Amarah juga sumber perceraian. Sebagian besar pasangan suami istri yang bercerai dimulai dari amarah yang tak terkendali. Dengan marah, masalah kecil akan jadi besar, dan masalah besar akan jadi bencana.
Kemesraan suami istri di awal pernikahan lenyap entah kemana karena dihilangkan oleh amarah yang menggunung. Jadi, bila anda tidak ingin bercerai dengan suami / istri anda, jangan marah. Kendalikan amarah anda. Banyak-banyak lah tersenyum pada suami / istri anda. Setelah tersenyum katakan lah : ”Aku sayang kamu”. Ehm...
Senin, 19 Juli 2010
Senyum resep antimarah
Keajaiban Senyum
Tersenyum, betapa mudahnya hal ini dilakukan. Hanya butuh sedetik untuk merubah bentuk bibir menjadi senyum. Dan hanya butuh tujuh detik mempertahankan sang senyum untuk terlihat sebagai ungkapan ketulusan hati.
Tetapi kenapa hal sederhana ini jarang terlihat? Wajah-wajah di jalan, di angkutan umum, di kantin, di kantor, bahkan di tempat wisata yang seharusnya menjadi kebun senyum, justru terlihat buram. Kerutan-kerutan di wajah menunjukkan betapa berat beban yang harus ditanggung wajah-wajah itu. Banyak wajah yang daerah diantara dua matanya mengkerut. Menyeramkan dan tampak garang. Duh...
Senyum itu sudah hilang dari wajah banyak orang. Entah kenapa senyum – bahkan tawa – yang selalu cerah menghiasi wajah-wajah itu dari kecil, sirna begitu saja. Sekarang, bahkan bukan hanya wajah-wajah tua dan dewasa yang telah kehilangan senyum manis. Wajah para remaja dan anak-anak pun telah ketularan kerutan-kerutan penuh beban itu.
Senyum pada hakikatnya adalah salah satu anugerah indah dari Tuhan Yang Maha Indah. Tuhan sengaja menganugerahkan senyum sebagai bagian dari keindahan manusia. Sayang, anugerah indah ini, tidak banyak ditemui di wajah banyak manusia. Dunia akan jauh lebih indah bila penduduknya gemar tersenyum.
Hidup dan kehidupan manusia pun akan lebih indah dan menenteramkan bila kita menemui banyak senyum di sekeliling kita. Terutama sang senyum dari wajah kita sendiri. Bukankah sangat enak bila kita menerima senyum? Dan bukankah jauh lebih enak bila kita lah yang memberi senyum?
Saudara, senyum yang sederhana, mudah dan gratis itu ternyata menyimpan banyak keajaiban. Setidaknya dari berbagai pengalaman dalam hidup saya. Yap, dalam hidup saya, saya menemui banyak keajaiban. Bentuknya macam-macam. Ada kemudahan, kesehatan, kekayaan, kebaikan, solusi dan sebagainya dari sebuah senyuman.
Sang senyum – lengkungan yang menurut Pak Gede Prama bisa meluruskan banyak hal – adalah hal yang luar biasa. Ia seperti oase di tengah gurun pasir. Ia seperti setetes air jernih dari mata air yang bisa menghilangkan dahaga. Ia seperti udara bagi yang tercekik. Ia seperti sumbangan uang bagi fakir miskin yang dirawat di rumah sakit. Ia seperti mangga muda bagi ibu muda yang sedang ngidam. Ia seperti pinjaman uang bagi yang sedang membutuhkan. Ia juga seperti semangkuk mie instan bagi pengungsi yang kelaparan.
Senyum pada hakikatnya adalah kebutuhan manusia. Siapa yang senang tersenyum membuat jiwa, perasaan, pikiran dan fisiknya terpenuhi salah satu kebutuhannya. Bila manusia tidak senang tersenyum, ada luka di jiwa, rasa dan pikirnya. Sang jiwa yang terluka membuat hidup dipenuhi kegelisahan. Sang rasa yang terluka membuat hidup tidak tenang. Sang pikir yang terluka membuat hidup penuh beban.
Aturan Senyum Tulus
Senyum tulus ada aturannya? Ya, ada. Aturan ini saya dapat dari dua orang guru saya. Pertama Pak Jamil Azzaini. Kedua, Pak Amir Tengku Ramly. Pertama sekali, saya belajar dari Pak Jamil, bahwa senyum itu harus 227. Artinya senyum baru terlihat tulus dengan menarik bibir ke kanan 2 cm, ke kiri 2 cm, pertahankan minimal selama 7 detik. Bila kurang dari 7 detik, maka senyum itu akan kehilangan ketulusannya.
Aturan ini lalu disempurnakan oleh Pak Amir. Menurut Pak Amir, senyum itu harus 127. Angka satu artinya sang senyum harus lah berasal dan bertujuan untuk menyatukan hati. Hati yang memberi dan menerima senyum. Dengan begitu, senyum itu berperan sebagai pengikat dan jembatan antara satu diri dengan diri-diri yang lain. Sedang angka 2 dan 7, maknanya sama dengan aturannya Pak Jamil.
Itulah senyum saudara...
Ia sederhana, tapi dahsyat luar biasa.
Ia kecil, tapi bermakna raksasa.
Ia mudah, tapi sangat berharga.
Karenanya,....
Tersenyum lah saudara
Nikmati keajaiban-keajaiban dalam hidup anda.
Dan...
Bagikanlah keajaiban bagi hidup sesama kita.
By Supardi Lee
Cobaan itu kecil di banding nikmat
Ibnul Qayyim rahimahullah (semoga Allah merahmatinya) mengatakan dalam kitab Zadul Ma’adnya bahwa “Ada satu tempat yang berisi campuran antara kekejian dan kebaikan yaitu dunia. Bila hari kiamat telah terjadi, maka Allah akan memisahkan antara yang keji dengan yang baik. Sesuatu yang keji akan seluruhnya berada di neraka dan sesuatu yang baik seluruhnya akan berada di surga”.
Dan sekarang kita hidup di dunia dimana kekejian, cobaan, musibah, kesenangan, kesedihan, kebahagiaan dan kebaikan bercampur dan saling mengalahkan antara satu dengan yang lain. Bagi yang imannya lemah maka kekejian serta berbagai keburukan lain akan menimpanya dan bagi yang imannya kuat maka kebaikanlah yang akan di rasakannya.
Kita sering mendengar kata cobaan atau dalam bahasa umumnya yaitu fitnah atau musibah. Sebagai contohnya anda jatuh dari motor berarti anda mendapat cobaan, anda mendapat nilai yang buruk berarti anda mendapat cobaan, anda sakit berarti anda mendapat cobaan, anda terjatuh di kamar mandi itu merupakan cobaan, anda tidak punya uang berarti anda mendapat cobaan, anda tertusuk duri itupun merupakan cobaan bagi anda. Yang pasti segala sesuatu yang anda jumpai yang tidak anda senangi baik itu lahir maupun batin dan mendatangkan kerugian maka itulah yang namanya cobaan.
Kemudian contoh lain, ada seseorang mengatakan kepada anda “Janganlah engkau memasuki tempat itu (diskotik contohnya) karena di dalamnya banyak cobaan” maka maksud cobaan disini adalah anda akan mendapat cobaan baik itu dalam agama anda, akhlak anda, tubuh anda, harta anda, kehormatan anda. Karena di dalamnya anda akan berhadapan dengan minuman-minuman yang merusak, orang - orang jahat yang bisa merusak anda dan sesuatu – sesuatu yang lain yang bisa merusak anda. Sebagian orang mengatakan bahwa “Sesuatu yang bisa merusak diri itu di benci sedangkan sesuatu yang bisa memperbaiki diri itu di sukai”.
Kemudian kita sering juga mendengar kata nikmat. Nikmat adalah segala sesuatu yang anda jumpai yang anda senang dengannya, bisa mendatangkan keuntungan dan kesenangan bagi jiwa. Contohnya, anda pergi kekampus dan dalam perjalanan anda tidak mengalami kecelakaan itu merupakan nikmat bagi anda, anda bisa bangun tidur kembali itu merupakan nikmat bagi anda, anda bisa merasakan makan dengan makanan yang enak itu merupakan nikmat bagi anda, anda mendapat nilai baik di kampus itu merupakan nikmat bagi anda, anda mendapatkan gaji dari pekerjaan anda itu merupakan nikmat bagi anda, anda bisa berpakaian baik itu merupakan nikmat bagi anda, anda mendapat sahabat yang baik itu merupakan nikmat bagi anda, anda bisa mengucapkan kata-kata yang baik itu merupakan nikmat bagi anda, anda bisa menulis sesuatu yang baik maka itu merupakan nikmat bagi anda dan nikmat-nikmat yang lain yang jika di tulis maka akan menghabiskan ribuan lembar kertas berjilid atau bahkan jutaan hingga kita tidak mampu untuk menghitungnya kembali. Karena Allah berfirman “dan jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kamu tak dapat menghitungnya” (Surat An Nahl ayat 18).
Maka ketahuilah dengan adanya nikmat seorang hamba Allah di anjurkan untuk bersyukur. Syukur itu adalah tingkatan paling tinggi dan paling luhur sekalipun anda sedang dalam menghadapi derita atau pahitnya cobaan. Karena jika anda membandingkan nikmat –nikmat Allah yang di karuniakan kepada anda yang sangat banyak jumlahnya dengan cobaan yang pernah anda alami maka anda akan dapati bahwa cobaan itu kecil di banding nikmat. Contohnya, pernahkan anda merasakan cobaan secara terus menerus tanpa henti selama sehari dari ketika anda bangun tidur hingga tidur kembali?? Tentu saja jawabannya tidak dan jika anda menjawab iya maka introspeksilah diri anda karena bisa jadi anda termasuk golongan orang – orang yang kurang mensyukuri nikmat Allah.
Untuk lebih memantapkan hati ketika anda di hadapkan nikmat, maka peganglah selalu kalimat ini “Jika aku bersyukur kepada Allah maka Allah akan menambah nikmatku dan aku sangat menyukainya namun jika aku mengingkari nikmat Allah maka Allah akan memberikan dosa dan adzab kepadaku sedangkan aku sangat membenci keduanya (dosa dan adzab). Jadi aku harus selalu bersyukur”.
Semoga tulisan ini bisa memberikan faedah yang banyak dan semoga kita menjadi golongan orang-orang yang bersyukur.
Alhamdulillaahi rabbil ‘aalamiin…
by Sumarno Adi Subrata
Minggu, 18 Juli 2010
Indahnya Menikah
Ketika melihat pasangan yang baru menikah,saya suka tersenyum. Bukan apa-apa, saya hanya ikut merasakan kebahagiaan yang berbinar spontan dari wajah-wajah syahdu mereka.Tangan yang saling berkaitan ketika berjalan, tatapan-tatapan penuh makna, bahkan sirat keengganan saat hendak berpisah. Seorang sahabatyang tadinya mahal tersenyum, setelah menikah senyumnya selalu saja mengembang. Ketika saya tanyakan mengapa, singkat dia berujar”Menikahlah! Nanti juga tahu sendiri”. Aih…
Menikah adalah sunnah terbaik dari sunnah yang baik itu yang saya baca dalam sebuah buku pernikahan. Jadi ketika seseorang menikah, sungguh ia telah menjalankan sebuah sunnah yang di sukai Nabi. Dalam bukutersebut dikatakan bahwa Allah hanya menyebut nabi-nabi yang menikahdalam kitab-Nya. Hal ini menunjukkan betapa Allah menunjukkankeutamaan pernikahan. Dalam firmannya, “Dan diantara tanda-tandakekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismusendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tentram kepadanya, dan Diamenjadikan rasa kasih sayang diantaramu. Sesungguhnya pada yangdemikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kalian yangberfikir.” (QS. Ar-Rum: 21).
Menikah itu Subhanallah indah, kata teman2 saya dan hanya bisadirasakan oleh yang sudah menjalaninya. Ketika sudah menikah, semuanyamenjadi begitu jelas, alur ibadah suami dan istri. Beliaumengibaratkan ketika seseorang baru menikah dunia menjadi terangbenderang, saat itu kicauan burung terdengar begitu merdu. Sepoi angindimaknai begitu dalam, makanan yang terhidang selalu saja disantaplezat. Mendung di langit bukan masalah besar. Seolah dunia milikmereka saja, mengapa? karena semuanya dinikmati berdua. Hidup sepertiseolah baru dimulai, sejarah keluarga baru saja disusun.
Namun sayang tambahnya, semua itu lambat laun menguap ke angkasamembumbung atau raib ditelan dalamnya bumi. Entahlah saat itu cintamereka berpendar ke mana. Seiring detik yang berloncatan, seolah cintamereka juga. Banyak dari pasangan yang akhirnya tidak sampai ketujuan, tak terhitung pasangan yang terburai kehilangan pegangan,selanjutnya perahu mereka karam sebelum sempat berlabuh di tepian.Bercerai, sebuah amalan yang diperbolehkan tapi sangat dibenci Allah.
Ketika Allah menjalinkan perasaan cinta diantara suami istri, sungguhitu adalah anugerah bertubi yang harus disyukuri. Karena cinta istrikepada suami berbuah ketaatan untuk selalu menjaga kehormatan diri dankeluarga. Dan cinta suami kepada istri menetaskan keinginan melindungidan membimbingnya sepenuh hati. Lanjutnya kemudian.
Saya jadi ingat, saat itu seorang istri memarahi suaminyahabis-habisan, saya yang berada di sana merasa iba melihat sang suamiyang terdiam. Padahal ia baru saja pulang kantor, peluh masihmembasah, kesegaran pada saat pergi sama sekali tidak nampak,kelelahan begitu lekat di wajah. Hanya karena masalah kecil, emosiistri meledak begitu hebat. Saya kira akan terjadi “perang” hinggabermaksud mengajak anak-anak main di belakang. Tapi ternyata di luardugaan, suami malah mendaratkan sun sayang penuh mesra di kening sangistri. Istrinya yang sedang berapi-api pun padam, senyum malu-malunyamengembang kemudian dan merdu uaranya bertutur “Maafkan Mama ya Pa..”.Gegas ia raih tangan suami dan mendekatkannya juga ke kening,rutinitasnya setiap kali suaminya datang.
Jauh setelah kejadian itu, saya bertanya pada sang suami kenapa iaberbuat demikian. “Saya mencintainya, karena ia istri yangdianugerahkan Allah, karena ia ibu dari anak-anak. Yah karena sayamencintainya” demikian jawabannya.
Ibn Qayyim Al-Jauziah seorang ulama besar, menyebutkan bahwa cintamempunyai tanda-tanda. Pertama, ketika mereka saling mencintai makasekali saja mereka tidak akan pernah saling mengkhianati, Mereka akansaling setia senantiasa, memberikan semua komitmen mereka.Kedua, ketika seseorang mencintai, maka dia akan mengutamakan yangdicintainya, seorang istri akan mengutamakan suami dalam keluarga, danseorang suami tentu saja akan mengutamakan istri dalam halperlindungan dan nafkahnya. Mereka akan sama-sama saling mengutamakan,tidak ada yang merasa superior.Ketiga, ketika mereka saling mencintai maka sedetikpun mereka tidakakan mau berpisah, lubuk hatinya selalu saling terpaut. Meskipunsecara fisik berjauhan, hati mereka seolah selalu tersambung. Ada do’aistrinya agar suami selamat dalam perjalanan dan memperoleh suksesdalam pekerjaan. Ada tengadah jemari istri kepada Allahi supaya suamiselalu dalam perlindunganNya, tidak tergelincir. Juga ada ingatansuami yang sedang membanting tulang meraup nafkah halal kepada istritercinta, sedang apakah gerangan Istrinya, lebih semangatlah ia.
Saudaraku, ketika segala sesuatunya berjalan begitu rumit dalam sebuahrumah tangga, saat-saat cinta tidak lagi menggunung dan menghilangseiring persoalan yang datang silih berganti. Perkenankan sayamengingatkan lagi sebuah hadist nabi. Ada baiknya para istri dan suamimenyelami bulir-bulir nasehat berharga dari Nabi Muhammad. Salah satuwasiat Rasulullah yang diucapkannya pada saat-saat terakhirkehidupannya dalam peristiwa haji wada’:
“Barang siapa -diantara para suami- bersabar atas perilaku buruk dariistrinya, maka Allah akan memberinya pahala seperti yang Allah berikankepada Ayyub atas kesabarannya menanggung penderitaan. Dan barangsiapa -diantara para istri- bersabar atas perilaku buruk suaminya,maka Allah akan memberinya pahala seperti yang Allah berikan kepadaAsiah, istri fir’aun” (HR Nasa-iy dan Ibnu Majah ).
Kepada saudaraku yang baru saja menggenapkan setengah dien, Tak adasalahnya juga untuk saudaraku yang sudah lama mencicipi asam garamnyapernikahan, Patrikan firman Allah dalam ingatan : “…Mereka (paraistri) adalah pakaian bagi kalian (para suami) dan kalian adalahpakaian bagi mereka…” (QS. Al-Baqarah:187)
Torehkan hadist ini dalam benak : “Sesungguhnya ketika seorang suamimemperhatikan istrinya dan begitu pula dengan istrinya, maka Allahmemperhatikan mereka dengan penuh rahmat, manakala suaminya rengkuhtelapak tangan istrinya dengan mesra, berguguranlah dosa-dosa suamiistri itu dari sela jemarinya” (Diriwayatkan Maisarah bin Ali dariAr-Rafi’ dari Abu Sa’id Alkhudzri r.a)
Kepada sahabat yang baru saja membingkai sebuah keluarga, Kepada parapasutri yang usia rumah tangganya tidak lagi seumur jagung, Ingatlahketika suami mengharapkan istri berperilaku seperti Khadijah istriNabi, maka suami juga harus meniru perlakukan Nabi Muhammad kepadapara Istrinya. Begitu juga sebaliknya.
Perempuan yang paling mempesona adalah istri yang shalehah, istri yangketika suami memandangnya pasti menyejukkan mata, ketika suaminyamenuntunnya kepada kebaikan maka dengan sepenuh hati dia akanmentaatinya, jua tatkala suami pergi maka dia akan amanah menjagaharta dan kehormatannya. Istri yang tidak silau dengan gemerlap duniamelainkan istri yang selalu bergegas merengkuh setiap kemilau ridha suami.
Lelaki yang berpredikat lelaki terbaik adalah suami yang memuliakanistrinya. Suami yang selalu dan selalu mengukirkan senyuman di wajahistrinya. Suami yang menjadi qawwam istrinya. Suami yang begitutangguh mencarikan nafkah halal untuk keluarga. Suami yang tak lelahberlemah lembut mengingatkan kesalahan istrinya. Suami yang menjadiseorang nahkoda kapal keluarga, mengarungi samudera agar selamatmenuju tepian hakiki “Surga”. Dia memegang teguh firman Allah, “Wahaiorang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari apineraka…” (QS. At-Tahrim: 6)
Akhirya, semuanya mudah-mudah tetap berjalan dengan semestinya. Semuaberlaku sama seperti permulaan. Tidak kurang, tidak jugaberlebihan.Meski riak-riak gelombang mengombang-ambing perahu yangsedang dikayuh, atau karang begitu gigih berdiri menghalangi bidukuntuk sampai ketepian. Karakter suami istri demikian, Insya Allahdapat melaluinya dengan hasil baik. Sehingga setiap butir hari yangbergulir akan tetap indah, fajar di ufuk selalu saja tampak merekah.Keduanya menghiasi masa dengan kesyukuran, keduanya berbahtera denganbekal cinta. Sama seperti syair yang digaungkan Gibran,
Bangun di fajar subuh dengan hati seringan awanMensyukuri hari baru penuh sinar kecintaanIstirahat di terik siang merenungkan puncak getaran cintaPulang di kala senja dengan syukur penuh di rongga dadaKemudian terlena dengan doa bagi yang tercinta dalam sanubariDan sebuah nyanyian kesyukuran tersungging di bibir senyuman
Semoga Allah selalu menghimpunkan kalian (yang saling mencintai karenaAllah dalam ikatan halal pernikahan) dalam kebaikan. Mudah-mudahanAllah yang maha lembut melimpahkan kepada kalian bening saripaticinta, cinta yang menghangati nafas keluarga, cinta yangmenyelamatkan. Semoga Allah memampukan kalian membingkai keluargasakinah, mawaddah, warrahmah.
Semoga Allah mematrikan helai keikhlasan di setiap gerak dalamkeluarga. Jua Allah yang maha menetapkan, mengekalkan ikatanpernikahan tidak hanya di dunia yang serba fana tapi sampai ke sana,the real world “Akhirat”. Mudah-mudahan kalian selamat mendayungsampai ketepian.Allahumma Aamiin.
Barakallahu, untuk para pengantin muda. Mudah-mudahan saya mampumengikuti tapak kalian yang begitu berani mengambil sebuah keputusanbesar, yang begitu nyata menandakan ketaqwaan kepada Allah sertaketaatan kepada sunnah Rasul Pilihan. Mudah-mudahan jika giliran sayatiba, tak perlu lagi saya bertanya mengapa teman saya menjadi begitumurah senyum. Karena mungkin saya sudah mampu menemukan jawabannya sendiri.
*Bayu Gautama