Rabu, 20 Julai 2011

^^..Menara Jam Mekah Pelengkap Tanda Kiamat..^^

Jam di Mekah adalah pelengkap kepada 10 jam terbesar didunia  sehingga menyempurnakan maksud hadis  ” Akan terbina mercu tanda yang lebih tinggi daripada Kaabah sebelum berlakunya Qiamat ” lihatlah bagaimana pentadbiran Allah SWT dalam menyempurnakan maksud hadis Rasulullah SAW seperti dalam Video yang dipaparkan.

Apabila melihat pembangunan yang sangat hebat di sekitar Mekah, saya terfikir: apa agaknya kata Nabi Ibrahim melihat pembangunan sehebat itu. Ketika Allah memerintahkan Nabi Ibrahim meletakkan Ismail dan Hajar di lembah yang tiada tumbuh-tumbuhan, tanam-tanaman dan binaan, juga ketika Allah memerintahkan Baginda berdua membina Kaabah dan menyeru manusia mengerjakan haji, Nabi Ibrahim taat sahaja walaupun di fikiran mungkin tertanya-tanya siapakah yang mendengar seruannya dan apakah yang bakal berlaku di Mekah ribuan tahun kemudian. 
 Saya juga teringat dengan jawapan Nabi Muhammad SAW kepada Jibril yang berupa sebagai lelaki segak dalam hadis Islam, Iman, Ihsan ketika Jibril bertanya Nabi tentang Kiamat. Lantas Nabi hanya menyebutkan tanda-tanda Kiamat kerana hanya Allah Yang Maha Mengetahui bila berlakunya Kiamat. Yang menarik dari pelbagai tanda Kiamat itu-kecil dan besarnya, Nabi Muhammad SAW menyebut: ‘..apabila engkau melihat orang yang tidak berkasut, tidak berpakaian, miskin, pengembala kambing berbangga-banga menegak dan meninggikan bangunan.’ SubhanAllah! Nabi sebut satu tanda Kiamat dalam keadaan Mekah masih terlalu daif dan naif fizikalnya. Itulah mukjizat. Itulah tanda Kiamat. Dan itulah yang bakal kita lihat.

 

^..Allah memanggil kita hanya 3 x..^^

Ibu berkata… * Allah hanya memanggil kita 3 kali saja seumur hidup*
Keningku berkerut…. ….’Sedikit sekali Allah memanggil kita..?’
Ibu tersenyum. ‘Iya, tahu tidak apa saja 3 panggilan itu..?’ Saya menggelengkan kepala.

1) ‘Panggilan pertama adalah Adzan, ujar Ibu.
‘Itu adalah panggilan Allah yang pertama. Panggilan ini sangat jelas terdengar di telinga kita, sangat kuat terdengar. Ketika kita sholat, sesungguhnya kita menjawab panggilan Allah. Tetapi Allah masih fleksibel, Dia tidak ‘cepat marah’ akan sikap kita.
Kadang kita terlambat, bahkan tidak sholat sama sekali karena malas. Allah tidak marah seketika. Dia masih memberikan rahmat Nya, masih memberikan kebahagiaan bagi umat Nya, baik umat Nya itu menjawab panggilan Azan-Nya atau tidak. Allah hanya akan membalas umat Nya ketika hari Kiamat nanti’.
Saya terpaku…. . .mata saya berkaca-kaca. Terbayang saya masih melambatkan sholat karena meeting lah, mengajar lah, dan lain lain. Masya Allah…….
Ibu melanjutkan,

2) Panggilan yang kedua adalah Panggilan Umrah / Haji
Panggilan ini bersifat halus. Allah memanggil hamba-hambaNya dengan panggilan yang halus dan sifatnya ‘bergiliran’ . Hamba yang satu mendapatkan kesempatan yang berbeda dengan hamba yang lain. Jalan nya bermacam-macam. Yang tidak punya uang menjadi punya uang, yang tidak merencanakan, ternyata akan pergi, ada yang memang merencanakan dan terkabul.
Ketika kita mengambil niat Haji / Umrah, berpakaian Ihram dan melafazkan ‘Labaik Allahuma Labaik/ Umrotan’, sesungguhnya kita saat itu menjawab panggilan Allah yang ke dua.
Saat itu kita merasa bahagia, karena panggilan Allah sudah kita jawab, meskipun panggilan itu halus sekali.
Allah berkata, laksanakan Haji / Umrah bagi yang mampu’.
Mata saya semakin berkaca-kaca. ……..Subhanallah…… .saya datang menjawab panggilan Allah lebih cepat dari yang saya rancangkan.. …Alhamdulillah…

3) ‘Dan panggilan ke-3′, lanjut Ibu, ‘adalah KEMATIAN.
Panggilan yang kita jawab dengan amal kita. Pada kebanyakan kasus, Allah tidak memberikan tanda tanda secara langsung, dan kita tidak mampu menjawab dengan lisan dan gerakan. Kita hanya menjawabnya dengan amal sholeh. Karena itu , manfaatkan waktumu sebaik-baiknya. ..
Jawablah 3 panggilan Allah dengan hatimu dan sikap yang Husnul Khotimah…. …….Insya Allah surga adalah balasannya.. …’

Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra, Rasulullah Saw bersabda: *Pada hari kiamat akan keluar seekor binatang dari neraka jahanam yang bernama ‘Huraisy’ berasal dari anak kala jengking. Besarnya Huraisy ini dari timur hingga ke barat. Panjangnya pula seperti jarak langit dan bumi. Malaikat Jibril bertanya : ‘Hai Huraisy! Engkau hendak ke mana dan siapa yang kau cari?’
Huraisy pun menjawab, ‘Aku mau mencari lima orang:

‘ Pertama, orang yang meninggalkan sholat
Kedua, orang yang tidak mau keluarkan zakat.
Ketiga, orang yang durhaka kepada ibu dan bapaknya.
Keempat, orang yang bercakap tentang dunia di dalam masjid.
Kelima, orang yang suka minum arak.
sumber : Faizalfredley.com....
 

Khamis, 14 Julai 2011

::Kelebihan bulan Syaaban - Nisfu Syaban malam pengampunan::

Pejam celik pejam celik tak sampai 2o hari lagi kita akan menyabut bulan yg penuh mulia iaitu ramadhan..namun sebelum kita sampai ke ramadhan bulan yg mulia kita akan menempuh bulan yg penuh dgn pengampunan iaitu bulan syaaban…dalam bulan syaaban terdapat nisfu syaaban…

Jadi  marilah kita sama-sama mencari pengampunan di bulan Rasulullah s.a.w ini…
Dalam sebuah hadith Rasulullah SAW bersabda :”Keutamaan bulan Syaaban di atas semua bulan itu, seperti keutamaan aku di atas semua Nabi dan keutamaan bulan Ramadhan itu di atas semua bulan ibarat keutamaan Allah SWT di atas semua hamba-Nya.”  Bulan Syaaban adalah bulan Rasulullah dan bagi kita umatnya berbagai ganjaran yang disediakan untuk setiap amalan bagi persediaan menghadap bulan Ramadhan.
Salah satu amalan yang paling mudah yang perlu kita amalkan sepanjang bulan Syaaban adalah berdasarkan Sabda Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Anas bin Malik : “Sesungguhnya Allah SWT telah menciptakan laut dari sinar di bawah Arasy, lalu menciptakan satu Malaikat yang mempunyai dua sayap, satu sayapnya di timur dan sayapnya yang lain di barat, sedang kepalanya di bawah Arasy dan kedua kakinya di bawah lapis bumi ke tujuh. Apabila seseorang hambanya membaca selawat untukku di bulan Syaaban maka Allah SWT menyuruh Malaikat itu, supaya menyelam di air “Hidup”. Malaikat itupun menyelam, kemudian keluar dari dalam air serta mengibas-ngibaskan kedua sayapnya, sehingga bertitisanlah air dari bulu-bulu yang sangat banyak sekali. Maka Allah SWT menciptakan dari tiap-tiap titis air itu, satu Malaikat yang memohonkan ampunan bagi orang yang membaca selawat, sampai hari Kiamat.”
Kedua hadith di atas petikan dari buku Duratun Nasihin Mutiara Mubaligh.
Nisfu Syaaban malam pengampunan
Antara petikan dari blog Ustaz Rahim :
Hadis yang boleh dipegang dalam masalah Nisfu Syaaban ialah:
Allah melihat kepada hamba-hamba-Nya pada malam Nisfu Syaaban, maka Dia ampuni semua hamba-hamba-Nya kecuali musyrik (orang yang syirik) dan yang bermusuh (orang benci membenci).” [Riwayat Ibn Hibban, al-Bazzar dan lain-lain].
Adapun amalan membaca Yasin sebanyak 3x pada malam tersebut sebenarnya adalah TIDAK WARID ( tiada sandaran  ) dari Al Quran dan Hadis Rasulullah SAW. Namun…tidak salah kita nak membaca Yasin pada malam tersebut.Yang salahnya ialah kefahaman sebahagian orang melayu yang meletakkan kepercayaan bahawa MESTI BACA YASIN 3x. Itulah yang salah.
Dari Abu Hurairah r.a : Nabi saw bersabda : “Telah datang kepadaku Jibrail pada malam nisfu Syaaban dan dia berkata : “Ya Muhammad, pada malam ini pintu-pintu langit dan pintu-pintulah rahmat dibuka. Maka berdirilah dan kerjakan solat lalu angkatlah kedua tanganmu ke langit”. Kata saya : Hai Jibrail, apakah erti malam ini?” Dia menjawab : “Pada malam ini telah dibuka 300 pintu rahmat, maka Allah swt mengampuni orang-orang yang tidak mensyerikatkan Allah dengan sesuatupun, kecuali para ahli sihir, dukun, orang yang suka bermusuhan, peminum khamar, orang yang berbuat zina, pemakan riba, orang yang derhaka kepada kedua orang tua, orang yang suka mengadu domba dan orang yang memutuskan tali persaudaraan, maka sesungguhnya mereka itu tidak akan diampuni sehingga mereka bertaubat dan tidak mengulangi.” (Zubdathul Wa’izhin)
Diriwayatkan, bahawa Nabi saw bersabda : “Barangsiapa berpuasa tiga dari permulaan Syaaban dan tiga hari di pertengahan Syaaban dan tiga hari di akhir Syaaban, maka Allah swt mencatat untuknya, pahala seperti pahala 70 Nabi, dan seperti orang-orang yang beribadah kepada Allah swt selama 70 tahun dan apabila dia mati di tahun itu maka dia seperti orang yang mati syahid.
Nabi saw bersabda : “Barangsiapa yang mengagungkan bulan Syaaban, bertaqwa kepada Allah dan berbuat ketaatan kepada-Nya serta menahan diri dari segala perbuatan maksiat, maka Allah swt mengampuni semua dosanya dan menyelamatkannya di dalam satu tahun itu dari segala macam bencana dan dari macam-macam penyakit.”
 

Isnin, 11 Julai 2011

::Faedah menundukkan pandangan::

Menundukkan pandangan mempunyai banyak sekali faedahnya, antaranya ialah:

1) Menunjukkan tanda bahawa seseorang itu tunduk kepada Allah s.w.t. dan merupakan puncak kebahagiaan seseorang hamba di dunia dan di akhirat.

2) Dapat menangkis serangan anak-anak panah iblis yang sangat panas lagi beracun, yang mana boleh menyebabkan kehancuran.

3) Dapat menghiasi hati dengan sinaran cahaya, melenyapkan kegelapan yang terdapat pada wajah dan anggota badan.

4) Membersihkan hati dari akibat sedih.Orang yang tidak mahu menundukkan pandangannya maka akan kekallah ia dalam kesusahan.

5) Mewariskan firasat yang sihat dan benar yang dapat membezakan antara yang baik dengan yang buruk.

6) Membuka pintu pengetahuan, iman dan makrifat kepada Allah s.w.t. serta hukum-hakamnya.

7) Menundukkan pandangan dapat mewariskan keteguhan dan keberanian.

8) Mewariskan hati dengan kesenangan dan kebahagiaan yang sangat indah.

9) Dapat menyucikan hati dan syahwat yang tersembunyi, maka itulah yang dikatakan tawanan hawa nafsu.

10) Dapat membebaskan hati dah fikiran yang selalu merumitkan, sedangkan bagi mereka yang tidak mahu menundukkan pandangan, fikiran mereka akan hanyut dengan angan-angan yang tinggi.

11) Menguatkan dan meningkatkan daya fikiran.Sedangkan mereka yang tidak mahu, tidak dapat apa-apa hasil kecuali hilang sikap waspada terhadap akibat-akibat buruk yang akan berlaku.

12) Menundukkan pandangan dapat membebaskan hati dari gila syahwat dan menghilangkan sifat lalai. Sebaliknya bagi mereka yang tidak mahu menundukkan pandangan akan membuatkan dia melupakan Allah dan kampung (alam) akhirat.

Sumber : Rakan Facebook ( Melihat Sinar-Nya )

::Hukum pemaikaian Gelang Berloceng di kaki dan tangan::


Pada asasnya pemakaian gelang hukumnya harus sahaja, selagi mana ianya bertujuan untuk kebaikan dan tidak mendatangkan maksiat dan fitnah. Kebaikan yg dimaksudkan ini perlu dilihat dari beberapa sudut, siapa, apa, dimana, bagaimana dan niat pemakaiannya. Misalnya, kaum lelaki tak boleh pakai gelang kerana menyerupai wanita, hanya wanita ada keharusan. Keharusan ini pula bergantung kepada tujuan dan niat, misalnya orang melayu jarang memakai gelang di kaki sebaliknya orang India terutamanya di India gemar memakainya gelang berloceng yang disebut 'silver kolusu' (gelang kaki yg berloceng) dan metti (gelang jari kaki yang berloceng) dan merupakan suatu kebudayaan serta keperluan dalam masyarakat tersebut.

Contohnya, wanita yang mula mengandung digalakkan memakai gelang loceng di kali agar diketahui gerak-gerinya oleh isi rumah seperti ibu mertua & suaminya. Hatta jika wanita ini tidur lama pada posisi suatu bahagian akan diketahui dari ketidakhadiran bunyi loceng kaki tadi dalam tidur dan akan ditegur agar dia mengalih ke badan ke bahagian posisi yang lain. Ini bertujuan utk menjaga kesihatan bayi dalam kandungan. Jika didapati agak lama tidak kedengaran bunyi menunjukkan wanita tersebut berada berjauhan atau mungkin sudah jatuh pengsan dimana-mana penjuru rumah atau bilik, dan mereka akan mula mencari untuk memastikannya terutama jika suaminya tidak bersama-sama.


Pemakaian gelang loceng diluar rumah adalah suatu larangan dalam syarak bagi kaum hawa yang beriman kepada Allah s.w.t. Malah sepotong ayat al-Qur'an sendiri merujuk khusus tentang gelang kaki yang mengeluarkan bunyi-bunyian bila dihentak. Firman Allah yang bermaksud;


"Dan katakanlah kepada perempuan-perempuan yang beriman supaya menyekat pandangan mereka (daripada memandang yang haram), dan memelihara kehormatan mereka; dan janganlah mereka memperlihatkan perhiasan tubuh mereka kecuali yang zahir daripadanya; dan hendaklah mereka menutup belahan leher bajunya dengan tudung kepala mereka; dan janganlah mereka memperlihatkan perhiasan tubuh mereka melainkan kepada suami mereka, atau bapa mereka atau bapa mertua mereka atau anak-anak mereka, atau anak-anak tiri mereka, atau saudara-saudara mereka, atau anak bagi saudara-saudara mereka yang lelaki, atau anak bagi saudara-saudara mereka yang perempuan, atau perempuan-perempuan Islam, atau hamba-hamba mereka, atau orang gaji dari orang-orang lelaki yang telah tua dan tidak berkeinginan kepada perempuan, atau kanak-kanak yang belum mengerti lagi tentang aurat perempuan; dan janganlah mereka menghentakkan kaki untuk diketahui orang akan apa yang tersembunyi dari perhiasan mereka; dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, wahai orang-orang yang beriman, supaya kamu berjaya." 
[Quran An-Nur, 24: 31]




Wanita-wanita di zaman Jahiliyah mempunyai amalan memakai gelang kaki berloceng dan bilamana mereka berjalan di lorang-lorang, mereka akan menghentakkan kaki mereka agar bunyi gelang ini didengar oleh kaum lelaki, dengan itu ia menarik perhatian dan pandangan lelaki jatuh terhadapnya. Ia sekaligus merupakan babak-babak untuk "menghampiri zina" yang dilarang oleh Allah dalam firmannya;


"Dan janganlah kamu menghampiri zina, sesungguhnya zina itu adalah satu perbuatan yang keji dan satu jalan yang jahat (yang membawa kerosakan)" 
[Quran Surah Al-Israa',17: 32]



Seorang wanita muslimah yang berakhlak mulia dan beriman kepada Allah, tidak memakai gelang loceng bila keluar dari rumah atau bila berhadapan dengan lelaki ajnabi (yg halal kahwin), kerana bunyi-bunyian adalah halwa telinga yang memberi rangsangan shawat lelaki sebagaimana wangi-wangian menjadi halwa hidung bagi tujuan yang sama. Begitu juga mata dan anggota tubuh yang lain masing-masing berperanan besar dalam membangkitkan ghairah kaum adam.


Menurut Rasulullah saw;

“Sesungguhnya Allah telah menetapkan atas diri anak keturunan Adam bagiannya dari zina. Dia mengetahui yang demikian tanpa dimungkiri. Mata itu boleh berzina, dan zinanya adalah pandangan. Lidah itu boleh berzina dan zinanya adalah perkataan. Kaki itu boleh berzina dan zinanya adalah ayunan langkah. Tangan itu boleh berzina dan zinanya adalah sentuhan. Hati boleh berzina dengan keinginan dan angan-angan. Baik kemaluan membenarkan yang demikian itu atau mendustakannya.”
(H.R. Bukhari, Muslim, An-Nasai, dan Abu Dawud).


Dengan ini wanita muslimah yang beriman dilarang memperlihatkan 'perhiasan' bilamana keluar rumah, ini termasuklah perhiasan tubuh badan dan pemakaian pakaian yang menarik perhatian seperti pakaian yang tidak menutup aurat dengan sempurna, bertudung tapi baju dan seluar ketat, memakai wangi-wangian dll. Sebuah hadis lain menyebut mata boleh berzina bila seorang wanita memakai minyak wangi dan melalui khalayak ramai;


"Seorang wanita yang memakai minyak wangi lalu lewat(melalui) di tengah-tengah kaum (laki-laki) dengan maksud agar mereka menghidu bau harumnya maka wanita itu adalah pelacur" (HR. An-Nasaa'i).




Manakala bagi kaum lelaki, Nabi s.a.w. adalah sebagaimana menasihatinya kepada Ali r.a. “Wahai Ali, janganlah engkau susuli pandangan dengan pandangan lagi, kerana yang pertama menjadi bagianmu dan yang kedua bukan lagi menjadi bagianmu (dosa atasmu)” (H.R. Ahmad, Tirmidzi, dan Abu Dawud).



Maka dari sinilah timbul konsep menutup aurat yang sempurna bagi wanita termasuk pemakaian purdah/niqab dan sebagainya sebagaimana kesungguhan dan ketaatan mereka terhadap firman Allah dalam surah An-Nur ayat 31 di atas. Jadi dapatlah dibuat kesimpulan bahawa pemakaian perhiasan yang menarik perhatian lelaki termasuklah gelang berloceng adalah haram sekalipun kebanyakan kaum hawa mungkin suka dan gemar memakainya diluar rumah.


Nah, muslimah yang beriman kepada Allah dan hari akhirat, bilamana mereka mengetahui akan larangan ini, adalah terlebih utama mereka bersegera menyahut panggilan iman dan segera kembali kepada al-Quran dan sunnah - dengan itu hiduplah nilai-nilai al-Quran dalam jiwa mereka sebagai bukti keimanan mereka terhadap al-Quran, insyaallah di akhirat nanti al-Quran akan menjadi pelindung seluruh anggota tubuh mereka dari bahang api neraka yang mana mereka menyerupai wanita-wanita pelacur lagi jahil yang mengaku beriman dimulut tetapi fasiq!

Rabu, 6 Julai 2011

::Doa Senjata Mukmin::

Untuk membantu anak mudah belajar dan menelaah pelajaran, baca zikir Ya-Latif sebanyak 129 kali diikuti ayat 19, surah as-Syura bermaksud: “Allah Maha Lembut kepada hamba-Nya; Dia memberi rezeki kepada sesiapa yang Dia kehendaki, dan Dialah Yang Maha Kuat, lagi Maha Kuasa.”
Sebaiknya dibaca selepas Subuh iaitu dibaca pada pada air pada semua botol air untuk minuman dan masakan seisi keluarga.

Ketika memasak, sentiasa basahkan lidah dan bacakan doa ayat 200, surah Ali Imran bermaksud: “Wahai orang yang beriman! Bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaran kamu, dan bersedialah serta bertakwalah kepada Allah supaya kamu berjaya.”
Diikuti pula dengan memperbanyakkan zikir 'Ya Hayyu, Ya Quyyum, Ya Latiff dan Ya Rahman’ berulang-ulang. Semua ini insya-Allah adalah doa pelembut hati.

Begitu juga, Surah Toha ayat 1-8, surah ar-Rahman ayat 1-4 dan surah al-Insyirah dibaca dalam kegiatan lain seperti ketika menemani anak menelaah buku dan membaca al-Quran.
Bagi ibu yang bercita-cita mendapat zuriat yang baik, elok amalkan ayat 38, Surah Ali-Imran iaitu doa Nabi Zakaria bermaksud: “Ketika itu Nabi Zakaria berdoa kepada Tuhan-Nya, katanya: Wahai Tuhanku! Kurniakanlah kepadaku dari sisi-Mu zuriat keturunan yang baik; sesungguhnya Engkau sentiasa Mendengar (menerima) doa permohonan. ”

Kita juga digalakkan menyentuh dengan lembut ubun-ubun anak dengan tangan kanan sambil berdoa dan menyatakan harapan. Amalkan apabila anak ada masalah emosi atau tingkah laku.

Selepas solat lima waktu,amalkan doa daripada ayat 74, Surah al-Furqan bermaksud: “Dan juga mereka yang berdoa dengan berkata: Wahai Tuhan kami, berilah kami beroleh daripada isteri-isteri dan zuriat keturunan kami perkara-perkara yang menyukakan hati melihatnya, dan jadikanlah kami imam ikutan bagi orang yang (mahu) bertakwa.”

Ayat 40, Surah Ibrahim bermaksud: “Wahai Tuhanku! Jadikanlah daku orang yang mendirikan sembahyang, dan zuriat keturunanku. Wahai Tuhan kami, perkenankanlah doaku.”

Bagi ibu2 yang mengandung, amalkanlah surah Yusof utk anak2 yang kacak n pintar. Surah Maryam utk anak2 yang beriman. Surah Luqman utk anak yang cerdik n cerdas. Surah Yassin utk memudahkan lahirkan anak.

Bagi ibu yang mengandung juga digalakkan memperdengarkan kepada bayi bacaan2 al-Quran sambil mengusap2 kan perut. Di barat, mereka memperdengarkan lagu dengan menggunakan walkman / mp3 player, sebagai seorang muslim, kita perdengarkan surah2 al-Quran, itu yang terbaik. Bagi orang barat, mereka bercakap2 dengan anak, kita sebagai muslim, amalkanlah bercakap dengan anak sambil menyelitkan bacaan2 selawat kepada bayi dalam kandungan.

P/S: Walau bagaimanapun, doa tanpa disertakan dengan amal ibadat yang lengkap serta dengan keizinan Allah SWT, tidak akan membuahkan hasil. Maka beramal lengkap, berdoa, usaha n tawakal, itu adalah yang sebaiknya. - AM
sumber:facebook-doa senjata mukmin
Semoga kita semua beroleh manfaat  dalam membentuk anak2 kita menjadi generasi berilmu yang menjadikan Allah dan Rasul matlamat hidup mereka......


 

Sabtu, 2 Julai 2011

::Sukaneka Tadika Surau Paya Nongmi,Changlon,Kedah::

Hari ni telah diadakan sukan tadika sekolah anak aku Si Hana Humaira.Seperti biasa tiap pagi akan dengar tangisan bila dikejutkan.Itulah Hana Humaira.Dipaksa juga ke sekolah sebab hari ni ada sukan.Nasib baiklah sukan diadakan di empat aku kerja,KMK,jadi tak payahlah aku nak pegi jauh2.Memang itu rutin setiap tahun,tadika akan sewa tempat kami untuk permainan anak2 tadika tu.Kira ok lah tu.Ada banyak juga acara yang dipertandingkan,cuma tak banyak macam selalu sebab kali ni diadakan di dalam dewan.Biasanya acara sukan dipadang,tetapi dek bertembung dengan larian 1Malaysia,jadi pihak kolej mengizinkan acara dijalankan di dalam dewan.Ok lah teduh la sikit.Dalam banyak acara 3 acara sahaja yang Si hana ni masuk.Bola pingpong dalam sudu,bola guli dan ikat tali kaki.Oklah dalam senyap dia,nak jugak bersukan walaupun sebelum tu muka kelat.Pagi2 dah ditegur orang.....ni adalah aku ambil aksi2 si hana semasa sukan untuk dikongsi...
 pagi- pagi dah kelat dah muka

baru nak tengok kamera...kawan2 siap posing dah

baru nak semangat sikit

acara ikat kaki...menang dapat no 1..go..go biru..

acara bawa biji guli

acara musikal chair...steady je duduk...tak menag pun,orang ke -3 terkeluar

penyokong kuat hana ...kakak...

penyokong kuat hana...abang...

penyokong setia...umi....go..go..hana...
papa sokong dari jauh je...huh...huh...huh...



 

::Menguap::

Biasa disebut, bahawa Islam adalah agama yang lengkap lagi terperinci. Ini sememangnya satu kebenaran. Jika kita mengkaji Islam secara keseluruhan, akan kita temui bahawa Islam mencakupi pelbagai aspek kehidupan. Ia bukan agama ibadah sekadar sembahyang dan zikir, tetapi agama yang turut meliputi ekonomi, sosial, politik, peperangan dan sebagainya.
          Menyentuh tentang kehidupan, dua aspek yang turut dicakupi oleh Islam ialah adab ketika menguap dan bersin. Iyya! Dua perkara yang lazim berlaku kepada kita, tanpa disedari telah digariskan oleh Islam adab-adabnya. Dalam ruangan bulan ini, saya ingin berkongsi bersama para pembaca yang budiman sekalian adab ketika menguap dan bersin.
          Menguap dan bersin secara tidak langsung memiliki kaitan antara satu sama lain, iaitu berdasarkan hadis Rasulullah s.a.w.: “Sesungguhnya Allah menyukai bersin dan membenci menguap. Maka apabila (seseorang) bersin, hendaklah dia memuji Allah (dengan mengucapkan alhamdulillah) dan merupakan kewajipan bagi setiap muslim (yang mendengar saudaranya bersin) untuk mendoakannya. Ada pun menguap, maka ia tidak lain berasal dari syaitan. Tahanlah ia semampu mungkin dan apabila (seseorang menguap) berbunyi “Haaa” maka ketawalah syaitan.” [Shahih al-Bukhari, hadis no: 6223]
          Adab Menguap Berdasarkan hadis di atas, dapat kita ketahui bahawa menguap adalah sesuatu yang berasal dari syaitan. Jika hendak dibandingkan dengan bersin, menguap adalah sesuatu yang tidak disukai oleh Allah s.w.t.. Sebabnya, menguap adalah isyarat pemikiran yang lalai, tumpul lagi dibuai perasaan mengantuk. Padahal seorang muslim hendaklah sentiasa cergas, tajam lagi peka. Dia hanya mengantuk apabila tiba waktu kebiasaannya untuk tidur. Oleh kerana itulah, Imam Ibn Hajar al-‘Asqalani (852H) dalam kitabnya Fath al-Bari (jld. 10, ms. 628) mengemukakan sebuah riwayat dari para sahabat yang menerangkan bahawa mereka tidak pernah melihat Rasulullah s.a.w. menguap sama sekali.
          Akan tetapi jika kita benar-benar terpaksa menguap, maka adab yang pertama ialah jangan mengeluarkan sebarang bunyi. Janganlah mengeluarkan bunyi “Haaa”, “Uhhh” atau sebagainya. Bunyi-bunyi seperti ini disukai oleh syaitan sehingga mereka ketawa kepada orang yang mengeluarkannya ketika menguap. Ketika menyusun kitab Shahihnya, Imam al-Bukhari (256H) meletakkan satu bab khas yang berjudul “Sifat iblis dan tenteranya”. Di bawah bab tersebut, beliau mengemukakan hadis yang menerangkan sifat iblis dan syaitan yang ketawa apabila mendengar orang yang menguap mengeluarkan bunyi “Haaa”. Hadis yang saya maksudkan ialah: “Menguap adalah dari syaitan. Maka apabila seseorang kalian menguap, tahanlah sedaya mungkin kerana sesungguhnya apabila seseorang kalian menguap sambil berbunyi “Haaa” maka ketawalah syaitan.” [Shahih al-Bukhari, hadis no: 3289]
          Adab kedua jika terpaksa menguap ialah menutup mulut dengan tangan. Jangan membiarkan mulut ternganga sehingga jelas ternampak “intan dan berlian” yang melekat di celah-celah gigi. Rasulullah s.a.w. mengajar kita: “Jika seseorang kalian menguap, maka tutuplah mulut dengan tangannya kerana sesungguhnya syaitan masuk (ke dalam mulut yang terbuka).” [Shahih Muslim, hadis no: 2995]
Adab Bersin
          Bersin adalah sesuatu yang disukai oleh Allah s.w.t. sebagaimana yang telah dijelaskan dalam hadis yang pertama di atas. Di antara sebab ia disukai adalah, bersin membersihkan rongga hidung dan tekak dari habuk, debunga, bakteria dan apa-apa lain yang mungkin memenuhi rongga tersebut. Bersin juga adalah satu cara untuk sistem badan menyesuaikan diri dengan perbezaan cuaca yang berlaku secara mendadak. Oleh kerana itulah seseorang itu lazim bersin jika dia bergerak dari tempat yang sejuk kepada panas atau panas kepada sejuk. Bahkan seseorang itu juga akan bersin semata-mata dengan melihat kepada keterikan sinaran matahari.
          Mengingatkan banyak kebaikan bersin, ditambahi dengan faktor bahawa ia adalah sesuatu yang disukai oleh Allah, seeorang itu dituntut untuk memuji Allah ketika bersin. Bacaan pujian tersebut ialah “Alhamdulillah ‘ala kulli hal” yang bermaksud “Segala puji bagi Allah dalam segala sesuatu”.
          Pernah seorang lelaki bersin ketika berada di tepi Abdullah bin ‘Umar al-Khattab. Lalu lelaki tersebut berdoa: “Alhamdulillah, wassalamu ‘ala Rasulullah (Segala puji bagi Allah dan salam ke atas Rasulullah).” Berkata Abdullah bin ‘Umar: “Alhamdulillah, wassalamu ‘ala Rasulullah? Bukan begitu yang diajarkan kepada kami oleh Rasulullah s.a.w., (sebaliknya) baginda mengajar kami berdoa: Alhamdulillah ‘ala kulli hal (Segala puji bagi Allah dalam segala sesuatu).” [Shahih Sunan al-Tirmizi, hadis no: 2738].
          Seterusnya, apabila kita mendengar saudara kita yang bersin memuji Allah, hendaklah kita mendoakannya dengan berkata: “YarhamukalLah” yang bermaksud: “Semoga Allah merahmati kamu”. Kemudian bagi yang bersin, dia mendoakan kembali orang yang mendoakannya tadi dengan berkata: “YaghfirulLahu lana wa Lakum” yang bermaksud: “Semoga Allah mengampuni bagi kami dan bagi kalian”. [Shahih al-Jami’ al-Shagheir, hadis no: 686]
          Hikmah di sebalik semua ini ialah terjalinnya ikatan ukhuwah dan kasih sayang sesama umat Islam. Apabila kita mendoakan saudara kita yang bersin, dia akan merasa senang dengan kita. Seterusnya apabila dia mendoakan kita pula, kita pula akan merasa senang kepadanya. Hingga akhirnya terjalinlah ikatan ukhuwah dan kasih sayang semata-mata kerana bersin. Seandainya orang yang bersin tidak memuji Allah, kita tidak dituntut mendoakannya.
          Pernah dua orang bersin berdekatan Rasulullah s.a.w., lalu baginda mendoakan seorang dan membiarkan seorang yang lain. Orang yang dibiarkan itu bertanya, mengapa baginda tidak mendoakannya? Baginda menjawab: “Orang itu memuji Allah (setelah bersin) manakala kamu tidak memuji Allah (setelah bersin).” [Shahih al-Bukhari, hadis no: 6225]
          Adab terakhir ketika bersin ialah menutup mulut dan hidung dengan tangan atau kain. Pada waktu yang sama hendaklah merendahkan muka dan suara. Jangan bersin sehingga menghamburkan air liur, bersin ke arah muka orang lain atau bersin dengan suara yang kuat. Abu Hurairah menerangkan adab Rasulullah s.a.w. ketika bersin: “Apabila Rasulullah s.a.w. bersin, baginda meletakkan tangannya atau bajunya ke atas mukanya (mulut dan hidung) sambil merendahkan (atau sambil menundukkan muka dan) suaranya.” [Shahih Sunan Abu Daud, hadis no: 5029]
sumber:hafizfirdaus.com 

Selasa, 28 Jun 2011

::Menyingkap tabir di sebalik Isra' dan Mi'raj - siri 4::

Kembali Ke Mekah.
“Orang-orang Quraish bertanya kepadaku tentang perjalanan Isra’ku, mereka bertanya beberapa hal berkenaan Bait al-Maqdis (Masjid al-Aqsa). Maka aku merasa kesulitan yang belum pernah aku alami sebelumnya (kerana tidak ingat secara tepat ciri-ciri Bait al-Maqdis). Lalu Allah mengangkat bagiku (binaan Bait al-Maqdis) sehingga aku dapat melihatnya. Mereka (orang-orang Quraish) tidak bertanya kepadaku sesuatu (berkenaan Bait al-Maqdis) melainkan aku dapat menerangkannya.” [Shahih Muslim, hadis no: 172]

Demikian pengakuan Rasulullah sekembalinya dari peristiwa Isra’ dan Mi’raj. Apabila diceritakan pengalaman beliau ketika Isra’ dan Mi’raj, ramai di kalangan orang kafir Kota Mekah yang meragui dan mengingkarinya. Lalu salah seorang di antara mereka yang pernah sampai ke Bait al-Maqdis dan melihat Masjid al-Aqsa ingin menguji sejauh mana kebenaran cerita Rasulullah. Dia bertanya secara terperinci akan ciri-ciri binaan Bait al-Maqdis.

Oleh kerana peristiwa Isra’ dan Mi’raj berlaku agak cepat kepada Rasulullah, baginda mengalami kesukaran untuk mengingati secara tepat ciri-ciri binaan Biat al-Maqdis dan Masjid al-Aqsa. Kesukaran ini segera dipermudahkan oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala sebagaimana yang diterangkan oleh baginda dalam hadis di atas.

Dalam rangka kita memperjuangkan agama Islam, sama ada menyebarkannya atau membelanya, kadangkala kita akan menemui cabaran dan kesukaran. Janganlah berputus asa, tetapkanlah keyakinan bahawa Allah akan membantu kita dengan cara-cara yang tidak disangka-sangkakan. Allah berjanji: “Wahai orang-orang yang beriman, kalau kamu membela (agama) Allah nescaya Allah membela kamu dan meneguhkan tapak pendirian kamu.” [Muhammad 47:07] Tentu saja janji ini dengan syarat kita telah melakukan segala usaha dan persiapan yang patut kerana Allah juga telah mensyaratkan: “Sesungguhnya Allah tidak mengubah apa yang ada pada sesuatu kaum sehingga mereka mengubah apa yang ada pada diri mereka sendiri.” [al-Ra’d 13:11]

Demikian beberapa rahsia yang sempat saya singkap dari peristiwa Isra’ dan Mi’raj. Tentu saja terdapat banyak rahsia lain yang dapat disingkap oleh sesiapa sahaja yang mahu menelusuri hadis-hadis berkenaan peristiwa tersebut. Hanya saja perlu diperhatikan satu syarat yang penting, iaitu pastikan hadis-hadis tersebut berdarjat sahih atau hasan. Ini kerana dalam bab ini terdapat banyak hadis yang lemah dan yang lebih parah kelemahannya.
sumber:hafizfirdaus.com

 

::Menyingkap tabir di sebalik Isra' dan Mi'raj - siri 3::

Mi’raj Ke Langit.
Dalam hadis-hadis yang sahih diterangkan, setiap kali Rasulullah menaiki lapisan langit yang baru, baginda bertemu dengan seorang atau lebih Nabi. Perkataan pertama yang diucapkan ialah “Assalamu’alaikum!”. Sungguh, jika ini adalah ucapan antara sesama Nabi dan Rasul, maka sudah sepantasnya ia juga menjadi ucapan kita sesama umat Islam. Apatah lagi jika kita ingin melayakkan diri memasuki syurga, kerana Rasulullah telah mengingatkan: “Berilah makan dan sebarkanlah salam (dengan mengucap “Assalamu’alaikum”), nescaya kalian akan mewarisi syurga.” [Silsilah al-Ahadits al-Shahihah, no: 1466]

Lazimkanlah diri mengucap salam kerana ia adalah ucapan pertama yang ditujukan kepada kita setelah layak memasuki syurga nanti: “Dan orang-orang yang bertaqwa kepada Tuhan mereka akan dibawa ke Syurga dengan berpasukan-pasukan, sehingga apabila mereka sampai ke Syurga yang pintu-pintunya sedia terbuka dan penjaga-penjaganya mengalu-alukan mereka dengan kata-kata: Salamun ‘alaikum, berbahagialah kamu, maka silalah masuk ke dalam Syurga ini dengan keadaan tinggal kekal di dalamnya.” [az-Zumar 39:73]


Ketika Mi’raj ke langit, Rasulullah menerima perintah pelaksanaan solat fardhu. Jika dibandingkan dengan ibadah yang lain seperti puasa, zakat dan haji, kesemuanya diperintahkan melalui wahyu ketika baginda berada di bumi. Hanya ibadah solat yang diperintahkan ketika baginda berada di langit. Ini sekali gus menunjukkan betapa istimewa lagi penting ibadah solat fardhu berbanding ibadah-ibadah yang lain.


Mengenai penerimaan perintah solat fardhu, Rasulullah menjelaskan: Maka Allah memfardhukan ke atas umatku lima puluh kali solat (dalam sehari). Akupun kembali dengan membawa kewajipan itu hingga akhirnya aku melintasi Nabi Musa, maka dia bertanya: “Apakah yang difardhukan oleh Allah kepada kamu untuk umatmu?” Aku (Rasulullah) menjawab: “Allah mewajibkan melaksanakan solat lima puluh kali sehari.” Nabi Musa berkata: “Kembalilah menghadap Tuhanmu (dan mintalah pengurangan) kerana sesungguhnya umatmu tidak akan mampu melakukan hal itu (solat lima puluh kali sehari).” [Shahih al-Bukhari, hadis no: 349]


Mendengar nasihat Nabi Musa itu, Rasulullah kembali menemui Allah beberapa kali sehingga akhirnya solat fardhu yang pada awalnya diperintahkan lima puluh kali sehari dikurangkan menjadi lima kali sehari sebagaimana yang kita lazim amalkan sekarang ini. Di sini terdapat satu rahsia yang berharga untuk disingkap, iaitu kesediaan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mendengar nasihat Nabi Musa ‘alaihis salam. Padahal tak sampai beberapa jam sebelum itu, baginda telah menjadi imam kepada Nabi Musa ketika mereka solat di Masjid al-Aqsa. Seandainya baginda bersikap angkuh sehingga enggan mendengar nasihat Nabi Musa, nescaya kita umat Islam dibebani dengan ibadah solat fardhu sebanyak lima puluh kali sehari.


Sikap kesediaan menerima nasihat, rendah diri untuk mendengarnya dan kelapangan jiwa untuk melaksanakannya merupakan ciri-ciri seorang pemimpin yang berjaya. Dengan sikap ini dia akan dapat membawa manfaat yang besar kepada dirinya dan orang-orang di bawah pimpinannya. Sebaliknya sikap angkuh, memilih “burung Kakak Tua” menjadi penasihat, tinggi diri (ujub) dan kesempitan jiwa hanya akan membawa mudarat kepada dirinya dan orang-orang di bawah pimpinannya.


Ketika sedang di-Mi’raj, Rasulullah berjumpa dengan satu kaum yang mencakar wajah dan dada mereka sendiri dengan kuku yang diperbuat dari tembaga. Rasulullah bertanya: “Siapakah mereka itu wahai Jibrail?” Beliau menjawab: “Mereka adalah orang yang memakan daging manusia dan menjatuhkan maruah mereka (ketika di dunia dahulu).” [Musnad Ahmad, hadis no: 13340 dengan sanad yang dinilai sahih oleh Syu’aib al-Arna’uth] Yang dimaksudkan dengan memakan daging manusia ialah orang yang gemar mengumpat (ghibah), sebagaimana firman Allah:


“Wahai orang-orang yang beriman! Jauhilah kebanyakan dari sangkaan kerana sesungguhnya sebahagian dari sangkaan itu adalah dosa; dan janganlah kamu mengintip atau mencari-cari kesalahan dan keaiban orang; dan janganlah setengah kamu mengumpat setengahnya yang lain. Adakah seseorang dari kamu suka memakan daging saudaranya yang telah mati? (Jika demikian keadaan mengumpat) maka sudah tentu kamu jijik kepadanya. (Oleh itu, patuhilah larangan-larangan yang tersebut) dan bertaqwalah kamu kepada Allah; sesungguhnya Allah Penerima taubat, lagi Maha mengasihani.” [al-Hujurat 49:12]

sumber:hafizfirdaus.com
 






::Menyingkap tabir di sebalik Isra' dan Mi'raj - siri 2::

Menjadi Imam Di Masjid al-Aqsa.
Setibanya di Masjid al-Aqsa, Rasulullah mendapati para Nabi dan Rasul sebelum baginda sedang bersolat di sana. Lantas baginda turut bersolat menjadi imam bagi para Nabi dan Rasul tersebut. [Shahih Muslim, hadis no: 172] Rahsia di sebalik ini disingkap oleh Syaikh Abu al-Hasan ‘Ali al-Nadwi:

“Para Nabi solat di belakangnya (Muhammad). Hal ini merupakan pemberitahuan mengenai ciri universal risalah baginda, keabadian kepimpinannya, kepiawaian ajaran-ajarannya serta kesesuaiannya dalam pelbagai ruang dan waktu.

  Peristiwa Isra’ telah terjadi dan telah mengisytihar bahawa Muhammad bukanlah dari kalangan para pemimpin atau para pemuka yang kemampuan dan perjuangan mereka tidak melampaui batas suku dan negeri. Bahawa Muhammad bukanlah sosok para pemimpin suatu komuniti yang hanya menyenangkan suku-suku yang melahirkan mereka dan lingkungan tempat asal mereka. Akan tetapi Muhammad berasal dari kalangan Nabi dan Rasul Allah yang membawa risalah langit ke bumi, membawa risalah Pencipta kepada yang dicipta, membahagiakan manusia dalam pelbagai suku dan golongan, dalam pelbagai masa dan generasi.” [al-Sirah al-Nabawiyah, ms. 162]

Setelah menjadi imam, Rasulullah di-Mi’raj dari Masjid al-Aqsa ke lapisan-lapisan langit. Di sini timbul satu persoalan, mengapa baginda di-Mi’raj dari Masjid al-Aqsa dan bukannya tempat lain, seumpama Masjid al-Haram? Rahsia pertama yang dapat ditangkap ialah bagi membuktikan kemuliaan Masjid al-Aqsa bagi umat Islam. Namun terdapat rahsia kedua yang dapat disingkap, iaitu sebagai sindiran kepada kaum-kaum sebelum itu yang titik paksi mereka ialah Masjid al-Aqsa.

Sama-sama diketahui bahawa bumi Palestin ialah tempat diutus beberapa Rasul dan Nabi sebelum Rasulullah. Akan tetapi umat setempat telah menentang ajaran yang dibawa oleh para Rasul dan Nabi tersebut. Sudah menjadi ketetapan Allah bahawa sesiapa yang menentang ajaran-Nya dan ajaran Rasul-Nya, maka mereka akan dibalas dengan kehinaan. Maka dengan itulah mereka disindir dan dihina, di mana peristiwa Isra’ dan Mi’raj menjadi kebanggaan kepada umat Muhammad dan bukan kepada diri mereka.

Di sini kita wajib mengambil iktibar bahawa kemuliaan atau kehinaan sesuatu umat bergantung kepada ketaatan atau penentangan terhadap Allah dan Rasul-Nya. Jika taat, hasilnya ialah kemuliaan. Jika tentang, akibatnya ialah kehinaan. Allah berfirman: “Sesungguhnya orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya, mereka tetap ditimpa kehinaan sebagaimana orang-orang yang terdahulu dari mereka ditimpa kehinaan.” [al-Mujadalah 58:05]

Dalam perjalanan Isra’ tersebut, Rasulullah bertembung dengan beberapa lelaki yang menggigit bara api di dalam mulut mereka. Baginda bertanya: “(Wahai Jibrail), siapakah mereka?” Jibrail menjawab: “Mereka itu ialah para khatib di dunia yang menyuruh manusia berbuat kebaikan sedang mereka lupa akan diri mereka sendiri; padahal mereka semua membaca Kitab (al-Qur’an), tidakkah mereka berakal (untuk memikirkannya)?” [Musnad Ahmad, hadis no: 12211 dan dinilai sahih oleh Syu’aib al-Arna’uth. Ia merujuk kepada ayat 44 surah al-Baqarah]

Perkara di atas tidak hanya khusus kepada para khatib kerana dalam al-Qur’an Allah mengingatkan: “Wahai orang-orang yang beriman! Mengapa kamu memperkatakan apa yang kamu tidak melakukannya! Amat besar kebenciannya di sisi Allah - kamu memperkatakan sesuatu yang kamu tidak melakukannya.” [al-Saff  661:2-31
sumber:hafizfirdaus.com

::Menyingkap tabir di sebalik Isra' dan Mi'raj - siri 1::

“Atap rumahku dibuka, saat itu aku berada di Mekah. (Malaikat) Jibrail turun dan membedah dadaku, kemudian mencucinya dengan air Zam Zam. Kemudian didatangkan sebuah bekas yang dibuat daripada emas, yang berisi hikmah dan iman, lalu dituang ke dalam dadaku. Kemudian dadaku ditutup.”

Demikianlah yang diterangkan oleh Rasulullah s.a.w. sebagaimana yang diriwayatkan oleh al-Imam al-Bukhari dalam kitab Shahihnya, hadis no: 349. Peristiwa di atas berlaku pada malam Isra’ dan Mi’raj, seketika sebelum baginda menaiki Buraq untuk meluncur sekelip mata dari Mekah ke Masjid al-Aqsa di Palestin.
Timbul persoalan, mengapakah perlu dicuci hati Rasulullah sebelum di-Isra’ dan di-Mi’raj? Ini adalah satu daripada beberapa rahsia yang boleh disingkap dari peristiwa Isra’ dan Mi’raj. Peristiwa agung ini, yang berlaku sebelum baginda berhijrah dari Mekah ke Madinah, memiliki banyak pengajaran dan iktibar yang bermanfaat bagi sesiapa yang ingin merenunginya. Dalam penulisan ini, insya-Allah saya akan menyingkap beberapa rahsia yang sama-sama dapat kita jadikan pelajaran dan iktibar.
Kembali kepada peristiwa pencucian hati Rasulullah, salah satu rahsia terpenting yang dapat kita pelajari adalah kelayakan yang perlu dimiliki oleh hati sebelum ia dapat meraih keistimewaan yang bakal Allah berikan kepada tuan empunya. Hanya hati yang bersih layak untuk diperlihatkan tanda-tanda kebesaran Allah ketika Isra’ (surah al-Isra’, ayat 1) serta keindahan apa yang berada di atas langit dunia dan syurga ketika Mi’raj (surah al-Najm, ayat 13-18).

Manakala hati yang kotor, yang dicemari dengan kuman kedengkian, buruk sangka, dendam, angkuh, ujub, riya’ dan sebagainya, tidak layak untuk semua keistimewaan di atas. Maka dengan itu sesiapa yang menginginkan keistimewaan daripada Allah, hendaklah dia terlebih dahulu memerhatikan keadaan hatinya.

Menyentuh berkenaan kebersihan hati, peristiwa pencucian hati Rasulullah melalui pembukaan dada oleh Malaikat Jibrail merupakan satu mukjizat yang khusus kepada baginda. Adapun kita, maka tidak boleh ada satu bentuk pencucian seumpama itu. Pakej-pakej pencucian hati “sekali cuci bersih selamanya” yang ditawarkan oleh individu atau pihak tertentu adalah palsu belaka. Sebaliknya yang boleh dilakukan ialah usaha pendidikan, penyedaran, penerapan dan pembetulan yang dilakukan secara berulangan lagi berterusan oleh tuan empunya hati.
sumber:hafizfirdaus.com



 

::Tazkirah buat Isteri::

Dalam al-Quran, ada digambarkan empat jenis wanita yang bergelar isteri.

Pertama, jenis ideal isteri Musa. walaupun al-Quran tidak menyebut namanya, namun isteri Musa ini dikenali sebagai Safura anak perempuan Syuaib. Safura digambarkan seorang gadis murni. Dia tertarik dengan Musa. Cintanya kepada calon suami, tidak hanya demi kebahagiaan keluarga, iaitu membantu ayahnya. Al-Quran menggambarkan cinta mulia dan halus Safura melalui ayat 26 surah al-Qashash yang bermaksud:

Salah seorang dari kedua wanita itu berkata "Ya bapaku ambillah ia sebagai orang yang bekerja (pada kita), kerana sesungguhnya orang yang paling baik yang kamu ambil untuk bekerja (pada kita) ialah orang yang kuat lagi dapat dipercayai"

Dan sesungguhnya perkahwinan yang ideal ialah perempuan yang mulia serta setia berpasangan dengan suami yang kuat lagi amanah. Inilah pasangan romantis sebenar.


Kedua
, jenis isteri Abu Lahab iaitu perempuan jahat berganding dengan suami terkutuk. Dalam surah al-Lahab ayat 3 dan 4 yang bermaksud:

"Kelak dia akan masuk ke dalam api yang bergejolak. Dan (begitu pula) isterinya, pembawa kayu bakar"

Isteri Abu Lahab bernama Ummu Jamil tidak disebut dalam al-Quran. Abu Lahab memiliki akhlak buruk dan dikatakan pernah mencuri emas yang terdapat di Kaabah kerana tamak dan rakusnya.
Isterinya pula seorang penyombong dan memiliki perasaan hasad dengki yang kuat. Jadi, tugasnya ialah pembantu setia kejahatan suaminya.
Kalau Abu Lahab merupakan penentang utama terhadap nabi s.a.w, maka isterinya adalah pendorong utama yang turut aktif di dalam kegiatan jenayah suaminya.
Jadi jika suami diumpamakan terbakar dalam kejahatan nafsu, isteri pula pembawa kayu api - iaitu pengobar kejahatan suami. Maknanya isteri aktif dalam kegiatan jahat suami.


Ketiga, isteri baik dalam genggaman suami yang jahat. Watak ini menyebut isteri Firaun sebagai contohnya. Walaupun Firaun melalui al-Quran merupakan seorang Raja Besar yang dikutuk Allah, namun isterinya disanjung tinggi dalam al-Quran.
Isteri Firaun yang kononnya bernama Asiah ini juga tidak diberikan nama oleh al-Quran. Ia disebut sebagai "imraatu Firaun" atau perempuan Firaun sahaja.

Walaupun Asiah ditakdirkan berpasangan sebagai suami isteri dengan Firaun, namun tindakan akhlaknya sangat bertentangan dengan suaminya yang zalim itu.
Asiah menyelamatkan Musa, sebaliknya Firaun ingin menghapuskan Musa. Dia berkenan dan beriman dengan ajaran Islam yang dibawa Musa. Semua manusia dilingkungannya menyembah Firaun sebagai Tuhan, tetapi dia diam-diam menyembah Allah.


Keempat ialah watak perempuan Nuh dan Lut. Isteri dua orang nabi a.s ini dinyatakan Allah melalui al_Quran surah at-Tahriim ayat 10 yang bermaksud:

"Allah membuat isteri Nuh dan isteri Lut perumpamaan bagi orang-orang kafir. Keduanya berada di bawah pengawasan dua orang hamba yang salih di antara hamba-hamba Kami;lalu kedua isteri itu berkhianat kepada kedua suaminya, maka kedua suaminya itu tiada dapat membantu mereka sedikitpun, dari (seksa) Allah; dan dikatakan (kepada keduanya);"masuklah ke neraka bersama orang-orang yang masuk (neraka)"

Isteri Lut kononnya bernama Wa'ilah, tetapi isteri Nuh tidak diketahui namanya. Namun kedua perempuan ini juga tidak disebut dalam al-Quran siapakah nama mereka.
Keduanya adalah isteri kepada dua lelaki pilihan Allah, namun mereka disifatkan oleh Allah sebagai pengkhianat dan menjadi ahli neraka.


Demikianlah gambaran watak isteri dalam al-Quran.
Jangan engkau kahwini wanita yang enam, jangan yang Ananah, yang Mananah, dan yang Hananah, dan jangan engkau kahwini yang Hadaqah, yang Baraqah dan yang Syadaqah.”

Wanita Ananah:banyak mengeluh dan mengadu dan tiap saat memperalatkan sakit atau buat-buat sakit.

Wanita Mananah:suka membangkit-bangkit terhadap suami. Wanita ini sering menyatakan, “Aku membuat itu keranamu”.

Wanita Hananah: menyatakan kasih sayangnya kepada suaminya yang lain, yang dikahwininya sebelum ini atau kepada anaknya dari suami yang lain.

Wanita Hadaqah: melemparkan pandangan dan matanya pada tiap sesuatu, lalu menyatakan keinginannya untuk memiliki barang itu dan memaksa suaminya untuk membelinya.

Wanita Baraqah: ada 2 makna, pertama yang sepanjang hari mengilatkan dan menghias mukanya, kedua dia marah ketika makan dan tidak mahu makan kecuali sendirian dan diasingkannya bahagianya.

Wanita Syadaqah: banyak cakap tidak menentu lagi bising.

Dicatat oleh Imam Al-Ghazalli



Isnin, 27 Jun 2011

::Kita lupa lagi::

Kita lupa atau terlupa?
“Alamak lupa la hari ini kena hantar shukudai(homework) bussei!”
“Lupa la nak letak baju dekat ampaian tadi, abisla busuk baju aku balik nanti.”
“Mana aku letak   pensel ni,tadi baru rasanya aku pegang “
Asyik terlupa saja, tapi itulah hakikat yang kita harus terima sebagai manusia. Al-insan yang berasal dari kata akar nasiya bererti lupa. Jadi tidak dapat dinafikan lagi sifat lupa itu memang ada pada manusia yang secara fitrahnya memang lemah. Tidak ada manusia yang sempurna sifatnya kecuali Rasulullah S.A.W.  Daripada seremeh-remeh benda sampailah kepada benda yang paling penting dalam hidup manusia, kita tidak lari daripada melakukan kesilapan.
Kita lupa?
Dulu masa mula-mula Allah ciptakan kita, waktu tu kita masih di alam rahim, roh kita telah berjanji untuk menjadi hamba Allah yang taat. Eh, betul ke? Tak ingat pun.
“ Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu mengeluarkan dari sulbi(tulang belakang) anak cucu Adam keturunan mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap roh mereka (seraya berfirman), “Bukankah Aku ini Tuhanmu?” Mereka menjawab, “Betul (Engkau Tuhan kami), kami bersaksi.” (Kami lakukan yang demikian) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan , “Sesungguhnya ketika itu kami lengah terhadap ini.[Al-A'raf 7:172]
Apabila kita sudah bersaksi  bahawa Allah adalah Tuhan kita, bermakna kita merupakan hambaNya. Sebagai seorang hamba kita perlulah patuh dan taat akan segala perintahNya  serta menjauhi segala laranganNya.
Kita lupa lagi?
Kemudian, kita dilahirkan ke muka bumi ini setelah dengan susah payahnya ibu kita mengandungkan kita selama 9 bulan 10 hari. Disebabkan kita ni memang pelupa, Allah telah mengingatkan kita dalam firmanNya:
“Dan Kami perintahkan kepada manusia agar berbuat baik kepada orang tuanya. Ibunya telah mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah. Masa mengandung sampai menyapihnya selama tiga puluh bulan,sehingga apabila dia(anak itu) telah dewasa dan umurnya mencapai umurnya empat puluh tahun, dia berdoa, “Ya Tuhanku, berilah aku petunjuk agar aku dapat mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau limpahkan kepadaku dan kepada orang tuaku, agar aku dapat berbuat kebajikan yang Engkau redhai dan berilah aku kebaikan yang akan mengalir sampai kepada anak cucuku. Sungguh aku bertaubat kepada Engkau dan sungguh aku termasuk orang Muslim.”[Al-Ahqaf 46:15]
Subhanallah besarnya pengorbanan seorang ibu. Sebanyak mana pun kebaikan yang cuba kita lakukan tidak akan terbalas jasa seorang ibu. Setitik air susu ibu telah membesarkan kami untuk terus hidup di muka bumi ini. Terima kasih ibu.
Kita seringkali  terlupa
Hidup sebagai makhluk Allah yang paling sempurna ciptaannya  membuatkan kita leka, lalai, asyik dengan segala tipu daya yang sebenarnya akan hancur tidak lama lagi yang kita sendiri tidak ketahui masanya. Kita melakukan apa sahaja mengikut kehendak hati sehingga kita lupa betapa hinanya asal usul kita…
“Yang memperindah segala sesuatu yang Dia ciptakan dan yang memulai penciptaan manusia dari tanah, kemudian dia menjadikan keturunannya dari saripati air yang hina(air mani).”[As- sajadah 32:7-8]
Ya, itulah hakikatnya asal usul kita. Tidak ada yang perlu kita banggakan kerana kita hanyalah makhluk yang diciptakan dari setitis air mani yang cukup hina dan jijik
Cuba flashback balik, selama ini apa yang telah kita lakukan hingga kita terus-terusan berada di lembah kehinaan~
  • Di kala kesedihan menyelubungi diri, kepada siapa mengadu? Siapa lagi kalau bukan kekasih hati ? Kita rasa hanya dia yang mampu menghilangkan keresahan di hati ini.
  • Di saat kesakitan, kepada siapa kita minta penawar? Suara keluhan terus-terusan kedengaran.
  • Pada waktu kita diberi nikmat kegembiraan dengan siapa kita berkongsi kesenangan? Happy sungguh kita saat itu, rasa seolah-olah dunia ini kita yang punya.
  • Di kala kita kesunyian siapa orang pertama yang kita cari? Ke mana arah tuju kita saat itu.
  • Di waktu kelapangan, apakah benda yang paling kita suka lakukan? Masa berjam-jam sanggup dihabiskan untuk layan facebook? Bergayut dengan boyfriend?  Tengok movie?
Tanya diri kita, ke mana kita akan pergi selepas ini, jawapannya kita semua dah tahu. Kita ingin sangat menghuni syurga Allah, tapi begitukah sikap ahli syurga? Apa amalan kita sudah terlebih sehingga kita boleh lupakan apa yang  Allah peringatkan kepada kita. Jawapan kepada persoalan di atas:
“……….Cukuplah Allah bagiku, tidak ada Tuhan selain dariNya. Hanya kepadaNya aku bertawakkal…..” [Surah At-Taubah 9: 129]
Kalau betul ‘dia’ adalah kekasih hati kita, mampukah dia membaca segala isi hati kita, mampukah dia mengubati luka di hati ini. Kita silap jika jawapannya ya, kerana kalau betul kenapa kita perlu beritahunya apa yang terpendam di hati, kalau ya kenapa kita perlu luahkan apa yang ada di hati dan kalau betul kenapa kita perlu susah payah mengadu manja padanya yang pada hakikatnya tidak mengerti apa-apa pun. Kekasih hati kita hanyalah Allah kerana Dia lebih mengetahui isi hati kita.
“ Sungguh Allah mengetahui yang ghaib (tersembunyi) di langit dan di bumi. Sungguh Dia Maha Mengetahui segala isi hati. “[Surah Fatir 35:38]
Kita hanya tahu mengeluh dan mengaduh sahaja tanpa memikirkan hikmah di sebalik ujian sakit itu.  Kita seringkali mempersoalkan kenapa kita yang harus menanggung kesakitan, kenapa dan mengapa. Itulah yang sering kita luahkan membuatkan kita lupa untuk mencari penyelesaiannya.
” Dan kami turunkan al-Quran(sesuatu)  yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang yang beriman, sedangkan bagi orang zalim (Al-Quran itu) hanya akan menambah kerugian .” [ Al-Isra' 17 : 82]
Sesiapa saja pasti gembira apabila dikurniakan nikmat kesenangan semasa hidup di dunia ini. Namun jangan kita lupa untuk bersyukur dan ingat lah setiap nikmat itu juga merupakan ujian.
“Kemudian kamu benar-benar akan ditanya pada hari itu tentang kenikmatan (kemegahan dunia) ” [At-Takasur 102:8]
Yang pasti setiap apa yang kita nikmati sekarang ini pasti akan diminta perhitungannya kelak dan Allah tidak lalai terhadap apa yang hambaNya kerjakan.
Rasa sunyi dan jiwa terasa kosong . Maka bermulalah misi syaitan untuk menyesatkan cucu Adam. Dibisikkan pada kita untuk melakukan kemungkaran. Tanpa kita sedari kita telah mengambil jalan yang mengundang kemurkaan Allah. Jangan, jangan sesekali kita lupa akan peringatan Allah.
Kelapangan yang  sering menjadi tanda tanya  terutama bila waktu lepas exam bagi student la. Tidak tahu apa nak buat lantas buat keputusan tengok drama secara marathon,huhu..Astaghfirullahal’azim, ruginya kita semua bila teringat akan firman Allah:
“Demi masa. Sesungguhnya manusia berada dalam kerugian. “[Al-'Asr 103:1-2]
Realiti hari ini telah membuktikan hikmah di sebalik Allah mengutus seorang Rasul untuk memberi peringatan kepada kita yang bernama insan.  Sinonim dengan sifat mudah lupa,kita perlu diberi peringatan untuk tidak terus berada di lembah kehinaan. Kitalah yang sering kali lupa dan menzalimi diri kita sendiri. Doa yang sering kita ucapkan dalam solat seolah-olah tidak memberi kesan langsung pada diri kita.
“Sesungguhnya  solatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanya untuk Allah.”
Itulah yang sering dilisankan oleh lidah kita, tetapi adakah kehidupan seharian kita benar-benar menggambarkan apa yang kita ucapkan. Tepuk dada tanya iman. Sama-samalah kita panjatkan doa, moga terampun segala dosa kita.Amin.
p/s: sebagai peringatan untuk diri sendiri yang tidak terlepas daripada melakukan kesilapan.moga Allah menerima taubat kita dan permudahkan jalan menujuNya 

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...