*Siri Komentar/Kajian Karya Seni SZI (KERIS)
Catatan Pameran Keliling 30 Tahun Siti Zainon dalam Warna - Jakarta Ogos 1997
Menyaksikan sejumlah lukisan karya Siti Zainon (selepas ini dicatat SZ) adalah menyaksikan orang yang mendendangkan kegembiran hidup. Bagi SZ, hidup ini indah, ertinya seluruh yang digelar didunia ini mendatangkan kenikmatan jasmani dan arohani yang wajib disyukuri. Ya benar tak habis-habisnya. Bahkan jika selingan kesengsaraan hidup dinikmati dan disyukuri. Satu penderitaan, seribu keceriaan menggantinya. Hidup banyak liku-likunya , tapi seluruh liku-liku itu bagi SZ hanya kegembiraan yang nampak. Konsep keindahan dalam kesenian itu sendiri yang banyak ditulis dan diucapkan orang, bagi SZ adalah kegembiraan hidup itu.
*
Bagi SZ, tidak ada alasan untuk membenci hidup atau menyesalinya. Setelah dapat mengutarakan perasaannya melaluinya garis dan warna, dalam kamus SZ sudah tidak ada kata yang disebut kesusahan itu. Seseoalah kata itu tidak pernah didengarnya, apalagi diucapkannya. Orang yang sedih, atau yang hanya melihat penderitaan hidup, bagi SZ orang itu sungguh merugikan sendiri. yang penting ialah kerja dan berusaha. Suatu kerugian yang besar apalagi
keindahan penciptaan, benda-benda merupakan indahnya Penciptaan-Nya. Dari pemandangan atas semua itu, SZ dapat menikmati keindahan untuk sebuah derita kehidupan.
*
Memang dalam kurun puluhan tahun ini, lahir berbagai kemungkinan jalan kehidupan. Kita memilih dan menempuh jalan kita sendiri-sendiri. Kita berbahagia di dalamnya dengan berbagai pergolakan yang sering tak mampu atau sangat sulit kita tanggung lagi. Tapi itulah hidup. Keindahanan dari suatu tantangan hidup keindahan dari suatu kejatuhan, kecelakaan, bahkan keputusan itu sendiri memberikan kekayaan yang dicatat sedalam-dalamnya di dalam hati bercampur dengan kejayaan hidup. Airmata yang menyertainya adalah doa yang diucapkan hati yang tak beraudio - tak bervisual , akhirnya bermuara pada keindahan dan kegembiraan hidup itu. Kegembiraan hidup itu bagi SZ dipahat di dalam dadanya yang sinarnya memancar ke mana-mana.
*
Bagi SZ, seni lukis adalah jalan untuk bergembira. SZ mengaji, menari, menyanyi, tertawa, berenang, membaca, menulis catatan harian, makan, minum, piknik dan marah-marah sambil membanting pintu. Tapi dasar filsafat yang menyebabkan dia membanting pintu adalah filsafat kegembiraan sehingga pintunya tidak rusak.
*
Seluruh kegimbaraan hidup yang digambarkan SZ bermuara pada aneka warna yang cerah yang mewakili hatinya yang mendapat kepuasan hidup. Merah, kuning, biru, hijau, ungu, jingga, yang meliuk di atas warna putih atau hitam dan biru, adalah suatu luapan dari optimisme hidup. Karyanya " Kolam Kasih Tanjung 1" (sudah menjadi koleksi BJ Habibie, mantan Presiden RI) nampak pasangan ikan sedang berkasih-cinta. Bagi SZ, ungkapan utama kegembiraan hidup adalah cinta-kasih. Hanya dengan cinta-kasih, hidup ini tidak saja berharga tetapi juga mendapat berkah Yang Maha Mengerti. Cinta kasih memburu kita untuk memburu peran-peran yang diidamkan banyak orang dalam masyarakat kedermawanan hati.
*
Cara SZ mengutarakan kegembiraan itu persis anak kecil dengan cara sendiri, lugas, unik dan gembira mencoba memahami keadaaan kelilingnya. SZ mengerti bahawa kegembiraan anak kecil itu lahir dari perasaaan yang tulus. Siapa yang bisa menandingi ketulusikhlasan anak kecil? Perilaku mereka yang lucu, naif dan ajaib, sama sekali bertentangan dengan perilaku orang tua yang begaimana pun arifnya. Anak-anak menjadi pujaan dunia, lebih-lebih dewasa ini, perang saudara terus berkecamuk di berbagai negara di mana-mana banyak sekali anak kecil menjadi korban dan mereka yang selamat itulah satu-satunya hiburan yang masih bersisa di antara desingan peluru dan bombandir bom.
*
Pada lukisannya " Hulu Riau 1" , persis lukisan kan-kanak , nampak kebun diramu SZ dengan warna lengkungan biru. Itulah bentuk bentuk cinta-kasih yang sedang berlaku,
Karya yang lain " Zikir Banten". " Istana Kaibon 1- 11 " dan " Pintu Aceh" menggambarkan kekayaan etnis di berbagai daerah di Nusantara. SZ mengambil bahagian dari bangunannya, meramunya dengan warna-warna baru yang meriah. Cara begini mengantar SZ melangkah ke abstraksi. Lihat saja " Renggali 11" , " Fatihah Riau", " Bulan Madu 1". " Seulawah Agam 11" dan " Bulan Gerimis September" sudah menjadi lukisan abstrak.
*
Cara kerjanya tetap menggunakan visi anak kecil dengan teknik tepat. Warna cerah dengan bidang-bidang atau ruang bersa menunjukkan perhatiannya peda membimbing ke arah yang Saublim. Agaknya SZ menempuh dua jalan. Pertama, kekuatan garis. Kedua, kekuatan bidang atau ruang. Jalan mana dipilihnya? Kedua-duanya.
*******
*Danarto ialah penyair, cerpenis, penulis juga pelukis - ahli kumpulan Seniman Sanggar Bambu, Jogja
*Tulisan ini terbit dalam buku Zikir Pelangi- The Rainbow, Galeri Melora, 2000