Sutta Pitaka Digha Nikaya merupakan salah satu bagian dari Sutta Pitaka, yang termasuk dalam Tipitaka atau Tripitaka, kumpulan teks suci dalam ajaran Buddhisme Theravāda. Digha Nikaya sendiri berarti "Kumpulan Khotbah Panjang" dan berisi 34 sutta atau khotbah yang disampaikan oleh Buddha Gautama. Dalam kumpulan ini, Buddha mengajarkan berbagai aspek ajaran moralitas, meditasi, kebijaksanaan, serta berdialog dengan berbagai kelompok masyarakat pada zamannya.
Bagian pertama dari Digha Nikaya disebut Sīlakkhandhavagga, yang menekankan aspek moralitas atau sīla. Salah satu sutta yang terkenal dalam bagian ini adalah Brahmajala Sutta atau Khotbah Jaring Brahma, di mana Buddha menguraikan berbagai pandangan filosofis yang berkembang saat itu dan menunjukkan bagaimana ajarannya melampaui semua konsep yang ada.
Ada pula Samaññaphala Sutta, yang mengisahkan percakapan antara Raja Ajatasattu dan Buddha tentang manfaat menjadi seorang pertapa, serta bagaimana praktik moralitas dan meditasi membawa seseorang pada kebebasan sejati.
Bagian kedua, yang disebut Mahāvagga, berisi sutta-sutta yang lebih panjang dan mendalam mengenai ajaran Buddha, termasuk kisah kehidupannya. Salah satu sutta terpenting dalam bagian ini adalah Mahāparinibbāna Sutta, yang mengisahkan hari-hari terakhir Buddha sebelum mencapai parinirvana, serta ajaran terakhir yang beliau sampaikan kepada murid-muridnya.
Selain itu, ada Mahāsatipaṭṭhāna Sutta, yang secara rinci menjelaskan praktik Satipaṭṭhāna, atau kesadaran penuh, yang merupakan metode utama untuk mencapai pencerahan.
Bagian terakhir, Pāṭikavagga, membahas berbagai kepercayaan, mitologi, serta dialog antara Buddha dengan berbagai kelompok masyarakat. Salah satu sutta yang penting dalam bagian ini adalah Sigālovāda Sutta, yang berisi nasihat Buddha kepada seorang pemuda bernama Sigāla tentang prinsip moralitas dan etika sosial, termasuk bagaimana seseorang harus memperlakukan orang tua, guru, pasangan, dan masyarakat sekitarnya.
Sementara itu, Pāṭika Sutta membahas klaim mengenai kekuatan supranatural dan menekankan bahwa pencapaian spiritual sejati tidak bergantung pada mukjizat, melainkan pada disiplin, praktik, dan kebijaksanaan sejati.
Secara keseluruhan, Digha Nikaya memiliki nilai yang sangat penting dalam Buddhisme karena tidak hanya memberikan wawasan mendalam tentang pemikiran dan metode pengajaran Buddha, tetapi juga mengajarkan prinsip-prinsip universal tentang moralitas, meditasi, dan kebijaksanaan.
Ajaran yang terkandung dalam teks ini relevan tidak hanya bagi para bhikkhu dan praktisi Buddhis, tetapi juga bagi siapa saja yang ingin memahami filsafat hidup yang lebih dalam. Buku ini menekankan bahwa kehidupan yang baik harus berlandaskan pada moralitas yang kuat (sīla), pengembangan kesadaran melalui meditasi (samādhi), serta kebijaksanaan (paññā) yang membawa pada pemahaman sejati tentang realitas.
Dengan demikian, Digha Nikaya menjadi salah satu teks klasik yang memiliki dampak besar dalam perkembangan spiritual dan intelektual umat Buddha di seluruh dunia.