandangan alam. Asal hukum perbuatan di atas adalah mubah. Perbuatan ini akan menjadi perbuatan berpahala ketika disertai dengan niat kebaikan karena Allah. Misalnya, membahagiakan keluarga dalam rangka memenuhi kewajiban memberi nafkah kepada mereka; Makan, minum dan tidur agar tubuh menjadi sehat dan mampu mengerjakan amal kebaikan; Menikmati pemandangan alam untuk memikirkan kekuasaan dan kebaikan Allah kepada manusia (tafakur). Pada perbuatan-perbuatan mubah ini tempat muhasabah adalah menjaga jangan sampai perbuatan-perbuatan ini dilakukan secara berlebihan.
Seorang sahabat yang bernama Hanzalah r.a. mengisahkan tentang dirinya sebagai berikut. Abu Bakar r.a. telah menemui aku. Ia pun bertanya, “Bagaimana (keadaan iman) engkau ya Hanzalah?” Aku pun menjawab, “Hanzalah telah munafik.” Abu Bakar pun menyebutkan, “Subhanallah, apakah yang engkau katakan (ya Hanzalah)?!” Aku berkata, “Kita ketika berada di sisi Rasulullah SAW, beliau itu mengingatkan kita tentang surga dan neraka, kita seolah-olahnya melihat (surga dan neraka itu) dengan mata kepala. Kemudian bila kita berpisah dari Rasulullah SAW, kita pun sibuk dengan isteri-isteri, anak-anak dan kerja-kerja kita. Maka kita lupa semuanya (tidak bisa ingat akhirat seperti berada di hadapan beliau lagi).” Abu Bakar berkata, “Demi Allah kami pun mengalami seperti (cerita engkau) ini.” Mereka berdua pun menghadap Rasulullah SAW dan beliau menanggapi dengan mengungkapkan bahwa bisa mereka bisa mempertahankan kondisi ingat akan akhirat seperti pada majelisnya niscaya para malaikat akan menyalami mereka. Akan tetapi keadaan iman manusia itu memang berubah-ubah dari waktu ke waktu, sambung beliau.
Pelajaran yang ingin kita petik dari kisah di atas adalah, bagaimana para sahabat senantiasa waspada jangan sampai perbuatan mubah mereka menyeret pada kelalaian mengingat Allah, apalagi sampai melakukan perbuatan dosa. Karenanya di antara gambaran para penghuni surga adalah:
Mereka berkata, "Sesungguhnya kami dahulu, sewaktu berada di tengah-tengah keluarga kami merasa takut (akan diazab)." Maka Allah memberikan karunia kepada kami dan memelihara kami dari azab neraka. Sesungguhnya kami dahulu menyembah-Nya. Sesungguhnya Dia-lah yang melimpahkan kebaikan lagi Maha Penyayang. (QS. 52:26-28)

Penutup
Melakukan muhasabah pada hakikatnya adalah cara untuk menyayangi diri kita sendiri, agar jangan sampai mengalami kerugian tiada tara di akhirat nanti. Muhasabah adalah upaya mengingatkan diri secara sungguh-sungguh agar selalu melakukan amal kebaikan dan menghindari diri dari amal buruk. Karena itu para ulama yang shalih mengatakan, hari penghisaban itu akan Allah ringankan bagi mereka yang sering bermuhasabah di dunia. Dan hari penghisaban akan amat berat bagi mereka yang lalai melakukan muhasabah dalam hidupnya. Umar bin Khattab r.a. mengatakan, ”Hisablah dirimu sendiri, sebelum kelak engkau dihisab.” Ketika mendeskripsikan perihal orang yang cerdas, Rasulullah SAW mengatakan, ”Orang yang cerdas adalah ialah yang mampu menundukkan hawa nafsunya (kepada kebenaran) dan beramal untuk (waktu) setelah kematiannya.” Wa Allahu a’lamu bish shawwab.


soalan kepada diri sendiri dan saudara seislamku;

"bila lagi hati kita nak betul2 khusyuk untuk mengingati Allah?"




Thursday, April 1, 2010

mana milik kita??


Assalamualaikum,

renung2kan ,sama2 kita muhasabah.
semua milik Allah,
mana milik kita??


Mana milik kita?
Tidak ada milik kita
Semua yang ada
Allah yang punya

Tidak ada kita punya
Kita hanya mengusahakan saja
Apa yang kita dapat
Allah sudah sediakannya

Kita Allah punya
Dunia ini ciptaan-Nya

Miliklah apa saja
Tidak terlepas dari ciptaan-Nya

Mana kita punya
Tidak ada kepunyaan kita

Kita hanya mengusahakan
Apa yang telah ada

Mengapa kita sombong
Memiliki Allah punya

Mengapa tidak malu
Kepada Allah yang empunya

Patut bersyukur kepada Allah
Yang memberi segalanya

Malulah kepada Allah
Kerana milik Ia punya

Janganlah berbangga
Apa yang ada pada kita
Kalau Allah tidak beri
Kita tidak punya apa-apa

Janganlah mengungkit
Mengungkit jasa kita
Jasa kita di sisi-Nya
Yang sebenarnya Allah punya

Marilah kita bersyukur
Bukan berbangga

Bersyukur kepada Allah
Bukan mengungkit jasa

Gunakanlah nikmat Allah itu
Untuk khidmat kepada-Nya
Selepas itu lupakan saja
Agar tidak mengungkit-ungkitnya


wallahu'alam.



Saturday, March 20, 2010

satu kisah nasihat.



Assalamualaikum,

moga sentiasa dalam taufiq dan hidayahNYA, insyaALlah.

sudah lama rasanya,tidak berkongsi sesuatu di sini,Alhamdulillah,ingin menasihatkan diri sendiri,mencari kisah2 nasihat dan terjumpa satu kisah seorang sufi dengan anak muridnya.sama2 hayati.
(sumber- blog Kak cik dan suami )

Seorang guru sufi mendatangi seorang muridnya ketika wajahnya kebelakangan ini selalu nampak moody."Kenapa kau selalu moody, nak?

Bukankah banyak hal yang best best dan indah di dunia ni? Ke mana perginya wajah bersyukurmu?" sang Guru bertanya.

"Guru, kebelakangan ini hidup saya penuh masalah. Berat bagi saya untuk tersenyum. Masalah datang seperti tak ada habis-habisnya," jawab sang murid muda.

Sang Guru terkekeh. "Nak, ambil segelas air dan dua genggam garam.Bawalah kemari. Biar kuperbaiki suasana hatimu itu."Si murid pun beranjak perlahan tanpa semangat.

Ia laksanakan permintaan gurunya itu, lalu kembali lagi membawa gelas dan garam sebagaimana yang diminta."Cuba ambil segenggam garam, dan masukkan ke segelas air itu," kata Sang Guru. "Setelah itu cuba kau minum airnya sedikit."

Si murid pun melakukannya. Wajahnya kini merengis kerana minum masin."Bagaimana rasanya?" tanya Sang Guru."Masin, dan perutku jadi mual," jawab si murid dengan wajah yang masih merengis.

Sang Guru terkekeh-kekeh melihat wajah muridnya ."Sekarang kau ikut aku." Sang Guru membawa muridnya ke danau berhampiran tempat mereka.

"Ambil garam yang tersisa, dan tebarkan ke danau."Si murid menebarkan segenggam garam yang tersisa ke danau. Rasa masin di mulutnya belum hilang. Ia ingin meludahkan rasa masin dari mulutnya, tapi tak dilakukannya.

Rasanya tak sopan meludah di hadapan mursyid, begitu fikirnya."Sekarang, cuba kau minum air danau itu," kata Sang Guru sambil mencari batu yang cukup datar untuk didudukinya, tepat di pinggir danau.

Si murid menangkupkan kedua tangannya, mengambil air danau, dan meneguknya. Ketika air danau yang dingin dan segar mengalir di kerongkongnya, Sang Guru bertanya kepadanya, "Bagaimana rasanya?"Segar, segar sekali," kata si murid sambil mengelap bibirnya.

Danau ini berasal dari aliran sumber air di atas sana. Dan airnya mengalir menjadi sungai kecil di bawah.Dan sudah pasti, air danau ini juga menghilangkan rasa masin yang tersisa di mulutnya."Terasakah rasa garam yang kau tebarkan tadi?" "Tidak sama sekali," kata si murid sambil mengambil air dan meminumnya lagi. Sang Guru hanya tersenyum memperhatikannya, membiarkan muridnya itu meminum air danau sampai puas.

"Nak," kata Sang Guru setelah muridnya selesai minum. "Segala masalah dalam hidup itu seperti segenggam garam. Tidak kurang, tidak lebih.Hanya segenggam garam. Banyaknya masalah dan penderitaan yang harus kau alami sepanjang kehidupanmu itu sudah dikadar oleh Allah, sesuai untuk dirimu.

Jumlahnya tetap, mana- mana saja, tidak berkurang dan tidak bertambah. Setiap manusia yang lahir ke dunia ini pun demikian. Tidak ada satu pun manusia, walaupun dia seorang Nabi, yang bebas dari penderitaan dan masalah."Si murid terdiam, mendengarkan.
"Tapi Nak, rasa masin dari penderitaan yang dialami itu sangat tergantung dari besarnya 'qalbu'(hati) yang menampungnya. Jadi Nak,supaya tidak merasa menderita, berhentilah jadi gelas. Jadikan qalbu dalam dadamu itu jadi sebesar danau."




Firman Allah yang bermaksud:
Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab(luh mahfuz) sebelum KAMI menciptakanya ,sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah. (Kami jelaskan yang demikian itu) supaya kamu jangan berdukacita terhadap apa yang luput dari kamu dan supaya kamu jangan terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu. dan Allah tidak menyukai orang yang sombong lagi membanggga diri.
(Al-Hadid;22-23)




Monday, January 11, 2010

...dan masih



Assalamualaikum,


nak kongsi lirik lagi ni,lagu yg terbaru ana minat ngan liriknya.


Jalan Pulangku
Album : Langkah Tercipta
Munsyid : UNIC
http://liriknasyid.com


Tundukku malu didepanMu
kernaku insan berdosa
kuadukan sesalanku
apakah kan Kau terima

kesunyian ini sedarkan diriku yang lena
tinggalkan semalam yang nanah
lantas meratap hina kan ku pada sempurnaMu
terpaut aku tak berpaling

ku bersyukur hanya padaMu tuhan
kau temukan laluan bermula
Dan cintaMu bagai air di tandus sahara yang melepaskan dahaga

suburkan cahaya menerangi langkahku
semaikan segala hiasan indah cintaMu

ku bersyukur hanya padaMu tuhan
kau tunjukkan laluan ku pulang
Dan cintaMu bagai air di tandus sahara yang melepaskan dahaga

ku mohon kau tenangkan gusar hatiku yang rawan
bimbang Kau singkirkan taubatku
kurayu Kau hulurkan keampunanMu padaku
kelakku zalimi diriku

Janjiku padaMu abdikan seluruh jiwa
sehingga masanya kau seru hujung nyawaku

ku bersyukur hanya padaMu tuhan
kau tunjukkan laluan ku pulang
Dan cintaMu bagai air di tandus sahara yang melepaskan dahaga

Tak ku temu dimanakah hentinya rayuan taubatku padaMu....



sekadar hiasan:senja @usmkk
wallahu'alam.

wassalam.




Saturday, January 2, 2010

nota untuk diri



Assalamualaikum,


nota untuk diri,


tiap yang berlaku,pasti ada hikmah disebaliknya..






Apa diturut kehendak yang meronta,

Menyeksa badan membakar jiwa,

Syaitan dan nafsu meracun dalam diri,




Kita sekadar di persinggahan,

Pasti kembali pada yang menciptakan,

Ombak dan badai lumrah kehidupan insan,

Insaflah semua darinya jua

Jangan biarkan diri terkorban dengan dunia…….



Pada ilahi bantuannya menanti,

Iman dan takwa yang sejati,

Itulah bekalan diri…..



Doa’ senjata mereka yang beriman,

Tuhan pencipta maha penyayang,

Mohon petunjuk mohonkanlah bantuan

Hanya pada tuhan

edited from,
:: zahran;di persinggahan ::
wassalam.






Tuesday, August 4, 2009

== RINDU ==

Bismillah..

Assalamualaikum,
moga Allah merahmati kita semua.

R I N D U

benar,hati rindu pada Dia,

kekasih yang layak dirindu...

apakah layak diri menjadi perinduNYA?

sedang diri masih dalam dosa tanpa nasuha??

apakah masih ada luang waktu buatku,

menggapai syurgaMU?

YA ALLAH,



belumkah tiba masanya lagi?


"Belumkah tiba masanya bagi orang-orang yang beriman,untuk khusyuk hati mereka mengingati Allah dan tunduk kepada kebenaran yang diturunkan (kepada mereka),dan janganlah mereka menjadi seperti orang-orang yang terdahulu yang diturunkan al-kitab kepada mereka,kemudian berlalu masa yang panjang atas mereka(sedangkan mereka masih belum mahu insaf) lalu hati mereka menjadi keras.Dan kebanyakan di antara mereka adalah orang-orang yang fasiq"

(Al Hadid:16)


wallahu'alam.
Related Posts with Thumbnails

:: peringatan buat kita yg selalu alpa ::

" Dan apa jua (harta benda dan lain-lainnya) yang diberikan kepada kamu, maka adalah ia merupakan kesenangan hidup di dunia dan perhiasannya; dalam pada itu, apa jua yang ada di sisi Allah (yang disediakan untuk orang-orang yang beriman dan taat) adalah ia lebih baik dan lebih kekal; maka mengapa kamu tidak mahu memahaminya?"
Al Qasas;60.