Membakar matahari
Melukai jiwa,
Entah kaya entah papa.
Segelas teh manis, selongsong pisang goreng.
Menemani perjuangan, melelehkan peluh
Sangat lelaki
Ternyata memang tak ada guna,
Pembangunan hanya angka, pemerataan hanya kata
Aku diam saja, hanya mengumpat
semarang.16 Juli 2010.
Friday, August 6, 2010
Tuhan,Gendong Aku
Jiwa Jiwa Kering
berteriak meronta
menyeret Tuhan untuk datang
memanggil dengan pujian serapah
Kemari,Tuhan!
Aku merinduMu
gendong aku
jangan biarkan budakmu kelelahan
berjalan merangkak menempuh labirin hidup
tinggikan aku dengan jejakMu,
kbmn, 06agts2010
berteriak meronta
menyeret Tuhan untuk datang
memanggil dengan pujian serapah
Kemari,Tuhan!
Aku merinduMu
gendong aku
jangan biarkan budakmu kelelahan
berjalan merangkak menempuh labirin hidup
tinggikan aku dengan jejakMu,
kbmn, 06agts2010
Thursday, August 5, 2010
Kisah obat cacing
bahkan untuk kucing cacingan pun,aku beli obat cacing. tak tanggung tanggung,
4 botol sekaligus.3 mubazir.
kemana kemanusiaanku?
bocah ingusan berjejer,perut menggembung, tulang menyusut, kulit tambah kelihatan kusut
baunya...naudzubilahh busuk.
ratusan atau bahkan ribuan cacing menggeliat, protes, marah marah.
sebab sang tuan rumah tak kunjung memberi remah
obat cacing kawan?
hanya 500rupiah sebotol, seberapa beratnya?
tapi, kelihatanya aku salah nanya.
sebab bukan seberapa beratnya, melainkan betapa tak pentingnya.
sebotol obat cacing dibanding segenggam nasi aking
kebumen, 04agts2010
4 botol sekaligus.3 mubazir.
kemana kemanusiaanku?
bocah ingusan berjejer,perut menggembung, tulang menyusut, kulit tambah kelihatan kusut
baunya...naudzubilahh busuk.
ratusan atau bahkan ribuan cacing menggeliat, protes, marah marah.
sebab sang tuan rumah tak kunjung memberi remah
obat cacing kawan?
hanya 500rupiah sebotol, seberapa beratnya?
tapi, kelihatanya aku salah nanya.
sebab bukan seberapa beratnya, melainkan betapa tak pentingnya.
sebotol obat cacing dibanding segenggam nasi aking
kebumen, 04agts2010
Wednesday, August 4, 2010
Sajak Perbedaan
Aku ketawa melihat manusia,
tak sama menjadi kasta,
biasa menerbitkan tak biasa,
bahkan golongan menanda berbeda
aneh,
aku dan kamu tak bisa menjadi kita
dia dan mereka tak mampu menjelma kami,
kapan kitakami mengalahkan akudia
kenapa berbeda tak berarti saudara,kasta tak berarti melengkapi, dan kenapa golongan bukan berarti menang,
atas nama bersama
kbumen,030810
tak sama menjadi kasta,
biasa menerbitkan tak biasa,
bahkan golongan menanda berbeda
aneh,
aku dan kamu tak bisa menjadi kita
dia dan mereka tak mampu menjelma kami,
kapan kitakami mengalahkan akudia
kenapa berbeda tak berarti saudara,kasta tak berarti melengkapi, dan kenapa golongan bukan berarti menang,
atas nama bersama
kbumen,030810
Sunday, August 1, 2010
Kapan kau nulis lagi?
Menyusuri kebun belakang rumah. Pagar pagar rubuh.ayam lari nubruk kursi. Kumuh.
Aku belajar nyajak yang lama tak kepegang.terbang maju mundur diawang awang.seperti musuh.
Mulai lagi tapi tak tau mana mana permulaan. Cuma ada jalan bercabang,yang ujungnya juga nyabang. Sampai kapan?
Wajah deportan mengenang,kejayaan masa silam. Asal tulis jadi puisi,bnyak omong jadi sombong. Manusia memang aneh.
Pertanyaanya,kapan kau nulis lagi
kbumen,satuagustus'18
Aku belajar nyajak yang lama tak kepegang.terbang maju mundur diawang awang.seperti musuh.
Mulai lagi tapi tak tau mana mana permulaan. Cuma ada jalan bercabang,yang ujungnya juga nyabang. Sampai kapan?
Wajah deportan mengenang,kejayaan masa silam. Asal tulis jadi puisi,bnyak omong jadi sombong. Manusia memang aneh.
Pertanyaanya,kapan kau nulis lagi
kbumen,satuagustus'18
Masjid yang memaki tuhanya
Masjid berisik,melolong lolong lewat cengkorong. Muji nabi seperti memarahi,puji tuhan persis lagi memaki. Kaum tua hanya ketawa,kemudian geleng geleng kepala. Ada apa ini?
Langit begemuruh,ternyata pintu langit jebol.
Bagaimana tidak?
Doa lemah lembut mampu menembus, puji mendayu bisa membelah. Apalagi emosi dan maki.
Dikota,jalan masih saja rusak. Dikantor,penguasa masih saja bebal. Diperbatasan,tentara masih saja kejam. Padahal doa sudah terpanjat,saran sudah terucap, dan teriak sudah hampir serak. Apalagi yang kurang? Apa harus makian
Seperti lolong anak kecil yang sedang adu keras muji tuhan?
Kebumen,010810
Langit begemuruh,ternyata pintu langit jebol.
Bagaimana tidak?
Doa lemah lembut mampu menembus, puji mendayu bisa membelah. Apalagi emosi dan maki.
Dikota,jalan masih saja rusak. Dikantor,penguasa masih saja bebal. Diperbatasan,tentara masih saja kejam. Padahal doa sudah terpanjat,saran sudah terucap, dan teriak sudah hampir serak. Apalagi yang kurang? Apa harus makian
Seperti lolong anak kecil yang sedang adu keras muji tuhan?
Kebumen,010810
Subscribe to:
Posts (Atom)