Showing posts with label Tulisan Bermakna. Show all posts
Showing posts with label Tulisan Bermakna. Show all posts
August 2, 2009

5 hal yang harus anda lakukan agar sukses dunia

Assalamu'alaikum.

Hmmmm... membaca tulisan ini di Yahoo, jadi kena juga. 3 pertama insya allah sudah, yang keempat, belum 100%, tapi sudah 90an lah. Kalo yang kelima, baru 30-40% kena, masalahnya adalah posisi birokrasi yang menuntut untuk bersikap sabar. Silahkan sobat baca sendiri.

KOMPAS.com - Ada banyak hal yang diperlukan untuk mencapai posisi atau gaji yang diinginkan. Contohnya, kemampuan kerja, kecerdasan, atau keahlian berbicara. Namun bagi lima wanita yang memiliki gaji atau bayaran termahal ini, ada hal-hal sederhana yang juga diperlukan. Apa sajakah itu?
ADVERTISEMENT

1. Jadilah diri sendiri
Indra Krishnamurthy Nooyi, CEO PepsiCo kelahiran India, adalah CEO wanita dengan gaji tertinggi di Amerika. Saat menghadapi beberapa wawancara kerja pada awal karirnya, Nooyi dengan pede mengenakan pakaian tradisional negaranya, sari. Hingga sekarang, Nooyi masih memakai pakaian tersebut untuk menghadiri acara-acara korporat.

2. Nama Anda adalah merek Anda, jadi jagalah sebaik-baiknya
"Saya sangat berhati-hati dengan merek itu sendiri. Vas bunga yang ada nama saya itu, saya desain sendiri," kata Rachael Ray, host talk show "Rachael Ray" yang juga celebrity chef dengan bayaran termahal di Amerika.

3. Jangan menghabiskan energi melawan pembenci Anda
"Saya enggak bisa berharap semua orang menyukai apa pun yang saya lakukan," ujar Beyoncé Knowles, penyanyi, penulis lagu, produser rekaman, aktris, dan desainer pakaian untuk label miliknya, House of Dereon.

4. Pastikan pasangan mendukung Anda
"Saya biasa pulang ke rumah setelah menghadiri meeting, dan saya hanya bilang, 'Sori, aku terlambat', dan suami saya cuma geleng-geleng kepala. Suami saya memang baik sekali," ujar Sallie Krawcheck, mantan Chief Financial Officer dan Head of Strategy Citigroup yang juga peraih Most Powerful Women in Business dari majalah Forbes.

5. Posisikan diri Anda untuk pekerjaan yang Anda inginkan
"Ketika saya masih meniti karier menuju puncak di dunia tenis, saya tidak pernah mengatakan ingin menjadi nomor dua. Saya katakan, saya ingin menjadi nomer satu," demikian dikatakan mantan petenis nomer satu dunia dan peraih tiga gelar Grand Slam, Maria Sharapova.

Read this post till end

May 6, 2009

Saatnya DOSEN Berperan!

Mahasiswa adalah icon-icon perubahan zaman yang sangat berperan dalam menentukan perubahan itu sendiri. Dengan segala kelebihan yang mereka miliki, baik secara langsung maupun tidak langsung akan memberikan kontribusi yang nyata di negeri ini. Mereka adalah aset masa depan yang sangat berharga. Bahkan bisa dikatakan sebagai investasi jangka panjang yang tak ternilai harganya.Tidak semua mahasiswa bisa dikatakan demikian. Hanya mereka yang secara terpilihlah yang bisa meyandang predikat itu. Saya katakan demikian karena memang kenyataannya seperti itu. Ada beribu mahasiswa di negeri ini. Dari ujung barat kepulauan Indonesia hingga ujung timur. Dari Perguruan Tinggi yang ada di Aceh hingga yang ada di Papua sana. Apakah semuanya bisa diandalkan untuk merubah kondisi negeri yang semrawut ini menjadi negeri yang aman, damai, nan sentosa? Yang jelas jangan hanya tersenyum simpul menyaksikan fenomena ini. Ada banyak hal yang bisa kita kaji dari sini.

Salah satunya, kondisi kampus. Ini berperan banyak dalam pembentukan pola pikir mahasiswa. Kondisi pengajar, staf dan karyawan, fasilitas kampus yang ada, dan tata aturan yang berlaku di kampus tersebut akan mendorong bagaimana mahasiswa akan bertidak mensikapi fenomena masyarakat yang terjadi saat itu. Contoh saja, mahasiswa yang menapaki bangku kuliah pada kampus yang sudah maju, memiliki akreditasi yang tinggi, para pengajar yang profesional dan aktif memberikan motivasi pada didikannya, Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) yang memadai dan saling berkompetensi, juga fasilitas lain yang benar-benar mendukung keberlangsungan segala aktifitas di kampus tentunya akan mempermudah mahasiswa dalam berpikir kritis karena disamping sudah berakar dari keinginan diri juga mendapat semacam amunisi dari lingkungan pendidikannya. Berbeda sekali dengan mahasiswa yang menapaki bangku kuliah pada kampus yang memiliki akreditasi rendah, staf pengajar yang biasa-biasa saja, UKM yang hanya memiliki struktur kepengurusan namun nihil akan kegiatan nyata, juga fasilitas yang tidak memadai, maka mahasiswa tersebut akan sangat kurang peduli dengan situasi dan kondisi yang terjadi. Bisa jadi ia tidak sadar bahwa negerinya kini tengah dilanda berbagai bencana, kondisi ekonomi yang mengecam rakyat, juga fenomena-fenomena lain yang sejatinya menjadi tugas dan kewajibannya untuk merubah kondisi tersebut. Memang, semuanya akan tergantung pada diri masing-masing. Tetapi sungguh ini akan memberikan pengaruh yang besar bagi mahasiswa.

Saya pikir, motivasi dari para dosen lah yang sangat berperan di lingkungan kampus. Mereka yang secara langsung maupun tidak langsung bisa memberikan sumbangsih mereka dalam mengembangkan idealisme yang tertanam. Kalaupun idealisme itu belum tertanam, maka bisa menjadi suatu kemungkinan yang besar bahwa merekalah yang akan menanamkannya. Saya sebenarnya sangat mendambakan para dosen yang selalu mau memberikan motivasi pada mahasiswa untuk terus maju, meningkatkan kualitas diri, dan serta merta memberikan kontribusi nyata di negeri ini. Minimal mereka bisa meluangkan beberapa menit mereka sebelum atau sesudah mengajar untuk memberikan motivasi itu. Akan lebih baik jika saat mereka melakukan transfer ilmu kepada para mahasiswa, semua pengaplikasiannya merujuk pada sebuah relita bahwa saat ini bangsa kita Indonesia membutuhkan para pemimpin yang benar-benar bisa memimpin bangsa ini, bukan membutuhkan para pemimpi. Para pemimpi disini maksud saya adalah seorang yang larut pada keinginan- keinginan semata tanpa sebuah kerja nyata, juga sebuah mimpi yang nantinya hanya memberikan kepuasan diri semata, meninggikan egoisme pribadi tanpa memikirkan bagaimana nasib seluruh masyarakat di negeri ini.

Saya rasa ini tidak sulit bagi dosen. Setidaknya, disamping kewajiban mereka sebagai staf pengajar telah selesai akan ada poin tersendiri layaknya sebuah bonus sebagai ladang amal untuk membantu membangun bangsa ini. Ketika input-input motivasi yang rutin diberikan itu, bisa dikatakan sebagai fase awal yang kontinyu. Tapi mungkin agaknya saya harus kecewa. Jangankan memberikan motivasi, kadang saya menemui dosen yang seolah tidak sepenuhnya memberikan mata kuliah. Pembahasannya terlalu mepet dan sebatas berlalu-lala berputar kesana-kemari. Mungkin beberapa dosen bertujuan mengajarkan mahasiswa agar mereka berkembang mencari segala yang kurang dijelaskannya. Tapi bukan itu maksud saya. Saya justru sangat mendukung jika mereka berlaku demikian. Yang saya sayangkan kadang tidak ada komunukasi yang inten mengenai cara yang mereka lakukan padahal dalam komunikasi tersebutlah ada celah-celah yang bisa dimasuki untuk menumbuhkan semangat mahasiswa dalam mengarungi perjalanan perkuliahannya yang akan memberi dampak yang besar. Kemudian mungkin yang menjadi kendala yang lain, para dosen sering korupsi waktu. Sering mereka keenakan melihat mayoritas mahasiswa yang kegirangan saat perkuliahan dituntaskan lebih awal. Dan, itu berarti mereka tidak memperhatikan minoritas mahasiswa yang ada?

Mungkin itulah yang masih perlu kita bangun bersama. Sebuah niatan yang suci menuju sisi moralitas yang handal. Ketika mahasiswa dengan segala idealismenya untuk menghantarkan negeri ini menuju kesejahteraan yang hakiki namun terbentur dengan realita segi moralitas yang kian merosot, maka tidak menutup kemungkinan idealisme yang terbangun itu akan sedikit demi sedikit melemah, merosot, berhamburan seperti buih di lautan yang tida berguna. Tentunya jika mahasiswa tidak mengimbanginya dengan aktifitas lain yang mampu mnguatkannya idealismenya itu.

Bagi saya, dosen bisa dijadikan sebagai cerminan. Ketika saya melakukan sesuatu yang menurut saya benar, kemudian saya melihat dosen saya juga berlaku demikian, maka hal tersebut biasanya akan semakin memperkuat intuisi yang ada di jiwa saya. Saya akan lebih meningkatkan apa yang saya lakukan karena seolah mendapatkan "teman" dalam jengkal langkah ini. Ketika ada sesuatu yang saya lakukan namun di saat yang bersamaan saya menyaksikan sebuah pemandangan yang bertolak belakang dengan apa yang saya lakukan, dan itu dilakukan oleh dosen saya maka akan mengajak otak saya untuk berpikir ulang apakah yang saya lakukan itu sudah betul atau belum. Jika memang terbukti saya benar, maka saya akan bertahan dan jika terbukti saya salah maka saya akan berusaha memperbaiki hal tersebut. Itu hanya contoh kecil dari saya, dan saya percaya banyak mahasiswa yang menganggap dosen sebagai sebuah cerminan. Itulah salah satu alasan mengapa penting sekali peran dosen dalam membangun idealisme mahasiswa.

Ada sebuah kondisi yang memaksa diri mahasiswa tidak berkembang. Mahasiswa ditutut untuk stagnan dengan situasi yang terjadi. Selain kondisi kampus, juga kaitannya dengan aktifitas lain yang digeluti mahasiswa di luar jam pekuliahan. Apa yang mereka lakukan saat waktu luang, bagaimana mereka memanfaatkannya agar waktu yang ada tidak berpredikat sebagai sebuah kesia-siaan. Mungkin, untuk mereka yang sudah terbiasa bekerja di luar jam kuliah itu sudah menjadi agenda rutin yang tak bisa diganggu. Namun bagi mareka yang hanya terobsesi pada kuliah? Saya rasa ini juga terjadi banyak perbedaan. Sekarang kita bandingkan mahasiswa yang aktif, baik di kampus maupun di luar kampus, dengan mahasiswa yang "study oriented". Mahasiswa yang memiliki aktifitas lain selain kuliah, akan mendapatkan pelajaran tambahan berupa softskill yang secara langsung mereka aplikasikan dan tidak mereka dapatkan pada bangku kuliah. Kita tahu sendiri bukan, bahwa tidak ada materi-materi lain yang diajarkan selain materi kuliah yang kadang sebagian besar mahasiswa menganggapnya sebagai hal yang amat membosankan. Di sinilah perannya. Bukan sekedar pengisi waktu luang saja, akan tetapi lebih menuju kepada peningkatan kualitas diri menggapai sebuah cita-cita dan arahan hidup yang jelas. Kita tengok mereka yang hanya diam. Berangakt kuliah, pulang ke tempat kos atau ke rumah mereka, atau mungkin berbelok arah dulu sebelum pulang untuk nongkrong di mall-mall atau di kafe-kafe. Mereka seolah-olah tidak merasakan perjuangan hidup yang nyata. Sungguh hedonis!

Berbahagialah mahasiswa yang sangat mengerti urgensi waktu dalam kehidupan ini. Ia tahu betul apa yang bisa ia lakukan untuk memberi manfaat kapada masyarakat. Dan kembali lagi saya ingin menegaskan bahwa peran dosenpun dalam hal ini amatlah diperlukan.

Kepada para dosen, saya sangat berharap beliau-beliau itu bisa memberikan kontribusi dalam membangun idealisme mahasiswa, agar investasi-investasi masa depan itu tidak punah dari kemiskinan berpikir, agar perkembangan di negeri ini benar-benar dinamis, bukan sebuah kestatisan yang dipelihara berlama-lama, dan yang tak kalah penting yaitu mereka sekaligus bisa menjadi teladan bagi mahasiswa yang mereka ajar.

Wahai pak dosen, bu dosen, dengarkanlah suara hati dari seorang mahasiswa yang ingin maju ini. Percayalah! Seandainya kalian bersedia berperan, maka tidak ada lagi kesia-siaan. Sekali lagi, meski semuanya akan kembali kepada diri mahasiswa, peran kalian sungguh amat diperlukan. Selamat berjuang!

Read this post till end

April 13, 2009

Lagi-lagi Titik Tembus Garis ke Bidang

Assalamu'alaikum wr.wb.

Seorang mahasiswa saya memberi komentar dalam sebuah posting saya sebagai berikut:

AsSaLamMuaLaikum. Pak ardhi. .
Saya pRastoMo budiargo mhsw pend.Matematika unNes smt 2.
MsiH ingatkah bpk dngan soaL ini. .
SuaTu kubus ABCDEFGH. Titik P trLtak pda ruas garis FB. FP:PB=1:3.
TenTukan titik tembus gris AP pda bdang BDG?
MNuruT pndapat saya ti2k tmbus ada di atas(garis AP dperpanjang ke knan), tapi tman2 saya brPndapat ti2k tmbus di bwah (gris AP dpRpanjang k kiri). Tp saya sangat yakin dgan pndapat saya. toLoNg kLo bsa dbAhas d bLog bpak ini. .
TrimakasiH.

Nah, untuk memenuhi pertanyaan saudara, saya buat langkah-langkah penyelesaian sebagai berikut.

Saudara pras, menuliskan permasalahan berikut:

Suatu kubus ABCDEFGH. Titik P terletak pada ruas garis FB. FP:PB=1:3.
Tentukan titik tembus garis AP pada bidang BDG?

Saya merumuskan sekurangnya ada dua cara yang harus dipahami oleh saudara dan kawan-kawan. Namun prinsipnya, untuk menentukan titik tembus garis m ke bidang U adalah mencari titik potong antara garis m dan perpotongan bidang U dan V (bidang V memuat garis m).

Baiklah akan saya coba bahas ketiga cara tersebut:

Cara Pertama :
Gambaran umum soal tersebut adalah sebagai berikut:

Bangun bidang yang memuat AP dengan cara membangun garis yang sejajar AP pada bidang CDHG. Hasil dari peristiwa tersebut adalah terbangun bidang ADP’Psebagai berikut:


Pertanyaan konsep:
Apakah PP’ terletak pada bidang BCGF?
Apakah BG terletak pada bidang BCGF?
Apakah BG dan PP’ sejajar?

Sebut titik potong BG dan PP’ dengan titik T.
Jelaslah bahwa garis potong bidang ADP’P (yang memuat AP) dan bidang BDG adalah garis DT. (Why?)


Langkah terakhir adalah memotongkan garis AP dengan DT. (Kenapa hal ini diperbolehkan?)

Sesuai dengan pertanyaan Saudara Pras, apakah titik tembusnya disebelah kanan atau kiri, saya secara sederhana menjawab bahwa titik tembusnya ada di perpanjangan DT dan perpanjangan AP di sebelah kanan.

Barangkali dengan cara yang kedua, pemahaman tersebut dapat dipermudah.

Cara Kedua:

Tulis bidang yang memuat AP adalah bidang ABFE.
Jelas salah satu titik persekutuan ABFE dan BDG adalah titik B. (Why?) Selanjutnya tinggal mencari satu titik persekutuan yang lain. (ingat aksioma bahwa melalui 2 titik dapat dibuat tepat 1 garis).

Langkahnya adalah sebagai berikut:

Perluas bidang ABFE ke bawah dan bangun bidang ACGE ke bawah pula, (hal ini merupakan intuisi saya, Saudara bisa mempertajam intuisi dengan memperbanyak latihan) menjadi sebagai berikut:


Pertanyaan konsep:
Apakah GO terletak pada ACGE?
Apakah EA terletak pada ACGE?
Apakah EA dan GO sejajar?

Tulis titik potong EA dan GO adalah X. Jelas X merupakan titik persekutuan bidang ACGE dan ABFE. (Why?) Maka anda akan bisa melanjutkan langkah berikutnya sesuai dengan materi yang diatas.


SELESAI.

Bagaimana Saudara Pras? Masih juga belum paham?

Read this post till end

April 4, 2009

1 ons bukan sama dengan 100 gram

Assalamu'alaikum wr.wb.

Kesalahan yang dilakukan oleh para guru kita ternyata ada pula yang berimbas samapai sekarang. Percayakah anda bahwa ternyata 1 ons tidak sama dengan 100 gram, dan 1 pon bukan pula setengah kilogram. Berikut ada cerita menarik yang saya dapat dari seorang saudara dan memang harus saya publikasikan kepada semua guru dan para pendidik di Indonesia.

PENDIDIKAN YANG MENJADI BOOMERANG.

Seorang teman saya yang bekerja pada sebuah perusahaan asing, di PHK akhir tahun lalu. Penyebabnya adalah kesalahan menerapkan dosis pengolahan limbah, yang telah berlangsung bertahun-tahun. Kesalahan ini terkuak ketika seorang pakar limbah dari suatu negara Eropa mengawasi secara langsung proses pengolahan limbah yang selama itu dianggap selalu gagal. Pasalnya adalah, takaran timbang yang dipakai dalam buku petunjuknya menggunakan satuan pound dan ounce. Kesalahan fatal muncul karena yang bersangkutan mengartikan 1 pound = 0,5 kg. dan 1 ounce (ons) = 100 gram, sesuai pelajaran yang ia terima dari sekolah. Sebelum PHK dijatuhkan, teman saya diberi tenggang waktu 7 hari untuk membela diri dgn. cara menunjukkan acuan ilmiah yang menyatakan 1 ounce (ons) = 100 g.

Usaha maksimum yang dilakukan hanya bisa menunjukkan Kamus Besar Bahasa Indonesia yang mengartikan ons (bukan ditulis ounce) adalah satuan berat senilai 1/10 kilogram. Acuan lain termasuk tabel-tabel konversi yang berlaku sah atau dikenal secara internasional tidak bisa ditemukan.

SALAH KAPRAH YANG TURUN-TEMURUN.

Prihatin dan penasaran atas kasus diatas, saya mencoba menanyakan hal ini kepada lembaga yang paling berwenang atas sistem takar-timbang dan ukur di Indonesia , yaitu Direktorat Metrologi . Ternyata, pihak Dir. Metrologi-pun telah lama melarang pemakaian satuan ons untuk ekivalen 100 gram.

Mereka justru mengharuskan pemakaian satuan yang termasuk dalam Sistem Internasional (metrik) yang diberlakukan resmi di Indonesia . Untuk ukuran berat, satuannya adalah gram dan kelipatannya. Satuan Ons bukanlah bagian dari sistem metrik ini dan untuk menghilangkan kebiasaan memakai satuan ons ini, Direktorat Metrologi sejak lama telah memusnahkan semua
anak timbangan (bandul atau timbal) yang bertulisan "ons" dan "pound".

Lepas dari adanya kebiasaan kita mengatakan 1 ons = 100 gram dan 1 pound = 500 gram, ternyata tidak pernah ada acuan sistem takar-timbang legal atau pengakuan internasional atas satuan ons yang nilainya setara dengan 100 gram. Dan dalam sistem timbangan legal yang diakui dunia internasional, tidak pernah dikenal adanya satuan ONS khusus Indonesia .

Jadi, hal ini adalah suatu kesalahan yang diwariskan turun-temurun.

Sampai kapan mau dipertahankan ?

BAGAIMANA KESALAHAN DIAJARKAN SECARA RESMI ?

Saya sendiri pernah menerima pengajaran salah ini ketika masih di bangku sekolah dasar. Namun, ketika saya memasuki dunia kerja nyata, kebiasaan salah yang nyata-nyata diajarkan itu harus dibuang jauh karena akan menyesatkan.

Beberapa sekolah telah saya datangi untuk melihat sejauh mana penyadaran akan penggunaan sistem takar-timbang yang benar dan sah dikemas dalam materi pelajaran secara benar, dan bagaimana para murid (anak-anak kita) menerapkan dalam hidup sehari-hari. Sungguh memprihatinkan. Semua sekolah mengajarkan bahwa 1 ons = 100 gram dan 1 pound = 500 gram, dan anak-anak kita pun menggunakannya dalam kegiatan sehari-hari. "Racun" ini sudah tertanam didalam otak anak kita sejak usia dini.

Dari para guru, saya mendapatkan penjelasan bahwa semua buku pegangan yang diwajibkan atau disarankan oleh Departemen Pendidikan Indonesia mengajarkan seperti itu. Karena itu, tidaklah mungkin bagi para guru untuk melakukan koreksi selama Dep. Pendidikan belum merubah atau memberi-kan petunjuk resmi.

TANGGUNG JAWAB SIAPA ?

Maka, bila terjadi kasus-kasus serupa diatas, Departemen Pendidikan kita jangan lepas tangan. Tunjukkanlah kepada masyarakat kita terutama kepada para guru yang mengajarkan kesalahan ini, salah satu alasannya agar tidak menjadi beban psikologis bagi mereka ;

"acuan sistem timbang legal yang mana yang pernah diakui / diberlakukan

secara internasional , yang menyatakan bahwa :

1 ons adalah 100 gram, 1 pound adalah 500 gram."?

Kalau Dep. Pendidikan tidak bisa menunjukkan acuannya, mengapa hal ini diajarkan secara resmi di sekolah sampai sekarang ?

Pernahkan Dep. Pendidikan menelusuri, dinegara mana saja selain
Indonesia berlaku konversi 1 ons = 100 gram dan 1 pound = 500 gram ?

Patut dipertanyakan pula, bagaimana tanggung jawab para penerbit buku pegangan sekolah yang melestarikan kesalahan ini ?

Kalau Dep. Pendidikan mau mempertahankan satuan ons yang keliru ini, sementara pemerintah sendiri melalui Direktorat Metrologi melarang pemakaian satuan "ons" dalam transaksi legal, maka konsekwensinya ialah harus dibuat sistem baru timbangan Indonesia (versi Depdiknas).. Sistem baru inipun harus diakui lebih dulu oleh dunia internasional sebelum diajarkan kepada anak-anak. Perlukah adanya sistem timbangan Indonesia yang konversinya adalah 1 ons (Depdiknas) = 100 gram dan 1 pound (Depdiknas) = 500 gram. ? Bagaimana "Ons dan Pound (Depdiknas)" ini dimasukkan dalam sistem metrik yang sudah baku diseluruh dunia ? Siapa yang mau pakai ?.

HENTIKAN SEGERA KESALAHAN INI.

Contoh kasus diatas hanyalah satu diantara sekian banyak problema yang merupakan akibat atau korban kesalahan pendidikan. Saya yakin masih banyak kasus-kasus senada yang terjadi, tetapi tidak kita dengar. Salah satu contoh kecil ialah, banyak sekali ibu-ibu yang mempraktekkan resep kue dari buku luar negeri tidak berhasil tanpa diketahui dimana kesalahannya.

Karena ini kesalahan pendidikan, masalah ini sebenarnya merupakan masalah nasional pendidikan kita yang mau tidak mau harus segera dihentikan.

Departemen Pendidikan tidak perlu malu dan basa-basi diplomatis mengenai hal ini. Mari kita pikirkan dampaknya bagi masa depan anak-anak Indonesia . Berikan teladan kepada bangsa ini untuk tidak malu memperbaiki kesalahan.

Sekalipun hanya untuk pelajaran di sekolah, dalam hal Takar-Timbang- Ukur, Dep. Pendidikan tidak memiliki supremasi sedikitpun terhadap Direktorat Metrologi sebagai lembaga yang paling berwenang di Indonesia . Mari kita ikuti satu acuan saja, yaitu Direktorat Metrologi.

Era Globalisasi tidak mungkin kita hindari, dan karena itu anak-anak kita harus dipersiapkan dengan benar. Benar dalam arti landasannya, prosesnya, materinya maupun arah pendidikannya. Mengejar ketertinggalan dalam hal kualitas SDM negara tetangga saja sudah merupakan upaya yang sangat berat.

Janganlah malah diperberat dengan pelajaran sampah yang justru bakal menyesatkan. Didiklah anak-anak kita untuk mengenal dan mengikuti aturan dan standar yang berlaku SAH dan DIAKUI secara internasional, bukan hanya yang rekayasa lokal saja. Jangan ada lagi korban akibat pendidikan yang salah. Kita lihat yang nyata saja, berapa banyak TKI diluar negeri yang
berarti harus mengikuti acuan yang berlaku secara internasional.

Anak-anak kita memiliki HAK untuk mendapatkan pendidikan yang benar sebagai upaya mempersiapkan diri menyongsong masa depannya yang akan penuh dengan tantangan berat.

ACUAN MANA YANG BENAR ?

Banyak sekali literatur, khususnya yang dipakai dalam dunia tehnik, dan juga ensiklopedi ternama seperti Britannica, Oxford , dll. (maaf, ini bukan promosi) menyajikan tabel-tabel konversi yang tidak perlu diragukan lagi.

Selain pada buku literatur, tabel-tabel konversi semacam itu dapat dijumpai dengan mudah di-dalam buku harian / diary/agenda yang biasanya diberikan oleh toko atau produsen suatu produk sebagai sarana promosi.

Salah satu konversi untuk satuan berat yang umum dipakai SAH secara internasional adalah sistem avoirdupois / avdp. (baca : averdupoiz).

1 ounce/ons/onza = 28,35 gram (bukan 100 g.)

1 pound = 453 gram (bukan 500 g.)

1 pound = 16 ounce (bukan 5 ons)

Bayangkan saja, bagaimana jadinya kalau seorang apoteker meracik resep obat yang seharusnya hanya diberi 28 gram, namun diberi 100 gram. Apakah kesalahan semacam ini bisa di kategorikan sebagai malapraktek ?

Pelajarannya memang begitu, kalau murid tidak mengerti, dihukum !!!
Jadi, kalau malapraktik, logikanya adalah tanggung jawab yang mengajarkan. (ini hanya gambaran / ilustrasi salah satu akibat yang bisa ditimbulkan, bukan kejadian sebenarnya, tetapi dalam bidang lain banyak sekali terjadi)

KALAU BUKAN KITA YANG MENYELAMATKAN - LALU SIAPA ?.

Melalui tulisan ini saya ingin mengajak semua kalangan, baik kalangan pemerintah, akademis, profesi, bisnis / pedagang, sekolah dan orang tua dan juga yang lainnya untuk ikut serta mendukung penghapusan satuan "ons dan pound yang keliru" dari kegiatan kita sehari-hari. Pengajaran sistem timbang dgn. satuan Ounce dan Pound seharusnya diberikan sebagai
pengetahuan disertai kejelasan asal-usul serta rumus konversi yang benar. Hal ini untuk membuang kebiasaan salah yang telah melekat dalam kebiasaan kita, yang bisa mencelakakan / menyesatkan anak-anak kita, generasi penerus bangsa ini.

Read this post till end

March 27, 2009

Sering berkeringat bukan berarti sehat

Assalamu'alaikum.

Wah rasanya ini mesti saya catat ini. Terus terang saya orang yang sering berkeringat. Gemuk dan obesitas. Jadi tulisan ini saya ambil supaya saya ingat, bahwa tak selamanya berkeringat adalah tanda orang yang sehat. Sobat, tulisan ini saya kutip dari sini.

Banyak orang menganggap banyak keringat itu sehat. Padahal, menurut dr.H.Mohammad Hadad, SpA dalam tulisannya, jargon itu berasal dari negara sub tropis, itu pun di musim dingin dan salju.

Sehingga ungkapan tersebut tidak relevan untuk digunakan di daerah tropis seperti di negeri ini. Selanjutnya dr.H.Mohammad Hadad, SpA mengatakan bahwa di negara tropis, tanpa olahraga pun, tubuh sudah berkeringat. Dalam keadaan berkeringat badan pun terasa tidak nyaman, bahkan bisa menyebabkan jatuh sakit.

Salah satu penyakit yang dapat datang akibat kebanyakan keringat adalah pneumonia. Pneumonia (long ontsteking, radang paru-paru atau paru-paru basah) dewasa ini begitu populer, karena sering muncul sebagai komplikasi penyebab kematian pada penderita flu burung.

Pneumonia juga menjadi pemicu komplikasi dan penyebab kematian dari penyakit campak dan influenza, terutama pada anak anak.Terjadinya pneumonia sebagai komplikasi dan penyebab kematian penyakit lain ini sebenarnya dapat dicegah, jika tubuh tidak terganggu dalam menjalankan salah satu tugas pentingnya.

Tugas penting itu ialah pekerjaan yang biasa dilakukan sel-sel yang melapisi bagian dalam saluran pernapasan. Tiap sel mempunyai kira-kira 200 silia (sejenis rambut yang sangat halus) dan mengeluarkan cairan encer di permukaannya.

Silia itu bergerak secara teratur 10 - 20 kali per detik tanpa henti, menyapu cairan dengan kecepatan 1 cm per menit menuju tenggorokan, untuk kemudian tanpa disadari ditelan. Normalnya, debu, kuman, asap, dan sejenisnya akan melekat pada cairan, lalu disapu bersih dari saluran pernapasan.

Panas BerkeringatSelain itu, cairan tersebut juga menjaga agar saluran napas selalu basah. Nah, terlalu banyak mengeluarkan keringat, akan menyebabkan cairan itu menjadi kering dan lengket, sehingga tidak dapat dialirkan dan mengumpul menjadi dahak, plus menyumbat saluran napas. Saluran napas yang tersumbat menyebabkan sesak napas dan batuk. Lalu, berkembang-biaknya kuman-kuman dapat menyebabkan penyakit bronkhitis dan paru-paru basah.

Untuk penyembuhan jangka pendek bisa dengan mengencerkan dan mengeluarkan dahak menggunakan alat dan obat, atau biasa dikenal dengan inhalasi uap. Ada cara yang lebih rasional dan bersifat jangka panjang, fisiologis dan mudah, yakni dengan mencegah keluarnya keringat secara berlebihan.

Minum banyak pun akan sia-sia, kalau ruangannya masih pengap, karena akan keluar lagi melalui keringat. Maklum, udara di negara tropis sangat lembab (banyak mengandung uap air) sehingga kita sangat mudah berkeringat. Uap air yang keluar ketika mengeluarkan napas mencapai 11 kali lebih banyak dibandingkan dengan udara yang dihisap ketika menarik napas.

Jadi, dalam ruangan yang ventilasinya kurang, udara akan makin bertambab lembab, bertambah Co2 dan berkurang oksigennya, sehingga badan menjadi sangat lemah, penyakit pun merajalela. Untuk mengatasinya, ruangan tidak ber-AC haruslah selalu terbuka agar udara segar dari luar bisa masuk. Kipas angin tidak ada gunanya kalau tidak ada udara segar dari luar yang masuk ke dalam ruangan. Hindari asap rokok yang mengandung banyak monoksida yang tidak dapat dibersihkan oleh AC dan mengalahkan oksigen masuk ke dalam sel darah.
Mudah-mudahan tips tersebut berguna bagi kita yang tinggal di area tropis ini. Ingatlah kesehatan yang prima pun dimulai dari hal yang kecil. Selamat merayakan hidup sehat...!

Read this post till end

Assalamu'alaikum...

Kembali saya menuliskan secarik tulisan yang mungkin bermakna. Cerita ini bermula dari khotbah Jumat siang tadi. Cerita tentang seorang nenek penjual tempe yang dengan ikhlas dan istiqomah memohon doa hanya kepada Allah, rabb semesta alam.

Suatu ketika nenek penjual tempe kehabisan kedeleai. Beliau baru mendapatkan kedelai di malam hari ketika biasanya beliau memperoleh di siang hari. Praktis, tempe yang biasanya dijual keesokan hari, mungkin tidak jadi.

Ternyata benar, pagi hari, seusai solat subuh, kedelai yang biasanya sudah hampir menjadi tempe belum jadi sedikitpun. Beliau kemudian berdoa, bemunajad kepada Allah, memohon dengan segala kerendahan hati agar kedelainya dapat menjadi tempe.

Dalam doanya beliau memohon, "Ya Allah maha pemberi keajaiban, sungguh, hamba telah berusaha ya Allah, jadikanlah kedelai ini menjadi tempe ya Allah. Kalau kedelai ini tak jadi tempe, bagaimana hamba harus memberi makan anak-anaku ya Allah, Bagaimana hamba harus menghidupi mereka?"

Paginya, beliau berangkat ke pasar untuk menjajakan tempenya. Sambil berjalan tertatih, beliau terus berdoa, apapun doa yang beliau bisa, pasti dilafadzkannya. Berharap Allah akan memerinya keajaiban dengan mengubah kedelai itu menjadi tempe.

Benar saja, sesampianya di pasar, tak seorangpun membeli tempenya, karena memang tempe itu belum jadi. Tak sedikit bahkan yang justru mencela si nenek, karena tempenya belum jadi. Dengan ikhlas Beliau menerima segala celaan itu dan tetap istiqomah untuk terus bersabar.

Selepas solat ashar dan berdoa, Beliau kemudian meneruskan menjajakan kembali dagangannya. Namun, tetap saja tak ada yang membeli.

Dengan sabar si nenek berjalan pulang. Di tengah jalan Beliau dihentikan oleh seorang ibu muda, kemudian bertanya, "Nek, ada yang jualan tempe yang belum jadi tidak di sekitar sini?". Si nenek terkejut, "Ada bu, ada."

"Berapa bu jumlahnya? Saya mau beli banyak, untuk anak saya yang di Amerika."

"Banyak bu, ini semua."

"Baik nek, saya beli semuanya. Anak saya kangen tempe, kalau beli yang sudah jadi, sampai di Amerika sana pasti sudah busuk.", jawab si ibu sambil tersenyum.

Senyum yang manis, serupa dengan syum nenek yang bahagia dagangannya habis.


Sahabat, apa makna yang dapat diambil disana?
Bahwa Allah adalah maha penyimpan rahasia. Bahwa hanya Allah-lah yang maha tahu apa yang terbaik untuk ummat-Nya. Allah tahu bahwa dengan mengirimkan seorang ibu, akan membuat nenek menjadi lebih bijaksana.

Sekian cerita dari saya,

Wassalamu'alaikum wr.wb.

Read this post till end

March 25, 2009

Blog??? Buat apaan yach?

Assalamu'alaykum wr.wb.

Malam sobat blogger, banyak orang ternyata masih juga belum dapat menikmati blogging sampai sekarang. Mahasiswa saya pun ada yang masih mengeluhkan budaya blogging. Budaya? Hmmm... rasanya masih belum sebegitunya ya.
Sobat... barangkali malam ini saya perlu menunjukkan beberapa hal yang bisa saya peroleh dari kebiasaan saya melakukan blogging.

Barangkali pertama saya coba definisikan dulu apakah itu blog. Blog adalah kependekan dari Weblog, istilah yang pertama kali digunakan oleh Jorn Barger pada bulan Desember 1997. Jorn Barger menggunakan istilah Weblog untuk menyebut kelompok website pribadi yang selalu diupdate secara kontinu dan berisi link-link ke website lain yang mereka anggap menarik disertai dengan komentar-komentar mereka sendiri.

Blog kemudian berkembang mencari bentuk sesuai dengan kemauan para pembuatnya atau para Blogger. Blog yang pada mulanya merupakan ''catatan perjalanan'' seseorang di internet, yaitu link ke website yang dikunjungi dan dianggap menarik, kemudian menjadi jauh lebih menarik daripada sebuah daftar link. Hal ini disebabkan karena para Blogger biasanya juga tidak lupa menyematkan komentar-komentar ''cerdas'' mereka, pendapat-pendapat pribadi dan bahkan mengekspresikan sarkasme mereka pada link yang mereka buat.

Roger Yim, seorang kolumnis San Francisco Gate pada artikelnya di Februari 2001, menuliskan bahwa sebuah Blog adalah persilangan antara diary seseorang dan daftar link di internet. Sedangkan Scott Rosenberg dalam kolomnya di majalah online Salon pada Mei 1999 menyimpulkan bahwa Blog berada pada batasan website yang lebih bernyawa daripada sekadar kumpulan link tapi kurang instrospektif dari sekadar sebuah diary yang disimpan di internet.

Perkembangan lain dari Blog yaitu ketika kemudian Blog bahkan tidak lagi memuat link-link tapi hanya berupa tulisan tentang apa yang seorang Blogger pikirkan, rasakan, hingga apa yang dia lakukan sehari-hari. Blog kemudian juga menjadi diary anline yang berada di internet. Satu-satunya hal yang membedakan Blog dari diary atau jurnal yang biasa kita miliki adalah bahwa Blog dibuat untuk dibaca orang lain. Para Blogger dengan sengaja mendesain Blog-nya dan isinya untuk dinikmati orang lain.

Blog pertama kemungkinan besar adalah halaman What's New pada browser Mosaic yang dibuat oleh Marc Andersen pada tahun 1993. Kemudian pada Januari 1994 Justin Hall memulai website pribadinya Justin's Home Page yang kemudian berubah menjadi Links from the Underground yang mungkin dapat disebut sebagai Blog pertama seperti yang kita kenal sekarang.

Hingga pada tahun 1998, jumlah Blog yang ada di luar sana belumlah seberapa. Hal ini disebabkan karena saat itu diperlukan keahlian dan pengetahuan khusus tentang pembuatan website, HTML, dan web hosting untuk membuat Blog, sehingga hanya mereka yang berkecimpung di bidang internet, System Administrator atau Web Designer yang kemudian pada waktu luangnya menciptakan Blog-Blog mereka sendiri.

Pada Agustus 1999 sebuah perusahaan Silicon Valley bernama Pyra Lab meluncurkan layanan Blogger.com yang memungkinkan siapa pun dengan pengetahuan dasar tentang HTML dapat menciptakan Blog-nya sendiri secara online dan gratis. Walaupun sebelum itu (Juli 1999) layanan membuat Blog online dan gratis yaitu Pitas telah ada dan telah membuat Blogger bertambah hingga ratusan, tetapi jumlah Blog tidak pernah bertambah banyak begitu rupa sampai Blogger.com muncul di dunia per-blog-an.

Blogger.com sendiri saat ini telah memiliki hingga 100.000 Blogger yang menggunakan layanan mereka dengan pertumbuhan jumlah sekitar 20% per bulan. Blogger.com dan Pitas tentu tidak sendirian, layanan pembuat blog online diberikan pula oleh Grouksoup, Edit this Page dan juga Velocinews.

Sejak saat itu Blog kian hari kian bertambah hingga makin sulit untuk mengikutinya. Eatonweb Portal adalah salah satu daftar Blog terlengkap yang kini ada diantara daftar Blog lainnya. Ribuan Blog kemudian bermunculan dan masing-masing memilih topik bahasannya sendiri, dimulai dari bagaimana menjadi orangtua yang baik, hobi menonton film, topik politik, kesehatan, seks, olah raga, buku komik dan macam-macam lagi. Bahkan Blogger ada Blog tentang barang-barang aneh yang dijual di situs lelang Ebay yang bernama Who Would By That?

Cameron Barret menulis pada Blog-nya esai berjudul ''Anatomy of a Weblog'' yang menerangkan tema dari Blog. Blog seringkali sangat terfokus pada sebuah subjek unik yaitu sebuah topik dasar dan/atau sebuah konsep yang menyatukan tema-tema dalam Blog tersebut. Secara sederhana topik sebuah Blog adalah daerah kekuasaan si Blogger-nya tanpa ada editor atau bos yang ikut campur, tema segila apa pun biasanya dapat kita temukan sejalan dengan makin bermunculannya Blog di internet. Dan ya, ide itu telah terpikirkan, Blogger bahkan sekarang telah membuat Blog dari Blog, dan bahkan Blog dari Blog dari Blog.

Nah, kalau sudah tahu apa itu blog tentunya akan tahu pula apa kegunaan blog. Ini dia kegunaan blog.
  1. untuk berekspresi. bagaimanapun setiap orang pasti ingin mengekspresikan diri kan?
  2. untuk publikasi, kadang kita harus menyampaikan sesuatu kepada orang lain dalam cakupan yang luas. Dengan blog, selain dapat mempublikasinya diri, juga menghemat biaya kertas.
  3. awal mulanya blog digunakan sebagai catatan harian, dan akhirnya berkembang menjadi sara menumpahkan kreatifitas.
  4. menambah jaringan sosial, dengan blog kita bisa bergabung dengan komunitas blogger yang saat ini sudah eksis. Beberapa waktu yang lalu, wapres JK bahkan mengundang komunitas blogger ke suatu lokasi kampanyenya. Artinya, blogger memang memegang peranan penting dalam pemilu 2009 ini.
  5. untuk bisnis, hmmm... ini yang sedang saya coba dengan membangun kerajaan bisnis mealui blog, tertarik? (saya masih belum sempurna tertarik kok)
  6. untuk media pembelajaran, yang ini sudah kan? ni contohnya.
Dan lain-lain kegunaan blog. Masih juga belum tertarik dengan blogging? Dah gak jaman deh, yang kedepan, kartu nama pun rasanya dah tak berh=guna lagi....

Sampai jumpa kawan...

Wassalamu'alaykum wr.wb.

Read this post till end

March 21, 2009

Tipe-tipe Manusia

Salam sobat indonesia...

Pagi ini saya menuliskan beberapa tipa manusia yang dulu pernah saya peroleh ketika petihan kepemimpinan manajemen mahasiswa. Mas dona yang saat itu menjadi pembicara memaparkan 4 tipa manusia. Mohon maaf, posting ini saya ambil dari tetangga yang memang mendalami ilmu psikologi.

Berikut ini tipe-tipe manusia saya simpulkan menjadi 4 macam, yaitu :


1. Sanguinis

Golongan sanguinis, “Yang Popular”. Tipe ini cenderung ingin popular, ingin disenangi oleh orang lain, ingin diidolakan, maupun dibanggakan. Hidupnya penuh dengan warna-warni. Mereka senang sekali bicara tanpa bias dihentikan. Gejolak emosinya berkembang dan transparan. Pada suatu saat ia berteriak kegirangan, dan beberapa saat kemudian ia bisa jadi menangis tersedu-sedu.
Namun, orang-orang sanguinis agak pelupa , sulit berkonsentrasi, cenderung berpikir pendek, hidupnya serba tak teratur, kurang disiplin dalam hal waktu, sering lupa pada janji. Namun, kalau disuruh melakukan sesuatu ia akan dengan cepat mengiyakannyadan terlihat sepertinya betul-betul hal itu akan ia lakukan . Dengan penuh semangat, ia ingin membuktikan kalau ia itu bias dan sgera melakukannya.


2. Melankolis

Golongan melankoli, “Yang sempurna”. Tipe ini agak berlawanan dengan tipe sanguinis. Tipe melankoli cenderung serba teratur, rapi, terjadwal, tersusun sesuai pola. Pada umumnya mereka ini suka dengan fakta, data, angka, dan sering sekali memikirkan segalanya secara mendalam. Pada sebuah pertemuan orang melankoli cenderung menganalisa, memikirkan, mempertimbangankan, lalu kalau berbicara pastilah apa yang ia katakana betul-betul hasil yang ia pikirkan secara mendalam sekali.


3. Koleris

Golongan koleris, “Yang Kuat”. Tipe ini suka sekali mengatur orang, suka tunjak-tunjuk atau perintah-perintah orang. Tipe ini tidak ingin ada penonton dalam aktivitasnya. Bahkan tamu pun bias saja ‘suruh’ melakukan sesuatu untuknya. Akibat sifatnya yang sibuk, ini membuat tipe koleris tak punya banyak temen. Orang-orang banyak yang menghindar, menjauh agar tak jadi korban karakternya yang suka ngatur dan tak mau kalah.


4. Pragmatis

Golongan Pragmatis, “Cinta Damai”. Tipe ini tak suka terjadi konflik karena itu tipe ini mau disuruh melakukan apa saja, sekalipun ia sendiri tidak suka. Bagi tipe ini kedamaian adalah segala-galanya. Jika timbul masalah atau pertengakaran, ia akan berusaha mencari solusi yang damai tanpa timbul pertengakaran. Tipe ini mau merugi sedikit asalkan masalahnya dapat terselesaikan. Tipe ini kurang bersemangat, kurang teratur dan serba dingin. Cenderung diam, kalem, dan kalau memecahkan masalah biasanya menyenangkan. Ia mau menjadi pendengar yang baik, tapi jika mengambil keputusan biasanya sering menunda


Termasuk kategori yang manakah anda?

Read this post till end

March 19, 2009

Ibu, I Miss U so Much

Hukum kekekalan energi Dan semua agama menjelaskan bahwa apapun yang Kita lakukan pasti akan dibalas sempurna kepada Kita. Apabila Kita melakukan energi positif atau kebaikan maka Kita akan mendapat balasan berupa kebaikan pula. Begitu pula bila Kita melakukan energi negatif atau keburukan maka kitapun akan mendapat balasan berupakeburukan pula. Kali ini izinkan saya menceritakan sebuah pengalaman pribadi yang terjadi pada 2003.

Pada September-Oktober 2003 isteri saya terbaring di salah satu rumah sakit di Jakarta. Sudah tiga pekan para dokter belum mampu mendeteksi penyakit yang diidapnya. Dia sedang hamil 8 bulan. Panasnya sangat tinggi. Bahkan sudah satu pekan isteri saya telah terbujur di ruang ICU. Sekujur tubuhnya ditempeli kabel-kabel yang tersambung ke sebuah layar monitor.
Suatu pagi saya dipanggil oleh dokter yang merawat isteri saya.

Dokter berkata, "Pak Jamil, kami mohon izin untuk mengganti obat ibu."
Sayapun menjawab, "Mengapa dokter meminta izin saya? Bukankan setiap pagi saya membeli berbagai macam obat di apotek dokter tidak meminta izin saya?".
Dokter itu menjawab, "Karena obat yang ini Mahal Pak Jamil."
"Memang harganya berapa dok?", tanya saya.
Dokter itu dengan mantap menjawab, "Dua belas juta rupiah sekali suntik."
"Haahh 12 juta rupiah dok, lantas sehari berapa kali suntik, dok?"
Dokter itu menjawab, "Sehari tiga kali suntik Pak Jamil."

Setelah menarik napas panjang saya berkata, "Berarti satu Hari tiga puluh enam juta, dok?".
Saat itu butiran air bening mengalir di pipi. Dengan suara bergetar saya berkata, "Dokter tolong usahakan sekali lagi mencari penyakit isteriku, sementara saya akan berdoa kepada Allah agar penyakit istri saya segera ditemukan."
"Pak Jamil kami sudah berusaha semampu kami bahkan kami telah meminta bantuan berbagai laboratorium dan penyakit istri Bapak tidak bisa kami deteksi secara tepat, kami harus sangat hati-hati memberi obat karena istri Bapak juga sedang hamil 8 bulan, baiklah kami akan coba satu kali lagi tapi kalau tidak ditemukan kami harus mengganti obatnya, Pak.", jawab dokter.

Setelah percakapan itu usai, saya pergi menuju mushola kecil dekat ruang ICU. Saya melakukan sembahyang Dan saya berdoa,

"Ya Allah Ya Tuhanku, aku mengerti bahwa Engkau pasti akan menguji semua hamba-Mu, akupun mengerti bahwa setiap kebaikan yang aku lakukan pasti akan Engkau balas Dan akupun mengerti bahwa setiap keburukan yang pernah aku lakukan juga akan Engkau balas. Ya Allah, gerangan keburukan apa yang pernah aku lakukan sehingga Engkau uji aku dengan sakit isteriku yang berkepanjangan, tabunganku telah terkuras, tenaga
Dan pikiranku begitu lelah. Berikan aku petunjuk Ya Tuhanku. Engkau Maha Tahu bahkan Engkau mengetahui setiap guratan urat di leher nyamuk. Dan Engkaupun mengetahui hal yang kecil dari itu. Aku pasrah kepada Mu Ya Tuhanku. Sembuhkanlah istriku. Bagimu amat mudah menyembuhkan istriku, semudah Engkau mengatur milyaran planet di jagat raya ini."

Ketika saya sedang berdoa itu tiba-tiba terbersit dalam ingatan akan kejadian puluhan tahun yang lalu. Ketika itu, saya hidup dalam keluarga yang miskin papa. Sudah tiga bulan saya belum membayar biaya sekolah yang hanya Rp. 25 per bulan. Akhirnya saya memberanikan diri mencuri uang ibu saya yang hanya Rp. 125. Saya ambil uang itu, Rp 75 saya gunakan untuk membayar SPP, sisanya saya gunakan untuk jajan.

Ketika ibu saya tahu bahwa uangnya hilang Ia menangis sambil terbata berkata, "Pokoknya yang ngambil uangku kualat! Yang ngambil uangku kualat!!!"

Uang itu sebenarnya akan digunakan membayar hutang oleh ibuku. Melihat hal itu saya hanya terdiam Dan tak berani mengaku bahwa sayalah yang mengambil uang itu.
Usai berdoa saya merenung, jangan-jangan inilah hukum alam Dan ketentuan Allah bahwa bila saya berbuat keburukan maka saya akan memperoleh keburukan. Dan keburukan yang saya terima adalah penyakit isteri saya ini karena saya pernah menyakiti ibu saya dengan mengambil uang yang Ia miliki itu.

Setelah menarik nafas panjang saya tekan nomor telepon rumah dimana ibu saya ada di rumah menemani tiga buah hati saya. Setelah salam Dan menanyakan kondisi anak-anak di rumah, maka saya bertanya kepada ibu saya,

"Bu, apakah ibu ingat ketika ibu kehilangan uang sebayak seratus dua puluh lima rupiah beberapa puluh tahun yang lalu?"
"Sampai kapanpun ibu ingat Mil. Kualat yang ngambil duit itu Mil, duit itu sangat ibu perlukan untuk membayar hutang, kok ya tega-teganya Ada yang ngambil!", jawab ibu saya dari balik telepon. Mendengar jawaban itu saya menutup Mata perlahan, butiran air Mata mengalir di pipi.
Sambil terbata saya berkata, "Ibu, maafkan saya, yang ngambil uang itu saya, bu, saya minta maaf sama ibu. Saya minta maaaaf, saat nanti ketemu saya akan sungkem sama ibu, saya jahat telah tega sama ibu."

Suasana hening sejenak. Tidak berapa lama kemudian dari balik telepon saya dengar ibu saya berkata:

"Ya Allah aku cabut pernyataanku, yang ngambil uangku tidak kualat, aku maafkan dia. Ternyata yang ngambil adalah anak laki-lakiku. Jamil kamu nggak usah pikirin Dan doakan saja isterimu agar cepat sembuh."

Setelah memastikan bahwa ibu saya telah memaafkan saya, maka saya akhiri percakapan dengan memohon DOA darinya.

Kurang lebih pukul 12.45 saya dipanggil dokter, setibanya di ruangan sambil mengulurkan tangan kepada saya sang dokter berkata,
"Selamat pak, penyakit isteri bapak sudah ditemukan, infeksi pankreas. Ibu telah kami obati dan panasnya telah turun, setelah ini kami akan operasi untuk mengeluarkan bayi dari perut ibu."

Bulu kuduk saya merinding mendengarnya, sambil menjabat erat tangan sang dokter saya berkata. "Terima kasih dokter, semoga Tuhan membalas semua kebaikan dokter."

Saya meninggalkan ruangan dokter itu.... dengan berbisik pada diri sendiri "Ibu, I miss you so much."

Jamil Azzaini - Kubik Leadership

Read this post till end

Dua Manusia Super

Siang ini 6 February 2008, tanpa sengaja, saya bertemu dua manusia super. Mereka mahluk mahluk kecil, kurus, kumal berbasuh keringat. Tepatnya di atas jembatan penyeberangan Setiabudi, dua sosok kecil berumur kira kira delapan tahun menjajakan tissue dengan wadah kantong plastik hitam. Saat menyeberang untuk makan siang mereka menawari saya tissue di ujung jembatan, dengan keangkuhan khas penduduk Jakarta saya hanya mengangkat tangan lebar-lebar tanpa tersenyum yang dibalas dengan sopannya oleh mereka dengan ucapan "Terima kasih Oom !" Saya masih tak menyadari kemuliaan mereka dan cuma mulai membuka sedikit senyum seraya mengangguk ke arah mereka.

Kaki-kaki kecil mereka menjelajah lajur lain di atas jembatan, menyapa seorang laki laki lain dengan tetap berpolah seorang anak kecil yang penuh keceriaan, laki laki itupun menolak dengan gaya yang sama dengan saya,
lagi lagi sayup-sayup saya mendengar ucapan terima kasih dari mulut kecil mereka. Kantong hitam tempat stok tissue dagangan mereka tetap teronggok di sudut jembatan tertabrak derai angin Jakarta. Saya melewatinya dengan lirikan ke arah dalam kantong itu, duapertiga terisi tissue putih berbalut
plastik transparan. Setengah jam kemudian saya melewati tempat yang sama
dan mendapati mereka tengah mendapatkan pembeli seorang wanita, senyum di wajah mereka terlihat berkembang seolah memecah mendung yang sedang
menggayut langit Jakarta.
"Terima kasih ya mbak ... semuanya dua ribu lima ratus rupiah!" tukas mereka, tak lama si wanita merogoh tasnya dan mengeluarkan uang sejumlah sepuluh ribu rupiah. "Maaf, nggak ada kembaliannya ... ada uang pas nggak mbak ?" mereka menyodorkan kembali uang tersebut. Si wanita menggeleng, lalu dengan sigapnya anak yang bertubuh lebih kecil menghampiri saya yang tengah mengamati mereka bertiga pada jarak empat meter. "Oom boleh
tukar uang nggak, receh sepuluh ribuan ?" suaranya mengingatkan kepada anak lelaki saya yang seusia mereka. Sedikit terhenyak saya merogoh saku celana dan hanya menemukan uang sisa kembalian food court sebesar empat ribu rupiah. "Nggak punya!", tukas saya. Lalu tak lama si wanita berkata
"Ambil saja kembaliannya, dik !" sambil berbalik badan dan meneruskan langkahnya ke arah ujung sebelah timur. Anak ini terkesiap, ia menyambar uang empat ribuan saya dan menukarnya dengan uang sepuluh ribuan tersebut dan meletakkannya kegenggaman saya yang masih tetap berhenti, lalu ia
mengejar wanita tersebut untuk memberikan uang empat ribu rupiah tadi. Si wanita kaget, setengah berteriak ia bilang "Sudah buat kamu saja , nggak apa..apa ambil saja !", namun mereka berkeras mengembalikan uang
tersebut. "Maaf mbak, cuma ada empat ribu, nanti kalau lewat sini lagi saya kembalikan !"
Akhirnya uang itu diterima si wanita karena si kecil pergi meninggalkannya.
Tinggallah episode saya dan mereka. Uang sepuluh ribu digenggaman saya tentu bukan sepenuhnya milik saya. Mereka menghampiri saya dan berujar "Om, bisa tunggu ya, saya ke bawah dulu untuk tukar uang ketukang ojek
!" "Eeh ... nggak usah ... nggak usah ... biar aja ...nih !" saya kasih uang itu ke si kecil, ia menerimanya, tapi terus berlari ke bawah jembatan menuruni tangga yang cukup curam menuju ke kumpulan tukang ojek. Saya hendak meneruskan langkah tapi dihentikan oleh anak yang satunya, "Nanti dulu Om, biar ditukar dulu ...sebentar." "Nggak apa apa, itu buat kalian" lanjut saya.
"Jangan ... jangan oom, itu uang oom sama mbak yang tadi juga" anak itu bersikeras. "Sudah ... saya ikhlas, mbak tadi juga pasti ikhlas !", saya berusaha membargain, namun ia menghalangi saya sejenak dan berlari ke ujung jembatan berteriak memanggil temannya untuk segera cepat.
Secepat kilat juga ia meraih kantong plastik hitamnya dan berlari kearah saya.
"Ini deh om, kalau kelamaan, maaf ..". Ia memberi saya delapan pack tissue.
"Buat apa ?", saya terbengong "Habis teman saya lama sih oom, maaf, tukar pakai tissue aja dulu". Walau dikembalikan ia tetap menolak.
Saya tatap wajahnya, perasaan bersalah muncul pada rona mukanya. Saya kalah set, ia tetap kukuh menutup rapat tas plastic hitam tissuenya. Beberapa saat saya mematung di sana, sampai si kecil telah kembali dengan genggaman uang receh sepuluh ribu, dan mengambil tissue dari tangan saya serta
memberikan uang empat ribu rupiah."Terima kasih Om !"..mereka kembali keujung jembatan sambil sayup-sayup terdengar percakapan, "Duit mbak tadi gimana ..?" suara kecil yang lain menyahut, "Lu hafal kan orangnya, kali aja ketemu lagi ntar kita kasihin .......". Percakapan itu sayup sayup menghilang, saya terhenyak dan kembali ke kantor dengan seribu perasaan.

Ya Allah ......
Hari ini saya belajar dari dua manusia super, kekuatan kepribadian mereka menaklukan Jakarta membuat saya trenyuh, mereka berbalut baju lusuh tapi hati dan kemuliaannya sehalus sutra, mereka tahu hak mereka dan hak orang lain, mereka berusaha tak meminta minta dengan berdagang tissue.
Dua anak kecil yang bahkan belum baligh, memiliki kemuliaan di umur mereka yang begitu belia.

Mohon maaf, cerita ini posting dari tetangga yang diijinkan untuk di copy ulang. (pakdhe)

Read this post till end