Seorang rekan mengirimkan tulisannya yang intinya sih tentang ketentraman jiwa.
Banyak orang saat ini yang nggak tentram jiwanya dan berdampak pada ketidak bahagiaan.
Ketidak bahagiaan berdampak pula pada kesehatan pribadi, khususnya kesehatan jiwa, yang ujung ujungnya berdampak pada kesehatan tatanan masyarakat.
Kebetulan banget, tulisannya datang pas si mamah baru posting tentang BANGSA YANG SAKIT, jadi rada rada nyambung.
Memang benar banget, kita tuh banyak ngurusin sesuatu yang sebenernya bukan urusan kita.
Akibatnya, jiwa menjadi nggak tentram, menjadi nggak bahagia, menjadi nggak sehat, dan pada akhirnya tatanan masyarakat kita menjadi nggak sehat.
Pernah lihat orang yang fokus kepada pekerjaannya?
Fokus kepada urusannya?
Dia nggak punya minat untuk ngurusin hal hal yang bukan urusannya, termasuk dengerin info info tentang berbagai hal yang saat ini gencar wara wiri berseliweran diseputar kita.
Boro boro dia mau ngomentarin hal hal yang nggak ada kaitannya dengan urusannya, dia malah nggak punya waktu untuk menyimak berita berita yang nggak ada kaitan dengan urusannya.
Boro boro ikut blablabla ngegosip atau ngomentarin hal yang bukan urusannya, dia malah anteng aja sibuk dengan pekerjaannya, urusannya.
Akibatnya apa?
Jelas banget, dia jadi produktif, dia jadi meningkat outputnya, dia jadi meningkat kualitas kerjanya, dia jadi makin profesional, pokoknya dia jadi makin berkilau dalam kualitasnya.
Selain itu, dia juga jadi semakin tentram, semakin happy, semakin sehat jiwa raganya dan semakin senang berbagi untuk sesamanya, semakin menyumbang hal positif kepada tatanan masyarakatnya.
Atau, pernah lihat nggak, orang yang selalu sibuuuuuuuuk dengan berbagai hal yang bukan urusannya?
Setiap hal dikomentarin.
Setiap ada info dia segera bla bla bla bla.
Setiap berita dilanjut dan ditambahin dibumbuin dan disebar luaskan dengan berbagai cara.
Dia jadi sibuk menghabiskan waktu untuk hal hal yang bukan urusannya.
Akibatnya apa?
Dia kehabisan waktu untuk membuat hal hal yang manfaat.
Dia kehilangan kesempatan untuk meningkatkan produktifitas kerjanya.
Dia kehilangan momen untuk mengembangkan mutu profesionalismenya.
Dia menjadi sedikit manfaatnya bahkan nggak ada manfaatnya sama sekali.
Dia menjadi menurun kualitas kerjanya, menurun outputnya, menurun kualitas keahliannya.
Pada akhirnya, dia malah menjadi energi negatif buat lingkungannya.
Dia menjadi nggak tentram, nggak bahagia, menjadi sakit bahkan merusak tatanan masyarakat.
Benar, banyak banget saat ini dilingkungan kita yang menjadi sumber energi negatif, mengurangi mutu tatanan masyarakat, merongrong peningkatan kualitas komunitas.
Apa pasal ?
Yaitu tadi....terlalu sibuk ngurusin hal hal yang bukan urusannya.
Termasuk ngurusin atau membicarakan atau memikirkan soal rejeki, soal karir, soal jabatan, soal nasib dan soal lainnya yang sebetulnya bukan urusan dia.
Menurut tulisan tersebut, intinya sih sebaiknya fokus aja ke hal hal yang menjadi urusan kita, menjadi pekerjaan kita, menjadi tanggungjawab kita.
Soal lain? Misalnya soal rejeki?
Itu kan urusan Allah.
Bahkan kita, suka menjadi nggak tentram, nggak bahagia, nggak sehat, karena terlalu ngurusin urusan Allah, misalnya ya soal rejeki ini.
Jadi?
Ya do your best aja, and God will do the rest.
Mudah mudahan kita semua mulai bisa fokus cuma ngurusin urusan kita aja.
Supaya kita semua menjadi tentram, menjadi bahagia, menjadi sehat dan menjadi bagian tatanan masyarakat yang sehat pula, amin.
Saturday, February 28, 2009
Thursday, February 26, 2009
BANGSA YANG SAKIT
Di TV baru aja ditayangkan video rekaman penyiksaan terhadap seorang maling yang dilakukan oleh penduduk.
Astaghfirullahaladziim.........
Seorang lelaki muda yang cuma bercelana kolor dan kedua lengan terikat kebelakang, tampak gogorentelan, apa ya bahasa Indonesianya....terguling guling kali ya.
Ditendang, digebukin ,dihantam balok kayu, dihajar oleh beberapa lelaki dewasa.
Korban yang mengaduh dan minta ampun sama sekali tak digubris.
Bahkan terdengar tawa sang penyiksa.
Astaghfirullahaladziim.
Seakan tiada henti, tayangan di media elektronik lagi, dan lagi, dan lagi tentang penyiksaan, kekerasan, penistaan harkat kemanusian.
Nggak disekolah, nggak di lingkungan polisi, nggak dilingkungan tentara, hari hari ini gencar ditayangkan rekaman video kekerasan orang atas orang.
Itu penyiksa dikasih makan apa ya dulu sama orang tuanya?
Itu penyiksa makan apa ya kesehariannya?
Astaghfirullahaladziim.
Orang, kayak nggak ada artinya banget.
Ditendang, digampar, disundut, digebuk, dihantam, ditonjok, dll, dlsb
Ampuuuuuuuuun Gustiiiiii.
Coba bayangkan, bangsa kita itu dimana sih rasa kemanusiaannya?
Dimana sih rasa welas asihnya?
Dimana sih sifat pengasih dan penyayangnya?
Cengkrik diadu, ayam diadu, domba diadu, kerbau diadu, sapi-kuda dipecutin, pohon ditebangin, anjing dilempar batu, manusia ditonjok tonjok, dihantam, disiksa.
Astaghfirullahaladziim..
Trus....pengen jadi rakyat yang sejahtera, bahagia. selamat serta mulia aman sentosa ?
Dari mana jebulnya berkah kalau keseharian kita mendulang kekerasan????
Coba ...
Darimana datangnya berkah kalau kita memelihara sifat sifat yang tak terpuji?
Bagaimana mungkin kita menjadi bangsa yang sejahtera penuh berkah?
How come ?
Astaghfirullahaladziim.........
Seorang lelaki muda yang cuma bercelana kolor dan kedua lengan terikat kebelakang, tampak gogorentelan, apa ya bahasa Indonesianya....terguling guling kali ya.
Ditendang, digebukin ,dihantam balok kayu, dihajar oleh beberapa lelaki dewasa.
Korban yang mengaduh dan minta ampun sama sekali tak digubris.
Bahkan terdengar tawa sang penyiksa.
Astaghfirullahaladziim.
Seakan tiada henti, tayangan di media elektronik lagi, dan lagi, dan lagi tentang penyiksaan, kekerasan, penistaan harkat kemanusian.
Nggak disekolah, nggak di lingkungan polisi, nggak dilingkungan tentara, hari hari ini gencar ditayangkan rekaman video kekerasan orang atas orang.
Itu penyiksa dikasih makan apa ya dulu sama orang tuanya?
Itu penyiksa makan apa ya kesehariannya?
Astaghfirullahaladziim.
Orang, kayak nggak ada artinya banget.
Ditendang, digampar, disundut, digebuk, dihantam, ditonjok, dll, dlsb
Ampuuuuuuuuun Gustiiiiii.
Coba bayangkan, bangsa kita itu dimana sih rasa kemanusiaannya?
Dimana sih rasa welas asihnya?
Dimana sih sifat pengasih dan penyayangnya?
Cengkrik diadu, ayam diadu, domba diadu, kerbau diadu, sapi-kuda dipecutin, pohon ditebangin, anjing dilempar batu, manusia ditonjok tonjok, dihantam, disiksa.
Astaghfirullahaladziim..
Trus....pengen jadi rakyat yang sejahtera, bahagia. selamat serta mulia aman sentosa ?
Dari mana jebulnya berkah kalau keseharian kita mendulang kekerasan????
Coba ...
Darimana datangnya berkah kalau kita memelihara sifat sifat yang tak terpuji?
Bagaimana mungkin kita menjadi bangsa yang sejahtera penuh berkah?
How come ?
SAMPAH
Menurut berita salah satu media, belanja politik dua tahun terakhir lebih dari 3 Triliun......halah....
Buat apa ya.....
Coba, menjelang pemilu tahun ini, berapa besar belanja politik dari puluhan partai peserta pemilu? Berapa besar belanja politik para caleg? Para capres? Para cawapres?
Kasat mata kita bisa melihat, berbagai spanduk, poster,iklan, stiker, kaus, topi dll dll dengan berbagai warna, bermacam rupa dan beraneka selera...
Duuhhhh......itu belanjaan politik kan bakalan jadi sampah semua kan ?
Mubadzir.....alias, nggak manfaat banget.
Malah nyampah.....
Kampanye caleg atau partai, kayaknya seragaaaaaam semua.
Kalau nggak masang spanduk, ya poster.
Kalau nggak masang poster, yang menanyangkan iklan politik, atau bagi bagi kaus, bagi bagi topi, bagi bagi kerudung, bagi bagi kalender, bagi bagi stiker......
Begituuuuuu melulu.
Sekilas, kelihatannya suatu saat pasca pemilu, bakalan banyak sampah menggunung dimana mana .....
Sampah kertas, sampah kain, dll, dlsb
Duuuhh.......
Koq ya, kampanye tuh nggak ada yang bikin sesuatu yang manfaat buat rakyat ya.
Manfaat buat meningkatkan kesejahteraan rakyat, manfaat buat kebangkitan taraf hidup rakyat.
Duit segambrengan, kan bagusnya dibikin sesuatu yang manfaat bukan ?
Nggak ada tuh caleg atau partai yang bikin jembatan atau jalan atau sekolah atau rumah singgah atau perpustakaan rakyat atau klinik atau apa aja deh yang bisa "dipake" rakyat untuk meningkatkan kesejahteraannya.
Kan harusnya keren, ada jembatan partai ini, ada jalan caleg itu, ada sekolah bapak anu, ada rumah singgah ibu anu, ada perpustakaan xyz....iya kan?
Rakyat pasti mengingat, kan ada barang jadinya.
Kalau sudah diingat, pasti gampang dipilih, iya nggak?
Lagipula, pasti manfaat terus tuh, nggak nyampah.
Duit triliunan jadi sampah?
Ya.....tunggu aja atuh murka Allah.
Dikasih rejeki koq nggak dipake yang manfaat buat sebanyak banyak mahlukNya, iya nggak ?
Jadi.....kenapa harus pasang poster, spanduk, bagi bagi stiker, kalender, kaus dll ?
Bikin aja jembatan dikampung, rumah singgah, perpustakaan desa, jalan penghubung antar kampung, benerin sekolah, bikin fasilitas kesehatan desa, dll, dlsb....
Itu uang akan jadi manfaat yang Insya Allah membawa keberkahan buat semuanya.
Iya nggak????
Si mamah bukan caleg sih.....
Coba kalau jadi caleg...
Pasti dimana mana ada jalan mamah ani, jembatan mamah ani, rumah singgah mamah ani, klinik mamah ani, perpustakaan mamah ani, sekolah mamah ani....hehehehe...
Pasti pada nyontreng si mamah kan?????
Buat apa ya.....
Coba, menjelang pemilu tahun ini, berapa besar belanja politik dari puluhan partai peserta pemilu? Berapa besar belanja politik para caleg? Para capres? Para cawapres?
Kasat mata kita bisa melihat, berbagai spanduk, poster,iklan, stiker, kaus, topi dll dll dengan berbagai warna, bermacam rupa dan beraneka selera...
Duuhhhh......itu belanjaan politik kan bakalan jadi sampah semua kan ?
Mubadzir.....alias, nggak manfaat banget.
Malah nyampah.....
Kampanye caleg atau partai, kayaknya seragaaaaaam semua.
Kalau nggak masang spanduk, ya poster.
Kalau nggak masang poster, yang menanyangkan iklan politik, atau bagi bagi kaus, bagi bagi topi, bagi bagi kerudung, bagi bagi kalender, bagi bagi stiker......
Begituuuuuu melulu.
Sekilas, kelihatannya suatu saat pasca pemilu, bakalan banyak sampah menggunung dimana mana .....
Sampah kertas, sampah kain, dll, dlsb
Duuuhh.......
Koq ya, kampanye tuh nggak ada yang bikin sesuatu yang manfaat buat rakyat ya.
Manfaat buat meningkatkan kesejahteraan rakyat, manfaat buat kebangkitan taraf hidup rakyat.
Duit segambrengan, kan bagusnya dibikin sesuatu yang manfaat bukan ?
Nggak ada tuh caleg atau partai yang bikin jembatan atau jalan atau sekolah atau rumah singgah atau perpustakaan rakyat atau klinik atau apa aja deh yang bisa "dipake" rakyat untuk meningkatkan kesejahteraannya.
Kan harusnya keren, ada jembatan partai ini, ada jalan caleg itu, ada sekolah bapak anu, ada rumah singgah ibu anu, ada perpustakaan xyz....iya kan?
Rakyat pasti mengingat, kan ada barang jadinya.
Kalau sudah diingat, pasti gampang dipilih, iya nggak?
Lagipula, pasti manfaat terus tuh, nggak nyampah.
Duit triliunan jadi sampah?
Ya.....tunggu aja atuh murka Allah.
Dikasih rejeki koq nggak dipake yang manfaat buat sebanyak banyak mahlukNya, iya nggak ?
Jadi.....kenapa harus pasang poster, spanduk, bagi bagi stiker, kalender, kaus dll ?
Bikin aja jembatan dikampung, rumah singgah, perpustakaan desa, jalan penghubung antar kampung, benerin sekolah, bikin fasilitas kesehatan desa, dll, dlsb....
Itu uang akan jadi manfaat yang Insya Allah membawa keberkahan buat semuanya.
Iya nggak????
Si mamah bukan caleg sih.....
Coba kalau jadi caleg...
Pasti dimana mana ada jalan mamah ani, jembatan mamah ani, rumah singgah mamah ani, klinik mamah ani, perpustakaan mamah ani, sekolah mamah ani....hehehehe...
Pasti pada nyontreng si mamah kan?????
Monday, February 16, 2009
BATU PETIR
Akhir akhir ini media masa gencar memberitakan tentang "Fenomena Batu Petir " yang melibatkan seorang dukun cilik.
Maka, si dukun cilik yang menggenggam batu petir, seolah tersita waktu kanak kanaknya, hanya untuk mencemplungkan genggaman tangannya yang erat menggenggam batu tersebut kedalam air yang dibawa masing masing pasiennya.
Ribuan pasien setiap hari antri untuk memperoleh kesempatan berjumpa sekian detik dengan sang dukun, dan memperoleh tuah berupa air yang sudah dicemplungi tangan si dukun yang menggenggam batu petir tersebut.
Begitulah gambaran masyarakat kita.
Masiiiiiih saja terkungkung oleh keyakinan keyakinan yang bagi sebagian orang nggak masuk akal.
Kalau dipikir pikir dan diingat ingat, petir itu kan sudah bebeledagan dari jaman baheula.
Petir itu sudah menyambar nyambar tanah dan batu sejak ribuan tahun bahkan sejak dunia diciptakan bukan ?
Buat si mamah, artinya, begitu banyak batu petir berserakan dimuka bumi.
Begitu banyak tanah petir terhampar luas.
Kalau begitu, air tanah juga kan air rendaman batu petir bukan?
Trus, air menguap, dan kemudian jadi hujan, lha...itu sungai juga rendaman air batu petir bukan?
Lantas, air yang kita minum, air yang kita pake mandi, juga rendaman batu petir bukan ?
Jadi, seharusnya kita semua sehat wal afiat seperti pasiennya dukun cilik yang bawa bawa batu petir itu bukan ?
Kenapa harus jauh jauh menjumpai dukun cilik?
Kenapa harus berdesakan antri sampai ada yang mati segala?
Hehehehehehe...au ah gelap.
Fenomena dukun cilik tersebut , bisa kita lihat dari sisi lain.
Bahwa, memang banyak banget bagian bangsa ini yang mudah percayaan, mudah tergiring ke hal hal yang kadang nggak masuk akal.
Bahwa, intinya pengobatan adalah sugesti, kalau dia percaya disembur dukun akan sembuh, maka dia "akan"sembuh, terutama penyakit penyakit psikosomatis akibat stress dll.
Maka fenomena batu petir seharusnya jadi PR buat petugas kesehatan.
Koq mereka lebih percaya dukun? Dukun cilik lagi?
Ada apakah gerangan?
Petugas medis judes? Nggak ramah? Susah berobat ke tenaga medis ? Mahal?
Bahwa, begitu banyak orang yang egois, nggak melihat betapa menderitanya sang dukun cilik.
Ia lepas dari dunia anak anak, nggak bisa sekolah, nggak bisa bermain, hanya karena harus meladeni kemauan banyak orang dewasa.
Bukan hanya kemauan pasien, tapi juga ketamakan orang orang yang memanfaatkannya.
Bukan rahasia, begitu banyak pihak yang diuntungkan oleh adanya dukun cilik berbatu petir tersebut.
Ada panitia,ada keamanan, ada penjual makanan, ada penjual air, ada penjual wadah air, ada yang menyewakan penginapan, ada yang mengupayakan transportasi.
Beueueueueueuue....
Banyak pihak yang berupaya keras agar sang dukun cilik terus membuka praktek agar mereka juga kecipratan rejeki, iya kan ?
Kenapa sih nggak direndam aja itu batu petir disumur , dan air sumurnya dijual kepada pasien yang membutuhkan?
Kan lumayan, sekampung juga masih kecipratan rejeki tanpa merampas hak si dukun cilik untuk bersekolah dan bermain?
Kan lumayan si dukun cilik juga dapat royalti.....
Hehehe, gaya banget , kecil kecil dapat persenan ya.
Kenapa sih nggak membiarkan saja si cilik bebas menikmati masa kanak kanaknya ?
Duuuhhhhh...
Ramalan si mamah, akan muncul banyak "dukun" yang mengaku punya batu petir.
Bahkan, segera akan diperdagangkan batu batu yang diklaim sebagai batu petir.
Just wait and see...........
Maka, si dukun cilik yang menggenggam batu petir, seolah tersita waktu kanak kanaknya, hanya untuk mencemplungkan genggaman tangannya yang erat menggenggam batu tersebut kedalam air yang dibawa masing masing pasiennya.
Ribuan pasien setiap hari antri untuk memperoleh kesempatan berjumpa sekian detik dengan sang dukun, dan memperoleh tuah berupa air yang sudah dicemplungi tangan si dukun yang menggenggam batu petir tersebut.
Begitulah gambaran masyarakat kita.
Masiiiiiih saja terkungkung oleh keyakinan keyakinan yang bagi sebagian orang nggak masuk akal.
Kalau dipikir pikir dan diingat ingat, petir itu kan sudah bebeledagan dari jaman baheula.
Petir itu sudah menyambar nyambar tanah dan batu sejak ribuan tahun bahkan sejak dunia diciptakan bukan ?
Buat si mamah, artinya, begitu banyak batu petir berserakan dimuka bumi.
Begitu banyak tanah petir terhampar luas.
Kalau begitu, air tanah juga kan air rendaman batu petir bukan?
Trus, air menguap, dan kemudian jadi hujan, lha...itu sungai juga rendaman air batu petir bukan?
Lantas, air yang kita minum, air yang kita pake mandi, juga rendaman batu petir bukan ?
Jadi, seharusnya kita semua sehat wal afiat seperti pasiennya dukun cilik yang bawa bawa batu petir itu bukan ?
Kenapa harus jauh jauh menjumpai dukun cilik?
Kenapa harus berdesakan antri sampai ada yang mati segala?
Hehehehehehe...au ah gelap.
Fenomena dukun cilik tersebut , bisa kita lihat dari sisi lain.
Bahwa, memang banyak banget bagian bangsa ini yang mudah percayaan, mudah tergiring ke hal hal yang kadang nggak masuk akal.
Bahwa, intinya pengobatan adalah sugesti, kalau dia percaya disembur dukun akan sembuh, maka dia "akan"sembuh, terutama penyakit penyakit psikosomatis akibat stress dll.
Maka fenomena batu petir seharusnya jadi PR buat petugas kesehatan.
Koq mereka lebih percaya dukun? Dukun cilik lagi?
Ada apakah gerangan?
Petugas medis judes? Nggak ramah? Susah berobat ke tenaga medis ? Mahal?
Bahwa, begitu banyak orang yang egois, nggak melihat betapa menderitanya sang dukun cilik.
Ia lepas dari dunia anak anak, nggak bisa sekolah, nggak bisa bermain, hanya karena harus meladeni kemauan banyak orang dewasa.
Bukan hanya kemauan pasien, tapi juga ketamakan orang orang yang memanfaatkannya.
Bukan rahasia, begitu banyak pihak yang diuntungkan oleh adanya dukun cilik berbatu petir tersebut.
Ada panitia,ada keamanan, ada penjual makanan, ada penjual air, ada penjual wadah air, ada yang menyewakan penginapan, ada yang mengupayakan transportasi.
Beueueueueueuue....
Banyak pihak yang berupaya keras agar sang dukun cilik terus membuka praktek agar mereka juga kecipratan rejeki, iya kan ?
Kenapa sih nggak direndam aja itu batu petir disumur , dan air sumurnya dijual kepada pasien yang membutuhkan?
Kan lumayan, sekampung juga masih kecipratan rejeki tanpa merampas hak si dukun cilik untuk bersekolah dan bermain?
Kan lumayan si dukun cilik juga dapat royalti.....
Hehehe, gaya banget , kecil kecil dapat persenan ya.
Kenapa sih nggak membiarkan saja si cilik bebas menikmati masa kanak kanaknya ?
Duuuhhhhh...
Ramalan si mamah, akan muncul banyak "dukun" yang mengaku punya batu petir.
Bahkan, segera akan diperdagangkan batu batu yang diklaim sebagai batu petir.
Just wait and see...........
Wednesday, February 11, 2009
ANTUSIASME
An enthusiast is a fanatic about life.
And because the enthusiast has the attitude that good things will happen, good things do happen.
Dooooooooh, keren abis ya itu si yang antusias....hebring lah.
Ungkapan tadi si mamah baca di kompas, pada suatu ketika.
Seperti biasa, si mamah sih amat tertarik lah sama tulisan tulisan yang memacu semangat, yang ngajak hidup bermakna, bukan yang ngajak letoy bin caleuy, bukan tulisan yang suka bikin energi negatif dan kehilangan semangat hidup.
Pernah lihat orang yang selalu bisa "making your day " nggak ?
Orang yang senantiasa mengalami "hari yang indah"?
Orang yang semangat, semangat dan semangat dalam keceriaan ?
Orang yang "baterenya nggak ada habis habisnya"?.....
Atau , ada nggak pembaca blog ini salah satu diantaranya ?
Waaaaah, asyik dong kalau punya temen type beginian.
Bawaannya kan bikin kita ceria, semangat, kerja, berkarya, optimis, nggak negative thinking, nggak suudzon........
Pokoknya asoy geboy banget deh kalau deket deket orang model beginian.
Dunia seolah senantiasa indah.
Bisa memberi kebahagiaan, bisa selalu memberi peluang untuk manfaat, bisa dinikmati dengan sukacita..
Pokoknya good things do happen bener bener sepanjang waktu.....
Duuuh, senengnya.
Apa ya rahasianya orang bisa antusias begitu menghadapi waktu demi waktu ?
Talentakah?
Atau bisa dipelajari dan diamalkan?
Dimanakah sumber rasa antusias itu ?
Pasti didalam pribadi individu bukan ?
Tapi gimana ya caranya supaya kita bisa hidup dengan antusias terus menerus ?
Ibarat makan, kita bisa gembul lahap terus menerus ?
Kan kalau kita lahap, temen temen didekat kita juga suka jadi pada nafsu makannya bukan ?
Kayaknya antusiasme itu bisa koq dipelajari.
Segala juga bisa koq asal mau dan keyeng sih...
Keyeng tuh bahasa ibu si mamah.
Katanya, lamun keyeng tangtu pareng.
Nah lho....Artinya apa ya..
Keyeng tuh konsisten terus menerus menggapai sesuatu gitu ?
Atau apa ya..
Pokoknya begitulah..
Keyeng tuh mengejar terus apa yang diinginkan.
Nggak putus asa, pantang menyerah, nggak gampang runtuh atau lesu apalagi mundur.
Kayaknya, siapapun, yang menjalani hidup ini dengan ikhlas dan yakin akan keterbatasan waktu untuk menjalani hidup didunia ini, juga sadar dengan penuh bahwa kita menjadi person yang mengemban dan menjalankan misi, memikul amanah sebagai penerus generasi yang hidup dimuka bumi, bertanggung jawab untuk menjaga dan memelihara atas segala yang telah diciptakanNya, dan suatu saat akan diminta pertanggungjawabannya......kita akan menjalani hidup dengan penuh antusias bukan ?
Seorang yang antusias, selalu bisa menganggap hidup ini bagaikan gelanggang perlombaan. Persepsi individunya membuat dunia kerjanya tak ubah sebuah gelanggang perlombaan yang tiada hentinya.
Ia tidak akan pernah lari dari tantangan yag satu ke yang lainnya.
Bahkan ia selalu siap menghadapi tantangan yang lebih besar, lebih besar dan lebih besar lagi.
Seorang yang antusias, selalu dan selalu penuh minat akan hal hal yang baru , yang segar dan berbeda.
Dan bisa mendorong kita untuk berbuat lebih cepat, lebih giat dan lebih aktif.
Seorang yang antusias, bisa membuat orang lain senang.
Bisa menciptakan aura yang positif, sehingga lingkungannya berbalik menyemangati dan memberi kesenangan dengan hal hal yang baik.
Bagaikan lingkaran yang terus menerus berkesinambungan, menambah nilai nilai positif bagi seputarnya dan berbalik mendapat nilai yang lebih positif.
Seorang yang antusias, senantiasa aktif mencari solusi.
Mencari jalan keluar dan mengarahkan pada tindakan yang harus diambil.
Tidak pernah mengalah pada keadaan apapun.
Seorang yang antusias, selalu menghadapi apapun dengan kebanggaan dan semangat yang tiada pernah habis habisnya.
Sok atuh pada antusias menjalani hidup hari kehari, bahkan detik ke detik.
Kan waktu kita amat sangat terbatas bukan ?
Tularkan rasa antusias, aura energi positif, semangat kerja kepada seputar kita....
Insya Allah kita semua akan positif.
Senantiasa antusias menjalankan apapun peran yang dibebankan kepada kita dari waktu ke waktu.
Kan ada lagunya kalau kita rada rada bete juga :
Terang terang di timur, langit jernih biru...
Terang terang dihati menyambut pagi...
Siapkan diri bulat tekad jangan bimbang dan ragu...
Terang terang dihati, kerja tlah menanti.....
Tuuuuh, anak anak juga pinter milih lagu itu pagi pagi buta....
Sok, derrrrr ah...
Mari selalu antusias.
Insya Allah sejahtera, mulia, selamat dunia akhirat, amin
And because the enthusiast has the attitude that good things will happen, good things do happen.
Dooooooooh, keren abis ya itu si yang antusias....hebring lah.
Ungkapan tadi si mamah baca di kompas, pada suatu ketika.
Seperti biasa, si mamah sih amat tertarik lah sama tulisan tulisan yang memacu semangat, yang ngajak hidup bermakna, bukan yang ngajak letoy bin caleuy, bukan tulisan yang suka bikin energi negatif dan kehilangan semangat hidup.
Pernah lihat orang yang selalu bisa "making your day " nggak ?
Orang yang senantiasa mengalami "hari yang indah"?
Orang yang semangat, semangat dan semangat dalam keceriaan ?
Orang yang "baterenya nggak ada habis habisnya"?.....
Atau , ada nggak pembaca blog ini salah satu diantaranya ?
Waaaaah, asyik dong kalau punya temen type beginian.
Bawaannya kan bikin kita ceria, semangat, kerja, berkarya, optimis, nggak negative thinking, nggak suudzon........
Pokoknya asoy geboy banget deh kalau deket deket orang model beginian.
Dunia seolah senantiasa indah.
Bisa memberi kebahagiaan, bisa selalu memberi peluang untuk manfaat, bisa dinikmati dengan sukacita..
Pokoknya good things do happen bener bener sepanjang waktu.....
Duuuh, senengnya.
Apa ya rahasianya orang bisa antusias begitu menghadapi waktu demi waktu ?
Talentakah?
Atau bisa dipelajari dan diamalkan?
Dimanakah sumber rasa antusias itu ?
Pasti didalam pribadi individu bukan ?
Tapi gimana ya caranya supaya kita bisa hidup dengan antusias terus menerus ?
Ibarat makan, kita bisa gembul lahap terus menerus ?
Kan kalau kita lahap, temen temen didekat kita juga suka jadi pada nafsu makannya bukan ?
Kayaknya antusiasme itu bisa koq dipelajari.
Segala juga bisa koq asal mau dan keyeng sih...
Keyeng tuh bahasa ibu si mamah.
Katanya, lamun keyeng tangtu pareng.
Nah lho....Artinya apa ya..
Keyeng tuh konsisten terus menerus menggapai sesuatu gitu ?
Atau apa ya..
Pokoknya begitulah..
Keyeng tuh mengejar terus apa yang diinginkan.
Nggak putus asa, pantang menyerah, nggak gampang runtuh atau lesu apalagi mundur.
Kayaknya, siapapun, yang menjalani hidup ini dengan ikhlas dan yakin akan keterbatasan waktu untuk menjalani hidup didunia ini, juga sadar dengan penuh bahwa kita menjadi person yang mengemban dan menjalankan misi, memikul amanah sebagai penerus generasi yang hidup dimuka bumi, bertanggung jawab untuk menjaga dan memelihara atas segala yang telah diciptakanNya, dan suatu saat akan diminta pertanggungjawabannya......kita akan menjalani hidup dengan penuh antusias bukan ?
Seorang yang antusias, selalu bisa menganggap hidup ini bagaikan gelanggang perlombaan. Persepsi individunya membuat dunia kerjanya tak ubah sebuah gelanggang perlombaan yang tiada hentinya.
Ia tidak akan pernah lari dari tantangan yag satu ke yang lainnya.
Bahkan ia selalu siap menghadapi tantangan yang lebih besar, lebih besar dan lebih besar lagi.
Seorang yang antusias, selalu dan selalu penuh minat akan hal hal yang baru , yang segar dan berbeda.
Dan bisa mendorong kita untuk berbuat lebih cepat, lebih giat dan lebih aktif.
Seorang yang antusias, bisa membuat orang lain senang.
Bisa menciptakan aura yang positif, sehingga lingkungannya berbalik menyemangati dan memberi kesenangan dengan hal hal yang baik.
Bagaikan lingkaran yang terus menerus berkesinambungan, menambah nilai nilai positif bagi seputarnya dan berbalik mendapat nilai yang lebih positif.
Seorang yang antusias, senantiasa aktif mencari solusi.
Mencari jalan keluar dan mengarahkan pada tindakan yang harus diambil.
Tidak pernah mengalah pada keadaan apapun.
Seorang yang antusias, selalu menghadapi apapun dengan kebanggaan dan semangat yang tiada pernah habis habisnya.
Sok atuh pada antusias menjalani hidup hari kehari, bahkan detik ke detik.
Kan waktu kita amat sangat terbatas bukan ?
Tularkan rasa antusias, aura energi positif, semangat kerja kepada seputar kita....
Insya Allah kita semua akan positif.
Senantiasa antusias menjalankan apapun peran yang dibebankan kepada kita dari waktu ke waktu.
Kan ada lagunya kalau kita rada rada bete juga :
Terang terang di timur, langit jernih biru...
Terang terang dihati menyambut pagi...
Siapkan diri bulat tekad jangan bimbang dan ragu...
Terang terang dihati, kerja tlah menanti.....
Tuuuuh, anak anak juga pinter milih lagu itu pagi pagi buta....
Sok, derrrrr ah...
Mari selalu antusias.
Insya Allah sejahtera, mulia, selamat dunia akhirat, amin
MOTIVASI
Menurut artinya, motivasi adalah dorongan yang membuat seseorang melakukan sesuatu atau tidak melakukan sesuatu .
Pokoknya gitu deh....
Segala sesuatu kan ada alasannya.
Kenapa kita pake sepatu,kenapa kita makan, kenapa kita belajar, kenapa kita ngantor kenapa kita riset untuk gelar doktor ?
Semuanya pasti ada dorongannya, ada alasannya, ada motivasinya .
Orang kepasar, pasti ada motivasinya.
Mau beli beras keq, gula didapur habis keq
Orang sekolah,pasti ada motivasinya.
Mau nimba ilmu keq, pengen ketemu si doi keq, pengen lihat guru ganteng keq, mau jajan dikantin keq.
Orang kerja juga ada motivasinya.
Cari duit keq, males dengerin pidato bini dirumah keq, mau kongkow kongkow sama rekan keq....
Orang korupsi juga ada motivasinya.....
Terpengaruh temen keq, butuh duit keq, aji mumpung keq, anjuran selingkuhan keq.
Ii iiiiiggh..udah selingkuh, korupsi lagi....
Pokoknya.......segala sesuatu yang bikin manusia menggerakkan anggota badan dan jiwanya, pasti ada motivasinya bukan ?...
Garuk hidung juga ada motivasinya......gatel tauuuu....
Cari wc juga ada motivasinya.......kebelet pipis tauuuu....( hihi sorry zorrokkkss )
Shalat, puasa, zakat, berhaji, juga tentu ada motivasinya, ada dorongannya, ada alasannya.
Ketika kita kecil, kita ikut ikutan puasa, karena kalau tamat puasa dikasih hadiah.
Ketika kita bersahur, kita cepat bangun karena kalau cepat bangun akan ada bonus duit.
Ketika kita belajar mau ulangan, kita termotivasi karena kalau rapornya banyak angka 9 nanti dikasih uang.
Ketika kita dewasa, kita puasa , mungkin karena kita malu, wong anak kecil juga bisa puasa koq...piraku sayah nggak puasa ???
Atau mungkin kita puasa karena sudah sangat paham, itu kan kewajiban kita puasa.
Kita mengharapkan hadiah ketakwaan.
Jelas, motivasi banyak ragamnya, banyak nilainya, banyak kelasnya dari waktu ke waktu, sesuai perkembangan kedewasaan dan kesadaran.
Motivasi untuk melakukan hal yang sama akan berubah terus , makin bernilai, makin berbobot. Begitu seharusnya bukan ?
Ketika kita dewasa, apapun yang kita lakukan, sudah seharusnya motivasi kita adalah hanya ibadah kepada Allah semata.....
Bukan begitu ??
Mudah mudahan dari waktu kewaktu kita naik kelas.
Meningkatkan motivasi kita dalam hal apapun juga ....
Ialah hanya semata mata ibadah kepadamu ya Allah.
Selamat berjuang untuk naik kelas.
Pokoknya gitu deh....
Segala sesuatu kan ada alasannya.
Kenapa kita pake sepatu,kenapa kita makan, kenapa kita belajar, kenapa kita ngantor kenapa kita riset untuk gelar doktor ?
Semuanya pasti ada dorongannya, ada alasannya, ada motivasinya .
Orang kepasar, pasti ada motivasinya.
Mau beli beras keq, gula didapur habis keq
Orang sekolah,pasti ada motivasinya.
Mau nimba ilmu keq, pengen ketemu si doi keq, pengen lihat guru ganteng keq, mau jajan dikantin keq.
Orang kerja juga ada motivasinya.
Cari duit keq, males dengerin pidato bini dirumah keq, mau kongkow kongkow sama rekan keq....
Orang korupsi juga ada motivasinya.....
Terpengaruh temen keq, butuh duit keq, aji mumpung keq, anjuran selingkuhan keq.
Ii iiiiiggh..udah selingkuh, korupsi lagi....
Pokoknya.......segala sesuatu yang bikin manusia menggerakkan anggota badan dan jiwanya, pasti ada motivasinya bukan ?...
Garuk hidung juga ada motivasinya......gatel tauuuu....
Cari wc juga ada motivasinya.......kebelet pipis tauuuu....( hihi sorry zorrokkkss )
Shalat, puasa, zakat, berhaji, juga tentu ada motivasinya, ada dorongannya, ada alasannya.
Ketika kita kecil, kita ikut ikutan puasa, karena kalau tamat puasa dikasih hadiah.
Ketika kita bersahur, kita cepat bangun karena kalau cepat bangun akan ada bonus duit.
Ketika kita belajar mau ulangan, kita termotivasi karena kalau rapornya banyak angka 9 nanti dikasih uang.
Ketika kita dewasa, kita puasa , mungkin karena kita malu, wong anak kecil juga bisa puasa koq...piraku sayah nggak puasa ???
Atau mungkin kita puasa karena sudah sangat paham, itu kan kewajiban kita puasa.
Kita mengharapkan hadiah ketakwaan.
Jelas, motivasi banyak ragamnya, banyak nilainya, banyak kelasnya dari waktu ke waktu, sesuai perkembangan kedewasaan dan kesadaran.
Motivasi untuk melakukan hal yang sama akan berubah terus , makin bernilai, makin berbobot. Begitu seharusnya bukan ?
Ketika kita dewasa, apapun yang kita lakukan, sudah seharusnya motivasi kita adalah hanya ibadah kepada Allah semata.....
Bukan begitu ??
Mudah mudahan dari waktu kewaktu kita naik kelas.
Meningkatkan motivasi kita dalam hal apapun juga ....
Ialah hanya semata mata ibadah kepadamu ya Allah.
Selamat berjuang untuk naik kelas.
NASIHAT IBU
Ini menjelang hari kasih sayang ( katanya ).
Entah sejak kapan dan mengapa ada hari kasih sayang.
Padahal, kan kasih sayang itu harus ada dan selalu makin bertambah setiap hari, bukan begitu?
Tiba tiba saja jadi teringat postinganku dulu, ditampilkan kembali sebagai kado buat pasangan pasangan yang ingin membina keluarganya menjadi keluarga yang utuh penuh kasih sayang, saling support sampai ujung usia.
Cerita ini khusus disampaikan buat mereka, pasangan muda, yang mulai menapaki jalan, merintis pengembaraan kearah tujuan bahtera rumah tangga yang bahagia sejahtera penuh kasih sayang dan saling support sampai maut memisahkan.
Dulu, mungkin nggak serumit jaman kiwari, ketika suami istri mengayuh bahtera rumah tangga, perempuan jaman itu nggak tinggi tinggi amat pendidikannya, bahkan nggak berpendidikan.
Disamping itu, jenis pekerjaan kaum lelaki, para pencari nafkah, nyaris seragam, pergi pagi, pulang siang, dan masih banyak waktu untuk bercengkrama, bermain, bersilaturahmi.
Apalagi jaman media elektronik belum berkembang, kumpul keluarga selalu terjadi setiap saat, baik di meja makan, di teras rumah, atau diruang keluarga.
Satu sama lain saling berbagi cerita, saling mengetahui apa dan bagaimana keseharian anggota keluarga lainnya.
Sekarang, banyak perempuan cerdas berpendidikan tinggi, yang ketika mulai menapaki kehidupan berkeluarga, harus tinggal dirumah dengan berbagai alasan.
Apakah karena keinginan sendiri untuk mengurus rumah, keluarga terutama anak anak.
Apakah karena keterpaksaan, atau karena permintaan suami yang menginginkan istrinya dan ibu anak anaknya tinggal dirumah ssementara ia giat mencari nafkah.
Perempuan yang mandiri, cerdas berprestasi, multitalenta, berdedikasi tinggi terhadap apapun yang menjadi tanggung jawabnya, penuh gairah, penuh semangat dan senantiasa berenergi menyongsong hari demi hari, umumnya juga mempunyai tuntutan yang tinggi terhadap diri sendiri.
Mengerjakan apapun harus bagus, harus sempurna, harus maksimal dll dll....
Time schedule terjaga rapi, detail pekerjaan tersusun sempurna.
Pokoknya, selalu pasang target maksimal.
Apakah salah, apabila seseorang selalu berupaya, berikhtiar atau mengejar target maksimal ? Bukankah kita harus melakukan apapun dengan maksimal ???
Tentu saja pasang target maksimal tidak salah.
Tetapi, tuntutan maksimal terhadap diri sendiri tsb, haruslah disesuaikan dengan situasi dan kondisi.
Janganlah kaum perempuan menjadi objek penderita atas tuntutan pencapaiannya sendiri. Berusaha maksimal, sementara lingkungan terdekat kurang mensupport.
Lambat laun, energi yang terbangun akan habis, pudar.
Banyak yang kita lihat, perempuan multitalenta bekerja keras menjalani hari demi hari. Mengerjakan begitu banyak macam pekerjaan dengan sempurna, sementara kaum lelaki tetap saja terperangkap dalam dunianya sendiri.
Meminjam istilah teman, kaum lelaki itu "autisme", hidup hanya didunianya sendiri.
Ialah dunia kerja, kerja dan kerja.
Singgah kerumah hanya sebagai tempat peristirahatan untuk tidur, makan, baca koran, nonton tv atau kembali ke komputer.
Perempuan, bagaikan mesin robot yang tanpa henti bekerja, menyiapkan sarapan, membuat bekal sekolah, membersihkan rumah yang selalu dan selalu kembali berantakan, belanja, memasak, mengantar anak, mencuci, menyetrika dan seribu satu hal tetek bengek lainnya.
Seorang blogger pernah menceritakan keinginan anak lelakinya yang masih kecil untuk menjadi perempuan karena perempuan itu hebat, bisa segala macam, sedangkan laki laki hanya mampu mengerjakan 5 macam hal saja, mencari uang, membeli mobil, tidur, makan dan nonton film.
Pendapat anak lelaki tsb tentu saja didapat dari pencitraan lingkungannya, dan bukan mustahil, kelak, si bocah lelaki ketika berangkat dewasa akan melakukan hanya kelima hal seperti gambaran yang ia dapat ketika kecil.
Banyak, banyak sekali, kaum perempuan cerdas multi talenta terperangkap dalam kesibukan hari demi harinya tanpa ia bisa mencurahkan isi hatinya kepada orang terdekatnya.
Bagaimanapun...perempuan juga manusia bukan ?
Yang punya hati dan perasaan, punya keinginan dan tuntutan, yang bioritmiknya naik turun, yang kadar keihklasannya juga bergelombang, yang kemampuan fisiknya ada batasnya.
Mau ngomong sama suaminya, suami nggak punya waktu.
Suami pulang kerumah dalam keadaan lelah.
Kalaupun curhat, nggak didengar dengan baik, nggak ada solusi.
Berulang kali menyampaikan keinginan ataupun harapan boro boro ada perubahan.
Bahkan ketika berbicarapun, suami mendengar separuh hati sambil baca koran atau nonton tv atau asyik dengan komputer.
Mau bicara kepada pihak lain, takut menjadi salah persepsi, takut mendapat imej tidak baik. Pokoknya, upaya kaum perempuan untuk mencari solusi kegelisahan batin menemui jalan buntu.
Sampai akhirnya, suatu saat beban tersebut tak akan tertanggungkan.
Apapun bisa terjadi, pemberontakan, tindakan tak terduga, atau timbulnya penyakit tertentu.
Masih inget kan kasus perempuan muda, sarjana lulusan perguruan negeri terkenal, yang membekap ketiga anak kandungnya sampai mati?
Ini jelas, harus diwaspadai.
Sudah banyak peristiwa terjadi akibat komunikasi pasutri yang tidak tuntas.
Tidak tercapai komunikasi yang terjalin dengan indah, tak pernah ada komunikasi yang ujungnya mencapai kesepakatan.
Betapa kaum perempuan yang sudah pakepoh, tihothat, pakepruk, tisusut tidungdung berkurang energinya dan membutuhkan bantuan orang orang terdekatnya, terutama suami tercinta.
Siapa sih yang ingin bikin susah suami ?
Siapa sih yang ingin menghalangi atau menghambat pekerjaan suami ?
Tidak satupun perempuan yang menginginkannya.......
Perempuan, cuma butuh didengarkan dengan sepenuh hati.
Perempuan hanya butuh perhatian yang diberikan suaminya dengan benar benar utuh.
Apabila sudah didengarkan dengan baik dan diperhatikan dengan utuh, energi kaum perempuan tidak akan menyusut, bahkan akan berlimpah untuk kemudian berbakti kembali, mengabdikan seluruh hidupnya bagi orang orang tercinta, anak anak dan suaminya.
Buat para lelaki, sing tiasa miara para bojonya ya...jangan jablai...
Banyak bantu urusan rumahan, kasih waktu buat ngobrol yang tuntas dan intens, dengerin suara batinnya.
Setiap saat , adalah momen indah untuk perenungan, saat persinggahan bagi yang alpa, tempat introspeksi.
Jadi inget bapakku...ihiks...ihiks.....
Beliau adalah ayah yang sempurna, suami teladan.
Kata ibuku, bapakku adalah suami terbaik sepanjang masa.
Beliau senantiasa ada untuk anak dan istri.
Beliau memupuk cinta anak istri tiada henti dengan limpahan kasih sayang setiap saat.
Beliau memupuk cinta terus menerus tiada henti, ngobrol, mengusap, mengelus, teman curhat , teman bermain, teman bikin peer, teman belanja, teman piknik, ketawa ketiwi dll dll...
Padahal....saat itu, beliau sibuk dengan karya tulisnya dan....beliau adalah seorang pejabat tingkat propinsi yang numpuk buanget kerjaannya.
Semoga bapakku dan ibuku dimuliakanNya dan dibahagiakanNya dialam sana, amin.
Semoga kita semua menjadi manusia yang bahagia lahir batin, bisa saling mengasihi, menyayangi, menempuh hidup bersama penuh kebahagiaan, penuh pengertian, penuh perhatian, memperoleh rejeki yang berkah dan kemudahan menjalankan keseharian, amin.
Entah sejak kapan dan mengapa ada hari kasih sayang.
Padahal, kan kasih sayang itu harus ada dan selalu makin bertambah setiap hari, bukan begitu?
Tiba tiba saja jadi teringat postinganku dulu, ditampilkan kembali sebagai kado buat pasangan pasangan yang ingin membina keluarganya menjadi keluarga yang utuh penuh kasih sayang, saling support sampai ujung usia.
Cerita ini khusus disampaikan buat mereka, pasangan muda, yang mulai menapaki jalan, merintis pengembaraan kearah tujuan bahtera rumah tangga yang bahagia sejahtera penuh kasih sayang dan saling support sampai maut memisahkan.
Dulu, mungkin nggak serumit jaman kiwari, ketika suami istri mengayuh bahtera rumah tangga, perempuan jaman itu nggak tinggi tinggi amat pendidikannya, bahkan nggak berpendidikan.
Disamping itu, jenis pekerjaan kaum lelaki, para pencari nafkah, nyaris seragam, pergi pagi, pulang siang, dan masih banyak waktu untuk bercengkrama, bermain, bersilaturahmi.
Apalagi jaman media elektronik belum berkembang, kumpul keluarga selalu terjadi setiap saat, baik di meja makan, di teras rumah, atau diruang keluarga.
Satu sama lain saling berbagi cerita, saling mengetahui apa dan bagaimana keseharian anggota keluarga lainnya.
Sekarang, banyak perempuan cerdas berpendidikan tinggi, yang ketika mulai menapaki kehidupan berkeluarga, harus tinggal dirumah dengan berbagai alasan.
Apakah karena keinginan sendiri untuk mengurus rumah, keluarga terutama anak anak.
Apakah karena keterpaksaan, atau karena permintaan suami yang menginginkan istrinya dan ibu anak anaknya tinggal dirumah ssementara ia giat mencari nafkah.
Perempuan yang mandiri, cerdas berprestasi, multitalenta, berdedikasi tinggi terhadap apapun yang menjadi tanggung jawabnya, penuh gairah, penuh semangat dan senantiasa berenergi menyongsong hari demi hari, umumnya juga mempunyai tuntutan yang tinggi terhadap diri sendiri.
Mengerjakan apapun harus bagus, harus sempurna, harus maksimal dll dll....
Time schedule terjaga rapi, detail pekerjaan tersusun sempurna.
Pokoknya, selalu pasang target maksimal.
Apakah salah, apabila seseorang selalu berupaya, berikhtiar atau mengejar target maksimal ? Bukankah kita harus melakukan apapun dengan maksimal ???
Tentu saja pasang target maksimal tidak salah.
Tetapi, tuntutan maksimal terhadap diri sendiri tsb, haruslah disesuaikan dengan situasi dan kondisi.
Janganlah kaum perempuan menjadi objek penderita atas tuntutan pencapaiannya sendiri. Berusaha maksimal, sementara lingkungan terdekat kurang mensupport.
Lambat laun, energi yang terbangun akan habis, pudar.
Banyak yang kita lihat, perempuan multitalenta bekerja keras menjalani hari demi hari. Mengerjakan begitu banyak macam pekerjaan dengan sempurna, sementara kaum lelaki tetap saja terperangkap dalam dunianya sendiri.
Meminjam istilah teman, kaum lelaki itu "autisme", hidup hanya didunianya sendiri.
Ialah dunia kerja, kerja dan kerja.
Singgah kerumah hanya sebagai tempat peristirahatan untuk tidur, makan, baca koran, nonton tv atau kembali ke komputer.
Perempuan, bagaikan mesin robot yang tanpa henti bekerja, menyiapkan sarapan, membuat bekal sekolah, membersihkan rumah yang selalu dan selalu kembali berantakan, belanja, memasak, mengantar anak, mencuci, menyetrika dan seribu satu hal tetek bengek lainnya.
Seorang blogger pernah menceritakan keinginan anak lelakinya yang masih kecil untuk menjadi perempuan karena perempuan itu hebat, bisa segala macam, sedangkan laki laki hanya mampu mengerjakan 5 macam hal saja, mencari uang, membeli mobil, tidur, makan dan nonton film.
Pendapat anak lelaki tsb tentu saja didapat dari pencitraan lingkungannya, dan bukan mustahil, kelak, si bocah lelaki ketika berangkat dewasa akan melakukan hanya kelima hal seperti gambaran yang ia dapat ketika kecil.
Banyak, banyak sekali, kaum perempuan cerdas multi talenta terperangkap dalam kesibukan hari demi harinya tanpa ia bisa mencurahkan isi hatinya kepada orang terdekatnya.
Bagaimanapun...perempuan juga manusia bukan ?
Yang punya hati dan perasaan, punya keinginan dan tuntutan, yang bioritmiknya naik turun, yang kadar keihklasannya juga bergelombang, yang kemampuan fisiknya ada batasnya.
Mau ngomong sama suaminya, suami nggak punya waktu.
Suami pulang kerumah dalam keadaan lelah.
Kalaupun curhat, nggak didengar dengan baik, nggak ada solusi.
Berulang kali menyampaikan keinginan ataupun harapan boro boro ada perubahan.
Bahkan ketika berbicarapun, suami mendengar separuh hati sambil baca koran atau nonton tv atau asyik dengan komputer.
Mau bicara kepada pihak lain, takut menjadi salah persepsi, takut mendapat imej tidak baik. Pokoknya, upaya kaum perempuan untuk mencari solusi kegelisahan batin menemui jalan buntu.
Sampai akhirnya, suatu saat beban tersebut tak akan tertanggungkan.
Apapun bisa terjadi, pemberontakan, tindakan tak terduga, atau timbulnya penyakit tertentu.
Masih inget kan kasus perempuan muda, sarjana lulusan perguruan negeri terkenal, yang membekap ketiga anak kandungnya sampai mati?
Ini jelas, harus diwaspadai.
Sudah banyak peristiwa terjadi akibat komunikasi pasutri yang tidak tuntas.
Tidak tercapai komunikasi yang terjalin dengan indah, tak pernah ada komunikasi yang ujungnya mencapai kesepakatan.
Betapa kaum perempuan yang sudah pakepoh, tihothat, pakepruk, tisusut tidungdung berkurang energinya dan membutuhkan bantuan orang orang terdekatnya, terutama suami tercinta.
Siapa sih yang ingin bikin susah suami ?
Siapa sih yang ingin menghalangi atau menghambat pekerjaan suami ?
Tidak satupun perempuan yang menginginkannya.......
Perempuan, cuma butuh didengarkan dengan sepenuh hati.
Perempuan hanya butuh perhatian yang diberikan suaminya dengan benar benar utuh.
Apabila sudah didengarkan dengan baik dan diperhatikan dengan utuh, energi kaum perempuan tidak akan menyusut, bahkan akan berlimpah untuk kemudian berbakti kembali, mengabdikan seluruh hidupnya bagi orang orang tercinta, anak anak dan suaminya.
Buat para lelaki, sing tiasa miara para bojonya ya...jangan jablai...
Banyak bantu urusan rumahan, kasih waktu buat ngobrol yang tuntas dan intens, dengerin suara batinnya.
Setiap saat , adalah momen indah untuk perenungan, saat persinggahan bagi yang alpa, tempat introspeksi.
Jadi inget bapakku...ihiks...ihiks.....
Beliau adalah ayah yang sempurna, suami teladan.
Kata ibuku, bapakku adalah suami terbaik sepanjang masa.
Beliau senantiasa ada untuk anak dan istri.
Beliau memupuk cinta anak istri tiada henti dengan limpahan kasih sayang setiap saat.
Beliau memupuk cinta terus menerus tiada henti, ngobrol, mengusap, mengelus, teman curhat , teman bermain, teman bikin peer, teman belanja, teman piknik, ketawa ketiwi dll dll...
Padahal....saat itu, beliau sibuk dengan karya tulisnya dan....beliau adalah seorang pejabat tingkat propinsi yang numpuk buanget kerjaannya.
Semoga bapakku dan ibuku dimuliakanNya dan dibahagiakanNya dialam sana, amin.
Semoga kita semua menjadi manusia yang bahagia lahir batin, bisa saling mengasihi, menyayangi, menempuh hidup bersama penuh kebahagiaan, penuh pengertian, penuh perhatian, memperoleh rejeki yang berkah dan kemudahan menjalankan keseharian, amin.
Sunday, February 01, 2009
KEINGINAN DAN HARAPAN ORANGTUA
Sebetulnya postingan ini pernah ditampilkan, di edit dan ditampilkan kembali karena ada beberapa pembaca yang membutuhkannya.
Selamat merenungkannya ya.
Apa sih yang diharapkan orang tua dari anak anaknya ?
Kayaknya nggak aneh aneh deh......
Cuma pengen anak anaknya happy, bahagia, karena kalau mereka bahagia , mereka pasti bisa memberi, berbagi,dan bermanfaat bagi banyak mahluk lainnya, bukan begitu ?
Kalau mereka bahagia, mereka nggak akan dzalim sama orang lain atau sama dirinya sendiri.
Tapi gimana ya caranya supaya mereka bahagia ??.....
Kayaknya mereka harus selalu pandai rajin rajin bersyukur, rajin rajin menimba energi positif.
Gimana ya caranya bersyukur ???
Aduuuuuuh...dari mulai bangun tidur juga banyak hal yang bisa disyukuri.
Alhamdulillah bisa bangun, yang lain mah tergeletak ditempat tidur.
Alhamdulillah bisa menghirup oksigen bebas yang gratis, orang lain mah harus pake oksigen dari tabung oksigen, bayar lagih.
Alhamdulillah bisa pipis lancar, yang lain mah pake kateter di rumah sakit, bayarnya juga nggak kayak di WC umum.
Alhamdulillah bisa lihat bunga warna warni...yang lain mah lagi diverband matanya, atau bahkan buta, indra penglihatannya nggak jalan.
Whaduh....koq banyak ya yang harus disyukuri teh ?
Emang iya.
Kita nya aja suka nggak mudeng, lagi bete, jadi nggak ngngngeuh......
Kita mah bangun enak, nafas enak, pipis enak, makan minum enak, bisa jalan, bisa baca koran dan bisa,,,,ngeblog....heuheuheu.......yang lain???
Gimana caranya untuk menambah energi ?
Kan dari pagi udah shalat subuh, dzikir.
Apalagi yang tahajud atau wirid dulu, trus menghirup udara bebas, lihat matahari, berjemur, lihat dedaunan dan bunga warna warni, lihat ada kucing, kelinci, burung, ikan atau gogog.....
Ngobrol sama orang yang auranya bagus, yang energinya positif.
Apa aja deh.
Mahluk ciptaan Allah kalau diamati akan memberi energi positif.
Kecuali berdekatan atau mengamati apalagi ngobrol sama manusia ontohod....heuheuheu...nyedot energi kelompok ontohod mah ...
Apa ya ontohod tuh bahasa Indonesianya..pokoknya auranya negatif lah, jangan deket deket deh, tersedot malah energi kita.
Kalau sama yang energinya negatif sih, just say hello, trus maburrrr aja...hehehehehe.
Kita, para ortu, tentunya bisa dong ngasih energi positif......
Ialah dengan loving, touching, ngasih pujian, ngasih penghargaan, ngasih tatapan lembut, ngasih senyuman manis, dll dlsb
Apa aja deh yang bikin anak seneng....nggak bikin mereka bete......
Kata anak si mamah, beberapaa temennya malezz pulang kerumah, karena bikin bete. Pertanyaannya sih itu itu juga.
Udah shalat ?
Ketemu pagi, udah subuh ?
Pulang jam 13, udah lohor ?
Pulang jam 18, udah maghrib ?
Atau...udah belajar ?...
Udah bikin peer ?....
Tempat tidur udah dirapiin ??
Hhuuuuh...katanya bete kalau ditanya begituan terus, kewajibaaaan melulu yang ditanyain.
Jarang ada yang nanya, masih punya uang?
Udah makan? Makanannya enak nggak?
Gimana tidurnya enak semalam?
Gimana di sekolah? Gurunya menyenangkan? Belajar apa tadi yang paling disukai?
Sebenernya sih kenyataannya, orangtua tuh mengajukan pertanyaan bagus.
Tapi kayaknya kalau diulang ulang sepanjang hari sepanjang waktu jadi seperti bunyi radio rombeng, nggak ngepek kata si uming mah......heuheuheu......
Aku sih belajar dari ibu bapakku aja deh.....
Nggak pernah nanyain hal hal yang pengen mereka lihat kita melakukannya.
Lakukan aja ngasih contoh...
Sok geura....da mereka juga ngikutin nggak usah disuruh suruh juga.........iya kan ??
Pengen anak shalat tepat waktu....ya kitanya aja atuh ngasih contoh....atau mengajak. Hayu..bareng yu.....jadi imam mamah , kan babeh blum pulang.....
Taraweh yu...anter mamah ke masjid, kan babeh nggak ada.
Bantuin mamah yuk ganti sprei...dll, dlsb
Dijamin, anak anak juga melakukannya dengan senang hati.....iya kan ??......
Lama lama malah mereka yang balik nanya....
Mamah udah maghrib ?.....Mamah mau ikut ke masjid nggak ???
Alhamdulillahirabbilalamiin.......
Kalau punya anak kost jauh diluar kota, katanya juga suka ada yang bete malez pulang....
Karena pertanyaannya juga itu itu juga.....kapan selesai ?...hehehehehe, stress deh jadinya.
Ketika sudah selesai, juga jadi bete lagi, karena ntar dikejar pertanyaan.....kapan menikah ?
Kalau udah menikah....ntar ditanya lagi.....koq blum hamil hamil ??
Heuheuheu....ternyata orang tua teh pinter bikin stres anaknya juga ya.
Kewajibaaaan melulu yang ditanyain, keharusaaaan melulu yang dikomunikasikan.
Sama sekali nggak ada penghargaan, pengakuan, pujian , apalagi hadiah atas prestasi.
Prestasi apaaaa aja.
Berbuat baik keq, menolong orang keq, jujur keq, ikut aturan keq, bersih bersih keq, belajar rajin keq, rapiin kamar keq, tepat waktu keq
Itu kan prestasi baik juga bukan?
Walaupun aku nggak pernah nanya nanya gitu, tapi si teteh dulu pernah bilang....
Halah....sudah wisuda negh...jangan jangan ketemu ortu ntar bilang...
"segera kawini jodohmu ( emang teteh cowok ? hehe ) dan beri kami cucu"..........wuakakakakakakaka.
Jadi, buat yang lagi bete karena ortunya banyak menuntut dan meminta prestasi sesuai keinginan ortunya, cobalah langkah yang bisa membantu nambah energi.
Jadilah insan yang pandai bersyukur, agar bahagia dan berenergi senantiasa, sehingga bisa berbuat banyak manfaat bagi sebanyak banyak mahluk.
Himpunlah energi Allah yang terhampar luas dialam semesta, matahari, pemandangan alam, pepohonan, tetumbuhan, binatang lucu lucu, sawah yang terbentang, sungai yang berliku, bintang dilangit, bulan yang indah...waaaah, buanyaaaak sekali sumber energi gratisan.
Sebetulnya, ortu sih cuma menghantarkan dan mendoakan dengan doa seperti sapujagat...sing cageur, bageur, bener, pinter, parek rejeki, jauh balai, salamet mulya dunya akherat.
Sing seueur energi, bahu mambahu, saling meyayangi , saling care, saling support sampai maut memisahkan, amin.
Selamat merenungkannya ya.
Apa sih yang diharapkan orang tua dari anak anaknya ?
Kayaknya nggak aneh aneh deh......
Cuma pengen anak anaknya happy, bahagia, karena kalau mereka bahagia , mereka pasti bisa memberi, berbagi,dan bermanfaat bagi banyak mahluk lainnya, bukan begitu ?
Kalau mereka bahagia, mereka nggak akan dzalim sama orang lain atau sama dirinya sendiri.
Tapi gimana ya caranya supaya mereka bahagia ??.....
Kayaknya mereka harus selalu pandai rajin rajin bersyukur, rajin rajin menimba energi positif.
Gimana ya caranya bersyukur ???
Aduuuuuuh...dari mulai bangun tidur juga banyak hal yang bisa disyukuri.
Alhamdulillah bisa bangun, yang lain mah tergeletak ditempat tidur.
Alhamdulillah bisa menghirup oksigen bebas yang gratis, orang lain mah harus pake oksigen dari tabung oksigen, bayar lagih.
Alhamdulillah bisa pipis lancar, yang lain mah pake kateter di rumah sakit, bayarnya juga nggak kayak di WC umum.
Alhamdulillah bisa lihat bunga warna warni...yang lain mah lagi diverband matanya, atau bahkan buta, indra penglihatannya nggak jalan.
Whaduh....koq banyak ya yang harus disyukuri teh ?
Emang iya.
Kita nya aja suka nggak mudeng, lagi bete, jadi nggak ngngngeuh......
Kita mah bangun enak, nafas enak, pipis enak, makan minum enak, bisa jalan, bisa baca koran dan bisa,,,,ngeblog....heuheuheu.......yang lain???
Gimana caranya untuk menambah energi ?
Kan dari pagi udah shalat subuh, dzikir.
Apalagi yang tahajud atau wirid dulu, trus menghirup udara bebas, lihat matahari, berjemur, lihat dedaunan dan bunga warna warni, lihat ada kucing, kelinci, burung, ikan atau gogog.....
Ngobrol sama orang yang auranya bagus, yang energinya positif.
Apa aja deh.
Mahluk ciptaan Allah kalau diamati akan memberi energi positif.
Kecuali berdekatan atau mengamati apalagi ngobrol sama manusia ontohod....heuheuheu...nyedot energi kelompok ontohod mah ...
Apa ya ontohod tuh bahasa Indonesianya..pokoknya auranya negatif lah, jangan deket deket deh, tersedot malah energi kita.
Kalau sama yang energinya negatif sih, just say hello, trus maburrrr aja...hehehehehe.
Kita, para ortu, tentunya bisa dong ngasih energi positif......
Ialah dengan loving, touching, ngasih pujian, ngasih penghargaan, ngasih tatapan lembut, ngasih senyuman manis, dll dlsb
Apa aja deh yang bikin anak seneng....nggak bikin mereka bete......
Kata anak si mamah, beberapaa temennya malezz pulang kerumah, karena bikin bete. Pertanyaannya sih itu itu juga.
Udah shalat ?
Ketemu pagi, udah subuh ?
Pulang jam 13, udah lohor ?
Pulang jam 18, udah maghrib ?
Atau...udah belajar ?...
Udah bikin peer ?....
Tempat tidur udah dirapiin ??
Hhuuuuh...katanya bete kalau ditanya begituan terus, kewajibaaaan melulu yang ditanyain.
Jarang ada yang nanya, masih punya uang?
Udah makan? Makanannya enak nggak?
Gimana tidurnya enak semalam?
Gimana di sekolah? Gurunya menyenangkan? Belajar apa tadi yang paling disukai?
Sebenernya sih kenyataannya, orangtua tuh mengajukan pertanyaan bagus.
Tapi kayaknya kalau diulang ulang sepanjang hari sepanjang waktu jadi seperti bunyi radio rombeng, nggak ngepek kata si uming mah......heuheuheu......
Aku sih belajar dari ibu bapakku aja deh.....
Nggak pernah nanyain hal hal yang pengen mereka lihat kita melakukannya.
Lakukan aja ngasih contoh...
Sok geura....da mereka juga ngikutin nggak usah disuruh suruh juga.........iya kan ??
Pengen anak shalat tepat waktu....ya kitanya aja atuh ngasih contoh....atau mengajak. Hayu..bareng yu.....jadi imam mamah , kan babeh blum pulang.....
Taraweh yu...anter mamah ke masjid, kan babeh nggak ada.
Bantuin mamah yuk ganti sprei...dll, dlsb
Dijamin, anak anak juga melakukannya dengan senang hati.....iya kan ??......
Lama lama malah mereka yang balik nanya....
Mamah udah maghrib ?.....Mamah mau ikut ke masjid nggak ???
Alhamdulillahirabbilalamiin.......
Kalau punya anak kost jauh diluar kota, katanya juga suka ada yang bete malez pulang....
Karena pertanyaannya juga itu itu juga.....kapan selesai ?...hehehehehe, stress deh jadinya.
Ketika sudah selesai, juga jadi bete lagi, karena ntar dikejar pertanyaan.....kapan menikah ?
Kalau udah menikah....ntar ditanya lagi.....koq blum hamil hamil ??
Heuheuheu....ternyata orang tua teh pinter bikin stres anaknya juga ya.
Kewajibaaaan melulu yang ditanyain, keharusaaaan melulu yang dikomunikasikan.
Sama sekali nggak ada penghargaan, pengakuan, pujian , apalagi hadiah atas prestasi.
Prestasi apaaaa aja.
Berbuat baik keq, menolong orang keq, jujur keq, ikut aturan keq, bersih bersih keq, belajar rajin keq, rapiin kamar keq, tepat waktu keq
Itu kan prestasi baik juga bukan?
Walaupun aku nggak pernah nanya nanya gitu, tapi si teteh dulu pernah bilang....
Halah....sudah wisuda negh...jangan jangan ketemu ortu ntar bilang...
"segera kawini jodohmu ( emang teteh cowok ? hehe ) dan beri kami cucu"..........wuakakakakakakaka.
Jadi, buat yang lagi bete karena ortunya banyak menuntut dan meminta prestasi sesuai keinginan ortunya, cobalah langkah yang bisa membantu nambah energi.
Jadilah insan yang pandai bersyukur, agar bahagia dan berenergi senantiasa, sehingga bisa berbuat banyak manfaat bagi sebanyak banyak mahluk.
Himpunlah energi Allah yang terhampar luas dialam semesta, matahari, pemandangan alam, pepohonan, tetumbuhan, binatang lucu lucu, sawah yang terbentang, sungai yang berliku, bintang dilangit, bulan yang indah...waaaah, buanyaaaak sekali sumber energi gratisan.
Sebetulnya, ortu sih cuma menghantarkan dan mendoakan dengan doa seperti sapujagat...sing cageur, bageur, bener, pinter, parek rejeki, jauh balai, salamet mulya dunya akherat.
Sing seueur energi, bahu mambahu, saling meyayangi , saling care, saling support sampai maut memisahkan, amin.
FIGHTING SPIRIT
Fighting spirit.
Naon atuh nya terjemahanana ?
Apa ya artinya ?
Biasanya, kalau orang tua ngasih nasihat.....hidup itu harus punya fighting spirit, sampai maut datang menjemput...
Apa itu artinya ya.........
Terjemahan bebasnya mungkin jangan suka runtuh, jangan suka menyerah, harus tetap semangat, hidup harus berjuang maksimal, berusaha dan berikhtiar dengan sesungguh sungguhnya.....
Begitu kali ya....
Memang jaman sekarang banyak banget yang nggak punya fighting spirit ya.....
Mungkin kehabisan energi, mungkin situasi kondisi lingkungan nggak mendukung, mungkin kebanyakan orang berenergi negatif, mungkin kebanyakan tontonan yang menguras energi, mungkin kebanyakan berita yang menghabiskan energi , dll,dll,dll.....
Jadilah dimana mana banyak ditemukan the letoyman, the caleuyboy , the leletgirl, iya kan ?
Gimana atuh ngajarin fighting spirit teh nya......
Gimana atuh membangun fighting spirit teh ya.....
Rasanya kalau memberi contoh sih, orang tua tuh sudah amat sangat memberi contoh.
Kerja keras, bercucuran keringat , bersimbah darah dan air mata, pantang menyerah , berjuang terus menerus.
Dan hasilnya apapun diterima aja .
Kan begitulah seharusnya , kalau sudah berupaya maksimal, berdoa dan beramal sedekah, selebihnya sih urusan Allah.
Do your best and God will do the rest.
Jadi inget kisahnya anak si mamah nomor dua.
Dibulan April suatu ketika, dia termasuk salah satu pelajar SMU yang ditugaskan sekolah untuk ikut seleksi Paskibraka tingkat Kabupaten......
Maka berangkatlah disuatu hari minggu, jam 6 pagi, ketika kawan kawannya masih lelap bermimpi dibalik selimut, 12 putra putri SMUnya anak si mamah ke lapangan di Kabupaten.
Sebenarnya, mereka bukan Paskibra sekolah, karena di sekolah belum ada kelompok Paskibra.
Tapi dengan kepatuhan seorang murid terhadap guru dan orangtuanya, mereka serempak berangkat menjalankan tugas.....
Berpanas panas, lari keliling lapangan, push up, dibentakin senior.
Eh...apa kalau jadi senior teh kudu belagak dan bentak bentak gitu ????
Itu tangan bukan lagi dipinggang, tapi diketek,,,wuakakakakakaka
Trus....apa emang disiplin itu bisa ditegakkan dengan kekerasan?
Dengan bentakan dan hukuman fisik?
Au ah gelap..
Rasanya, sepanjang hidupku, nggak pernah dikeluargaku ada yang meninggikan suara.
Apalagi nampar, hukuman fisik dll, tapi seluruh adik kakakku termasuk yang disiplin dalam berbagai hal, bertanggung jawab, bekerja keras, berupaya maksimal profesional dll dlsb.
Begitulah, setiap minggu berhujan berpanas , dan sepanjang hari cuma melakukan kegiatan fisik dalam tekanan, bentakan, dan hukuman.
Pulang pergi naik angkot pula, jemputan dilarang keras.
Baru latihan 1 kali hari minggu, beberapa anak mundur dengan berbagai alasan....
Nggak kuat dijemur lah....nggak kuat push up lah.....nggak kuat lari keliling lapangan sepak bola berkali kali lah......nggak kenyang makan nasi plus tahu tempe sayur terus menerus lah......ogah ditampar seniorlah.....sebel sama senior lah, dll, dlsb.
Hehe.... kebanyakan senior tuh emang belagu siiih....bukannya bikin suasana kondusif, iya kan ?
Senior dimana mana suka belagu, kecuali si mamah...wkwkwkwkwkwk
Eh...emang jadi Paskibraka teh kudu ditabokin senior dulu gitu....nggak ngerti ah...???
Minggu ke 4 kali ya....anak si mamah juga mogok.
Kebetulan bioritmiknya lagi drop, sampai ke mual mual ooooeeek...ooooeeeekkk
Ogah meneruskan, cape dan stres juga kali ya, berpanas berlari sambil dibentakin senior.
Tuuuh...bener kan ?
Sepertinya di negara kita itu dimana mana berlaku sistem senioritas ya......dan gualak gualak banget ya kalau jadi senior itu, aneh banget.
Saat itu, kita siapkan perbekalan rutinnya, ransel berisi 10 kg pasir, minuman dan bekal nasi plus tahu tempe sayur ( istilah anak anak paskibraka, menu 3 T, tahu tempe tayul ....hehehe ) dan kita antar sampai lapangan......
Ditrotoar, dia mogok, terduduk lesu, ogah latihan.......
Naaaah, kesempatan kultum negh....
Dibilangin aja, dalam hidup, suka ada episode tidak menyenangkan, tapi kita nggak bisa menolak, jalanin aja, atau dijabanin aja
Belajar ikhlas, sabar, pasrah, tawakal....
Pokoknya, resep hidup itu jangan suka menyimpan bola, harus digocek, diolah, dioperkan kearah yang tepat dan harus tetap full semangat, jangan runtuh, jangan menyerah.
Kita jangan mundur dari area medan perang.
Harus punya fighting spirit.
Jangan mundur sebelum bertanding.
Jangan tinggalkan medan laga sebelum berjuang maksimal.
Tapi kalau dinyatakan kalah, gugur, ya harus terima...sportif.....
Pokoknya jangan runtuh sebelum bertanding deh....
Jalanin aja semua test, kalau dinyatakan nggak lulus...ya terima aja.....
Tapi,sekali lagi, ikuti semua test, ikuti semua perjuangan dengan maksimal...
Kalau kalah juga kita bisa puas tersenyum.....
Daripada belum apa apa sudah mundur, ogah bertanding...
Iiiiiigh...apa nggak menyesal nggak menjalankan tugas dengan baik ????
Saat itu, anak si mamah bangkit, mulai ngikutin lagi semua test....
Semangat dan tetap semangat...
Mengikuti semua prosedur, ikuti latihan dengan sungguh sungguh, tahan banting.
Hasilnya ???
17 Agustus pagi, dia berdiri gagah dengan pakaian seragam Paskibraka dibawah tiang bendera Istana Negara.
Dia menjadi pengibar Bendera Pusaka.......
Apa istilahnya ya....
Pokoknya dia yang megang bendera sambil mundur membentangkan bendera.....
Pengebet bendera kali ya....
Masih teringat banget , bikin senewen seluruh keluarga besar.
Ada yang teriak dari kursi di kamar ruang TV keluarga...." Awas terbalik benderanya" .....Dia ngumpet dibalik ibunya..." Bu...udah ngebentang nggak ? terbalik nggak ?"
Pokoknya semua menonton TV dirumah masing masing sambil ikut deg degan, menutup wajah, mengintip....takut salah euy..........
Bapaknya.....menonton langsung dari jarak dekat, penuh kebanggaan sambil meneteskan airmata.....
Inilah hasil perjuangan maksimal......
Jadi ortu tuh bangga sama anak bukan karena anaknya jadi apa atau punya apa.....
Tapi lebih karena anak berhasil melampaui perjuangan, berhasil melaksanakan pertarungan dalam menjalani episode episode kehidupan dengan fighting spirit yang prima.
Begitulah hidup........
Jalankan saja apa apa yang harus kita jalankan, dengan sebaik baiknya dan semampu mampunya.
Jangan lupa berdoa dan beramal......
Hasilnya ???
Biar Allah yang menentukan.
Jadi.....TETAP SEMANGAT....
Naon atuh nya terjemahanana ?
Apa ya artinya ?
Biasanya, kalau orang tua ngasih nasihat.....hidup itu harus punya fighting spirit, sampai maut datang menjemput...
Apa itu artinya ya.........
Terjemahan bebasnya mungkin jangan suka runtuh, jangan suka menyerah, harus tetap semangat, hidup harus berjuang maksimal, berusaha dan berikhtiar dengan sesungguh sungguhnya.....
Begitu kali ya....
Memang jaman sekarang banyak banget yang nggak punya fighting spirit ya.....
Mungkin kehabisan energi, mungkin situasi kondisi lingkungan nggak mendukung, mungkin kebanyakan orang berenergi negatif, mungkin kebanyakan tontonan yang menguras energi, mungkin kebanyakan berita yang menghabiskan energi , dll,dll,dll.....
Jadilah dimana mana banyak ditemukan the letoyman, the caleuyboy , the leletgirl, iya kan ?
Gimana atuh ngajarin fighting spirit teh nya......
Gimana atuh membangun fighting spirit teh ya.....
Rasanya kalau memberi contoh sih, orang tua tuh sudah amat sangat memberi contoh.
Kerja keras, bercucuran keringat , bersimbah darah dan air mata, pantang menyerah , berjuang terus menerus.
Dan hasilnya apapun diterima aja .
Kan begitulah seharusnya , kalau sudah berupaya maksimal, berdoa dan beramal sedekah, selebihnya sih urusan Allah.
Do your best and God will do the rest.
Jadi inget kisahnya anak si mamah nomor dua.
Dibulan April suatu ketika, dia termasuk salah satu pelajar SMU yang ditugaskan sekolah untuk ikut seleksi Paskibraka tingkat Kabupaten......
Maka berangkatlah disuatu hari minggu, jam 6 pagi, ketika kawan kawannya masih lelap bermimpi dibalik selimut, 12 putra putri SMUnya anak si mamah ke lapangan di Kabupaten.
Sebenarnya, mereka bukan Paskibra sekolah, karena di sekolah belum ada kelompok Paskibra.
Tapi dengan kepatuhan seorang murid terhadap guru dan orangtuanya, mereka serempak berangkat menjalankan tugas.....
Berpanas panas, lari keliling lapangan, push up, dibentakin senior.
Eh...apa kalau jadi senior teh kudu belagak dan bentak bentak gitu ????
Itu tangan bukan lagi dipinggang, tapi diketek,,,wuakakakakakaka
Trus....apa emang disiplin itu bisa ditegakkan dengan kekerasan?
Dengan bentakan dan hukuman fisik?
Au ah gelap..
Rasanya, sepanjang hidupku, nggak pernah dikeluargaku ada yang meninggikan suara.
Apalagi nampar, hukuman fisik dll, tapi seluruh adik kakakku termasuk yang disiplin dalam berbagai hal, bertanggung jawab, bekerja keras, berupaya maksimal profesional dll dlsb.
Begitulah, setiap minggu berhujan berpanas , dan sepanjang hari cuma melakukan kegiatan fisik dalam tekanan, bentakan, dan hukuman.
Pulang pergi naik angkot pula, jemputan dilarang keras.
Baru latihan 1 kali hari minggu, beberapa anak mundur dengan berbagai alasan....
Nggak kuat dijemur lah....nggak kuat push up lah.....nggak kuat lari keliling lapangan sepak bola berkali kali lah......nggak kenyang makan nasi plus tahu tempe sayur terus menerus lah......ogah ditampar seniorlah.....sebel sama senior lah, dll, dlsb.
Hehe.... kebanyakan senior tuh emang belagu siiih....bukannya bikin suasana kondusif, iya kan ?
Senior dimana mana suka belagu, kecuali si mamah...wkwkwkwkwkwk
Eh...emang jadi Paskibraka teh kudu ditabokin senior dulu gitu....nggak ngerti ah...???
Minggu ke 4 kali ya....anak si mamah juga mogok.
Kebetulan bioritmiknya lagi drop, sampai ke mual mual ooooeeek...ooooeeeekkk
Ogah meneruskan, cape dan stres juga kali ya, berpanas berlari sambil dibentakin senior.
Tuuuh...bener kan ?
Sepertinya di negara kita itu dimana mana berlaku sistem senioritas ya......dan gualak gualak banget ya kalau jadi senior itu, aneh banget.
Saat itu, kita siapkan perbekalan rutinnya, ransel berisi 10 kg pasir, minuman dan bekal nasi plus tahu tempe sayur ( istilah anak anak paskibraka, menu 3 T, tahu tempe tayul ....hehehe ) dan kita antar sampai lapangan......
Ditrotoar, dia mogok, terduduk lesu, ogah latihan.......
Naaaah, kesempatan kultum negh....
Dibilangin aja, dalam hidup, suka ada episode tidak menyenangkan, tapi kita nggak bisa menolak, jalanin aja, atau dijabanin aja
Belajar ikhlas, sabar, pasrah, tawakal....
Pokoknya, resep hidup itu jangan suka menyimpan bola, harus digocek, diolah, dioperkan kearah yang tepat dan harus tetap full semangat, jangan runtuh, jangan menyerah.
Kita jangan mundur dari area medan perang.
Harus punya fighting spirit.
Jangan mundur sebelum bertanding.
Jangan tinggalkan medan laga sebelum berjuang maksimal.
Tapi kalau dinyatakan kalah, gugur, ya harus terima...sportif.....
Pokoknya jangan runtuh sebelum bertanding deh....
Jalanin aja semua test, kalau dinyatakan nggak lulus...ya terima aja.....
Tapi,sekali lagi, ikuti semua test, ikuti semua perjuangan dengan maksimal...
Kalau kalah juga kita bisa puas tersenyum.....
Daripada belum apa apa sudah mundur, ogah bertanding...
Iiiiiigh...apa nggak menyesal nggak menjalankan tugas dengan baik ????
Saat itu, anak si mamah bangkit, mulai ngikutin lagi semua test....
Semangat dan tetap semangat...
Mengikuti semua prosedur, ikuti latihan dengan sungguh sungguh, tahan banting.
Hasilnya ???
17 Agustus pagi, dia berdiri gagah dengan pakaian seragam Paskibraka dibawah tiang bendera Istana Negara.
Dia menjadi pengibar Bendera Pusaka.......
Apa istilahnya ya....
Pokoknya dia yang megang bendera sambil mundur membentangkan bendera.....
Pengebet bendera kali ya....
Masih teringat banget , bikin senewen seluruh keluarga besar.
Ada yang teriak dari kursi di kamar ruang TV keluarga...." Awas terbalik benderanya" .....Dia ngumpet dibalik ibunya..." Bu...udah ngebentang nggak ? terbalik nggak ?"
Pokoknya semua menonton TV dirumah masing masing sambil ikut deg degan, menutup wajah, mengintip....takut salah euy..........
Bapaknya.....menonton langsung dari jarak dekat, penuh kebanggaan sambil meneteskan airmata.....
Inilah hasil perjuangan maksimal......
Jadi ortu tuh bangga sama anak bukan karena anaknya jadi apa atau punya apa.....
Tapi lebih karena anak berhasil melampaui perjuangan, berhasil melaksanakan pertarungan dalam menjalani episode episode kehidupan dengan fighting spirit yang prima.
Begitulah hidup........
Jalankan saja apa apa yang harus kita jalankan, dengan sebaik baiknya dan semampu mampunya.
Jangan lupa berdoa dan beramal......
Hasilnya ???
Biar Allah yang menentukan.
Jadi.....TETAP SEMANGAT....
Subscribe to:
Posts (Atom)