Faktanya konsumsi MBDK di Indonesia meningkat 15 kali lipat dalam dua dekade terakhir. Meminum MBDK berlebihan jelas meningkatkan risiko obesitas, diabetes, hipertensi, kerusakan liver dan ginjal, hingga penyakit jantung. Masalah utama konsumsi MBDK di Indonesia adalah accessibility (kemudahan menemui produk) dan affordability (keterjangkauan harga). Semakin mudah masyarakat menemui dan menjangkau produk, semakin tinggi pula konsumsinya. Oleh karena itu, fungsi utama cukai bukan hanya untuk pemasukan negara, melainkan mengendalikan konsumsi. Studi evaluasi di Thailand dan Filipina menunjukkan penerapan cukai MBDK efektif menurunkan konsumsi 8,4% hingga 17,7% di masing-masing negara. Kajian kami juga menyebut pengenaan tarif cukai MBDK yang dapat menailkan harga jual di pasaran minimal 20% berpotensi mencegah 253.527 kasus overweight, 502.576 kasus obesitas, dan 3.095.643 kasus baru kumulatif diabetes melitus tipe 2 pada 2033. Dengan hilangnya biaya pengobatan diabetes melitus tipe 2, Indonesia bisa menghemat beban biaya kesehatan hingga Rp 40,6 trilin pada 2033. Uraian lengkap dapat dibaca di: https://lnkd.in/gRErY88F https://lnkd.in/gdM9JtxV https://lnkd.in/gytHdPj3 #CukaiMBDK
Tahukah anda tentang Cukai MBDK yang waktu beberapa waktu terakhir ini menjadi pertanyaan publik? Apa dampak penerapan Cukai MBDK? Apakah sudah tidak ada alternatif untuk menambah penerimaan pajak selain kenakan cukai MBDK? Simak ulasan CORE Indonesia di atas dan jangan 'skip' hingga slide terakhir Silahkan beri komentar dan masukan kepada kami di kolom komentar 🙏 #COREIndonesia #Cukai #Pajak #MBDK #Ekonomi #Industri #Indonesia #CukaiMBDK #minumanmanis #APBN2024 #penerimaannegara