berbaring di atas kegalauan
seperti bersanding dengan keigauan
tenanglah tenang
duhai hati
selagi jantung memimpin nadi
selagi hayat terus memberi...
Thursday, 26 April 2012
pantun puisi
PANTUN PUISI
bukan tak sudi tangan kuhulur
puas kucatat tak siapa peduli
asal niat - niat di kubur
kubur ditabur kemboja wangi
hinggap sesibur di hijau sulur
tertinggal sayap di sanggul puteri
jatuh menimpa di bunga melur
layu tersungkur di catatan puisi
putih warna si bunga melur
hiasan sanggul mustika sari
biarlah sinar mengikut jalur
biarlah takdir menentu hari
terdengar dengut burung tekukur
meneguk embun di batil pelangi
tangan menadah qalbu bersyukur
kalam berpaut silaturahmi
25 APRIL 2012
bukan tak sudi tangan kuhulur
puas kucatat tak siapa peduli
asal niat - niat di kubur
kubur ditabur kemboja wangi
hinggap sesibur di hijau sulur
tertinggal sayap di sanggul puteri
jatuh menimpa di bunga melur
layu tersungkur di catatan puisi
putih warna si bunga melur
hiasan sanggul mustika sari
biarlah sinar mengikut jalur
biarlah takdir menentu hari
terdengar dengut burung tekukur
meneguk embun di batil pelangi
tangan menadah qalbu bersyukur
kalam berpaut silaturahmi
25 APRIL 2012
Tuesday, 24 April 2012
Endorsement buat Maslina Mahbu dan Lina Sarkawi
"Bahawa Hawa
itu adalah bunga zaman yang dihadirkan dari tulang rusuk Adam sebagai
isteri, pelengkap kepada jasmani dan ruhani dalam membina eksistensi
hidup berpasangan menurut syariat Allah SWT.
Benar, wanita itu
seperti bunga yang cantik. 'Cantik' dalam ertikata memiliki sifat-sifat
kehalusan, kelembutan dan keindahan. Ia memerlukan belaian dan
perhatian. Tanpanya, ia akan layu atau rosak binasa jika jatuh ke tangan
yang tidak pandai menghargainya.
Antologi puisi ini cuba
mengungkap persoalan eksistensi wanita dalam segala aspek kehidupannya,
yang perlu diselami jauh ke dalam rahsia nuraninya; bagaimana sebenarnya
keberadaan wanita itu di dalam 'rahim'Nya. - Rosmiaty Shaari
Endorsement buat Dimaz IndiaNa SEnja
Dimaz IndiaNa SEnja BERMAIN DENGAN CAHAYA
Apa yang ingin kuperkatakan tentang penyair muda ini (Dimas Indianto S) ialah kelincahan jari-jemarinya yang mengaduk-aduk dan menimang-nimang cahaya. Sesekali dimandikannya cahaya itu dengan titisan hujan dan diselimuti dengan kelembutan angin. Seolah-olah cahaya adalah pancaran keperibadian jemari yang menimang-nimangnya. Barangkali kerana beliau mahasiswa Jurusan Tarbiah di STAIN Purwokerto, Jawa Tengah, Indonesia yang dididik dengan disiplin ilmu ukhrawi, hampir kesemua puisinya sudah memutik nafas kerohanian yang diharap bisa berkembang sebagai falsafah cinta yang lebih universal, yang menjurus kepada cinta ketuhanan. Meski masih nampak sederhana dalam pengucapannya, saya yakin benar penyair muda ini boleh melangkah jauh ke hadapan melewati batas masa para penyair kontemporari masakini. -
Rosmiaty Shaari
Apa yang ingin kuperkatakan tentang penyair muda ini (Dimas Indianto S) ialah kelincahan jari-jemarinya yang mengaduk-aduk dan menimang-nimang cahaya. Sesekali dimandikannya cahaya itu dengan titisan hujan dan diselimuti dengan kelembutan angin. Seolah-olah cahaya adalah pancaran keperibadian jemari yang menimang-nimangnya. Barangkali kerana beliau mahasiswa Jurusan Tarbiah di STAIN Purwokerto, Jawa Tengah, Indonesia yang dididik dengan disiplin ilmu ukhrawi, hampir kesemua puisinya sudah memutik nafas kerohanian yang diharap bisa berkembang sebagai falsafah cinta yang lebih universal, yang menjurus kepada cinta ketuhanan. Meski masih nampak sederhana dalam pengucapannya, saya yakin benar penyair muda ini boleh melangkah jauh ke hadapan melewati batas masa para penyair kontemporari masakini. -
Rosmiaty Shaari
Monday, 23 April 2012
catatan ()
andai dapat kusemadikan warnamu ke liang bumi
mahu kusemaikan kemboja wangi
namun warnamu tetap juga terapung di langit batini
terawang-awang di setiap sudut yang memberi
meskipun kakiku letih berlari
kau tetap tak letih memayungi.
mahu kusemaikan kemboja wangi
namun warnamu tetap juga terapung di langit batini
terawang-awang di setiap sudut yang memberi
meskipun kakiku letih berlari
kau tetap tak letih memayungi.
Friday, 20 April 2012
catatan ()
tiba-tiba kembang teja, sesibur hijau, lengkung pelangi, mawar susila,
taman belukar, lipatan sireh, keris berlok tujuh, jalur sinar, titisan
embun, guguran kuning, pucuk gelombang, nyanyi angin, burung pungguk,
bulan putih, bunga padma, sayap sintar - semuanya berteduh, menjadi voilet di airmata,
berpusar pada satu titik yang kehilangan dasar, sebelum kembali menjadi
akar untuk tumbuh lagi sulur yang baru. semoga berbunga restu...
17/04/2012
Tuesday, 10 April 2012
catatan ()
katanya, perempuan sangat mudah termakan umpan oleh lembut suara
penyayang. suara lembut penyayang yang menyangkut umpan di hujung benang
temberang itu, bukankah termakan umpan oleh joran bikinan nafsu yang
terancang? perempuan tersangkut di mata umpan, suara lembut berjiwa
penyayang tersangkut di mata nafsu - sedarlah, kamu seharusnya saling
membantu, memadamkan api yang membakar rumah-rumah qalbu...
Sunday, 8 April 2012
Saturday, 7 April 2012
catatan ()
tidak ada yang berani bertanya tentang umur
setelah ruh berbisik, nyawa hanya senipis kulit bawang
bila ditiup angin
ia terbang
ia melayang...
setelah ruh berbisik, nyawa hanya senipis kulit bawang
bila ditiup angin
ia terbang
ia melayang...
catatan ()
seperti embun
ia datang dan ia pergi
untuk kesekian kalinya
aku tak akan membilang lagi
butir-butir yang jatuh ke bumi
atau yang kering ke langit nurani
kerana ia tidak lagi membawa apa-apa erti
ia datang dan ia pergi
untuk kesekian kalinya
aku tak akan membilang lagi
butir-butir yang jatuh ke bumi
atau yang kering ke langit nurani
kerana ia tidak lagi membawa apa-apa erti
catatan ()
bukanlah teja menolak cinta
oleh sireh dimanterakan pelupa
kalau runduk ilalang bayanglah yang tumbang
kalau runduk malam mentarilah yang tenggelam
aku di luar menatap alam
Kau di dalam membaca hati
sebesar zarah Kau tetap peduli...
oleh sireh dimanterakan pelupa
kalau runduk ilalang bayanglah yang tumbang
kalau runduk malam mentarilah yang tenggelam
aku di luar menatap alam
Kau di dalam membaca hati
sebesar zarah Kau tetap peduli...
Thursday, 5 April 2012
akulah lelaki itu
- Djazlam Zainal
akulah lelaki itu
di antara perempuan-perempuan tangguh
di galeri seni dan ilmu
siti zainon ismail
sore itu
siti zainon ismail
sasterawan paling gencar
dilahirkan di malaysia
puluhan buku akademi dan sastra
dihasilkan saban waktu
gurisan sketsa dan lukisan
mengalir halus
di graha seni bangi
satu-satunya di sini
beliau yang kunobat sejak lama
sebagai sastrawan negara wanita
daripada kalian sastrawan yang ada
free hearty
akademia yang kukagumi
dari sisi yang tak pernah disuluhi
berbicara dengan ilmu yang penuh
dan derap yang tangguh
aku luluh
dalam bahasanya yang sederhana
namun cukup bertenaga
dan usianya yang kian matang
sukar ditantang
bertemu siti di sini
mengungguni api seni
di graha siti
rosmiaty shaari
penyair asuhan waktu
turut ditimang gelombang ilmu
besar bersama awan
di graha siti turut bersinar
berbicara tentang kehalusan
dan arti kemanusiaan
dalam lipatan iman
seorang perempuan
sore senin itu
aku melewati waktu
menjadi saksi berarti
aku
hanya seekor kelkatu
di tiang-tiang lampu
mengkagumi sinarmu
dan apabila aku hampiri
aku mati
12 jamadilawal 1433/ 4 april 2012
akulah lelaki itu
di antara perempuan-perempuan tangguh
di galeri seni dan ilmu
siti zainon ismail
sore itu
siti zainon ismail
sasterawan paling gencar
dilahirkan di malaysia
puluhan buku akademi dan sastra
dihasilkan saban waktu
gurisan sketsa dan lukisan
mengalir halus
di graha seni bangi
satu-satunya di sini
beliau yang kunobat sejak lama
sebagai sastrawan negara wanita
daripada kalian sastrawan yang ada
free hearty
akademia yang kukagumi
dari sisi yang tak pernah disuluhi
berbicara dengan ilmu yang penuh
dan derap yang tangguh
aku luluh
dalam bahasanya yang sederhana
namun cukup bertenaga
dan usianya yang kian matang
sukar ditantang
bertemu siti di sini
mengungguni api seni
di graha siti
rosmiaty shaari
penyair asuhan waktu
turut ditimang gelombang ilmu
besar bersama awan
di graha siti turut bersinar
berbicara tentang kehalusan
dan arti kemanusiaan
dalam lipatan iman
seorang perempuan
sore senin itu
aku melewati waktu
menjadi saksi berarti
aku
hanya seekor kelkatu
di tiang-tiang lampu
mengkagumi sinarmu
dan apabila aku hampiri
aku mati
12 jamadilawal 1433/ 4 april 2012
Wednesday, 4 April 2012
ros si mawar kerudung putih
Ros si Mawar Kerudung putih
- Siti Zainon Ismail
Gerimis sepanjang Airangek
menjalur ke pipi malam
kami menunggu kabut
kabut berurutan meredah wajah
.mata ibunda berkaca
dalam denting tarian piring
putih gebu awan menghiris nyilu
dan titis air rahmah dari Langit
terus mengejar kami
tapi bunga labu sudah berkembang
cili padi sudah minta dipetik
para ibu menyinsing lengan
menyiapkan hidangan
walau kami tidak pernah tahu
hati iba seorang ibu
puteranya ke seberang belum juga pulang.
Merapi dan Singgalang
kadang hilang dalam awan
sebentar tiba api nyalang
adalah kita
menyambung kehidupan!
(teringat sahabatku Ib dan Maz yg jauh di perantauan)
2011-2012
Gerimis sepanjang Airangek
menjalur ke pipi malam
kami menunggu kabut
kabut berurutan meredah wajah
.mata ibunda berkaca
dalam denting tarian piring
putih gebu awan menghiris nyilu
dan titis air rahmah dari Langit
terus mengejar kami
tapi bunga labu sudah berkembang
cili padi sudah minta dipetik
para ibu menyinsing lengan
menyiapkan hidangan
walau kami tidak pernah tahu
hati iba seorang ibu
puteranya ke seberang belum juga pulang.
Merapi dan Singgalang
kadang hilang dalam awan
sebentar tiba api nyalang
adalah kita
menyambung kehidupan!
(teringat sahabatku Ib dan Maz yg jauh di perantauan)
2011-2012
Subscribe to:
Posts (Atom)