Latar Belakang
Seiringdengan
menipisnya cadangan energi BBM, jagung menjadi alternatif yang penting
sebagai bahan baku pembuatan ethanol (bahan pencampur BBM). Karenanya,
kebutuhan terhadap komoditas ini pada masa mendatang diperkirakan
mengalami peningkatan yang signifikan.Bioetanol (C2H5OH) adalah cairan
biokimia dari proses fermentasi gula dari sumber karbohidrat menggunakan
bantuan mikroorganisme
- Gasohol
º campuran bioetanol kering/absolut terdena-turasi dan bensin pada
kadar alkohol s/d sekitar 22 %-volume.
- Istilah
bioetanol identik dengan bahan bakar murni. BEX º gasohol berkadar
bioetanol X %-volume.
Bahan Baku
- Nira bergula (sukrosa): nira tebu, nira
nipah, nira sorgum manis, nira kelapa, nira aren, nira siwalan,
sari-buah mete
- Bahan berpati: a.l. tepung-tepung
sorgum biji (jagung cantel), sagu, singkong/gaplek, ubi jalar, ganyong,
garut, umbi dahlia.
- Bahan berselulosa (Þ
lignoselulosa):kayu, jerami, batang pisang, bagas, dll. Sekarang belum
ekonomis, teknologi proses yang efektif diperkirakan akan komersial pada
dekade ini !
Pemanfaatan Bioetanol
- Sebagai bahan bakar substitusi BBM pada
motor berbahan bakar bensin; digunakan dalam bentuk neat 100% (B100)
atau diblending dengan premium (EXX)
- Gasohol s/d
E10 bisa digunakan langsung pada mobil bensin biasa (tanpa mengharuskan
mesin dimodifikasi).
Sumber Karbohidrat | Hasil Panen Ton/ha/th | Perolehan
Alkohol |
Liter/ton | Liter/ha/th |
Singkong | 25 (236) |
180 (155) |
4500
(3658) |
Tetes |
3,6 |
270 | 973 |
Sorgum Bici | 6 | 333,4 | 2000 |
Ubi Jalar | 62,5* | 125 | 7812 |
Sagu | 6,8$ | 608 | 4133 |
Tebu | 75 | 67 | 5025 |
Nipah | 27 | 93 | 2500 |
Sorgum Manis |
80** |
75 | 6000 |
*) Panen 2 ½
kali/th; $ sagu kering; ** panen 2 kali/th. Sumber: Villanueva (1981);
kecuali sagu, dari Colmes dan Newcombe (1980); sorgum manis, dari
Raveendram; dan Deptan (2006) untuk singkong; tetes dan sorgum biji
(tulisan baru) |
Teknologi
Pengolahan Bioetanol
Teknologi produksi bioethanol
berikut ini diasumsikan menggunakan jagung sebagai bahan baku, tetapi
tidak menutup kemungkinan digunakannya biomassa yang lain, terutama
molase. Secara umum, produksi bioethanol ini mencakup 3 (tiga)
rangkaian proses, yaitu: Persiapan Bahan baku, Fermentasi, dan
Pemurnian.
1. Persiapan Bahan Baku
Bahan baku untuk produksi biethanol bisa didapatkan dari
berbagai tanaman, baik yang secara langsung menghasilkan gula sederhana
semisal Tebu (sugarcane), gandum manis (sweet sorghum) atau yang
menghasilkan tepung seperti jagung (corn), singkong (cassava) dan gandum
(grain sorghum) disamping bahan lainnya.
Persiapan
bahan baku beragam bergantung pada bahan bakunya, tetapi secara umum
terbagi menjadi beberapa proses, yaitu:
- Tebu
dan Gandum manis harus digiling untuk mengektrak gula
- Tepung dan material selulosa harus dihancurkan untuk
memecahkan susunan tepungnya agar bisa berinteraksi dengan air secara
baik
- Pemasakan, Tepung dikonversi menjadi gula
melalui proses pemecahan menjadi gula kompleks (liquefaction) dan
sakarifikasi (Saccharification) dengan penambahan air, enzyme serta
panas (enzim hidrolisis). Pemilihan jenis enzim sangat bergantung
terhadap supplier untuk menentukan pengontrolan proses pemasakan.
Tahap Liquefaction memerlukan penanganan sebagai
berikut:
- Pencampuran dengan air secara merata
hingga menjadi bubur
- Pengaturan pH agar sesuai
dengan kondisi kerja enzim
- Penambahan enzim
(alpha-amilase) dengan perbandingan yang tepat
- Pemanasan
bubur hingga kisaran 80 sd 90 C, dimana tepung-tepung yang bebas akan
mengalami gelatinasi (mengental seperti Jelly) seiring dengan kenaikan
suhu, sampai suhu optimum enzim bekerja memecahkan struktur tepung
secara kimiawi menjadi gula komplek (dextrin). Proses Liquefaction
selesai ditandai dengan parameter dimana bubur yang diproses menjadi
lebih cair seperti sup.
Tahap sakarifikasi
(pemecahan gula kompleks menjadi gula sederhana) melibatkan proses
sebagai berikut:
- Pendinginan bubur sampai suhu
optimum enzim sakarifikasi bekerja
- Pengaturan pH
optimum enzim
- Penambahan enzim (glukoamilase)
secara tepat
- Mempertahankan pH dan temperature pada
rentang 50 sd 60 C sampai proses sakarifikasi selesai (dilakukan dengan
pengetesan gula sederhana yang dihasilkan)
2. Fermentasi
Pada tahap ini, tepung
telah sampai pada titik telah berubah menjadi gula sederhana (glukosa
dan sebagian fruktosa) dimana proses selanjutnya melibatkan penambahan
enzim yang diletakkan pada ragi (yeast) agar dapat bekerja pada suhu
optimum. Proses fermentasi ini akan menghasilkan etanol dan CO2.
Bubur kemudian dialirkan kedalam tangki fermentasi dan
didinginkan pada suhu optimum kisaran 27 sd 32 C, dan membutuhkan
ketelitian agar tidak terkontaminasi oleh mikroba lainnya. Karena itu
keseluruhan rangkaian proses dari liquefaction, sakarifikasi dan
fermentasi haruslah dilakukan pada kondisi bebas kontaminan.
Selanjutnya ragi akan menghasilkan ethanol sampai kandungan
etanol dalam tangki mencapai 8 sd 12 % (biasa disebut dengan cairan
beer), dan selanjutnya ragi tersebut akan menjadi tidak aktif, karena
kelebihan etanol akan berakibat racun bagi ragi.
Dan
tahap selanjutnya yang dilakukan adalah destilasi, namun sebelum
destilasi perlu dilakukan pemisahan padatan-cairan, untuk menghindari
terjadinya clogging selama proses distilasi.
3.
Pemurnian / Distilasi
Distilasi dilakukan untuk
memisahkan etanol dari beer (sebagian besar adalah air dan etanol).
Titik didih etanol murni adalah 78 C sedangkan air adalah 100 C (Kondisi
standar). Dengan memanaskan larutan pada suhu rentang 78 - 100 C akan
mengakibatkan sebagian besar etanol menguap, dan melalui unit kondensasi
akan bisa dihasilkan etanol dengan konsentrasi 95 % volume.
Prosentase Penggunaan Energy
Prosentase
perkiraan penggunaan energi panas/steam dan listrik diuraikan dalam
tabel berikut ini:
Prosentase Penggunaan Energi |
Identifikasi | Proses Steam | Listrik |
Penerimaan bahan baku, penyimpanan,
dan penggilingan | 0
% | 6.1 % |
Pemasakan (liquefaction) dan Sakarifikasi |
30.5 % | 2.6 % |
Produksi Enzim Amilase | 0.7 % | 20.4 % |
Fermentasi |
0.2 % | 4 % |
Distilasi | 58.5 % | 1.6
% |
Etanol Dehidrasi (jika ada) |
6.4 % | 27.1 % |
Penyimpanan Produk | 0 % | 0.7 % |
Utilitas | 2.7 % | 27 %> |
Bangunan |
1 %> | 0.5 % |
TOTAL | 100 % | 100
% |
Sumber:
A Guide to Commercial-Scale Ethanol Production and Financing, Solar
Energy Research Institute (SERI), 1617 Cole Boulevard, Golden, CO 80401 |
Peralatan Proses
Adapun rangkaian peralatan proses adalah sebagai berikut:
- Peralatan penggilingan
- Pemasak,
termasuk support, pengaduk dan motor, steam line dan insulasi
- External Heat Exchanger
- Pemisah
padatan - cairan (Solid Liquid Separators)
- Tangki
Penampung Bubur
- Unit Fermentasi
(Fermentor) dengan pengaduk serta motor
- Unit
Distilasi, termasuk pompa, heat exchanger dan alat kontrol
- Boiler, termasuk system feed water dan softener
- Tangki Penyimpan sisa, termasuk fitting
|