Rabu, 06 Mei 2009

Surat Wasiat

Mbah Peyang adalah seorang tua yang sangat disegani di kampungnya. Ia terkenal baik hati dan suka menolong orang. Sekarang mbah Peyang sedang sakit asma kronis. Dan dokter sudah menyatakan bahwa mbah Peyang sudah kritis.


Mendengar kata dokter, anak cucunya kemudian berkumpul dan memanggil pak Ustadz untuk memimpin doa bagi mbah Peyang.
Pak Ustadz segera mengambil posisi di sebelah ranjang dekat kepala mbah Peyang dan mulai memimpin doa. Di tengah-tengah kekhusyukan membaca doa, tiba-tiba terlihat nafas mbah Peyang mulai tersengal-sengal... dia seolah ingin mengatakan sesuatu tetapi tidak bisa keluar dari mulutnya. Dia memberi isyarat kepada anaknya untuk meminta alat tulis.
Anaknya segera memberi apa yang diminta dan berpikir bahwa mbah Peyang akan menuliskan sebuah wasiat bagi mereka.
Setelah selesai menulis, mbah Peyang menyerahkan suratnya itu kepada pak Ustadz, yang langsung memasukkan surat tersebut ke dalam saku bajunya. Pikirnya, tidak etis membaca surat wasiat di depan orang yang sudah sekarat. Tak lama kemudian mbah Peyang pun menghembuskan nafas terakhir, diiringi isak tangis anak cucu yang begitu menyayanginya.
Tujuh hari setelah kematian mbah Peyang, diadakan tahlilan untuk mendoakan mbah Peyang, dan pak Ustadz diundang lagi untuk memimpin doa di rumah mbah Peyang. Selesai berdoa, mereka beramah tamah, dan tiba-tiba pak Ustadz teringat bahwa baju yg dipakainya adalah baju yang dipakai pada saat mbah Peyang meninggal dunia di rumah sakit. Dia juga teringat bahwa mbah Peyang memberikan surat wasiat yang belum sempat dibacakannya.
Tiba-tiba pak Ustadz memotong acara makan bersama sambil berkata: "Saudara-saudara, kita tahu bahwa mbah Peyang telah meninggalkan kita. Pada saat beliau meninggal, ada satu surat wasiat yang diberikan kepada saya, yang sampai sekarang belum saya bacakan isinya. Oleh karenanya, saat ini adalah tepat untuk membuka dan membaca surat wasiat dari mbah Peyang." Pak Ustadz mengambil surat wasiat itu dari kantongnya seraya berkata: "Saya akan bacakan surat wasiat mbah Peyang yang berbunyi:..." tiba-tiba pak ustadz pingsan. Jadi hebohlah acara itu. Beberapa orang yang penasaran kenapa pak Ustadz pingsan setelah membuka surat wasiat mbah Peyang, mengambil surat wasiat itu, dan ternyata di surat wasiat itu tertulis:
"PAK USTADZ, TOLONG ANDA GESER SEDIKIT. SAYA NGGAK BISA BERNAFAS, KARENA ANDA MENGINJAK SELANG OKSIGEN SAYA."

Selengkapnya......

Kamis, 23 April 2009

Taruhan telur kotak

Seorang wanita tua masuk ke Bank Indonesia (BI) dengan sekoper uang. Ia membujuk supaya dipertemukan dengan Gubernur BI. "Saya akan buka rekening.

Uang yang akan saya simpan sangat-sangat besar," katanya.
Semula staf bank ragu, tapi akhirnya membawa wanita tua ini ke ruangan Gubernur BI.
Sang gubernur bertanya, berapa banyak uang yang akan disimpan. "Rp. 1 milyar," jawab wanita itu sambil meletakkan koper uang di meja. Sang gubernur bank penasaran, "Maaf, ibu saya agak terkejut. Dari mana ibu dapatkan uang tunai sebanyak ini?"
"Saya menang tebak-tebakan!"
"Well, menebak macam apa, kok taruhannya besar sekali?" sang gubernur penasaran.
"Mau contoh? Saya yakin telur burungmu bentuknya kotak!"
"Hah…!” Gubernur BI tergelak. "Ini tebakan paling konyol yang pernah saya dengar. Anda tak mungkin menang dengan tebakan seperti itu," ujarnya yakin.
"Ok, mau taruhan dengan saya?" tantang si wanita tua.
"Siapa takut?, " jawab gubernur. "Saya bertaruh Rp. 50 juta, karena saya tahu telur saya tidak kotak!"
"Ok, ini menyangkut uang gedhe. Bisa saya ajak pengacara ke sini besok jam 10 pagi, sebagai saksi?" tanya wanita tua.
"Tentu saja," ujar Gubernur BI mantap.
Malam harinya, ia gelisah. Ia lalu berdiri telanjang di depan cermin. Dia raba-raba telurnya, lalu bergerak ke kiri ke kanan berulang-ulang, memastikan telurnya tidak kotak. Sampai larut malam, akhirnya dia yakin telurnya benar-benar bulat, tidak kotak. Maka ia yakin besok bakal menang taruhan.

Tepat jam 10.00 pagi, wanita tua itu datang dengan pengacara ternama, Si Sitompul. Setelah memperkenalkan pengacara asal Batak itu, ia mengulang kesepakatan kemarin, "Rp. 50 juta untuk tebakan telur burungmu yang kotak?", kata si Nenek. Gubernur BI pun setuju.

Setelahnya, wanita tua itu meminta presdir buka celananya supaya semua bisa melihat bentuk telurnya. Kontan, Gubernur BI komplain. Sayang ia tak bisa menolak. Wanita tua ini cuek saja meraih telur si gubernur dan meraba-rabanya.

"Yah, tak apalah. uang Rp. 50 juta tidak kecil. Biar ibu yakin telur saya tidak kotak." ujar Gubernur BI deg-degan. Pada detik yang sama saat wanita tua itu meraba-raba telur presdir, pengacaranya Si Sitompul terlihat lemas sambil membentur-benturkan kepalanya ke dinding.

Gubernur BI bertanya, "Ada apa dengan pengacara itu?" Wanita tua ini menjawab kalem, "Ndak apa-apa. Saya cuman bertaruh dengannya Rp. 250 juta, bahwa jam 10.00 pagi ini saya bisa memegang telur presdir Bank Indonesia!"

Selengkapnya......

Suroboyoan

Paijo karo Tukinem bede-bedean,

Paijo : "Nem, kewan opo sing endase koyo ulo, sikile koyo sikile gajah, awake koyo awae ayam tangane koyo tangane bajul?"

Tukinem : "Kewan opo yo.....kewan ...gak eroh wis nyerah..."
Paijo : "Yo gak ono kewan koyo ngono iku nem, ngono kok dipikirno"
Tukinem : "Wah, raimu cak...cak"

Selengkapnya......

Pejabat Anti Korupsi

Setelah proyek multimilyar dollar selesai, sang dirjen kedatangan tamu bule wakil dari HQ kantor pemenang tender. Udah 7 tahun di Jakarta jadi bisa cakap Indonesia.


Bule: "Pak, ada hadiah dari kami untuk bapak. Saya parkir dibawah mercy S 320."

Dirjen : "Anda mau menyuap saya? ini apa-apaan? tender dah kelar kok. jangan gitu ya, bahaya tau haree genee ngasih-ngasih hadiah."

Bule: "Tolonglah pak diterima. kalau gak, saya dianggap gagal membina relasi oleh kantor pusat."


Dirjen: "Ah, jangan gitu dong. saya gak sudi!!"

Bule (mikir ): "Gini aja, pak. gimana kalau bapak beli saja mobilnya..."

Dirjen: "Mana saya ada uang beli mobil mahal gitu!!"

Bule menelpon kantor pusat.

Bule: "Saya ada solusi, Pak. bapak beli mobilnya dg harga rp.10.000,- saja."

Dirjen: "Bener ya? OK, saya mau. jadi ini bukan suap. pake kwitansi ya.."

Bule: "Tentu, Pak.."

Bule menyiapkan dan menyerahkan kwitansi. dirjen membayar dengan uang 50 ribuan. mereka pun bersalaman.

Bule (sambil membuka dompet ): "Oh, maaf Pak. ini kembaliannya Rp.40.000,-."

Dirjen: "Gak usah pakai kembalian segala. tolong kirim 4 mobil lagi ke rumah saya ya..."

Bule : @#$%^&**(


Selengkapnya......

Rabu, 22 April 2009

Beda kardus

Apa beda kardus kondom ama kardus obat?

JAWAB : kalo kardus obat"shake before use"
kalo kardus kondom : "use before shake"

Selengkapnya......

Nama anak

Lumayan buat yg udah kawin en pengen punya anak... memberi nama sesuai dengan pekerjaan/hobi dari ayah ibunya...
Pandai menanam bunga, diberi nama Rosiman. Pandai memperbaiki mobil, diberi nama Karman.

Pandai main golf, Parman. Pandai dalam surat korespondensi, Suratman. Gagah perkasa, Suparman. Kuat dalam berjalan, Walkiman. Berani bertanya, Asman. Ahli membuat kue, Paiman. Pandai berdagang, Saliman. Pandai melukis, Saniman. Agar jadi orang kaya, Sugiman. Agar jadi orang yg berbudi luhur, Budiman. Agar besar nanti pandai cari muka, Yasman. Suka begituan, Pakman. Suka makan toge goreng, Togiman. Selalu ketagihan, Tuman. Suka telanjang, Nudiman. Selalu sibuk terus, Bisiman. Biar selalu beruntung .... Lukman. Biar pinter main game .... Giman. Biar bisa sering cuti .... Sutiman. Biar jadi juragan sate .... Satiman. Biar jadi juragan trasi .... Tarsiman. Biar pinter memecahkan problem .... Sukarman. Biar kalau ujian ndak usah mengulang .... Herman. Biar pinter bikin jus .... Yusman. Biar jadi orang yang berwibawa .... Jaiman. Biar jadi pemain musik .... Basman. Biar awet muda .... Boiman. Biar pinter berperang .... Warman. Biar jadi orang Bali .... Nyoman. Biar jadi orang Sunda .... Maman. Biar lincah seperti monyet .... Hanoman. Biar jadi orang Belanda .... Kuman. Biar tetep tinggal di Jogja .... Sleman. Biar jadi tukang sepatu handal .... Soleman. Biar tetep bisa jalan walau ndak pake mesin .... Delman.

Selengkapnya......
 
© free template by Blogspot tutorial